My first fanfict. huaa... deg-degan.
NamJin Couple. Enjoy !
6 Desember 2011
Angin bertiup agak kencang malam ini. Duduk di pinggir sungai han di akhir musim gugur memang bukan pilihan yang bagus. Uap terus terlihat keluar dari hidung Kim Sukjin yg untuk selanjutnya akan dipanggil Jin saja. Sweater pink dibalik coat coklatnya tak ampuh menahan dingin. Ditiupnya lagi kedua tangannya dan mengosok2 keduanya. Mata hitamnya yang terlihat kosong memandang lurus sungai yang terlihat berwarna-warni karna lampu di sekitarnya.
Ada satu kalimat yang ia ulang dihatinya berkali-kali sejak ia duduk di sana.
Kumohon Joon-ah. cepatlah kau datang !
Dari sudut matanya terlihat seorang namja yg masih memakai seragam sekolahnya (yg..well jauh dari aturan seragam sekolah). Setengah berlari namja itu menuju bangku panjang tempat Jin duduk. Jin melirik arloji ditangan kirinya.
5 menit tersisa...
" maaf, aku baru datang. Kau pasti sudah menunggu lama"
Wajah namja itu terlihat sangat khawatir. Uap terus keluar bersama nafasnya yg memburu. Tertulis nama Kim Namjoon di dada kiri namja itu. Seketika Jin berdiri dan membalasnya dengan pelukan erat yang hampir membuatnya jatuh menimpa namja berseragam itu.
"h-hei.."
"Diamlah sebentar Joon-ah, kumohon. Sebentar saja"
Ternyata kau bisa merasa rindu padaku juga ya? mengaku sa- "Ucapannya terpotong saat ia merasakan airmata hangat di dadanya.
" kau tidak apa-apa, Jinnie ?"
Aniya, aku sangat takut Joon-ah
Jin membenamkan wajahnya di dada Namjoon. Berharap waktu berhenti. Berharap Namjoon tak melihat wajah menangisnya. Pundaknya mulai bergetar.
"Joon...Mianhae..."
" gwaenchana... aku yg harusnya minta maaf " . Namjoon memberikan kecupan di atas kepala Jin.
Jin melepaskan pelukannya. Tangannya tetap menggenggam tangan Namjoon. Ditatapnya mata namja dihadapannya lekat lekat.
"aniya ... kali ini aku yg harus minta maaf "
Bibir pinkish jin perlahan mencium bibir Namjoon ringan. Meski senang jin baru saja menciumnya, entah kenapa debaran di dada namjoon berbeda dengan saat saat dahulu jin menciumnya. Jin melepas pegangan tangannya.
" lets break up, Namjoon "
"w-what ?"
Debaran yg tadi dirasakan Namjoon tiba2 hilang. Entah karena cuaca yang dingin atau Namjoon merasa tak ada udara yg bisa ia hirup.
"But why ?"
-*Namjoon POV*-
"terimakasih atas semuanya namjoon "
Bahkan sekarang Jin memanggilku tanpa embel-embel -ah. Tidak, apapun yang akan kau katakan. Kumohon jangan.
"w-what do you mean jinnie ?"
Sekarang matanya mulai berkaca-kaca. Dan dia menundukkan wajahnya. Bagaimana jin... ah, sebenarnya kenapa ? Apa aku melakukan suatu kesalahan fatal ?. Tapi apa ?Aghh.. tangan ku sudah tak tahan diam terus. Ku guncang kedua bahu jin.
" Jinnie, tatap mataku sekarang. Itu yang benar 2 kau inginkan ? Jawab aku, Jin !"
Bahunya yg tadi bergetar tiba tiba diam dan Jin pingsan . Untung saja aku segera mendekapnya.
Dingin
Badannya terasa dingin.
Eh,
aku tak merasakan debaran jantungnya.
Jin? Kim sukjin ?
~1 jam yg lalu~
Rapmon pov
Gotjimariya... you such a liar. See me see me ya-
Ah hpku bunyi lagi... ayo kita lihat siapa yg menelpon kali ini. Aku harap itu dari dia.
