Tau'kah kau wahai cinta? Aku menyukai mu saat pertama kali aku melihat kedua mata mu...

Dan dimalam itu kau genggam tanganku agar aku tidak tersesat.

Hari-hari kita lewati bersama dengan suka dan duka dan terkadang pula kita bertengkar.

Dan dengan ribuan cara kau lakukan untuk menjagaku.

Wahai cinta... jangan bersedih karena karena kepergianku.

Aku melakukan ini agar kau bisa bebas dari jeratanku.

Kau bisa meraih masa depan yang cerah tanpaku.

Turutilah permintaan ayah dan ibumu karena mereka'lah kau bisa ada di dunia ini.

Aku bisa menjaga diriku sendiri dan aku tidak akan terluka lagi karena aku sudah menyiapkan plaster yang banyak hehehe...

Aku tidak tahu harus apa tapi, ku rasa dengan cara ini mungkin aku bisa.

Terima kasih akan semua kasih dan cinta yang sudah kau berikan padaku, wahai cinta.

Aku akan selalu mencintaimu, Sasuke-kun.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Wahai nada-nada...

Ciptakanlah sebuah lagu cinta...

Untuk aku nyanyikan selalu...

Agar dia tahu...

Aku mencintainya...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Nada Nada Cinta © Mitsuki HimeChan

Naruto © Masashi Kishimoto

Chapters 1

Rate . T

Pair . SasuSaraSaku

Genre . Family . Romance . Islami

Summary :

Dengan nada nada ini aku nyanyikan lantunan cinta untuk mu wahai kekasih hati.

Baturaja, 04 Juni 2016

Sumatra Selatan

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Sholaatullaah solamul laah alaa Thoha Rosuulillaah, Sholatullaah salaamullaah alaa yaa siin habibillaah..." dengan suara lemah lembut Sakura melantunkan sholawat badar untuk Sarada, agar putri kesayangannya itu bisa tidur dengan nyaman. Setelah dirasa Sarada telah lelap tertidur, Sakura melanjutkan pekerjaanya yaitu mengkoreksi setiap naskah yang masuk ke emailnya. Dan inilah pekerjaan Sakura sejak lima tahun yang lalu, yaitu menjadi editor disalah satu penerbit di kota Konoha.

Dan Sakura sangat bersyukur, meski gajinya tidak terlalu besar tapi itu sudah cukup membiayai kebutuhan Sarada sehari-hari, dari uang jajan Sarada hingga biaya sekolah dan untuk biaya listrik dan air, Sakura menjual kue ditempat dia berkerja sebagai sampingan dan untunglah boss nya tidak marah dan malah mengizinkannya dan karena boss nya itulah juga, Sakura bisa berkerja di Forum Sastra Islami. Sebagai editor.

Dialah Kurenai-sama, mereka bertemu dengan tidak sengaja karena dulu Sakura sering menjual kue di pasar tradisional sambil menggendong Sarada, lalu sorenya, Sakura mengajar anak-anak disekitar rumahnya mengaji dan tanpa sengaja Kurenai saat itu melihat dan mendengar Sakura tengah mengajarkan salah satu muridnya membuat puisi islami lalu berlanjut banyak anak yang meminta Sakura mengajari mereka bagaimana membuat cerpen dan dongen islami dan sejak hari itu Kurenai sering memperhatikan Sakura lalu merekrut Sakura menjadi editor di forumnya sekaligus mengadopsi Sakura sebagai putrinya.

Hari sudah malam tapi Sakura belum juga mau tidur karena masih ada satu naskah lagi yang harus diselesaikan.

Jam yang berada diatas mejanya telah menunjukan pukul 12 malam. Sakura harus tidur dan untungnya naskah tadi telah selesai dia koreksi dan tinggal besok dia serahkan kepada tim penerbit.

Sakura meraih android miliknya dan melihat ada WA masuk dari salah satu teman baiknya di Forum.

[Shimura Ino]

Hei Saku besok ikut aku toko buku yaaa...

Sakura tersenyum kecil lalu membuka Fb miliknya setelah menutup aku WA untuk melihat beberapa pesan yang masuk dari para fansnya karena Sakura juga novelis dengan nama pena Cheery. Sakura tersenyum membaca setiap komentar yang ada distatusnya. Lalu kedua emerladnya berkaca-kaca saat tanpa sengaja melihat sebuah kiriman yang ada diberanda.

