Author : Aki / Naekkoyaki

Cast : Park Chanyeol — Byun Baekhyun — find out yourself /plak

Warning : Tipo tipo dikit ga masalah ya kan


I'm always alone
be alone ..
Until I found your letter
A paper plane fly but misguided
Is your heart too?
Let me fix it


"Departmen Kehakiman Korea Selatan akan menyelidiki kembali secara keseluruhanya tentang sistem hukuman mati yang selama ini menjadi perdebatan , dan akan menerapkan sistem penjara seumur hidup tanpa pemberian kesempatan pembebasan bersyarat.
Di bawah peta jalan berjangka menengah dan panjang tentang renovasi sistem hukum pidana nasional yang diumumkan tanggal 21 Februari, Departmen Kehakiman itu merencanakan akan menyelidiki mengenai apakah tetap akan melanjutkan atau membatalkan sistem hukuman mati secara mendalam dengan lebih memfokuskan dalam segi perlindungan Hak Asasi Manusia. "

"Oh lihatlah, perdebatan tentang jalur hukuman mati tampaknya semakin memanas." ujar seorang pria yang menggunakan seragam petugas sipir. Dia melepas topinya, dan meletakkannya di atas meja tepat di depan rekannya. "Bagaimana menurutmu jika pemimpin kita mengambil keputusan hukuman mati?" tanyanya lagi.

Sementara temannya yang membaca Koran hanya bergeming dan tetap membaca Koran "Entahlah." ucapnya.

Sepertinya pria yang menanyakan berita tersebut mendecik dan menunjukkan kalau dia kecewa dengan jawaban rekannya itu "Apa kau tidak mempunyai hati nurani sedikit saja? Bukankah selama bertahun-tahun kita sudah mengenal narapidana yang berada disini? Huh? ya! Kangin-ah!"

Seperti tidak mendengarkan, pria berbadan kecil itu terus menyebut nama Kangin.

"Kang—"

Srakk!

Temannya yang bernama Kangin itu menutup lembar korannya dan menaruhnya dengan kasar di atas meja di depan rekannya itu. "Kim Jongdae!" panggilnya pelan namun tegas. "Mereka yang berada di penjara ini semuanya pernah membunuh orang, merampok, memakai narkoba bahkan ada yang hampir berhianat pada Negara kita dan sekarang kau berpikir kalau aku tidak mempunyai hati nurani?"

Jongdae terdiam. "Aku.. tidak sepenuhnya setuju dengan pelaksanaan hukuman mati. Bagaimanapun juga dan apapun alasannya, membunuh adalah salah.. Meski yang dibunuh sekalipun adalah seorang penjahat besar. Nyawa hanya berada dalam kuasa Tuhan. Barangsiapa yang melewati boundary itu, tentu akan menerima ganjarannya di kemudian hari.." dalihnya.

"Kalau kita biarkan, sama saja dunia ini sudah kotor dari awal!"

"Tapi Tuhan itu adil!" jawab Jongdae mantap. Kangin menghela nafas panjang sambil menggelengkan kepala melihat temannya yang aneh itu.

"Terserah. katakan apa yang kau ingin katakan." Kangin beranjak dari sofanya dan kemudian mengambil topi dinasnya "Satu hal lagi. kau tidak boleh mendengarkan musik pada saat bertugas, kau akan mendapatkan hukuman dari ketua."

Jongdae tersenyum "Tenang saja. hari ini dia tidak akan ke sini." katanya santai. Kangin menggelengkan kepalanya kembali dan pergi meninggalkan ruangan.

Sesaat kemudian salah seorang sipir wanita memasuki ruangan "Petugas Kim ada seorang kerabat yang ingin mengunjungi salah satu tahanan barat." perintahnya.

Jongdae kemudian menganggukkan kepalanya. "Tapi, Kangin yang menjaga pintu barat."

"Ya, tapi baru saja dia di tugaskan untuk pergi ke Busan." jelas wanita itu lagi.

