Disclaimer : Masashi Kishimoto
Author : gunyuu
Character : Sakura H, Sasuke U, Ino Y, Gaara, Tsunade
Menangis, itu yang ingin kulakukan saat ini. Namun, entah mengapa, sepertinya butiran air mataku enggan untuk keluar. Apakah yang harus kulakukan? Berlari tanpa arah, ataukah hanya diam meratapi semua?
Jujur saja, aku lelah dengan semua ini. Ingin sekali menepis semua takdir pahit yang telah Tuhan berikan. Tapi apa daya, ku hanya seorang manusia biasa yang hanya bisa mengikuti skenario hidup ini. Bagai pemain opera yang berperan sebagai gadis yang takkan pernah mendapatkan cinta sejatinya.
Setiap kali ku bertanya, apakah perlu aku punya rasa 'cinta'? Sepertinya hal itu hanya akan membuat diriku terus tersiksa. Sebelumnya pernah kurasakan hal itu, namun tak setulus rasa yang kini telah tumbuh dihatiku, tak sedalam yang kini kurasakan.
Telah beratus-ratus butir airmata yang kutumpahkan untukmu. Telah beribu-ribu kata indah yang telah kutulis untukmu. Tapi apa yang kau berikan untukku? Apa belum kuterima atau takkan pernah kuterima balasan rasa ini? Sekarang, aku hanya bisa bersabar dan tersenyum pahit melihat kau bahagia dengan orang yang akan kau pilih.
Tak mengapa bila itu yang terbaik bagimu, aku rela. Namun, aku hanya ingin kau tahu, betapa besarnya rasa indah yang bersemayam dalam hati ini untukmu.
Empty Heart
Chapter 1
Sakura's POV
Langit menghembuskan angin semilirnya. Mentari menyorotkan cahaya terang nan hangatnya, menghilangkan semua kepenatan hidup yang ada. Dan pohon-pohon menari, memberikan ucapan selamat pagi. Aku berfikir, Tuhan telah memberikan hari terbaiknya saat ini.
Ku telusuri jalan setapak yang entah akan membawaku kemana. Nyanyian suram yang terus terdengar membuat batinku lelah. Dan semoga dengan begini hal tersebut akan hilang.
Sampailah aku pada sebuah hutan yang dipenuhi pohon Sakura yang sedang berguguran. Betapa indahnya, sampai rasanya tubuhku ini ikut terbawa bersama kelopak bunga Sakura yang terbang ditiup angin. Terasa ringan jiwaku ini, semua kenangan pahit yang selalu menyiksa batin hilanglah sudah.
Beberapa lama ku nikmati keindahan pagi, sampai tak terasa aku telah tertidur di kursi kayu yang ku duduki. Angin membelai lembut tubuhku, kicauan burung yang riang bagaikan sebuah nyanyian surga. Ternyata memang benar hari ini adalah hari terindah yang pernah kurasakan dalam hidupku, dan ku takkan melewatkannya.
Tiba-tiba ku merasakan ada sentuhan lembut di pipiku. Lansung saja aku terbangun dari tidur. Ku kira takkan ada orang disini selain aku. Dan ternyata yang menyentuh pipiku adalah seorang gadis kecil yang sangat manis. Tatapan mata birunya begitu sejuk dan menenangkan, seakan ia tak punya kendala atau kenangan pahit sedikit pun. Gadis kecil itu tersenyum, kemudian bertanya.
"Maaf kak, tidurnya terganggu ya?"
Aku hanya menggeleng pelan sambil membelai halus rambut pirangnya.
"Datang kemari dengan siapa?" tanyaku lembut.
"Aku datang sendirian."
Ku terhenyak sejenak , merasa sedikit aneh dengan anak ini.
"Tenang kak, aku ini bukan orang aneh. Juga bukan hantu atau siluman." ujarnya dengan memberikan senyuman manis nan lugu, khas seorang gadis kecil.
