"Kau yakin, akan berpenampilan seperti itu?" Kata sahabat pirangnya sambil mengerutkan kening tak percaya. Pasalnya sahabat merah mudanya tiba-tiba saja memutuskan untuk berpenampilan culun di sekolah barunya. Kacamata bulat tebal, rok sepuluh senti dibawah lutut, baju sekolah longgar, dan rambut merah muda panjang yang dikepang dua. Tetap saja bagi sahabat pirangnya dia masih terlihat cantik dengan jelas.

"Heh, kau lupa?" Jawabnya sambil memijat keningnya pelan. "Aku tidak mau di sekolah baruku ini, aku di kejar-kejar oleh para pria seperti di Suna." Ya, Naruto ingat betul, hampir semua pria di sekolah Suna mengejar-ngejar sahabatnya itu karena kecantikannya, tubuhnya yang begitu ideal terbentuk indah dan kecerdasannya yang membuatnya semakin sempurna.

"Terserah!" kata Naruto mengedikkan bahu sambil tersenyum. "O'ya Sakura, kata paman Kizashi jangan lupa siang ini ada pertemuan dengan keluarga Uchiha."

"Jangan ingatkan aku, aku tidak peduli. Mereka pasti akan memaksaku untuk menikahi Uchiha yang sudah beristri itu." Jawab Sakura ketus seraya memutar bola matanya saat keluar dari dalam mobil. Keluarga Haruno memang sangat tegas terhadap segala keputusan yang telah mereka ambil dan keputusan untuk menikahkan Sakura dengan putra bungsu Uchiha yang sudah beristri tidak dapat dibantah lagi, alasannya adalah tidak lain dan tidak bukan karena perjodohan konyol yang telah dibuat oleh para tua bangka Uchiha dan Haruno.

Sedangkan si bungsu Uchiha yang menikahi marga Uzumaki, dikarenakan saat itu perusahaan mereka sedang mengalami kekurangan dana yang cukup besar dan hanya dapat dipulihkan dengan bantuan dari klan Uzumaki. Dengan satu syarat yaitu menikahi putri tunggal mereka yang begitu tergila-gila pada Uchiha bungsu itu. Di dunia mereka, cinta tidaklah penting karena yang terpenting adalah prinsip dan peraturan mereka yang seenak jidat.

"Kau benar! Seharusnya kau menikah saja denganku," godanya tersenyum.

"Apa? Kau mau mati ya?" Ucapnya sambil menunjukkan kepalan tangannya.

"Mengerikkan, sudah masuk sana! Nanti kau terlambat. Aku berangkat kerja dulu sampai jumpa nanti siang." Naruto melambaikan tangannya kemudian melajukan mobilnya menuju perusahaan milik keluarganya, Namikaze Group.

[SasuSaku Fanfiction]

Disclaimer Naruto Masashi Kishimoto

Story Keyra Uchiha

Judul

Antara Kau Dan Aku

Warning!

Jika ada kesamaan tokoh, latar, tempat, waktu, dan kejadian. Itu mungkin hanya kebetulan saja.

SasuSaku AU, Miss-Typo(s), dan gaje.

Happy Reading!

.

.

.

.

Haruno Sakura, gadis itu masih duduk di bangku kelas tiga SMA. Sifatnya yang cukup ramah terhadap orang-orang tertentu, cantik, dan cerdas membuatnya digilai semua pria di sekolah lamanya bahkan di luar sekolah pun. Dan itu membuatnya memutuskan untuk pindah sekolah dan menjadi Sakura yang baru, si kutu buku.

Naruto Namikaze, dia sahabat Sakura sejak lama tepatnya sejak Sakura masih bayi. Naruto dan Sakura memiliki perbedaan usia yang lumayan jauh, sekitar lima tahun lebih muda dari Naruto.

"Apa dia istrimu?" Sakura memulai percakapannya dengan Sasuke Uchiha. Pria itu adalah orang yang dijodohkan dengannya. Kadang Sakura berpikir, kalau orang tuanya sudah gila karena mereka dengan teganya membiarkan putri mereka satu-satunya menikahi seorang pria yang sudah beristri, yang benar saja.

"Hnn," gumamnya. Setelah sekian lama ia baru menjawab pertanyaan Sakura. Matanya melirik wanita berambut merah yang sedang cemberut karena ditahan oleh orang tuanya agar tidak mendekati mereka.

"Seleramu buruk." Tak tanggung-tanggung dengan nada mengejek Sakura mengatakan kalau selera Sasuke sangat buruk karena menikahi gadis merah yang menurut Sakura terlihat agak aneh dengan tampilannya yang ribet, penuh perhiasan dan terlalu banyak make up.

"Dia bukan tipeku," ucapnya datar tanpa ekspresi. Kemudian meneguk sedikit wine yang berada di tangannya.

"Kenapa kau menikahinya?" Sakura tidak bisa menahan rasa keingin tahuannya terhadap kehidupan calon suaminya itu, mengingat dia masih kekanak-kanakan dan sepertinya sifat keingin tahuan seperti itu tidak aneh lagi untuk anak-anak seusianya.

"Karena aku mau," jawabnya singkat kemudian menatap Sakura sangat lekat.