"Baiklah, aku akan kesana." dia pun bergegas dan kemudian keluar dari ruangannya.

Jongdae keluar ruangan. Dia melihat seorang anak laki-laki berseragam sekolah datang dengan keadaan lusuh dan tergesa-gesa. Dia sepertinya sedang terburu-buru dan datang dari jauh. Ini baru pertama kalinya ia melihat anak itu.

Anak SMA?

Jongdae kemudian menghampirinya. "Oh nak, sepertinya kau sedang terburu-buru? Apakah bekal makan siangmu baru saja diambil preman?" tanyanya dengan nada meledek.

Anak bermata hazel itu menatapnya dengan sinis. Kemeja sekolahnya dikeluarkan. Rambutnya coklat dan agak sedikit berantakan. kulitnya putih namun agak pucat. Dia tak terlalu tinggi. Tapi lumayan tampan jika terlihat rapih. Dia hanya terdiam, membuat Jongdae bingung.

"Maaf, ada yang bisa aku bantu?" tanya Jongdae kali ini dengan serius.

"Aku baru tahu bahwa sipir disini sangat bebas melakukan apapun. Penampilan mereka juga tidak jauh dari seorang peternak sapi." gumam anak itu melihat Jongdae yang memakai headset dan juga tidak memakai dasinya, mereka berdua sama-sama tidak terlihat rapih.

"Ya?" tanya Jongdae yang agak kurang bisa mendengar karena kerasnya suara musik di telinganya.

Anak itu memalingkan matanya "Ah tidak."

"Baiklah nak, apa yang membuatmu kemari? apa kau ingin menjenguk salah seorang keluargamu?" tanya Jongdae.

Anak itu mengangguk "Ya," Dia menurunkan tasnya dan mencari sesuatu didalamnya "Tetapi bukan keluarga, melainkan temanku."

"Siapa namanya?" tanya Jongdae. "Park," "Park Chan Yong" ujarnya. Anak itu mengeluarkan pesawat kertas dari dalam tasnya "Ini, tolong berikan kepadanya."

Hei bung, kau tidak salah melihat sebuah bangunan kan? Ini bukan taman kanak-kanak loh, ini tempat penampungan orang jahat!

Sebelah alis Jongdae terangkat "Apa ini?"

"Tentu saja pesawat kertas. Sebenarnya itu surat, hanya aku melipatnya menjadi pesawat kertas. Kau bisa berikan itu padanya. Biasanya aku memberikan pesawat itu kepada teman sipirmu yang berbadan kekar, tapi karena kau yang keluar maka aku titipkan saja padamu. Tolong berikan padanya."

Dengan wajah bingungnya Jongdae melihat anak itu "…dan namamu?"

"Baekhyun….Byun Baekhyun."


Jongdae berjalan di koridor tahanan barat dengan membawa pesawat kertas anak bernama Byun Baekhyun tadi dengan daftar nama tahanan bagian barat. Dia melihat list nya satu persatu. "Sepertinya aku tak bisa mendengar nama temannya dengan jelas. Ah, musik metal memang membuatku gila." keluhnya sendiri.

Dan lagi, anak muda jaman sekarang itu aneh-aneh. Mau menjenguk teman saja pakai acara mengirim pesawat kertas. Kenapa tidak bertemu langsung? Atau menelepon ke kantor? Apa anak itu juga tidak tahu apa yang dinamakan amplop?

"Ya ya, kalau amplop aku paham dia tak ingin mengeluarkan uang untuk membeli prangko." Jongdae mengangguk. Ia kemudian melihat list nama tahanan yang dipegangnya.

"Kalau tidak salah namanya tadi dari marga Park.. Park siapa ya?" dia mencari nama Park dalam daftar namanya itu.

