Halo gaes!

Thanks for reading my fic!

INSECURE

.

.

"Aku harus hemat, uang yang kumiliki hanya untuk makanku 1 bulan, sebentar lagi akan Ujian aku belum punya uang, sepertinya aku harus mencari partime lagi" lesu Hinata saat melihat dompetnya yang kempes tak berisi.

Hinata adalah anak yatim piyatu sejak 5 tahun lalu karena tragedi perampokan dirumahnya. Sehingga dirinya di asuh oleh pamannya namun Hinata memilih untuk berpisah dari pamannya karena ingin hidup mandiri 2 tahun lalu. Pamannya sangat sayang dengan Hinata dan Hinata juga menyayangi pamannya itu namun Hinata masih tahu diri dan nekat dan akhirnya pamannya mengizinkannya. Dan begini lah hidupnya selama 2 tahun selalu pas passan saking ngepasnya Hinata harus puasa namun Hinata tetap bersyukur apapun keadaannya.

Hinata menelusuri lorong sekolahnya yang sepi, seharusnya dia tidak ketiduran saat jam terakhir freeclas sehingga keblablasan, semuanya sudah pulang untung ada teman kelasnya yang membangunkannya.

Hinata menghelai nafas kasar, akhir akhir ini sangat melelahkan baginya.

tiba tiba langkahnya terhenti di ruang seni. Menegok ke kanan dan kekiri

"Aku ingin melihat lukisan para Senpai tadi. Hm sepertinya tidak apa apa aku melihatnya sedikit" Hinata adalah penyuka lukisan sejati.

Kret

Hinata masuk dan melihat sekeliling matanya berbinar binar melihat kumpulan lukisan para Siswa kejuruan Seni. Menelusuri tiap tiap lukisan yang mengagumkan sampai...

Dukk!

"Aduhh!"

Hinata tersungkur ke lantai dengan tidak elitnya saat dirinya tersandung oleh entah apa itu. Berusaha Duduk dan mengusap hidungnya yang memerah karena mencium lantai dengan tidak elitnya

"Engg"

Mendengar suara orang lain Hinata segera menengok kebelakang dan ...

"Kyaaaaa!" Jerit Hinata

"Berisik!"

"Ka-kau bu-bukan Han-Hantu?" Hinata menunjuknya dengan ketakutan

Yang di tunjuk dengan malas menoleh ke Hinata. "Hantu? Berani sekali kau menyebutku hantu? Berani bayar berapa hah?"

Naruto bangkit dari tidurnya untuk duduk, membuat kain yang menutupi dirinya terjatuh ke bawah menampilkan dirinya yang toples. Hah toples?

"Kyaaaaaaaa!"

"Ah! Kenapa kau berteriak lagi si!" Naruto menutup kedua kupingnya

"Ke-kenapa ka-kau ti-tidak memakai ba-baju! Dasar mesum!" Hinata menutup matanya dengan ke dua tangannya.

Melihat gelagat Hinata kini Naruto menyeringai licik. Pelan tapi pasti Naruto mendekat pada Hinata yang masih setia menutup matanya

"Kau harus tanggung jawab" bisik Naruto dengan nada erotis di telinga Hinata.

Hinata yang mendengarnya langsung membuka matanya dan tangannya. Namun saat dibuka langsung di hadapkan oleh wajah Naruto yang super duper dekat

"Kyaaaaaa mesum!" Hinata kembali histeris

Bugh!

"Ughh" rintih Naruto saat perutnya di hantam oleh gadis yang ingin di jahilinya

Hinata buru buru berdiri untuk meninggalkan ruang seni namun tangannya di tarik oleh Naruto

"Kyaaaa!"

Brakk!

"A-apa yang kau la-lakukan! Lepaskan aku" panik Hinata saat dirinya sudah di kurung di bawah pria aneh.

"Kau harus membayar semua ini!"

"Ke-kenapa harus a-aku" wajah Hinata memerah malu dengan posisinya seperti ini

"Karena telah melukaiku, memukul ku dan menendangku. Kau tahu tubuhku ini sangat berharga dan kau seenaknya melukainya" Naruto menatap tajam Hinata dibawahnya yang masih setia menutup matanya.

"A-aku ti-tidak pu-punya uang. Ku-kumohon biarkan aku pe-pergi" Hinata menoleh ke kanan tetap menutup matanya.

"Kalau gitu kau harus membayarnya dengan..."

Naruto menyentuh pelipis Hinata turun ke leher putih nan menggoda itu.

"Hiks.. hen-hentikan"

Naruto terbelalak melihat gadis aneh di bawahnya ini mulai menangis karena aksinya? Biasanya tidak ada yang menolak aksinya malahan terang terangan menyerahkan tubuhnya padanya.

Naruto bangkit dari atas Hinata, memakai celana jeansnya dan kaos putih bertuliskan Superme.

