Tittle: Madararui.

Author: Bluedevil9293.

Disclaimer: This story belong to me, but the character not be my mind.

Main Cast:

SiBum.

Chapter: 1 of 2.

Genre: Fantasy, Semi Genderswitch, Rape, Romance, Drama, M-Preg

Rated: M – NC17.

Warning: Yaoi, Shounen-ai, Boys Love, Boy x Boy.
Please, Don't Like Don't Read. No bashing and flame, Like and comment if you like this fanfic.

Note: No bashing, no flame, no copas, no re-publis, no plagiat, yes to like and comment.

Cerita ini terinspirasi dari Manga Yaoi – M-Preg 'Sex pistols' karena itu ceritanya banyak mengambil dari sana terutama tentang Madararui dll tapi kalau jalan cerita di buat versi Dean walau ada beberapa adegan yang bakal sama n di mix dari adegan di Manga Yaoi lain. Semoga kalian menyukai ff ini dan jangan lupa comment setelah membacanya ya. Gomawo…

Summary: Ini adalah kisahku saat ia pertama kali menyentuhku hingga akhirnya aku bisa memberinya keturunan.

_o0o_

Namaku Kim Kibum tapi biasanya orang lain lebih senang memangilku dengan sebutan Kibum atau Joongie. Ini adalah kisahku sebelum menikah dengan suamiku kini, Choi Siwon dan di karuaniai tiga anak laki-laki yang sangat tampan, Choi Yoochun, Choi Yunho dan Choi Hangeng. Sebelum aku menceritakan kisahku terlebih dulu aku akan menjelaskan tentang apa itu Madararui. Kalian tahu apa itu madararui?

Kalian bisa memisahkan mamalia menjadi beberapa kategori yang disebut 'order', lalu sub-kategorinya disebut 'suborder'. Manusia sebagai 'suborder of anthropoidea' berada di bawah 'order of primates'. Order of primates juga disebut 'order of monkeys'. Nenek moyang kita dianggap telah mengalami evolusi besar dari monyet ke Hominidae. Hominidae selanjutnya dapat dibagi menjadi: Manusia (Man-Kind) dan Madararui (Spotted-Kind).

Dalam DNA nenek moyang kita yang telah mengalami evolusi dari monyet ke Hominidae beberapa memiliki 'Spot awakening' gen dari mamalia lain dan serangga, dan mereka disebut Madararui. Ape-man (Human) tidak memiliki kemampuan untuk membedakan Madararui. Namun, ape-man memiliki kemampuan luar biasa yang berbeda dari Madararui. Mereka memiliki tingkat kesuburan tinggi karena itu tak mengherankan kalau species ape-man jumlahnya sangat banyak.

Secara garis besar bisa di katakan Madararui itu adalah Half-Man and Half-Animal. Dan sebagai informasi saja, aku termasuk salah satu dari species Madararui tadi. Aku ini Half-Man and Half-Leopard. Dan sebagai informasi tambahan lagi, Leopard termasuk species langka karena itu aku yang merupakan species terakhir ini sangat terancam keamanannya. Semua Madararui mau species apa pun itu pasti menginginkan pasangan hidup dari species langka sepertiku ini. Karena itulah aku selalu khawatir bila berada di antara Madararui lain. Terkandang mereka bisa sadar dengan keberadaanku tapi lebih sering tidak.

Sejak lahir kedua orang tuaku sangat menghawatirkan keadaanku yang termasuk species langka ini karena itulah banyak hal mereka lakukan untuk keamananku. Salah satunya menitipkanku pada pasangan Ape-man, tapi sayangnya beberapa tahun yang lalu kedua orang tua angkatku meninggal dan kedua orang tua kandungku pun ikut meninggalkanku setahun yang lalu. Dan selama setahun ini aku mulai menjaga diriku sendiri. Aku tak mau menjadi 'female' bagi orang yang tak kucintai.

Dan asal kalian tahu saja, selain Half-Leopard tubuhku pun Half-Women. Sejak lahir kedua orang tuaku sudah menanamkan 'Parasite' di dalam tubuhku karena itulah jika di lihat dari luar aku memang tampak seperti namja tapi jangan salah karena parasite tadi aku jadi memiliki organ intim wanita dan karena parasite tadi aku juga jadi memiliki rahim di dalam tubuhku.

Tubuhku akan kembali normal, menjadi tubuh pria, bila ada namja lain yang menanam benihnya di dalam rahimku. Aku merasa sedikit tenang dengan adanya parasite di dalam tubuhku ini, karena dengan adanya benda tadi pheromone yang keluar dari tubuhku terkontrol dengan baik dan karena itulah Madararui lain sedikit terkecoh karena mereka mengira aku sudah dimiliki oleh orang lain.