"Park Chan…Yong? atau Park Chan Yeol?" Jongdae mulai kebingungan. Dia melihat tanggal lahir kedua narapidana itu. Park Chan Yong lahir pada tahun 1986 sedangkan Park Chan Yeol lahir pada tahun 1992. Kalau dilihat-lihat tahun 1992 berkisar seumuran Byun Baekhyun. "Pasti Park Chan Yeol!" kata Jongdae tersenyum kecil.

"Tahanan timur nomor 065 Park Chanyeol!" Jongdae membuka sel tersebut. "Dimana Park Chanyeol?" tanya Jongdae. Tahanan yang lain saling melempar pandangan sampai akhirnya salah satu dari mereka menunjuk seorang pria yang sedang asik memainkan gitarnya. "Ah, itu dia."

Park Chanyeol adalah seorang narapidana—yang mungkin adalah manusia yang paling bergembira dalam sejarah Korea maupun dunia karena masuk penjara. Kebanyakan tahanan akan mengamuk, depresi, dan juga mengurung dirinya karena kesalahannya. Tetapi pria yang satu ini lain. Dia sangat senang setiap hari dan bahkan bernyanyi lagu gembira walaupun suara beratnya sangat mengganggu orang lain.

Perawakannya tinggi, putih, dan berambut hitam rapih. Terkadang dia memakai kacamata saat menulis atau membaca. Umurnya baru menginjak 18 tahun dan sebenarnya dia sangat tampan untuk bisa dijadikan model untuk sebuah ambassador.

"Park Chanyeol!" panggil Jongdae. Pria yang memegang gitar itu terdiam dan melihat Jongdae "Petugas Kim! Sudah lama aku tak melihatmu!" sapanya dengan halus sambil melambaikan tangannya.

Jongdae tersenyum simpul "Keluarlah sebentar!" suruhnya. Chanyeol meninggalkan gitar kesayangannya itu dan kemudian mengikuti Jongdae. "Ada apa?" tanyanya.

Jongdae memberikan sebuah pesawat kertas kepada Chanyeol, "Apa ini?" tanyanya bingung.

"Kenapa kau bertanya padaku? bukankah ini dari temanmu?"

Dahi Chanyeol mengerut dan sama sekali tidak paham "Memangnya ada yang mau menjengukku?"

"Ya, barusan salah seorang temanmu datang dengan terburu-buru dan memintaku untuk menyerahkan ini padamu."

"Tapi—"

Tiba-tiba ponsel dari Jongdae berbunyi "Sebentar." dia agak menjauh dan kemudian menerima telepon dari salah seorang atasannya. sementara itu chan yeol yang masih bingung mencoba itu membuka pesawat kertas itu. Ternyata sebuah surat. "Hmm.." dia tersenyum

"Surat dari pesawat kertas? ini permainan saat aku kecil." dia tersenyum. Berharap kalau itu memang dari temannya.

aku masih bisa bertahan 3 tahun lagi. jangan khawatir aku akan menunggumu

Isi surat itu.

Apa maksudnya?

"Baiklah...saya akan kesana segera..baik..terimakasih!" suara dari Jongdae yang berjalan ke arah Chanyeol. "Kau sudah mendapatkannya kan, sekarang masuklah kembali karena aku harus pergi!"

"Tapi aku" belum selesai melanjutkan kalimatnya, dia keburu didorong oleh Jongdae

"Maaf Chanyeol, kalau rapatnya sudah selesai, aku janji akan mengobrol denganmu tetapi tidak sekarang!" kata Jongdae dengan tergesa-gesa mengunci selnya.

Lewat jendela kecil dari pintu tahanan, Chanyeol menghampirinya "Bisakah kau memberitahuku siapa yang mengirim ini?" tanyanya.

Jongdae kembali mengingat nama anak itu dengan susah payah "Ah, namanya Byun..Baek…Byun Baekhyun! sudah ya!" dia berlari menuju pintu keluar bagian barat.

"Byun..Baekhyun?"

To Be Con

Review please, don't be silent riders or Jongdae will kiss you! :p