I'm sorry by. sarang-baek
.
Warning! Yaoi!
.
CHANBAEKAISOO
.
Disclaimer: Story murni milik saya, EXO belong to SMent.
.
Menjadi istri kedua adalah hal paling tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Tapi pada kenyataannya, disini, sekarang, aku menjadi istri kedua Park Chanyeol, orang yang 5 tahun lalu berjanji akan menikahiku. Dia menepati janjinya, tapi bukan begini yang ku inginkan.
"Aku tidak mau tinggal serumah dengan dia." Tegasku.
"Kau tahu itu tidak mungkin, Baekhyun." Chanyeol berbicara tanpa menatapku.
Setelah menikah dan tinggal selama dua hari di rumah orang tua Chanyeol, Chanyeol mengajakku pindah rumah. Rumah yang sebelumnya ia tempati dengan istri pertamanya. Ck. Dia pasti bercanda, kan?
"Aku tidak mau.. Chanyeol." Balasku lirih.
"Mengertilah Baekhyun! Kau bukan anak kecil lagi!" Chanyeol membentakku, lagi. Kupikir ia sudah tidak mencintaiku, lalu kenapa ia tetap bersikeras menikahiku?
Aku hanya diam dan Chanyeol terlihat tidak ada niatan untuk meminta maaf padaku. Dan selama perjalanan tidak ada satupun dari kami yang membuka mulut.
.
"Aku pulang." Sapanya ketika kami sampai rumah mereka.
Seorang pria yang beberapa senti lebih pendek dariku menghampiri kami dengan apron pink yang menggantung di lehernya.
"Selamat datang." Dia membungkuk pada kami, dia terlihat ramah, tapi tentu saja, aku tidak akan pernah menyukainya.
"Kau memasak?" Tanya Chanyeol sambil membelai lembut pria itu. Suhu terasa tidak menyenangkan sekarang.
"Hmm!" Dia membalas antusias dan memeluk Chanyeol sekejap. "Ayo makan." Dan ia melirikku.
"Namanya Byun Baekhyun, Baek, ini Kyungsoo." Chanyeol mengenalkan kami, wanita itu -Kyungsoo tersenyum ramah padaku. Aku memutar bola mataku malas.
"Hm. Jadi, dimana aku bisa menyimpan barang-barangku?" Aku bertanya-tanya dimana aku akan tidur, kamar utama?
"Kami hanya punya tiga ruangan, dan ruang kedua di pakai sebagai perpustakaan, untuk sementara kau pakailah dulu kamar tamu." Jelas Chanyeol panjang lebar.
"Siapa aku sebenarnya." Ujarku lirih. Kami masih berada di pintu masuk dan aku sudah merasa tidak nyaman. Kenapa dia memperlakukan aku seperti ini?
"Makanlah dulu, Baekhyun-ssi bisa memakai kamar utama. Biar aku pindah ke kamar tamu." Bagus, rupanya dia tahu diri.
"Tidak perlu, itu membuang-buang waktu untuk memindahkan barang-barang kita, Kyungsoo." Ucap Chanyeol sambil berjalan masuk. Apa? Apa yang baru saja dia katakan? Aku menatap punggung nya tidak percaya.
Mukaku memerah menahan amarah. Apa-apaan Chanyeol itu? Kenapa ia menikahiku jika ia memperlakukan aku seperti ini?
Mereka berdua berjalan beriringan, meninggalkan aku yang membeku di pintu masuk.
Jantungku memukul dadaku menyebabkan itu menjadi sakit. Kenapa sebenarnya aku ada disini? Bahkan Chanyeol tidak mengajakku masuk walaupun aku berdiri disini selama satu menit. Gila.
Aku memasuki rumah dengan kesal, meninggalkan barang-barangku disana. Aku tidak percaya ini akan terjadi pada hidupku yang sebelumnya sangat menyenangkan.
Aku tidak tahu mereka dimana, aku memasuki rumah dan menemukan ruang tamu. Dimana mereka?
Aku mulai menjelajah rumah Chanyeol. Bersih dan rapi. Terserah, aku tidak begitu peduli.
Aku menemukan jalan menuju ruang makan, tapi aku belum menemukan mereka. Bukankah mereka bilang akan makan?
Aku masuk ke ruang makan dan aku benar-benar mual.
Suamiku. Park Chanyeol. Memeluk Kyungsoo dari belakang dengan hangat. Aku yakin itu sangat hangat karena dia begitu ketika kami berada di rumah orang tuanya. Mataku mulai berkaca-kaca. Aku bergumam dan Chanyeol melepaskan pelukannya.
