"Yunnie, kita beli es krim di sana dulu ya? Ya, ya ya?" seorang anak laki-laki berusia 8 tahun kini tengah menarik-narik dengan manja pada lengan temannya yang seumuran.
Bedanya, anak yang tengah merengek manja itu memiliki wajah 'cantik' sedangkan anak laki-laki yang ditariknya memiliki wajah tampan dengan mata musangnya yang tajam.
"Ne, Kajja! Kita kesana!" jawab sang anak laki-laki berwajah tampan.
"Yeeay~! Ice cream..ice cream..." anak lelaki berwajah cantik itu tersenyum cerah sambil berjingkrak girang menggenggam tangan anak laki-laki di hadapannya.
Kedua anak laki-laki itu pun berjalan dengan langkah riang sambil bergandengan tangan. Langkah-langkah mereka diiringi oleh suara merdu anak berwajah 'cantik' yang bersenandung riang.
Mereka sudah menjadi sahabat sejak mereka dilahirkan di muka bumi ini.
Ya, sebut saja begitu..
Karena kedekatan orang tua mereka satu sama lain. Dan juga karena mereka dilahirkan dalam jarak waktu yang dekat pula. 8 hari tepatnya..
Ya, putra sulung Keluarga 'Kim' itu lebih tua 8 hari dibanding dengan putra tunggal Keluarga "Jung'.
Namanya Kim Jaejoong..
Ia telah dijodohkan oleh keluarganya dengan seorang anak tunggal dari Keluarga 'Jung' yang bernama Jung Yunho. Namun tentu saja itu masih menjadi rahasia kedua orang tua mereka.
.
..
...
~Between Us~
..An Alternate Universe Fanfiction..
Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong, Kim Junsu, Park Yoochun, Shim Changmin
Warn : Typo's, YAOI, Don't Like? Don't Read! And No bash Caracter!
Pair : I don't know (-_-)?
Lenght : I don't know ^.^
...
..
.
.
.
"Yunnie, kita makan di sana ya?" Jaejoong menunjuk ke arah sebuah bangku taman yang tampak kosong tak berpenghuni di taman kota itu.
Dan tanpa mendengar jawaban dari Yunho, Jaejoong sudah menarik tangan kiri Yunho yang tidak memegang ice cream menuju bangku yang dimaksudnya.
Sejak mereka menginjak sekolah dasar, sudah menjadi rutinitas sehari-hari mereka untuk pergi ke taman kota itu sepulang sekolah. Hanya sekedar untuk memakan ice cream seperti yang mereka lakukan saat ini, atau hanya untuk bermain-main dan membeli berbagai aksesoris yang dijual di pinggir jalan dekat taman itu.
Jaejoong tak pernah melewatkan harinya tanpa Yunho dan begitu pun sebaliknya. Sampai di hari libur pun, mereka akan melalui hari-hari mereka bersama.
Jaejoong tak pernah bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Yunho yang semakin berubah menjadi lebih tampan. Dan Yunho pun tak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Jaejoong yang entah mengapa semakin terlihat 'cantik' di hari demi harinya.
Bagi Yunho, Jaejoong adalah pria tercantik yang pernah ia temui —setelah ibunya pastinya.
Dan begitupun Yunho di mata Jaejoong. Jaejoong bahkan seringkali melamun di dalam kelas tak memperhatikan pelajaran demi memandangi wajah Yunho yang tampan dan terkesan tegas.
Mereka seringkali bermain berdua, belajar berdua, tidur berdua, hingga makan ice cream berdua.
Seperti yang saat ini mereka lakukan di bangku taman siang itu.
Dengan sebuah cup ice cream di masing-masing tangan kiri mereka, kini mereka saling menyuapi ice cream yang terasa lembut di lidah itu.
How cute and romantic they are..
Dan wajar saja jika selama ini banyak dari teman-teman mereka yang iri akan kedekatan mereka berdua. Hingga tak berani untuk mendekati salah satunya dan merusak hubungan dua anak manusia itu.
Mereka tak terpisahkan..
Kalimat itulah yang sering terlontar di benak siapa saja yang melihat kedekatan mereka berdua.
"Kau tahu kenapa aku suka sekali ice cream?" tanya Jaejoong kecil dengan wajah cerianya dan mata besarnya yang berbinar indah.