Aku sangat kaget mendengar ia berbicara seperti itu. Namun, tak kuperlihatkan ekspresi tersebut. Sepertinya ia bisa membaca pikiranku. Kemudian si gadis kecil turun dari bangku yang kami duduki, dan berlari riang diantara kelopak bunga Sakura yang berguguran.
Tak lama, aku pun berdiri lalu berjalan menghampiri si gadis kecil. Entah mengapa tubuhku ini seakan ada yang menarik, namun ku tak mengelaknya. Karena mungkin akan menyenangkan apabila aku menemani si gadis kecil bermain.
Untuk beberapa saat aku terpana melihat kelopak bunga Sakura yang berguguran dan terbang ditiup angin, dan ada pula yang jatuh diatas rerumputan hijau tempat kuberpijak. Aku menadahkan tangan, menunggu kelopak bunga yang jatuh diatas telapak tanganku. Sangat menyenangkan!
Sampai akhirnya, ku merasa diintai oleh seseorang. Ku cari arah asal tatapan itu, namun tak kutemukan. Tiba-tiba si gadis kecil menunjuk sebuah pohon Sakura yang agak besar. Sejenak ku terdiam, ternyata memang benar dugaanku bahwa ia mempunyai kelebihan. Dengan perlahan dan hati-hati, aku berjalan menuju pohon yang ditunjuk olehnya.
Setelah agak dekat, sekilas ku melihat sosok seorang lelaki yang mungkin sebaya denganku berlari menghidar. Ku mengejarnya, namun sia-sia. Tenaga ini tak cukup untuk bisa melampauinya. Aku berdiri dengan nafas terengah-engah, tangan ku menopang tubuhku yang kelelahan pada sebuah pohon Beringin. Dengan tiba-tiba lagi, si gadis kecil menyentuh tanganku lalu bertanya.
"Padahal kakak tak perlu mengejarnya, nanti juga dia akan datang dengan sendirinya"
Aku tak mengerti maksud yang ia katakan. Datang dengan sendirinya? Apa maksudnya? Sungguh aku tak mengerti.
"Kakak lelah kan? Aku tahu tempat yang bisa membuat lelah kakak hilang."
Kemudian ia menarik tanganku, aku hanya mengikutinya saja. Ku merasa yakin, tempat yang ia maksud pastilah tempat yang menyenangkan. Si gadis kecil membawaku ke tempat yang sepertinya agak jauh dari hutan, tempat kami bertemu.
Setelah melewati beberapa semak-semak dan jalan setapak, sampailah kami pada sebuah padang bunga yang menurutku sangat sangat sangat indah. Bunga yang bergoyang ditiup angin, kelopak bunga bewarna-warni berterbangan. Kata 'indah' saja tidak cukup untuk menggambarkan tempat ini.
Tak menyangka di Konoha, kota yang sangat padat dan sibuk ini, masih ada tempat yang sangat menakjubkan seperti ini. Aku merasa sangat beruntung dapat mengetahuinya.
"Ini tempatnya kak, bagus sekali kan?"
"Tentu saja, malah tempat ini lebih dari kata 'bagus' ataupun 'indah'. Kakak sampai bingung harus mengatakan apa. Terima kasih ya adik kecil. Beruntung sekali kakak bisa bertemu dengan anak manis dan baik hati sepertimu."
Ia terseyum senang, terlihat pipinya memerah karena malu.
"Oh iya, kakak belum tahu namamu."
"Namaku Yamanaka Ino, biasa panggil Ino. Pasti nama kakak Sakura Haruno."
"Iya benar. Ino hebat ya, bisa tahu nama kakak."
"Memang Ino hebat!!"
Lalu ia menarikku ke tengah padang bunga, agar kami bisa menikmati keindahan padang bunga ini lebih dekat. Aku memetik setangkai bunga lily merah dan menyelipkannya diantara telinga dan rambut Ino. Ia terlihat sangat senang sekali, begitu juga denganku. Kemudian ia pergi menjauh dariku, tapi tak sampai menghilang dari pandanganku. Tak lama ia telah kembali dan membawa beberapa tangkai bunga yang ia rangkai seperti buket dan ia memberikannya kepadaku.