Uchiha Sasuke Lover's

Siapa sih yang tidak kenal dengan Da'i muda sekaligus keren ini? Ya dialah Uchiha Sasuke putra bungsu dari pasangan Uchiha Fugaku dengan Uchiha Mikoto.

Ada kabar menarik ni bagi para SasuLove. Beberapa hari yang lalu terdengar kabar bahwa Da'i muda ini kembali menolak lamaran pernikahan untuk ketiga kalinya dan ini membuat kita semua penasaran kenapa ya dia terus menolak lamaran yang datang padanya...

Sakura mengelus foto Sasuke pelan dan diciumnya pelan.

"Aku akan selalu mencintai mu."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sarada baru saja bangun dari tidurnya dan melihat jam yang menempel di dinding kamar menunjukan pukul lima lewat lima belas menit, dan azan subuh baru saja berkumandang. Sarada turun dari tempat tidur menghampiri Sakura yang tertidur dikursi dengan wajah yang menempel pada meja kerja bahkan laptop Sakura sudah mati karena kehabisan battery.

Sarada mencas laptop Sakura terlebih dahulu, setelahnya barulah dia membangunkan sang ummi untuk sholat subuh berjemaah.

"Ummi." ucap Sakura dengan lembut membangunkan Sakura, hanya butuh dua panggilan saja, Sakura sudah terbangun dan tak lupa dia sematkan senyuman kepada Sarada.

"Anak ummi ternyata sudah bangun." kata Sakura. Sarada tersenyum ria, "Ayo ummi kita sholat." Sakura mengangguk setuju lalu keduanya sama-sama masuk kedalam kamar untuk mengambil air wudhu dikamar mandi yang ada didalam kamar lalu sholat bersama.

.

.

Sarada mengenakan seragam sekolahnya dengan lengkap, dari rok biru muda panjang dan kemeja putih dilapisi blazer hitam lis biru muda dan tak lupa Sarada mengenakan kerudung yang langsung pakai.

Kedua maniknya melihat kearah sebuah boneka kelinci bertelinga panjang yang ada didekat meja rias. Sarada tersenyum kemudian mendekati boneka yang tergeletak diatas meja kecil di sudut ruangan. Kata Sakura boneka kelinci ini pemberian abinya untuk ulang tahun ummi yang ketujuh belas tahun. Abi memberi umminya boneka dan juga gelang perak, meski tak mahal tapi umminya sangat menyukai pemberian abinya dan sampai saat ini Sarada tidak tahu bagaimana rupa abinya bahkan nama abinya dia tidak tahu.

Sarada menghela nafas. Ada satu hal yang dia pikirkan selama ini. Kenapa, kenapa umminya selalu terlihat sedih saat melihat gambar atau sosok Uchiha Sasuke di tv. Kenapa? Sarada tidak tahu. Mungkinkah? Kata mungkinkah selalu menari-nari dibenaknya membuat Sarada tidak tahu harus berkata apa kepada Sakura.

"Sarada, ayo kita sarapan nak." seru Sakura dari dapur.

"Iya mi." sahut Sarada, kemudian gadis usia delapan tahun itu keluar dari kamar menuju dapur untuk makan bersama Sakura.

.

.

Hinata menaruh piring berisi nasi goreng keatas meja dan dua gelas susu untuk kedua anaknya lalu segelas kopi hitam untuk suaminya.

"Jadi konsep apa yang sedang kau pikirkan sayang?" tanya Hinata seraya duduk disamping Himawari yang tampak lahap memakan sarapannya.

"Kerinduan dan cinta kepada Rosullulloh. Aku ingin nanti vidio klipnya ada anak-anak dan mereka juga ikut nanyi seperti Hadad Alwi. Dan aku butuh anak-anak yang bisa bernyanyi dan kalau bisa juga ada yang bisa memaikan alat musik seperti piano misalnya." jawab Naruto. Hinata mengangguk mengerti. Boruto yang sejak tadi mendengarkan jawaban sang ayah langsung tersenyum senang.

"Ayah, aku punya teman namanya Sarada, dia bisa main piano dan juga bisa nyanyi, suaranya sangat bagus loh." kata Boruto memberi usulan.

"Uuummm... Benal ayah Calada bisa ain piano." timpal Himawari antusias.

"Kunya terlebih dahulu makanan mu Hima." sahut Boruto. Himawari mengangguk patuh dan mengunyah semua makanan yang ada didalam mulutnya.

