Tittle: Kataomoi (Unrequited Love)

Genre: Romance, Friendship, Angst

Pairing: Kyumin

Rating: T

Warning: typo(s) everywhere, BL, Failed angst (maybe?)

Disclaimer: Inspired by Miwa's song dengan judul yang sama. Kyuhyun dan Sungmin adalah milik Tuhan, SMEnt, dan orangtua masing-masing. I own nothing but Kyumin and this story. Kkk~

Summary: Kyunnie, sebenarnya aku punya banyak sekali hal yang ingin kukatakan padamu. Sayanganya waktuku takkan cukup untuk itu semua. Jadi, kumohon biarkan aku di sisimu sebentar lagi.

.

enJOY~

.


Langit biru yang cerah. Namun tak secerah hati seorang namja jangkung dengan pakaian serba hitamnya. Ia melangkah gontai menuju halaman rumah seseorang. Seandainya kita bisa melihat ke balik kacamata hitam yang dikenakannya, akan terlihat tatapan kosong yang menyayat hati.

Bagaimana tidak? Siapa yanng hatinya tak tercabik-cabik saat orang yang disayanginya –bahkan dicintainya— meninggalkannya. Sungguh-sungguh 'meninggalkannya'. Meninggalkannya, hilang begitu saja dari kehidupannya.

Sesungguhnya ia tak sanggup kalau masih harus menghadiri pemakaman ini. Apa lagi jika harus melihat wajah manis itu. Wajah manis yang hanya akan tertidur selamanya. Wajah manis yang selalu tersenyum meskipun sering dibentaknya. Wajah manis yang tak akan pernah lagi ia lihat kedepannya.

"Kyuhyun-ah."

Seketika itu juga namja yang dipanggil Kyuhyun tadi menoleh. Terlihat seorang namja yang juga memakai pakaian serba hitam datang menghampirinya. Namja yang dikenal bernama Donghae tersebut tersenyum lembut padanya. Namun Kyuhyun tahu itu senyum yang dipaksakan. Sungguh terlihat, namja itu juga dalam keadaan berduka atas kehilangan seorang sahabat. Sayangnya Kyunyun merasa Donghae lebih beruntung darinya.

"Annyeong, Donghae-ssi." sapa Kyuhyun sopan.

Donghae mengernyit mendengarnya, lalu ia memukul lengan Kyuhyun pelan. Kyuhyun langsung menatapnya heran. "Tak usah seformal itu. Kau teman Sungmin, jadi kau temanku juga. Santai saja denganku." Jelasnya panjang lebar dan hanya direspon Kyuhyun dengan anggukan.

Donghae menghela napasnya, "Kau sudah ke dalam?" tanyanya. Kyuhyun menggeleng singkat.

"Aku takut. Aku sudah banyak membuatnya menderita. Kurasa aku tidak pantas—"

"Lantas untuk apa kau kemari?" Donghae menatap Kyuhyun sebentar sebelum ia mengalihkan pandangannya dan menghela napas dengan berat. "Kau tahu, Kyu? Dia sangat menyayangimu. Meskipun kau berpikir sudah membuatnya menderita, kasih sayangnya terhadapmu tak pernah hilang atau bahkan pudar." tuturnya. Memang Donghae terkesan sok tahu, tapi memang kenyataannya seperti itu. Ia mendengarnya sendiri. Dan Kyuhyun sendiri juga mengetahui hal itu, makanya ia tersiksa. Tapi ia tahu...

Ia pantas mendapat siksaan ini.

"Sudah, jangan banyak berpikir. Lebih baik kau masuk. Aku akan menemanimu." Kyuhyun mengangguk. Donghae pun merangkul pundaknya dan menggiringnya masuk ke kediaman Sungmin.

.

"Omo, Kyuhyun-ah..."

Kyuhyun tersenyum ramah sambil membuka kacamata hitamnya. "Annyeong, Eomeonim..."