"Aneh," gumamnya. Kenapa menikahi seseorang tanpa alasan? Setidaknya harus ada sedikit rasa suka bukan? Lantas, hubungan seperti apa yang mereka bangun tanpa ditiangi oleh cinta. "Kenapa kau melihatku seperti itu hah? Dengar ya, Sasuke Uchiha, ku akui kau memang tampan dan memang idaman setiap wanita," Sakura mengedikkan bahu mengejek. "Tapi, Aku tetap tidak mau menjadi istrimu." Dengan tegasnya Sakura mengatakan hal yang sudah ia catat di otaknya sejak lama.

"Kau pikir aku mau menikahi anak kecil sepertimu? Aku bukan pedofilia." Jawabnya.

"Baguslah! Dengan begitu rencana pernikahan ini tidak usah di lanjutkan. Habiskan saja waktu tua mu dengan wanita aneh itu." Sakura mengedikkan dagunya menunjuk Karin.

"Heh, sayang sekali, kurasa itu tidak akan terjadi. Seharusnya kau tahu sifat keras kakekku dan tuan Hasirama." Pria ini menyebalkan bahkan dia masih bisa santai disaat Sakura sudah tidak tahan lagi dengan sifatnya yang so cool dan irit bicara. Pikirnya, meskipun Sasuke adalah pria terakhir di bumi, mungkin Sakura akan memilih untuk menjomblo daripada harus menikahinya.

"Ah, sial! Kau benar, bagaimana kalau kita membuat perjanjian hah?" Sakura mengedikkan dagunya tanda bertanya.

"Perjanjian?" Sasuke mengerutkan keningnya. Mungkin gadis ini akan membuat perjanjian semacam kawin kontrak seperti di TV TV?

"Yups! Aku akan setuju menikah denganmu tapi ..." Sakura mengetuk-ngetuk dahinya dengan telunjuk sambil berpikir. "Kau tidak boleh menyentuhku sedikit pun seperti, pegangan tangan, ciuman, berpelukan, dan hal lainnya." Katanya. Sasuke tersenyum setelah mendengar persyaratan yang Sakura berikan.

"Terserah kau anak kecil." Sasuke bangkit dari duduknya dan mengetuk dahi Sakura dengan dua jarinya. Kemudian ia berbisik. "Asal kau tahu, tidak ada satu orang pun yang bisa mengaturku." Sasuke kembali tersenyum dan meninggalkan Sakura yang masih duduk di tempatnya. Mata gadis itu membulat dan menggertakkan giginya karena kesal. Bukankah maksud Sasuke, dia tidak akan memuruti permintaan Sakura. Sepertinya Sakura harus berhati-hati kepada srigala berbulu domba yang Satu itu.

"Tuhan! Aku harus memberi tahu Naruto mengenai ini." Sakura segera meraih ponselnya dan menghubungi Naruto untuk menceritakan kejadian yang baru saja ia alami.

.

.

.

.

Pertemuan kali ini telah selesai dengan keputusan yang membuat jantung Sakura hampir berhenti berdetak yaitu, tanggal pernikahan mereka telah ditentukan satu minggu lagi menuju pelaminannya bersama si pedofil itu. Membayangkannya saja membuat Sakura merinding takut, sampai terbawa mimpi dan membangunkannya di pagi hari yang memaksanya untuk pergi ke sekolah.

Tid ... Tid ...

Suara klakson mobil Naruto sudah terdengar seperti biasanya tentu saja, mereka sudah tetanggaan sejak lama.

"Hei putri tidur! Ayo cepat turun sudah jam berapa ini?" Suaranya yang cempreng benar-benar membangunkan Sakura bahkan dari lamunan tentang mimpi buruknya.

Sakura bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju jendela kamarnya. Membuka jendela itu dan menatap ke bawah ke arah Naruto.

"Kau berisik sekali, ini masih pagi tahu!" Jawab Sakura. Gaun tidurnya masih melekat di tubuhnya dan itu yang membuat Naruto selalu menyukai waktu pagi. Bukan apa, hanya saja Naruto memang sengaja berteriak seperti tadi setiap pagi hanya untuk melihat Sakura dengan gaun malamnya.

Jika semua pria mengejar-ngejar gadis merah muda itu, kenapa tidak dengannya? Naruto pria normal seperti yang lainnya hanya saja dia menjaga hubungan persahabatannya dengan Sakura yang sudah terjalin begitu lama.

"Baiklah! Aku menunggumu, cepatlah mandi dan berganti pakaian. Mataku tidak tahan dengan keindahan tuhan yang satu itu." Katanya Sambil tersenyum. Sakura melotot dan segera menutupi belahan dadanya yang terekspos bebas.

"Sialan kau Naruto!" Teriaknya seraya melemparkan sandal tidur yang ia pakai ke arah Naruto. Pria itu hanya tertawa sambil menangkap sandal yang Sakura lemparkan sedangkan Sakura segera berlari menuju kamar mandi.

TBC

AN

hai gengs, maapken aku yang sudah publish cerita baru tanpa merampungkan cerita sebelumnya. Abisnya gatel banget pengen nulis ini. tapi please jangan keroyok aku karena karakter yang serba menyakitkan ini hehee... o'ya cerita yang belum selesai juga pasti dilanjut kok jadi sabar ya...

see u