N.B: kesamaan ide hanyalah sebuah kebetulan belaka
Hai, Hika balik lagi membawa... multichap baru, gomenasai bagi yang masih nunggu lanjutan Numbers: Encore dan HMO ._." karena kedua fic itu belum mencapai target yang saya harapkan, saya membuat multichap lagi untuk mengisi waktu. Dan kali ini multichap-nya terinspirasi dari game (lagi), yaitu Dream Day series~
Satu lagi, Hika minta maaf kalau fic ini tidak sesuai dengan pekerjaan yang sesungguhnya
Selamat membaca
"Kalau sudah besar Rin mau jadi apa?"
"Jadi... jadi kucing!"
"Bukan itu maksudku, kalau Rin sudah besar kamu mau kerja jadi apa?"
"Ooh, itu. Aku mau jadi Wedding Organizer!"
"Lho? Kenapa begitu?"
"Iya! Aku senang aja lihat gaun putih yang berkilau bagai permata itu! Lagipula saat menikah, semua orang pasti senang, seperti ibuku waktu menikah sama ayahku yang sekarang! Aku ingin membuat semua orang bahagia!"
—Kagamine Len dan Kagamine Rin, 10 tahun
First Wedding Mission!
a fanfiction by hikari-lenlen
Vocaloid (c)YAMAHA and Crypton Future Media
Dream Day (c)its rightful owner
Fourteen years later
Len P.O.V
Halo semuanya, namaku Kagamine Len. Kalau kalian mengira aku adalah remaja galau yang akan bercerita seperti di kumpulan fic sebelumnya, kalian salah. Boro-boro remaja galau, aku saja bukan remaja lagi, secara usiaku sudah 24 tahun. Aku baru lulus kuliah beberapa waktu lalu, jadi aku masih lajang. Ingat ya, aku lajang, bukan single maupun jomblo—meskipun aku suka sama si Miku itu—oh tidak, jangan dengarkan kata-kataku barusan.. Eh tunggu, apa hubungannya ya, lulus kuliah sama jadi lajang?
Ah, sudahlah lupakan saja.
Kita kembali ke cerita. Aku adalah seorang Wedding Organizer, itu loh, yang merancang dan mengatur segala sesuatu yang diperlukan dalam sebuah pernikahan. Oh ya, aku disini bekerja bersama dengan partner-ku, Kagamine Rin. Meskipun marga kami sama, tetapi kami tidak punya hubungan darah lho, ingat itu. Kami berdua membuka sebuah—um, semacam perusahaan Wedding Organizer, yang kami namakan Kagamine Wedding Organizer. Terlihat berkelas, bukan?
Tapi sayangnya, kami belum menerima satu pun klien. Ini wajar, karena kami baru saja membuka usaha kami, jadi tidak banyak orang yang tahu tentang kami. Jadi tenang saja, tunggu klien datang dan— voila! Kami akan jadi terkenal!
Seperti kata pepatah, Patience is gold.
Tunggu, apa ada ya pepatah seperti itu?
Walau begitu, aku yakin suatu saat nanti kami bisa terkenal, karena Rin itu bukan sembarang orang—ia punya talenta. Aku tahu itu karena aku sudah mengenalnya sejak kecil.
Rin P.O.V
Hai, namaku Kagamine Rin, 24 tahun. Seperti yang kalian ketahui, aku, bersama Kagamine Len adalah Wedding Organizer. Lebih tepatnya, kami adalah amatir, karena (sedihnya), kami belum pernah menerima klien satu pun. Setiap hari, kira-kira dari jam sembilan pagi sampai jam lima sore aku duduk disamping telepon khusus untuk perusahaan ini. Namun, telepon itu belum pernah berdering—pernah sih, tapi itu dari petugas listrik yang menanyakan tagihan bulanan.
Aduh miris.
Tapi aku percaya, suatu saat nanti, aku pasti diberi kesempatan untuk mengurus acara pernikahan seseorang, misalnya pernikahan... oh ya, pernikahan Len dan Miku. Miku adalah junior kami di universitas dulu, kalau tidak salah sekarang umurnya 22 tahun, dan dia adalah gebetan Len! Hehe, kalau Len akan menikah sama Miku, pasti dia akan menyewaku juga! Lihat saja nanti!
Namun, sebenarnya aku juga punya satu rahasia—
KRIIINGGG!
AH, ITU DIA! Itu bunyi yang aku tunggu-tunggu sejak dulu! Pasti kalian sudah bisa menebak, itu bunyi telepon khusus bisnis kami! Aku yang tadinya sedang memasak mi instan langsung meninggalkannya dan melesat ke kantor untuk menjawab panggilan keramat itu. Semoga ini bukan petugas PLN lagi...
Normal P.O.V
"Len! Len! LEEEEEEEENN!" teriakan Rin yang menggema di tempat itu sukses membuat Len—yang sedang memakan mi instan yang dibuat Rin tadi tersedak, membuatnya terbatuk-batuk sambil berusaha meraih gelas yang ada di sampingnya.