Yunho menggeleng sambil mengusapkan ibu jarinya pada sudut bibir Jaejoong yang belepotan ice cream. Membuat Jaejoong merona tiba-tiba sebelum akhirnya menjawab pertanyaannya sendiri.
"Karena ice cream terasa lembut di lidahku. Dan itu selalu mengingatkanku padamu yang selalu berlaku lembut padaku.." jawab Jaejoong yang kini makin merona dengan ucapannya sendiri.
Dan tentu saja hal tersebut tak luput di mata Yunho hingga membuatnya menggulum senyum tulus padanya.
Hening tercipta untuk beberapa saat hanya untuk memberi waktu untuk mereka kembali saling menyuapi ice cream dengan berpandang-pandangan dengan binar kehangatan.
Yunho hanya melihat pantulan bayangan dirinya di mata Jaejoong dan Jaejoong memberanikan dirinya untuk melihat pantulan bayangannya di mata Yunho.
Namun,
Siang itu...
Ada yang berbeda di sana.
Siang itu...
Jaejoong tak hanya melihat bayangannya seorang diri di iris kelam Yunho.
Ada sesosok lain yang terpantul di mata musang itu.
Hingga membuat Jaejoong ikut melirikkan matanya menuju ke arah mata Yunho melirik beberapa detik yang lalu.
Dan berdirilah di sana..
Objek lain yang Jaejoong temukan di iris kelam Yunho beberapa detik yang lalu.
Yang membuatnya tersenyum tulus memandang ke arah 'objek' itu.
"Namanya Shim Changmin.."
Yunho memandang Jaejoong dengan tatapan yang sulit ia artikan. Entah apa arti tatapan itu. Yang jelas, Jaejoong merasa ada yang berubah pada diri Yunho.
Ia selalu bersama Yunho selama 8 tahun hidupnya. Dan baru kali ini, ia tak dapat memahami arti tatapan Yunho untuknya.
"Kalau kau bermaksud ingin tahu siapa anak itu, Shim Changmin namanya.."
Lagi, Jaejoong memberi informasi tanpa permintaan Yunho.
Dan kali ini, bukan lagi tatapan aneh Yunho yang ia dapatkan, melainkan sosok lain yang benar- benar hinggap di iris kelam Yunho.
Karena untuk pertama kalinya..
Yunho mengalihkan pandangannya dari Jaejoong
"Kajja!"
Jaejoong menarik Yunho dari lamunan kosong dunianya sebagaimana Jaejoong menarik tangan Yunho untuk beranjak dari sana.
Membuat Yunho kembali memandang Jaejoong sambil tersenyum lembut dan mengisi sela-sela jarinya dengan jemari Jaejoong, seperti yang mereka lakukan setiap harinya.
"Kajja! Tapi sebelum pulang, kita beli ice cream dulu untuk Junsu"
Yunho menggandeng tangan Jaejoong dan melangkahkan kaki menuju penjual ice cream yang tadi mereka datangi. Dan itu selalu membuat hati Jaejoong menghangat. Bukan hanya karena genggaman erat kedua tangan itu. Tapi juga karena Yunho selalu memberi perhatian pada keluarganya, terutama adiknya yang berselisih satu tahun, Kim Junsu.
Dan setelah sampai di depan penjual ice cream, Jaejoong langsung saja memilih-milih ice cream rasa apa yang Junsu belum pernah coba. Sambil bergumam tak jelas, ia mengaduk-aduk box ice cream dengan semangat.
Tak menyadari sosok di sampingnya yang masih bertautan erat jemarinya dengan Jaejoong, kini malah mengarahkan pandangannya ke arah lain.
Sosok bermata musang itu memilih untuk menatap lurus ke arah sudut taman yang menghadap ke sisi jalan raya. Dimana di sudut taman itu, berdiri sesosok mungil dengan rambut dark brown mirip jamur. Sosok mungil berwajah chubby dengan mata bulatnya yang memandang... kosong.
Sosok mungil itu berdiri terpaku di sana tanpa ada niatan untuk melihat keadaan sekitarnya.
Sosok mungil itu seolah terjamah waktu hingga membuatnya bergeming kaku.
Sosok mungil itu...
