Disclamer: Masashi Khisimoto

Pairing: SasukeNaruto

Rate: T

Warning: YAOI, AU, OOC, TYPO, DLL.

{Segala kritik, saran, flame dengan berbagai variasi rasa saya terima dengan SENANG HATI.}

.

OriginaLove

.

By:Borax 007

.

Cinta itu memiliki banyak rasa. Rasa coklat dan rasa vanila. Rasa original dan rasa pedas. Selama ini aku mungkin terbiasa dengan cinta rasa vanila dan pedas. Romantis dan menggebuh-gebuh. Namun hal yang paling aneh adalah cinta yang tak berasa. Pelan-pelan tanpa ku sadari.

.

.

.

Berapa hari dalam setahun?

Berapa hari dalam sebulan?

Berapa hari dalam seminggu?

Aku ingat, dulu aku pernah tahu jawabannya dengan pasti. Tapi kini aku tak yakin, masihkah setahun itu ada 365 hari, sebulan itu 30 hari, dan seminggu itu ada 7 hari.

Sejak bersama dengan Gaara-kekasihku saat ini- hari demi hari tiba-tiba berjalan dengan cepatnya. Aku menyebutnya cinta rasa pedas.

Aku rasa aku bertemu dengannya kemarin, namun tiba hari ini dua tahun terlewati begitu saja.

Kami saling mencintai. Saling membelai, berciuman, saling menatap dengan penuh nafsu. Kadang aku bertanya masihkah aku bisa hidup tanpa Gaara. Jawabannya mungkin masih bisa, toh sebelum bertemu dengan Gaara aku juga hidup.

Tapi, mungkin aku tak akan bisa bahagia lagi.

Dan ternyata benar saja.

Di sinilah aku. Langit dan bintang-bintang berputar.

Kemarin, maksudku dua tahun lalu aku bertemu dengan pria yang bernama Sabaku no Gaara. Tampan dan cerdas. Sungguh memikat, hingga aku tergila-gila setengah hidup padanya. Kami bertemu kemudian saling mengenal, tatapan kami tak sekali dua kali saja bertemu pandang. Seperti tertangkap basah kami sama-sama malu, namun seakan tak cukup dari sekedar pandangan senyum-senyum kecil yang masih terkesan malu-malu kami selipkan diantar pandang-pandangan itu. Kemudian menjadi sapaan kecil hingga percakapan dan minum bersama. Tak tahu siapa yang mulai, tiba-tiba saja kami berada di kamar hotel, Gaara menindih ku dan aku memeluknya erat seperti prangko tua yang melekat pada surat. Dan malam-malam berikutnya kancing-kancing kemejaku selalu terlepas dari tempatnya.

Haah, hari-hari yang indah. Kuseruput ingusku.

Aku kacau. Aku bahkan bisa mendengar suaraku yang sangau karena ingus yang menyumbat kedua lubang hidungku.

Kembali kutatap bintang yang biasa kutatap bersama Gaara.

Gaara oh Gaara. Gaara yang menawan, kini menjadi si brengsek Gaara. Pemuda syialan itu baru saja memutuskanku secara sepihak hanya karena orang tuanya tidak menyukaiku.

Iya, aku tahu ini bukan sekedar kata hanya. Tentu orang tua adalah segalanya. Tapi, tapi apa di sini harus aku yang menjadi korbannya.

Maafkan aku, aku tidak bisa paham, aku tak tahu berada di posisi Gaara karena aku tak punya orang tua.

Tapi apapun itu, semuanya telah berakhir, hari kemarin itu telah berakhir hari ini. Kebahagiaanku juga telah ikut berakhir. Selamat tinggal dunia, haruskah aku bunuh diri?

Tidak-tidak, aku sedang mabuk makanya aku tidak dapat berpikir dengan sehat.

Sebaiknya aku pulang. Cuci muka, mengeluarkan ingusku yang kurasa sudah meler sampai ke bibir. Rasanya asin. Makan ramen dan tidur. Besok akan kupikirkan cara yang lebih baik. Misalanya ketimbang bunuh diri sendiri lebih baik kubunuh Gaara dan keluarganya. Haha.