" Yak ! Rapmon hyung ! Buang hanphone mu itu sekarang ! Fokus, dancemu itu yang termudah dibanding yang lain ! Hey kau dengar tidak ! "
Aisshi jinja ! kenapa jimin selalu berteriak dengan falsetto ?
...Jinnie
APAH ! *kucek kucek mata* AKHIRNYA ! Nae sarang!
"Yoboseo chagi "
...
"huh ? Sungai han ? Jigeum ?"
...
"ah, ne arraeso nae jinnie. aku bakal kesana secepatnya "
...
" ya, kau tunggu sebentar di sana, ne ? Bye !"
Mmmuaahh . kucium hape ku berkali kali. Dia sudah tak marah lagi padaku. Hehehe. Ah, sebaiknya aku segera kesana.
"Hyung, kau mau kemana ? Latihan belum selesai "
Aish, si kucrit jimin ini berani beraninya menghalangiku. Dia benar2 tak sadar dengan tinggi badannya dan rentangan tangannya yang bahkan tak bisa menutupi pintu sekecil itu.
*mmuuach*
Reflek, kucium saja bibirnya. Hey, aku lagi senang, okay ? it's normal in US. So don't worry jinnie. I'm not cheating on you.
" Jin sedang menungguku dan aku harus cepat2 menemuinya, aku duluan, ne "
Cepat cepat kulewati jimin yg masih pelongo ( bahasa apa ini !) dan keluar dari ruang latihan.
" ah,oh ya. sebaiknya kau langsung pulang saja!"
Tiba2 saja suga sudah dihadapan ku saat aku berbalik badan. Apa dia melihat aku mencium jimin ? Wajahnya terlihat sangat tidak bersahabat
"oh, hai suga ! tentang yang tadi, ehm, kau tanya saja langsung ke jimin. Aku ada keperluan penting jadi... bye!"
Kalau sudah begini aku harus cepat cepat kabur. Kudengar suara omelan suga dari luar gedung. Terlihat jimin melihat ku dari jendela dengan tatapan 'akan-ku-bunuh-kau ' nya dan langsung kembali menenangkan suga. Hahahahah
*DDUKK
"Awhh.."
~Rapmon POV end~
Namjoon a.k.a. rapmon menabrak seorang gadis kecil, berumur sekitar 8tahun, saat namjoon berlari menuju sungai han. Penampilan anak itu cukup aneh untuk anak seusianya. Rambut sebahu merah jingga yg terkesan urakan ( model rambut sandara 2ne1 di mv it hurt), jam analog yg dikalungkan dilehernya, dress hitam selutut dengan lengan panjang, juga sepatu kulit hitam dengan sol yg cukup tebal. Ditambah buku tebal bersampul kulit yg tampak tua sekali. Dia mendpat luka baret ( apalagi ini, author !) di kedua lututnya.
" Awwh.. cakkit.."
" gwaenchana?, apa itu sakit ?"
" ne, neomu apa namjoon "
"apa kau bisa berdiri ? T-tunggu! Kau bilang 'Namjoon' ? "
"Eng, wae ? Namamu memang Namjoon kan ? Kim Namjoon"
Namjoon sedikit terkejut. Bagaimana anak itu tau namanya. Lalu ia menyadari kalau dirinya masih mengenakan baju seragamnya.
"memang namaku Namjoon. Tapi seharusnya kau memanggilku oppa, anak kecil " ujar namjoon sambil mengacak2 kepala anak itu.
"Memangnya kenapa?"
"karna kau lebih muda dari ku tau "
Anak itu mendengus lalu mem-pout-kan bibir mungilnya. "kenapa manusia selalu berlebihan kalau soal umur? menyebalkan. Bukankah semakin tua berarti semakin cepat mati?"
Namjoon semakin merasa kalau anak ini sangat berbeda dari anak kecil lainnya. Terutama gaya bicaranya yg sangat dewasa dan tidak sopan.
"sudahlah, kau bisa berdiri tidak ? "
Dengan wajah yg masih sedikit cemberut gadis kecil itu mencoba berdiri. Namun ia kembali terduduk dan meringis kesakitan.
"mau kugendong ?"
" Nde, antarkan aku ke sungai han "
" oh, ya ? Aku juga akan kesana. Ja, ayo berangkat "
...