Naruto tersenyum kearah Boruto, "Baiklah kalau bisa hari ini kau bawa dia ketempat ayah kerja, ya dan oh ya ajak juga Shikadai, Inojin, Haruna, sikembar Rei, Choucho. Tapi untuk hari ini Sarada saja jangan semuanya." ujar Naruto.

"Oke ayah aku mengerti!" Naruto tersenyum kemudian mengacak-acak rambut pirang Boruto.

"Ayah rambutku sudah rapi tadi." gerutu Boruto kesal. Hinata dan Himawari tersenyum geli melihat ekspresi Boruto.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sasuke memijit pelipisnya karena sedikit pusing, dia pusing bukan karena kepalanya sakit tapi karena dia bingung mau membuat lagu apa untuk menyambut bulan ramadan tahun ini.

"Eh teme, aku lihat di medsos, kau kembali menolak lamaran." ujar Naruto sambil mendudukan diri di sofa putih disamping Sasuke.

"Hn." sahut Sasuke dingin.

"Aku tahu kau mencintainya tapi kau sendiri saat ini tidak tahu dimana keberadaannya, sebaiknya kau lupakan dan mencari penggantinya." kata Naruto memberi saran dan sukses mendapat death glare dari onyx milik Sasuke.

"Baiklah, baiklah aku mengerti, bagaimana kalau sekarang kita membuat konsep baru untuk lagu kita ini, kita ajak anak-anak seperti penyanyi religi asal Indonesia Hadad Alwi. Itu baru konsep saja dan kau tenang saja aku akan membantu mu menulis liriknya." ujar Naruto seraya mengambil gitarnya yang tergeletak diatas meja.

"Bisa di coba." sahut Sasuke, pria berusia dua puluh lima tahun itu berjalan menuju grand piano miliknya, tak lama nada-nada indah mulai terdengar, mengalun memenuhi ruangan kerja Sasuke.

Sasuke adalah anak bungsu dari pasangan Uchiha Fugaku dan Uchiha Mikoto. Sejak kecil Sasuke menyukai musik apalagi memainkan piano tapi disaat usia Sasuke menginjak tiga tahun, Sasuke bermain ditaman lalu menghilang karena tersesat. Ayah Sasuke adalah mantan mentri pertahanan Jepang sedangkan sang ibu adalah dokter. Sasuke memiliki satu orang kakak yang saat ini berkerja sebagai tentara dan lebih tepatnya saat ini menjadi salah satu anggota pasukan khusus Jepang dengan pangkat Mayor, dia memiliki istri bernama Izumi yang berkerja sebagai guru musik disalah satu sekolah musik ternama di Konoha dan memiliki putri bernama Uchiha Haruna. Sedangkan Sasuke mulai memasuki dunia musik secara luas melalui Naruto karena Naruto sendiri adalah CEO dari Nami Entertaiment.

Sasuke berhenti memainkan pianonya dan nada-nada sumbang mulai terdengar membuat Naruto menghentikan permainannya. "Ada apa?" tanya Naruto bingung.

"Aku benci semua ini." jawab Sasuke lalu beranjak keluar dari ruang kerja meninggalkan Naruto yang hanya diam, menatapnya bingung.

Sasuke berjalan keluar dari gedung Nami Entertaiment dan duduk disebuah kursi yang ada ditaman didepan gedung. Sasuke menghela nafas lelah. Dia merindukan Sakura, dia menyesal telah meninggalkan istrinya itu bahkan mereka belum bercerai. Apa yang Sakura saat ini kerjakan? Apa yang Sakura makan saat ini? Apa Sakura baik-baik saja tanpanya? Saat ini pikirannya benar-benar kacau. Semua pertanyaan itu selalu menghantui pikirannya membuat dia terkadang tidak fokus dalam menjalankan aktivitas dan karena Sakura'lah Sasuke mau terjun kedunia Entertaiment, berharap Sakura bisa melihatnya, berharap Sakura bisa menemukannya.

Sasuke hanyalah mahasiswa tamatan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogayakarta Fakultas Dakwah dan Komunikasi(S1) dan International Islamic University Malaysia, Fakultas Islam Terungkap dan Ilmu Manusia (S2).