Cinta rasa pedas kini berasa pahit, rupanya.

Berjalan dalam keadaan mabuk. Rasanya seperti berjalan di dunia paralel. Ketika aku mencoba berjalan lurus yang terjadi malah berjalan miring. Ketika aku berjalan miring ke kiri malah miring ke kanan. Makanya untuk menjadi lurus, aku akan berjalan miring ke kiri dan ke kanan.

Dan perjalanan lurus yang ternyata miring itu berakhir ketika aku sampai tepat di depan pintu apartemen kecilku yang berada di lantai dua.

Kunci. Kunci. Dimana kau kunci. Setelah mendapatkan benda kecil itu di tasku, aku mencoba memasukannya kedalam lubang kunci pintuku.

Aku tersenyum. Kunci ini adalah semenya seperti Gaara dan lubang kunci di pintu ini adalah ukenya, aku.

Eh? Kok tidak bisa masuk? Apa karena aku membayangkan hal-hal yang jorok. Aku terus mencoba memasukkannya beberapa kali, tapi seolah bukan pasangannya mereka tak dapat menyatu.

"Kunci brengsek, lubang kunci sialan...! kalian sedang mencelahku ya..."

Seluruh emosi terkumpul diubun-ubunku.

Gaara sialan. Aku menatap kunci seakan menatap mata Gaara. Dan kunci itu menatapku balik, aku dapat melihat tatapan meremehkan milik Gaara.

"Kau mempermainkanku. Kau pikir kau siapa, huh?! Kau pikir aku tak bisa hidup tanpamu. Kau salah besar!" Seruku keras kemudian melempar kunci itu dari lantai dua, tak peduli jika suaraku akan membangunkan para tetangga. Aku yakin mereka juga pernah patah hati.

EEEEEEH?! Tunggu dulu, kuncinya. Aku melemparnya?!

Aku baru saja sadar jika yang baru saja kulemparkan itu kunci apartemenku, bukan Gaara.

Aku lemas. Selesai sudah.

Krieeett. Suara pintu terbuka.

"Uzumaki-san. Kau baik-baik saja?"

"Eh?" aku berbalik kerah pintu apartemenku yang terbuka, disana seseorang sedang berdiri yang kuyakini adalah tetanggaku selama setahun terakhir.

"Apa yang sedang kau lakukan di situ?" ia bertanya dengan tampang dan suara datarnya yang selalu menjadi misteri bagiku dan tetangga lain selama ini.

"Ma-aaf, bukannya aku yang harus bertanya. Maksudku, apa yang sedang anda lakukan di apartemenku?" tanyaku penuh heran dan juga curiga.

"Pfft." Dia terlihat menahan tawa.

"Kau pasti mabuk. Apartemenmu yang di samping."

"EH?"

Aku memijit pelipisku yang tiba-tiba terasa pening. pantasan saja kuncinya tidak cocok. Baka.

"Kau baik-baik saja. Kau terlihat pucat."

"Aku baik...baik.. saj..."

Aku merasa seperti berputar, limbung dan... kurasa aku akan terjatuh.

Namun lengan yang kokoh menyusup diantara pinggangku, menahan tubuhku agar tetap tegap.

Sasuke Uchiha. Nama pria yang mungkin lebih tua setahun atau dua tahun dari ku. Wajah tetanggaku itu berada diantara garis samar-samar. Kurasa aku akan pingsan, namun aku masih bisa menangkap siluet kekhawatirannya. Dan juga pelukannya yang seperti prangko tua.

"Maafkan aku. kurasa aku akan pings...an."

BRUKK.

.

.

TBC

.

.


Lama tak jumpa ya reader-san. Jadi kangen sama penghuni ffn, wokokok sebenarnya sekarang lagi apdet di wattpad tapi lama gak pernah publis disini tak kirain udah lupa sandinya nih akun. oh ya, apa tulisan saya makin ancur (dari dulu emang gitukan). Ok, fic ini cuma sampe 2 atau 3 chap. karena genrenya gak berat, romance dan humor mungkin bakal saya tamatin cepat2 nih, jadi Mind to review.^^