Beberapa jam kami habiskan untuk bermain disana, hingga tak terasa langit hampir gelap.
"Ino, mainnya sudah ya."
"Ya, kenapa kak?" tanyanya dengan raut wajah kecewa.
"Langit sudah hampir gelap, kalau pulangnya malam nanti melihat jalan pulangnya susah" jawabku lembut.
"Baiklah, tapi besok main lagi ya kak."
"Tentu saja" ujarku sambil menyunggingkan senyuman termanisku untuk meyakinkannya.
"Hyeei!! Kakak Sakura baik sekali!"
"Haha iya iya, sekarang kita pulang ya. Biar kakak antar Ino sampai kerumah"
"Tapi kak, aku ini tinggal di panti asuhan. Bukan rumah sendiri."
Aku diam sejenak, tenyata Ino anak yatim piatu sama sepertiku dulu. Hanya saja sekarang aku tinggal dengan keluarga angkatku yang sangat menyayangiku.
"Ehmm, oh begitu. Maaf ya jika kakak menyinggung perasaanmu."
"Tak apa kak, Ino mengerti kok."
"Ya sudah, kakak antar sampai panti asuhan Ino ya."
Ino mengangguk, lalu kami pun berjalan menuju panti asuhan yang ternyata terletak tak jauh dari hutan dan padang bunga. Hanya saja panti asuhan itu terpencil dan agak jauh dari kota.
"Kak Sakura, mau mampir dulu tidak?"
"Maaf Ino, sepertinya lain kali saja. Soalnya sudah malam, tak apa kan Ino?"
"Ayolah kak Sakura, hanya sebentar aja. Nanti pulangnya biar diantar oleh kak Gaara."
Ino menarik tanganku, membawaku masuk kedalam panti.
"Tsunade-sama, Ino pulang!"
Keluarlah seorang perempuan paruh baya, namun wajahnya masih terlihat muda. Sepertinya perempuan itu adalah pengurus panti asuhan ini.
"Ino, kau ini nakal ya. Kenapa pulang selarut ini?"
"Soalnya tadi Ino mainnya keasyikan, jadi pulangnya agak sore. Oh ya Tsunade-sama, kenalkan ini kak Sakura. Tadi Ino bertemu dihutan."
Aku membungkukkan badan, begitu pun dengan perempuan yang bernama Tsunade itu.
"Terima kasih ya sudah mengantar Ino, maaf bila merepotkan."
"Tidak apa-apa, dengan senang hati saya mengantar Ino. Bisa dibilang balasan karena Ino telah mengajak saya ke tempat yang indah."
"Oh begitu. Silahkan duduk Sakura-san."
"Iya, terima kasih."
Kami pun duduk dan memulai percakapan. Awalnya sempat berpikir, bahwa Tsunade-sama adalah orang yang tidak ramah. Itu terlihat dari wajahnya yang jarang menampakkan senyum.
Namun, dugaan itu salah besar. Ternyata beliau enak diajak bicara dan sangat baik. Memang pantas beliau menjadi pengurus panti disini. Terlebih lagi beliau adalah lulusan Universitas Konoha jurusan Kedokteran, sama sepertiku. Hanya saja aku masih menuntut ilmu disana dan belum menjadi sarjana.
"Ehmm, ano Tsunade-sama. Kenapa panti asuhan ini terletak begitu jauh dari kota dan sangat terpencil?"
"Karena pemilik panti ini menyukai tempat yang tenang dan jauh dari keramaian. Dan ia membangun disini karena jaraknya dekat dengan rumahnya. Jadi anaknya bisa dengan mudah bermain disini."
"Oh begitu, kalau boleh tahu siapa pemilik panti ini?"
"Tuan Sabaku pemilik perusahaan Sabaku Corporation, Sakura-san pasti tahu dia kan?"