"Hm, bisa tunjukan dimana letak kamar mandinya?" Aku mendapati suaraku bergetar hebat. Aku butuh kamar mandi.
Chanyeol menghampiriku dan Kyungsoo menata meja makan.
"Kemari." Katanya. Pandanganku mulai buram dan ketika aku sampai di pintu kamar mandi aku membukanya kasar dan menutup pintu tidak kalah kasar.
Aku menghirup udara sebanyak mungkin. Dadaku naik turun dengan cepat, seakan mereka sedang berlomba. Aku duduk di atas bath tub dan air mataku mulai mengalir.
"Hiks.." Aku berusaha menahan isakanku tapi itu tetap keluar. Aku mengusap air mataku kasar dan membasuh mukaku ketika Chanyeol mengetuk pintu kamar mandi.
"Baek, kau sudah selesai? Ayo makan." Katanya dari balik kamar mandi. Aku menghela napas, dia pikir aku napsu untuk makan setelah dia memperlakukan aku seperti ini? Jangan bercanda.
Aku membuka pintu kamar mandi perlahan dan aku menemukan Chanyeol berdiri di depan pintu. Aku baru saja berniat keluar tapi Chanyeol malah mendorong aku masuk bersama dirinya.
Chanyeol memojokanku ke dinding kamar mandi yang dingin. Dia mendekatkan wajahnya, menatapku sendu ketika melihat mata ku yang kecil membengkak.
Chanyeol mencium kelopak mataku bergantian. Aku menunduk, tak kuasa memandangnya.
"Baekhyun.." Chanyeol berbisik ditelingaku, dia mendorong tubuhku dengan tubuhnya, membuat kami terasa begitu menyatu. "Maaf.." Ucapnya lirih, napas hangat nya menyapa telingaku, membuatku merinding.
Aku kecewa ketika Chanyeol melepaskanku, menjauhkan tubuhnya dariku, membiarkan aku merasakan dinginnya rumah ini lagi.
"Ayo makan." Chanyeol membelai surai ku lembut dan menariku keluar dari kamar mandi, tapi ia melepaskan genggamannya ketika kami sudah dekat dengan meja makan.
Aku tersenyum miris ketika Chanyeol duduk di sebelah Kyungsoo.
"Wah, kelihatannya sangat enak." Ujar Chanyeol riang dan Kyungsoo merona dibuatnya.
Aku memutar bola mataku dramatis, aku duduk di hadapan Chanyeol. Tapi Chanyeol menganggapku seolah-olah aku tidak ada. Aku bertanya-tanya kemana Chanyeol yang beberapa menit lalu memelukku?
Aku menundukkan kepalaku dalam-dalam. Aku tidak boleh menangis di hapadan laki-laki ini. Aku tidak ingin terlihat lemah.
"Chanyeol, makan sayurannya."
"Tidak mau."
"Kalau begitu kau tidak boleh makan dagingnya."
"Tidak mau."
"Kalau begitu aku tidak akan makan."
"Baiklah-baiklah."
Telingaku memerah mendengar percakapan mesra mereka. Apakah mereka pikir aku hanya seonggok daging yang berdetak disini? Yang benar saja.
"Aku selesai." Kataku sambil membanting sumpit ketempatnya.
Aku menyilangkan tanganku di depan dada dan menatap Kyungsoo tajam.
Kyungsoo menatapku polos seakan-akan dia tidak merasa sedikitpun menyakitiku. Dia polos atau bodoh? Ck.
"Ada apa dengan tatapanmu, Baekhyun." Chanyeol menginterupsi. Aku menatapnya tidak percaya dan meninggalkan ruang makan.
.
Aku kembali ke ruang tamu dan mendapati ponsel ku berdering.
"Halo?" Sapaku pada seseorang di sebrang.
"Hm, kau sudah sampai di rumah kalian?" Aku bisa mendengar suara Jongin dari sebrang. Ck. Dia mengganti nomor ponselnya lagi.
"Demi Tuhan, Jongin, kau mengganti nomor ponselmu lagi?!" Aku bertanya dengan nada sedikit tinggi dan aku yakin Jongin sedang menjauhkan ponsel dari telingganya.
"Kau tidak perlu berteriak, hyung, bukankah aku menghubungimu sekarang? Aku baru saja mengganti nomornya." Ck. Aku berdecak kesal.