Hidup sebagai sebatang karang memang susah, apa lagi untuk anak berusia 17 tahun sepertiku. Karena kematian kedua orang tuaku setahun yang lalu mau tak mau akhirnya aku harus berhenti bersekolah dan mulai bekerja untuk membiayai kehidupanku. Mencari pekerjaan dalam usia sedini ini tidaklah gampang tapi aku bersyukur karena bisa diterima bekerja menjadi seorang waiters di sebuah café kecil di tengah kota.

Treng… Treng…

Bel café berbunyi saat seseorang membuka pintu café tadi dan tak lama seorang namja masuk ke dalam café ini dan duduk di sofa paling pojok. Aku tahu namja itu, namanya Choi Siwon, dia seorang bisnismen muda yang sangat terkenal dan wajahnya itu sering kali menghiasi Koran, majalah atau pun TV, dan dia juga merupakan pelangan tetap di café ini. Setiap akhir pekan dia pasti akan datang kemari dan memesan secangkir kopi dan sepotong kue lalu menikmatinya sambil membaca entah apa itu.

Sudah sejak beberapa bulan yang lalu aku terus memperhatikannya setiap ia datang kemari. Harus ku akui kalau dia benar-benar namja dengan wajah yang sangat tampan dan dia juga sangat kaya, lihat saja benda-benda yang di gunakannya semua bermerek terkenal. Dan satu hal yang harus kalian tahu, dia juga seorang Madararui sepertiku. Dia Half-Rain Dragon species langka sepertiku tapi dia tak perlu khawatir dengan statusnya itu karena dia tak punya aura 'Female' sepertiku.

Huft… Madararui yang bisa menjadi istrinya pasti sangat beruntung sekali. Andaikan itu aku, pasti kehidupanku nanti akan terjamin semuanya. Orang seperti dia mana mau denganku, tapi aku… Entahlah, ku rasa aku menyukai dia. Terbiasa menatapnya setiap ia berkunChoi ke café sepertinya perlahan membuatku jatuh cinta padanya.

"Kibum!" Panggil salah seorang temanku yang juga bekerja di café ini, panggilannya tadi sukses membuat semua lamunan indahku buyar. Dengan sedikit kesal kulirik ia yang tengah menatapku heran.

"Ya, ada apa?" tanyaku sambil melirik kearah meja dimana Siwon berada memunggungiku.

"Apa yang sedang kau lihat?" Tanya temanku tadi membuatku sedikit gugup.

"Aniya, bukan apa-apa. Kenapa kau memanggiku tadi?" tanyaku lagi mengalihkan pembicaraan, aku tak mau dia mengodaku nantinya kalau dia tahu aku sering menatap Siwon secara diam-diam.

"Ini sudah jam Sembilan malam, bukankah jam kerjamu sudah habis. Apa kau tak ingin pulang deluan? Kau ingin kerja lembur?" Tanya temanku tadi membuatku melirik kearah pergelangan tanganku sendiri. Ah, benar sekali sekarang sudah jam Sembilan malam lewat dua puluh lima menit malahan.

"Aniya, aku akan bersiap-siap pulang sekarang." Ucapku yang langsung berlari ke belakang dan menganti seragam kerjaku dengan baju yang tadi pagi ku gunakan, setelahnya aku langsung pamit pada maneger café dan beberapa temanku sebelum akhirnya aku meninggalkan café tadi. Aku harus cepat pulang, malam hari terlalu rawan untukku. Aku tak pernah pulang lebih dari jam sepuluh malam karena itu sangat berbahaya untukku yang species langka ini.

Sebelum pulang ke rumah aku menyempatkan diri mampir ke minimarket dulu sekedar membeli beberapa bahan makanan. Setelah selesai aku kembali berjalan menuju rumah kecilku di tengah pekatnya malam. Karena waktu sudah menunjukan pukul sepuluh lebih akhirnya aku memutuskan pulang melewati sebuah gang kecil yang sepi tapi jaraknya dari rumahku sangat dekat. Sepertinya keputusanku untuk melewati jalan ini sangat salah karena di sini sepi sekali sampai aku bisa mendengar derap langkah di belakangku yang membuatku sedikit takut.