Tapi, Rin mengambil gelas itu dengan tak kalah cepat dari Len, serta meminumkannya secara paksa kepada partner-nya (yang malang) itu.
"U-ugh— ada apa sih?" tanya Len dengan susah payah, sambil mengelap sisa air di mulutnya.
"Cepat siap-siap! Kita akan kedatangan klien!"
"HAH?! ADA KLIEN? CIUS? MIAPAH?"
"Cius Len, cius. Sekarang kau harus ganti baju! Pake tuh, baju ala bisnis kece yang kita beli bulan April kemaren!" ucap Rin sambil mendorong Len ke kamarnya.
Jika dilihat, penampilan Rin memang agak berbeda. Poni-nya sudah dirapikan dengan empat jepit berwarna putih, ia pun memakai pita—namun bukan pita besar yang selalu ia pakai saat SMP dulu, namun pita yang dipakai di bagian samping rambutnya. Pakaiannya pun sudah kelihatan resmi, beberapa menit lalu ia masih memakai kaus oblong dengan celana pendek, membuatnya terlihat sebagai gelandangan miris.
Tak lama kemudian, Len pun keluar dari kamarnya. Sama seperti Rin, penampilannya juga berubah total. Rambutnya sudah diikat ponytail kecil, sehingga rambutnya tak sepanjang Rin. Dilengkapi dengan kemeja putih, tali pinggang dan celana panjang berwarna hitam, serta dasi merah. Benar-benar terlihat seperti business-man bukan?
"Siapa klien pertama kita?" tanya Len sambil menarik sebuah kursi di kantor itu, serta duduk disana.
"Sepupuku, Luka-nee." jawab Rin sambil melipat tangannya, bangga.
"Sudah kuduga, pasti anggota keluarga-mu yang akan jadi klien pertama kita."
"Kenapa begitu?"
"Ya tentu saja, pasti anggota keluarga yang sudah mempercayai skill kita, sehingga mereka mau menggunakan jasa kita." jawab Len.
"Iya juga sih. Oke, klien kita namanya Megurine Luka, 26 tahun—"
"Hei! Umurku masih 25 tahun! Jangan membuatku terlihat tambah tua!"
Di ambang pintu, terlihat seorang wanita berambut merah muda panjang, dengan iris biru jernih, mirip seperti mata Rin. Siapakah dia? Kalau kalian menjawab Megurine Luka, nilai 100 untuk kalian! Wanita itu—Luka langsung duduk di kursi yang terletak di seberang kursi Rin dan Len. Posisi Rin dan Luka sekarang dipisahkan oleh sebuah meja besar.
Luka pun menarik nafas, lalu ia melanjutkan ucapannya barusan, "Aku percaya sama kemampuan Rin, makanya aku mau menyewa jasamu—tunggu! Aku melihat wajah baru disini. Siapa itu Rin? Pacarmu?" katanya sambil melirik Len.
"Ah, saya partner-nya Rin. Kagamine Len, senang bertemu Anda."
"Aduuh, nggak perlu resmi begitu! Aku 'kan hanya sepupunya Rin! Oke deh, intinya aku mau nikah sama... ehm, Gakupo-kun. Tahu 'kan, pacarku itu loh." cerita Luka.
"Apa?! Jadi saat Luka-nee ngomong tentang nikah sama Gakupo-nii itu nggak bohong ya?" mata Rin terbelalak.
"Tentu saja! Dan aku ingin sesuatu yang anti mainstream—aku akan menikah di Paris! Pernikahannya dua minggu lagi, jadi besok kita semua akan ke Paris!" ucap Luka menggebu-gebu.
'Bukannya Paris itu udah mainstream ya? Kan namanya kota cinta...' batin Len sweatdrop.
"Haaah? Paris?! Mau! Aku mau! Ya 'kan Len?!" kata Rin—hampir berteriak sambil menatap pemuda malang itu dengan puppy eyes-nya.
"I-iya..."
"Oke, sudah diputuskan, aku sudah menyiapkan tiket pesawatnya. Malam ini kalian beres-beres, besok kita ketemu jam lima di Vocapolitan Airport. Mengerti?" Luka mengedipkan sebelah matanya. "Nanti kalau sudah sampai di Paris baru kita akan bicara detail-nya, Gakupo dan ibuku sudah disana kok, jadi kita harus cepat! Jadi besok bangun pagi ya?"
"Siap, kapten!"
Dengan ini, misi pernikahan Kagamine Rin dan Kagamine Len pun resmi dimulai...
.
.
To be continued
Um... jadi gimana fic baru Hika? Semoga readers puas ya, kalau reviews di fic lain sudah mencapai target, pasti Hika lanjutkan kok. Enaknya fic ini Keep/Delete? Kalau delete juga nggak apa kok...
Akhir kata...
Review, please?