"Tentu saja, dia pengusaha terkaya ke-2 di Konoha. Orang yang paling berpengaruh di Konoha dalam bidang ekonomi. Dan dia juga adalah rekan kerja ayah saya."
"Oh ternyata ayah Sakura-san seorang pengusaha juga?"
"Iya. Err, anaknya tuan Sabaku itu yang mana?"
"Sebentar, kebetulan dia sedang ada disini. Biar sekalian ku kenalkan saja, bagaimana?"
"Boleh."
Tsunade-sama masuk kedalam sebuah ruangan yang mungkin adalah tempat anak-anak bermain. Sepertinya ia memanggil anak itu. Tak lama, Tsunade-sama keluar dengan seorang lelaki kira-kira seumuran denganku. Yang ternyata dia adalah Sabaku no Gaara, anak dari pengusaha besar tuan Sabaku.
Aku awalnya mengira anak tuan Sabaku itu masih kecil, atau sebaya dengan Ino. Namun ternyata, dugaanku salah besar. Memang wajahnya terihat imut seperti anak kecil, tapi badannya tinggi layaknya remaja lelaki normal. Di dahi bagian kirinya, terdapat tatto kanji 'ai'. Terlihat aneh, tapi entah mengapa sepertinya aku sedikit menyukainya. Apa karena wajahnya imut, ataukah tatapan matanya itu yang kusukai? Entahlah, aku bingung.
"Sakura-san kenalkan, ini Gaara anak dari tuan Sabaku. Dan Gaara ini Sakura Haruno."
"Sa-salam kenal." ucapku yang hampir terbata-bata. Baru kali ini aku berkenalan dengan seorang lelaki yang begitu imut menurutku.
"Salam kenal juga." Kami pun berjabat tangan.
Aku merasa wajahku ini agak memanas akibat sentuhan antara tanganku dengan tangannya yang begitu hangat. Namun untungnya saja ia tidak menyadarinya.
Ku mengalihkan tatapan ke arah arloji yang melingkar di tanganku. Waktu menunjukka pukul 20.45.
"Ya ampun, sudah selarut ini. Maaf Tsunade-sama, saya pulang dulu."
"Oh iya, tapi masa kau pulang sendiri? Sekarang sudah malam, berbahaya jika gadis cantik sepertimu pulang sendiri."
"Tidak apa Tsunade-sama, saya bisa menjaga diri."
"Biar aku yang mengantar Sakura-san." ujar Gaara.
"Baiklah, tolong ya Gaara-kun."
"Ti-tidak perlu, saya bisa pulang sendiri."
"Ayolah Sakura-san, tidak perlu sungkan."
Langsung saja Gaara menarik tanganku dan membawaku ke dalam mobilnya. Ya, untuk kali ini sebaiknya ku terima saja tawarannya. Sebenarnya, aku takut pulang sendiri di malam yang selarut ini. Apalagi aku harus melewati hutan terlebih dahulu.
Saat berpamitan kepada Tsunade-sama dan Ino, lagi-lagi ku merasakan ada yang menatapku entah darimana asalnya. Tatapannya sama seperti tatapan orang yang mengintaiku ketika di hutan. Tajam, sangat tajam. Membuatku sedikit ketakutan. Aku yakin, orang itu adalah yang mengintaiku tadi.
Siapakah orang itu sebenarnya? Dan apa yang diincarnya dariku?
To Be Continue
Fyuuuuuuuhh, akhirnya selesai chapter 1. Penuh perjuangan, menguras otak agar bisa menyelesaikan fanfict ini. Ayeeeeeeeeeey!! Oh iya, ini Fanfict Naruto pertama yang gunyuu-chan buat. Jadi harap maklum yee kalau ga jelas, ancur-ancuran dah, dan sangat sangat sangaaaaaaat ga menarik. Terima kasih banyak yang udah mau baca ni fict. Okee reviewnya jangan lupa yaaa!! Saran dan pujian sangat diperbolehkan hahaha *ditabokin rame-rame*. Flame juga boleh, tapi jangan yang terlalu hot okee hehehehe :D.