"Kyuhyun-ah..." Kyuhyun langsung menerima pelukan erat seorang yeoja paruh baya yang sudah ia anggap sebagai eommanya sediri. "Kemana saja kau, Kyunnie? Eomma merindukanmu..."

"Mianhae, eomeonim..."

"Anni! Gwaenchana..." ujar sang tuan rumah sambil memeluk Kyuhyun lebih erat lagi. Kyuhyun membalas pelukan itu sama eratnya.

'Ini terlalu baik... Kalian terlalu baik...'

.

Keesokan harinya jasad dalam peti itu akhirnya dikuburkan. Kyuhyun menatapnya dengan pandangan kosong. Kepalanya terasa sakit, wajahnya terasa panas, badannya bergetar, sampai akhirnya air matanya pun mengalir turun.

Setelah upacara pemakaman selesai, ia kembali ke kediaman Sungmin. Ia hendak pamit pulang pada kedua orangtua Sungmin.

"Tunggu, Kyuhyun-ah..." eomma Sungmin mengajaknya menaiki anak tangga menuju lantai atas. Kyuhyun mengerutkan dahinya saat melihat eomma Sungmin masuk ke kamar 'sahabatnya'. Ah, masih pantaskah ia menyebut dirinya seperti itu?

Kyuhyun diam sambil ikut melangkah masuk ke kamar itu. Kamar yang masih sama. Dindingnya masih berwarna pink lembut khas Sungmin, di kasurnya pun tersusun banyak boneka kelinci. Kyuhyun tersenyum melihat salah satu boneka kelinci pemberiannya.

Tiba-tiba matanya mengerjap saat boneka itu di ambil. "Kyunnie... eomma rasa ini untukmu..." ujar eomma Sungmin sambil memberikan secarik amplop berwarna pink dan dihiasi dengan seutas pita merah. Awalnya amplop –yang sepertinya adalah sebuah surat— itu di letakkan di pelukan bunny pemberian Kyuhyun.

"Eh?"

"Ne, kurasa ini surat dari Minnie untukmu."

Deg

'Jeongmal?' batin Kyuhyun. Dengan perlahan dan rasa penasaran ia menerima surat yang disodorkan padanya.

.


Kyuhyun PoV

Aku tiba di apartemenku pukul satu siang. Sehabis dari rumah Sungmin, aku pergi ke cafe untuk sekedar makan siang. Setelah sampai di ruang tamu, aku hanya duduk terdiam di sofa sambil terus menggenggam erat surat yang katanya untukku.

"Apa sih isinya? Apa yang kau tulis untukku, namja kelinci?" aku bertanya entah pada siapa. Aku menatap surat itu tepat di depan wajahku.

Harum.

Mencium aroma itu membuatku tidak bisa berpikir, aroma vanila menguar dari surat yang kugenggam. Aroma khas Sungmin. Aroma yang selalu membuatku ingin berada di dekatnya. Sekali lagi, jantungku dibuat berdegup kencang. Bohong kalau aku tak merindukannya, tapi apa aku pantas?

Aku sudah berjanji tidak akan menangis. Jadi kupejamkan mataku sambil menarik napas dalam-dalam. Setelah kubuka kedua mataku, kugerakkan jemariku membuka amplop itu dengan hati-hati, mencoba tidak merusaknya.

.

Annyeong, Kyu

.

—to be continued—


Annyeong~

Hadeuh hadeuh... penyakit ya... satu belum tamat, udah publish yg lain lagi... ya mau gimana ya? Tangan sayanya teh gatel kepengen publish Kyumin baru.

Tadinya saya mau buat songfic lagi, tapi saya kapok. Masalahnya saya baru tau kalo songfic itu nggak boleh... /TELAT LU/ *deep bow* Jadinya, daripada ntar kenapa-kenapa kan ya akun saya teh. mendingan nggak jadi deh, serem...

Nah, gimana nih? Saya udah kembali ke bahasa formal, muwahahaha~ /HEH /GILA -_-/ Patut dilanjut atau tidak nih?

Review, please~

Thanks for reading~ :D