Di perjalanan, namjoon semakin penasaran dengan anak itu
" jadi, siapa namamu ?"
"untuk apa kau tau ?"
" ya! Bicaralah yg sopan! "
" Wae? Karna kau lebih cepat mati ?"
"wah, kau benar2 tidak sopan. Tentu saja karna kau sudah tahu namaku"
"kau akan tahu namaku saat kau akan mati" kata katanya keluar dengan wajah datar tanpa ekspresi.
" hei, kau jangan suka berkata mati-mati seperti itu !"
Tiba 2 terdengar bunyi keroncongan dari perut namjoon. Ia teringat kalau belum ada makanan yg masuk ke perutnya sejak tadi siang. Apalagi dia hanya sempat makan bibimbap dari bekal jimin sebelum latihan.
" Kau juga bisa mati karna lapar"
"Ya! Berhentilah berkata mati mati !"
...
Mereka berhenti sebentar di mini market untuk membeli roti kacang merah untuk namjoon dan band-aid untuk si gadis kecil.
" Kau mau roti juga?" Ujar namjoon setelah menempelkan band-aid di lutut gadis itu. Dan dibalas " Emm" oleh yang ditanya ditambah mengangguk dengan cepat.
Manis juga anak ini, pikir namjoon. Akhirnya namjoon membeli 2 roti kacang merah lagi untuk gadis itu dan untuk jin.
"roti itu untuk Jin, ya ? "
" Dari mana kau tau?"
" pacarmu itu hampir membeku menunggumu di sungai han, bodoh "
"astaga ! Aku pasti terlambat ! Uh, jam berapa sekarang ?"
" pukul 9 lebih 15 menit"
Namjoon terlihat semakin panik. Ia menerima telepon dari jin sekitan jam 8, berarti...
" AAH ! SATU JAM LEBIH ! Dia pasti khawatir !"Ia pun mencoba menelpon jin namun baterai smartphone nya habis."oh, shit. No,no,no. Damn it ! Aggh..fuck !" Keluarlah semua jenis umpatan yg Namjoon dengar dari lagu hiphop selama di Amerika.
" Pergilah sana, bodoh. Tak ada gunanya mengumpat didepan 'anak kecil'. Kau tak usah mengantarku. Aku sudah bisa jalan"
"ah, bagus kalau begitu. Aku pergi dulu ya ! "
" tunggu ! Ini untuk mu. Aku tak punya uang. Kau sudah belikanku band-aid dan roti." Gadis itu memberikan jam antik berbentuk kalung kepada namjoon.
"Bukannya kau ingin ke sungai han juga ?"
"minimarket ini di depan sungai han bodoh ! Cepat pergi sana !"
" oh, kau benar ! bye!" ,Namjoon melambaikan tangannya sambil berlari menuruni anak tangga menuju tempat Jin.
Gadis kecil itu membuka buku tua yang sedari tadi ia peluk.
" lima menit lagi, ya ?. Ah, aku harus segera menghabiskan roti ini" mulutnya yg kecil menggembung dan selai kacang berlumuran di sekitar mulutnya.
"Ja, ayo kerja !"
...
Dengan cepat Namjoon berlari ke bangku bangku taman di sepinggir sungai han. Tak lama kemudian ia melihat jin terduduk di salah satu bangku disana.
...
Dingin
Tubuh itu terasa dingin.
Tak ada detak jantung.
...
Seoul
06:15 AM , 6 Desember 2015
"Andwae... jin...Jinnie !"
Ah, mimpi itu lagi
Namjoon tersentak bangun dari tidurnya. Seperti pagi sebelumnya, selalu begitu selama 4 tahun belakangan, ia selalu terbangun dengan wajah yang penuh dengan keringat dan nafas yang tak beraturan. Mungkin karena itu lingkaran hitam di sekitar matanya tak bisa hilang. Beban pikiran yang menumpuk membuat rambutnya seputih salju, padahal ia baru berumur 22 tahun ( bayangin aja model rambut rapmon di mv War of Hormones) .