Seolah menghipnotis Yunho untuk selalu melihat ke arahnya.
"Yunnie.." panggilan lirih Jaejoong selalu berhasil membuat Yunho mengalihkan pandangan menghadapnya. Karena sebegitu hafalnya ia pada suara merdu yang menghiasi hari-harinya.
"Kau sudah selesai memilih, Joongie?" tanya Yunho dengan lembut
Namun, alih-alih menjawab pertanyaan Yunho, Jaejoong kembali mencari kemana arah pandang Yunho selama beberapa detik tadi.
"Ayo kita pulang.."
Setelah membayarkan ice cream di tangan Jaejoong, Yunho kembali mengajak Jaejoong berjalan untuk menuju rumah Jaejoong. Rutinitas sehari-hari yang membangun kedewasaan sikap Yunho. Membayarkan apapun yang dibeli Jaejoong, mengantar Jaejoong dengan selamat hingga rumah, dan memberikan sejuta perhatian lembut pada Jaejoong.
"Tunggu!" Jaejoong sedikit menghentak tangan Yunho hingga membuat langkah mereka berhenti di depan taman kota.
"Ada apa?" tanya Yunho tak mengerti.
"Kau pulang saja duluan. Aku ingin pulang bersamanya" Jaejoong melepas tautan jemari mereka sedangkan Yunho menatapnya bingung.
"Sampai jumpa besok.. Jangan lupa jemput aku!"
Chup~
Jaejoong mengecup pipi Yunho sekilas sebelum akhirnya berlari ke arah sudut taman kota.
Sedetik terpaku pada apa yang dilakukan Jaejoong padanya, Yunho kini memperhatikan punggung yang selama ini ia jaga, bergerak menjauh darinya. Walaupun mereka sudah seringkali saling mengecup pipi satu sama lain, entah mengapa Yunho selalu dibuat berdebar karenanya.
Dan Yunho sama sekali tak menduga, bahwa kini Jaejoong bermaksud untuk menghampiri sosok mungil yang berhasil menyita sedikit perhatiannya.
Siang itu...
Benang merah yang selama ini tersembunyi pada ikatan cinta mereka kini mulai terlihat.
Siang itu...
Menjadi pembatas antara masa lalu dan masa depan.
Karena sejak siang itu...
Semuanya tidak akan lagi sama
.
..
...
"Hai Changmin.." Jaejoong menyapa sosok mungil di sudut taman kota itu dengan lembut.
"..."
"Aku tetangga yang tinggal di samping rumahmu. Kim Jaejoong.. Kau ingat?" Jaejoong kembali menyapa sosok mungil di hadapannya dengan ceria.
Namun tidak dengan tatapannya.
Jaejoong tahu betul apa yang terjadi pada sosok berwajah manis di hadapannya. Dan Jaejoong tahu betul apa yang saat ini dirasakan oleh anak itu.
"Changminnie.."
Tangan putih Jaejoong meraih tangan mungil yang terkulai di hadapannya.
"Boleh aku memanggilmu seperti itu?"
Jaejoong tak bisa menyembunyikan tatapan pilunya memandang ke arah tatapan kosong sosok di hadapannya.
"Ayo kita pulang..." Jaejoong berusaha menarik tangan mungil di genggamannya. Namun sosok di hadapannya masih bergeming tak bersuara.
"Lihat! Aku punya ice cream! Ayo kita pulang dan makan ice cream ini bersama-sama!" Jaejoong mengangkat tinggi-tinggi kantung plastik di tangannya. Dan ternyata hal itu berhasil menarik sedikit perhatian sosok mungil di hadapannya. Hanya sedikit. Namun itu cukup membuat Jaejoong merasa amat senang.
"Ayo kita makan ice cream ini bersama adikku dan kakakmu! Kajja!"
Dan senyum cerah pun terpatri di wajah cantik Jaejoong saat kini ia berhasil menyeret sosok di hadapannya dengan langkah kaki-kakinya yang mungil.
'Rupanya ia sangat menyukai ice cream. Sama sepertiku! Kekeke~'
Jaejoong terkekeh kecil sambil mengeratkan genggaman jemarinya pada sosok manis di sampingnya yang selalu menundukkan kepalanya selama perjalanan. Sosok mungil itu, nampaknya tak bisa mengalihkan pandangannya dari kantung plastik yang Jaejoong bawa.