Ku peluk plastik belanjaanku di depan dada saat suara derap langkah tadi semakin terdengar jelas di sertai dengan teriakan beberapa pria. Tubuhku membatu saat derap langkah tadi semakin mendekat tanpa ku sadari tubuhku kini sudah menempel di tembok jalan dan dengan perlahan ku balikan tubuhku untuk melihat apa yang berjalan mendekatiku tadi. Rasanya jantungku mau copot saat itu juga ketika kulihat seorang namja berlari mendekatiku.

"Maaf, tolong aku sebentar." Ucap namja tadi sebelum akhirnya ia memeluk erat tubuhku yang menempel di dinding dan menengelamkan wajahnya di perpotongan leher dan bahuku. Tubuhku semakin kaku saja saat tahu siapa namja tadi, dia Siwon. Entah apa yang ku mimpikan semalam hingga malam ini aku bisa beradan di dalam pelukannya yang hangat dan mencium wangi tubuhnya yang khas sekali. Siwon masih terus memeluk tubuhku sampai ku lihat beberapa orang berlari sambil berteriak melewati kami, "Gomawo, maaf membuatmu terkejut tapi aku harus pergi sekarang sebelum orang-orang itu kembali dan menangkapku. Sekali lagi, gomawo!" Ucapnya yang langsung berlalu pergi kearah berlawanan dengan orang-orang tadi meninggalkanku yang masih terbengong-bengong menatap punggungnya yang semakin menjauh.

Saat sosok namja tampan tadi menghilang di tikungan jalan tubuhku langsung merosot ke jalan dan terasa lemas. Ku sentuh dada kiriku dan bisa kurasakan detak jantungku berdebar-debar dengan kencang bahkan sesekali tubuhku menampakan sosok Leopardku karena efek dari jantungku yang berdebar-debar tak karuan tadi.

_o0o_

Dua minggu berlalu setelah kejadian itu, semua masih sama seperti sebelumnya. Siwon selalu datang di akhir pekan ke café tempat dimana aku bekerja dan melakukan hal yang sama. Sepertinya dia tak mengingatku dan kejadian malam itu, mungkin karena keadaan di tempat itu saat gelap waktu itu hingga dia tak bisa mengenalku. Tapi untukku… itu sebuah malah yang sangat mendebarkan. Sampai detik ini saja aku masih belum bisa melupakan kehangatan tubuhnya dan wangi parfumenya yang sangat khas itu. Dan karena kejadian waktu itu aku jadi sering tersenyum bila memikirkannya. Anggap saja aku gila karena menyukai namja yang sangat susah untuk ku raih. Tapi inilah cinta, buta dan sangat sulit di mengerti.

Malam ini café tutup lebih cepat karena aka nada hujan badai jadi manager menutuf café lebih awal karena percuma juga terus membuka café tadi dalam keadaan hujan badai, tak akan ada pengunChoi yang datang. Jam tujum lewat aku sudah tampak berlari-lari kecil di jalan pulang rumahku, hujan sudah mulai turun dan sialnya aku tak membawa payung atau pun jas hujan. Aku terus berlari di tengah hujan yang semakin deras, tak ku hiraukan bajuku yang sudah benar-benar basah. Aku harus segera sampai di rumah sebelum terjebak di tengah hujan badai yang tak tahu akan berhenti kapan.

Tubuhku terasa kaku saat aku membuka pintu pagarku dan menemukan sosok itu di depan pintu rumahku. Di sana tampak makhluk seperti ular tergeletak dengan banyak darah di tubuhnya, sesekali makhluk tadi kembali ke dalam bentuk manusianya hingga aku dapat mengenali siapa ia. Dia Siwon tapi kenapa dia bisa berada di depan rumahku dan dalam keadaan terluka? Pikirku dalam hati. Tanpa menunggu lama lagi langsung ku hampiri ia dan ku papah tubuhnya ia masuk ke dalam rumahku. Rumahku tak besar, hanya terdapat sebuah kamar, dapur dan ruang tamu saja di dalamnya. Aku tak sanggup menyewa rumah yang lebih malah lagi dari ini. Lagi pula untuk apa menyewa rumah besar-besar kalau hanya kau sendiri yang akan menempatinya bukan.

Ku bawa Siwon ke ruang tamuku dan ku baringkan dia diatas sofa panjang yang ada di sana. Dengan panik aku langsung mengambil beberapa buah selimut dari dalam kamarku dan juga kotak obat untuk merawat lukanya. Baju yang digunakannya basah sama seperti bajuku, tak mungkin bukan aku membiarkan ia tetap dalam keadaan basah seperti ini dan dia pun sedang terluka karena itulah aku langsung menutup tubuhnya dengan sebuah selimut tebal dan mulai membuka bajunya dari balik selimut tadi. Aku bukan namja pervert yang mengunakan kesempatan yang ada di dalam kesempitan.