Bagaimana tidak stress ? Mimpi yang sama. Setiap malam. Jin meninggal di pelukannya. Setiap Namjoon menutup mata, kilasan peristiwa itu berkelebat di matanya. Obat penenang hanya membantunya tertidur, tapi tidak menghilangkan mimpi buruk itu.
Namjoon ingat betul apa yg terjadi esok paginya setelah Jin meninggal. Semua acara berita di tv membahas tentang itu seminggu penuh. Wajar karena Kim Namjoon adalah anak dari Walikota Seoul. Para wartawan datang ke rumah dan menanyakan tentang kronologi meninggalnya Jin. Lampu flash yang terus menerus diarahkan padanya membuatnya phobia terhadap kilatan cahaya. Itu sebabnya ia menghindari benda- benda yg memantulkan cahaya.
Dahulu Namjoon menganggap yang menyebabkan Jin meninggal adalah serangan jantung. Kini setelah ia diberitahu oleh salah satu sepupunya di kepolisian seoul, ia tahu bahwa Jin meninggal karna racun. Sampai sekarang belum ada bukti apakah itu tindakan pembunuhan atau bunuh diri.
AR-X21. Senyawa arsenik. Berkerja lambat 60-70 menit sejak di konsumsi. Jenis racun baru, belum dapat dipastikan cara kerjanya. Namun sepertinya dia bereaksi memperlambat kerja otot , terutama jantung, sehingga otak akan kekurangan suplai oksigen dari darah. Pada kasus Jin gejalanya mirip dengan gejala stroke dan serangan jantung. Baru kali ini aku melihat racun ini di Korea Selatan. Seharusnya pemilik racun ini dapat dilacak dengan cepat. Entah mengapa kasus ini di biarkan begitu saja. – Jung Hoseok
...
Hari ini adalah hari penting bagi Namjoon. Ia akan dilantik menjadi anggota resmi Pasukan Keamanan Presiden.
" Bersiaplah Kim Namjoon. Angkat dagumu dan busungkan dadamu. Tarik nafas...buaaang...fyuhh !" Kedua tangannya menepuk nepuk pipinya. di pakainya rompi anti peluru yang kemudian dilapisi kemeja putih polos juga jas hitam. Sepatu hitam yang sudah di poles mengkilat.
"Ah, topiku ! Hampir saja " ada senyum terlihat di wajah namjoon saat ia melihat wajah jin di dalam topi nya. Ya, wajah Jin, Namjoon selau menyelipkan foto Jin di dalam topinya. Boleh percaaya atau tidak, dia selalu mendapat keberuntungan karena foto itu.
" aku percaya kau masih ada. "
Ditutup pintu rumahnya dan di nyalankannya mesin mobilnya. Berangkat menuju Blue House.
...
Di tempat lain.
06:15 AM , 6 Desember 2015
"Kau bisa melakukannya ?"
Orang yang ditanya mengibaskan asap rokok dengan tangannya." kau tahu aku hanya akan mengotori tanganku dengan darah yang kotor, kan ?"
" aku tahu persis siapa dirimu. Tenang saja" orang yang merokok itu menaruh Ipadnya di mejanya. " lihat itu, kau puas ?" Di nyalakannya lagi seputung rokok baru. Orang yang satunya memperhatikan data di Ipad tersebut.
" berapa harganya ?"
Orang yang merokok itu menyunggingkan smirk liciknya. " 100 million, so tempting, right ?"
lawan bicaranya malah memainkan bola matanya. Seakan hal yg didengarnya adalah hal yg biasa. Ia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu lalu berhenti tepat di depan pintu yg setengah terbuka itu.
" siapkan semua yang aku butuhkan" .
" sudah seharusnya, karna aku yang memberimu nyawa. Bukan begitu,Bloddy Berry a.k.a double B. Atau haruskah kupanggil kau-"
" Jangan sebut nama itu, Venom. Mengingatnya saja membuatku mual. " ditutupnya pintu dengan hentakan keras. Hingga rokokpun mati terkena hembusan anginnya
" kau benar-benar menarik" ucap Venom a.k.a V sambil menyalakan lagi rokoknya.
TBC
...
Gimana ? gimana ? Jangan lupa reviewnya ny. saran dan kritik sangat membantu ^^v