Kedua sosok mungil itu terlalu menikmati keheningan yang terasa nyaman bagi keduanya. Hingga tak menyadari bahwa langkah-langkah kecil mereka diikuti sesosok anak laki-laki lainnya.
Jung Yunho. Bukankah ia selalu ingin memastikan bahwa Jaejoong sampai di rumahnya dengan selamat?
Tapi nyatanya siang itu..
Pikiran Yunho terbagi bukan hanya untuk Jaejoong.
Tapi inisiasi penasaran juga menghinggapi pikirannya pada sosok mungil yang dibawa pulang oleh Jaejoong.
"Changminnie! Oh Tuhan! Kau darimana saja? Eomma khawatir sekali padamu!"
Sesosok anak laki-laki yang melihat kedatangan Jaejoong bersama sosok mungil di sampingnya langsung berlari menghampiri dengan wajah yang menunjukkan kekhawatiran yang berlebih.
"Hai Yoochun!" sapa Jaejoong ceria pada sosok anak laki-laki yang masih sedikit terengah di hadapannya.
"Oh, Hai Jae-joong.." balas anak laki-laki yang bernama lengkap Park Yoochun itu dengan sedikit kaku, karena takut salah mengeja nama.
"YA! Panggil aku Hyung! Aku ini lebih tua darimu!" omel Jaejoong dengan wajah yang menggemaskan.
"Ne, Ne.. Jaejoong HYUNG!" ucap Yoochun sambil meneriakkan kata 'Hyung' di depan wajah Jaejoong.
"YA! Tidak perlu berteriak seperti itu!"
"Ish! Terserah kau sajalah" tanggap Yoochun dengan santai.
PLAK!
"YA! Hyung! Kenapa memukulku?!" protes Yoochun yang mendapat pukulan gratis di pipinya.
"Itu karena kau berlaku tidak sopan padaku!"
"Jae Hyung? Kau sudah pulang?"
Pertengkaran yang terjadi di depan gerbang rumah Yoochun itu ternyata memberi perhatian pada sosok anak laki-laki lain yang berasal dari kediaman Keluarga Kim.
"Su-ie! Kebetulan sekali kau keluar! Ayo sini!" Jaejoong yang melihat adiknya keluar rumah segera melambaikan tangannya yang memegang kantung plastik.
"Kau bawa apa, hyung?" tanya adik Jaejoong yang bernama Junsu begitu ia melihat tangan Jaejoong yang melambai-lambai dengan kantung plastik di tangannya.
"Ah! Aku hampir lupa! Aku bawa ice cream! Ayo kita makan sama-sama!"
Jaejoong kembali menarik tangan mungil yang masih setia ia genggam erat. Membuat sebuah ikatan lain yang tak pernah ia sadari. Menorehkan catatan tinta baru di lembaran hidupnya.
Di ayunan yang terletak di halaman rumah Keluarga Kim, kini ke empat anak laki-laki itu menghabiskan ice cream yang Jaejoong bawa dari taman kota. Sambil bersenda gurau dan canda tawa.
Jika biasanya Jaejoong hanya duduk berhadap-hadapan dengan Yunho di ayunan itu, siang itu ia merasa ayunan berpasangan itu terisi penuh.
Yoochun duduk di hadapannya bersama dengan Junsu. Dan ia sendiri duduk di samping sosok manis bernama Changmin, yang tak sedetikpun ia lepaskan tautan jemari mereka.
Sementara di kejauhan, tepatnya di balik pagar halaman itu, Yunho tak bisa mengalihkan pandangannya pada salah satu anak laki-laki diantara keempat sosok di sana. Dengan senyuman tulusnya yang terpatri jelas di wajah, Yunho pergi meninggalkan rumah itu.
'Aku senang melihatmu tersenyum..'
.
.
.
.
.
TBC/DELETE?
...
..
.
Nanachan kembali di tahun 2014! Yeeeeeeay~
Selamat tahun baru semuanya! #TelatWoy!
Hehe maap maap. Baru bisa update sekarang. Maklum, Holiday ;)
Gimana gimana? Ada yang mau aku lanjutin ff ini gak?
About pair dan chapter, It's Up to You! So, feel free to request! ^.^