"Menyusahkan. Aku punya 20 nama Jongin di kontakku kau tahu!" Aku dapat mendengar Jongin tertawa dan dia meminta maaf karena itu.
"Maaf-maaf. Kau tahu aku tidak suka pada penguntit yang selalu menelponku, mengertilah." Yah. Tentu. Kim Jongin sang Dancing Machine punya banyak sekali penguntit.
"Baiklah tuan populer, aku memaafkanmu." Aku tersenyum ketika mendengar Jongin tertawa lagi. Bayangan ia yang tertawa membuatku tersenyum. Yeah, senyuman pertamaku adalah karena Jongin, untuk hari ini.
"Kau bahagia?" Pertanyaan Jongin mulai serius. Senyumanku perlahan pudar, berganti dengan senyum miris yang aku yakin Jongin sangat membencinya.
"Tentu saja." Dua hari yang lalu, batinku.
"Kau tahu aku selalu disini, Baekhyun, kapanpun kau butuh." Aku menghela napas, kenapa aku tidak menikah dengan Jongin saja? Sepertinya Jongin lebih mencintaiku daripada Chanyeol.
"Aku ta-" Ucapanku terpotong ketika Chanyeol merampas ponselku dan mematikan sambungan Jongin.
"Kau pikir kau siapa? Seharusnya kau membereskan meja makan, bukannya menghubungi laki-laki lain!" Chanyeol membanting ponselku. Aku menatapnya marah.
"Memangnya aku siapa? Kupikir kau lupa bahwa aku adalah istrimu!" Aku meninggikan suaraku.
"Kau tahu bahwa kau adalah istriku, dan kau tidak boleh berhubungan dengan pria lain kecuali aku, Baekhyun." Suaranya mulai merendah, aku menarik satu sudut bibirku.
"Kenapa? Kenapa aku tidak boleh dan kau boleh?" Pertanyaanku nampaknya memukul Chanyeol. Cih.
"Itu sesuatu yang berbeda, Baekhyun." Egois.
"Kau benar-benar egois!" Air mataku menetes ketika aku membentaknya lagi.
Aku mengambil ponsel dan tasku. Aku berlari menuju pintu masuk tapi Chanyeol menahanku.
"Kau mau kemana?" Ekspresinya mulai melembut. Aku berusaha melepaskan diri tapi itu nampaknya sia-sia.
"Aku tidak mau tinggal disini, lepaskan aku." Aku mencoba menstabilkan napasku. Mengontrol air mataku agar tidak mengalir lebih banyak.
"Tidak. Masuk ke kamar." Aku memberontak tapi Chanyeol menyeretku masuk.
"Kau menyakitiku, Chanyeol.." Ujarku lirih. Tanganku memerah karena cengkramannya yang sangat erat.
Chanyeol membawaku ke kamar yang aku yakin adalah kamar untukku.
Aku sudah berhenti memberontok, Chanyeol melepaskan tanganku setelah ia menutup pintu.
"Kau tahu aku sangat sangat mencintaimu, Baekhyun. Kumohon mengertilah akan keadaanku." Chanyeol memegang bahuku, aku menepisnya.
Aku naik ke atas ranjang dan berbaring miring, membelakanginya, air mataku mengalir lagi.
Chanyeol menyelimutiku. "Aku akan kembali kemari." Katanya lalu mencium pelipisku.
Tapi nyatanya, Chanyeol tidak kembali, sampai mentari menyapapun Chanyeol tidak kembali. Ia lebih memilih memeluk Kyungsoo dari pada aku, orang yang ia bilang sangat ia cinta.
END/TBC?
A/N: Nah, ini sinetron abis. Untuk kelanjutannya, aku serahkan kepada readers. Aku akan melihat respon sebelum melanjutkan ke chapter berikutnya.
Btw, untuk ff ini, aku menerima request, ingin seperti apa ending nya huehehehe.
Sebenarnya aku kehilangan banyak rasaku kepada Baekhyun karena scandalnya dengan Taeyeon (Aku memilih menyebut itu scandal karena itu lebih terlihat seperti hubungan yang tidak benar-benar terjadi), walaupun aku menganggap mereka tidak benar-benar berada di dalam suatu hubungan serius, aku tetap merasa buruk akan keputusan itu, tapi, terlepas dari itu semua aku tetap mencintai Baekhyun, hehe. Dan semoga disini, kalian yang membaca cerita fiksiku, semoga tidak ada di antara kalian yang memberi komentar buruk untuk Taeyeon.
.
XOXO
Sarang-Baek.