Setelah semua bajunya terbuka aku kembali menyelimutinya dengan sebuah selimut tebal lagi. Tampaknya ia terserang demam karena suhu tubuhnya meningkat dengan cepat dan tubuhnya pun mengigil. Ku obati luka di lengan kanannya yang mengeluarkan cukup banyak darah tadi, kalau ku tebak sepertinya itu luka akibat goresan benda tajam. Aku heran kenapa ia bisa mendapatkan luka itu, apa saja yang sudah ia lakukan tadi di luar sana. Apa orang yang melukainya itu sama dengan orang yang mengejar-ngejarnya tempo hari? Aku juga penasaran kenapa ia bisa berurusan dengan orang-orang itu. sepertinya terlalu banyak pertanyaan di dalam otakku kini.

Setelah selesai mengobati dan memperban lukanya aku kembali beranjak mengambil handuk dan air dingin untuk mengopres keningnya. Demamnya sangat tinggi, aku jadi tak tega melihat dalam keadaan seperti ini.

"Jangan pergi." Ucapnya pelan sambil menyentuh tanganku yang baru selesai memasang kain basah di keningnya. Sebelum aku menjawab perkataannya tadi dia sudah keburu membanting tubuhku ke lantai lalu menindihnya. Tubuhku kini berada di bawah tubuhnya dan wajahnya pun berada terlalu dekat dengan wajahku sampai-sampai aku bisa merasakan panas hembusan nafasnya.

"Yack! Apa yang kau lakuka… aaahh…" Ucapku panik saat dengan tiba-tiba ia mengecupi leherku dengan liar. Aku ingin melawannya tapi entah kenapa tubuhku terasa berbeda. Aku tak bisa mengerakan tubuhku sendiri, rasanya tubuhku kaku tapi aku masih bisa merasakan semua sentuhannya di bagian-bagian sensitive pada tubuhku tadi. Aku ingin berteriak pun tak bisa, tubuhku jadi aneh secara mendadak. Rasanya panas dan bergairah, apa ini karena peromone yang di tebarkan dari tubuh Siwon hingga membuatku seperti ini.

"Aaahhh…" erangku pelan bahkan hampir tanpa suara. Entah sejak kapan tak satu pun lagi pakaianku yang menempel di tubuhku sendiri, tubuhku polos di bawah tindihan Siwon yang terus mencumbuku membuat tubuhku terasa semakin panas dan panas. Aku terbawa nafsu karena permainan dan sentuhannya pada tubuhku. Begitu banyak tanda berwarna merah keunguan yang kini menghiasi tubuhku karena permainannya. Tak banyak yang bisa kulakukan dengan tubuh seperti ini, aku tampak pasrah menikmati semua perlakuannya pada tubuhku. Ku tatap wajanya di dalam gelapnya ruangan, wajah itu menyiratkan nafsu yang begitu besar.

"AARRGGHHTTT…" Teriakku keras seiringin dengan suara kilat dan petir di luar sana menambah ramai derasnya hujan badai yang terjadi. Dia melakukannya, dia baru saja menyatukan tubuh kami, dia merengut kesucianku. Aku bisa merasakan dirinya di dalam organ intimku. Miliknya terus bergerak dengan cepat di dalam sana menyentuh titik tersensitifku membuatku terus mendesahkan namanya.

"Aaahhh… aaahhh… aaahh… aaahhh… AAARRGGHHH…" Erangan panjang menjadi penutup permainan panas kami. Bisa ku rasakan cairan hangat masuk ke dalam tubuhku. Dia melakukannya, dia menanam benihnya di dalam tubuhku. Aku tak tahu bagaimana perasaanku sekarang, di satu sisi aku senang bisa melakukannya dengan orang yang ku suka tapi di sisi lain aku sangat takut, dia melakukannya bukan dalam keadaan sadar. Aku takut dia akan melupakan semuanya dan menyangkalnya.

Setelah puas mengarap tubuhku dia langsung tertidur memelukku, tubuhnya masih terasa panas seperti tadi. Aku pun masih bisa merasakan kehadirannya saat ini karena dia belum mengeluarkan miliknya itu dari dalam organ intimku. Aku yang merasa lelah pun akhirnya tertidur sambil menatap wajah tampannya itu. Bisakah aku memilikimu setelah ini?

_o0o_ To Be Continue _o0o_

Date: 24 oktober 2012, 08.33 PM.