Hinata perlahan duduk saat dirasa Naruto sudah tidak menguringnya di sisinya dan masih sesegukan menahan tangisannya dengan kedua tangannya yang menutup matanya.

Naruto menghampiri Hinata yang masih menangis, berjongkok untuk menyamai Hinata

"He-hei sudah jangan menangis lagi, aku jadi tidak tertarik bermain denganmu karena kau menangis" Naruto ingin menghapus air mata di wajah Hinata namun di tepis dengan kasar oleh Hinata

"Jangan sentuh aku" Hinata langsung berdiri dan lari meninggalkan Naruto

Brakk!

Pintu Ruang kesenian tertutup dengan keras. Hinata lari tidak memperdulikan sekelilingnya.

Di sisi Naruto pria itu menyisir surai pirangnya yang berantakan dengan jari jemarinya.

"Dasar gadis aneh" gumam Naruto.

.

.

.

.

.

"Huaaaa! Dasar orang aneh! Mesum! Gila!" Hinata berteriak saat sampai di apartemen kecilnya dan memukul bantal gulingnya dengan sadis.

"Aku gak mau lagi ke ruang kesenian!" Sesal Hinata yang niatnya ingin diam diam melihat mahakarya lukisan siswa mala bertemu dengan pria mesum! "Tapi aku ingin melihat lukisannyaaa" gerutu Hinata

Akhirnya Hinatapun tertidur karena terlalu lelah menerima semua ini.

.

"Engg" Hinata bangun dari tidurnya karena merasa lapar, dirinya belum makan dari pulang sekolah.

Bangkit dari tidurnya dan menuju dapur yang letaknya di sebelah pintu masuk. Saat melihat isi kulkas Hinata menghelai nafas berat.

"Bahannya sudah habis, aku harus belanja"

Hinata mandi dan setelahnya bersiap siap untuk belanja bahan makanan

At Swalayan 15:00 p.m

"Semuanya 100 ribu" ucap sang kasir

Hinata memberi uang lalu pergi keluar. Saat perjalanan pulang Hinata melihat brosur lowongan partime di tembok jalan perempatan dekat swalayan.

Dicari segera!

Partime

Wanita min. 17 thn

Memiliki keahlian:

1. Memasak

2. Bersih bersih

Alamat...

Hinata berbinar binar melihat brosure tersebut. Diambil brosur tersebut lalu memasukannya di kantong belanjaan.

Saat ingin melanjutkan perjalanan pulang, matanya terbelalak melihat seseorang yang sama sekali tidak ingin dia temui.

Ternyata itu bukan mimpi astaga. Ingin lari rasanya saat melihat pria pirang bak bule mesum itu.

Memakai topinya Hinata berjalan kembali dengan hati yang was was. Untung dia membawa topi rasa syukur menyelimuti Hinata.

Berjalan menunduk dan berusaha mengabaikan pria mesum yang di temuinya di ruang kesenian itu namun Hinata penasaran apa yang di lakukannya di sini?

Hinata terbelalak saat mengintip di cela topinya, dia.. bermesraan dengan berciuman dengan seorang pria! Astaga dia guy? Hinata sangat Shock melihatnya.

Dan sekarang mereka berdua berpisah setelah berciuman, astaga sungguh kenyataan yang mengengerikan.

Tanpa sadar Hinata malah mengikuti jejak Naruto kemanapun dia pergi hingga menjelang malam seperti ini. Sifat kekepoannya kumat!

Sumpah serapah sedari tadi terus Hinata keluarkan, bagaimana tidak?

Pria bak bule itu sudah 4 kali gonta ganti wanita!

Bermesraan, berpelukan, berciuman, membuat kata kata gomabalan bullshit dan menerima uang setelahnya?

Like a bit*h pikir Hinata.

"Ternyata ada orang seperti itu" gumam Hinata

Saat tersadar akan kelakuannya dirasa sudah cukup bagi Hinata untuk menghentikan kegiatan menguntitnya. Ini sungguh memalukan pikir Hinata akan kelakuannya.

Bangkit dari kursi taman yang letaknya 4 bangku dari posisi Naruto dan segera merapihkan penampilannya

Brukk!

Tiba tiba Terdengar suara yang benda jatuh, Hinata menoleh ke kanan dan Ke kiri tidak ada yang aneh, Saat melihat tempat Naruto ternyata pria bak bule itu sudah tergeletak di aspal jalan taman.

"Hei!" Spontan Hinata berlari menuju Naruto sambil menenteng barang bawaannya

"Hei! Kau dengar aku? Astaga badanmu panas!" Hinata mengguncangkan bahu tegap Naruto. Samar samar Naruto membuka matanya lalu menutupnya kembali. Nafas Naruto berburu buru seperti habis marathon.

"Sial!" Ucap Hinata yang langsung mengambil HPnya dan menghubungi taksi.

Tbc.

Ingin membaca reviewan dari kalian minna untuk ff ini. So don't forget to Review ya!

Sign

071215