Dia mengawali karirnya dengan menjadi Da'i dan sering menulis puisi hingga secara tidak sengaja Sasuke bertemu Naruto disebuah forum, mereka berkenalan dan menjadi sahabat, Naruto membaca karyanya dan meminta Sasuke untuk menjadikan semua karya puisinya menjadi lirik lagu dan sejak saat itulah Sasuke dikenal sebagai penyanyi religi dan ini sudah lima tahun Sasuke menjadi penyanyi. Sasuke dan Naruto, dua orang yang berbeda kepribadian tapi sama-sama suka musik dan memiliki suara yang bagus jadinya mereka membuat sebuah band bernama Taka. Yang anggotanya mereka berdua, Sasuke pemain piano dan Naruto pemain gitar.

Sasuke baru saja hendak kembali kedalam gedung tapi kedua onyx gelapnya melihat Himawari dan Boruto sedang berjalan bersama dengan seorang gadis seusia mereka, gadis itu mengenakan kaca mata berframe merah dan berkerudung biru muda sesuai dengan seragam sekolah mereka yang berwarna biru dan putih.

"Hima, Boru." panggil Sasuke yang menghampiri kedua anak dari pasangan Namikaze Naruto dan Namikaze Hinata.

"Sasuke-jii, konichiwa." sapa Himawari. Sarada melihat Sasuke sejenak.

"Konichiwa, oh ya dia siapa?" tanya Sasuke melihat kearah Sarada yang sejak tadi memperhatikannya.

"Pagi tadi ayah bilang sedang cari anak-anak yang bisa nyanyi dan kalau bisa juga bisa main alat musik, jadi kami bawa Sarada-chan. Dia teman sekelas kami, dia bisa nyanyi dan juga main piano." jawab Boruto, Sasuke mengangguk mengerti lalu mengajak ketiganya masuk kedalam gedung.

Cklek.

Naruto tersenyum melihat kedua anaknya datang bersama Sarada dan meminta ketiganya untuk duduk.

Sedangkan Sasuke langsung duduk dikursi dekat piano.

"Emmm... Watashi wa Sarutobi Sarada. Yoroshiku onegai shimashu." Sarada memperkenal diri didepan Naruto dan Sasuke tak lupa dia juga membungkukkan badan.

"Jadi Sarada kau bisa menyanyi dan main piano?" tanya Naruto ramah, Sarada mengangguk.

"Aa... Kalau begitu coba kau mainkan piano bersama dengan paman Sasuke, kau pasti mengenalnya bukan?" ujar Naruto, Sarada lantas menoleh dan melihat kearah Sasuke yang manatapnya dingin tanpa ekspresi.

"Teme bisakah kau tersenyum sedikit." Sasuke menggedikan bahunya dan melambaikan tangan kearah Sarada sebagai isyarat bahwa Sarada harus mendekat.

Sarada berjalan mendekat dengan masih melihat Sasuke dengan teliti. "Jangan lihat aku seperti itu, aku bukan orang jahat." ujar Sasuke dengan nada canda. Sarada tersenyum kecil lalu duduk dikursi yang diduduki Sasuke karena kursi itu lumayan panjang untuk dua orang duduk.

"Kau bisa mainkan lagu apa?" tanya Sasuke. Sarada melihat tunts tunts piano yang berwarna putih lalu mengalihkan pandangannya kearah Sasuke. Menatap kedua onyx yang sama dengannya.

"Canon in D Major karya Johann Pachelbel. Aku suka lagu itu." jawab Sarada. Sasuke tersenyum karena dia juga lagu itu.

"Baiklah, kita mainkan." Sasuke mulai memaikan tunts piano dengan lincah begitu juga dengan Sarada yang tampak serius tapi santai memainkannya.

Sarada tersenyum kecil sambil menutup kedua matanya untuk menikmati setiap alunan nada yang tercipta dari permainannya bersama Sasuke.

Sasuke sempat melirik kearah Sarada yang tampak hanyut menikmati alunan nada. Sasuke seperti melihat dirinya sendiri didalam tubuh Sarada. Ekspresi, cara tersenyum dan semua apa yang gadis itu miliki seperti dirinya. Bahkan cara Sarada menikmati alunan lagu sama dirinya.

Sasuke'pun ikut memejamkan mata dan keduanya pun hanyut didalam nada-nada yang mereka ciptakan sendiri.

Naruto tersenyum puas melihat Sasuke yang jauh lebih baik dari yang tadi dan sepertinya Sarada dan Sasuke akan cocok.

Nada terkahir telah berbunyi lalu keduanya berhenti dan Sasuke tampak puas dengan permainan Sarada hingga dia terus memuji gadis kecil itu berulang-ulang bahkan aura dinginnya lenyap begitu saja karena melihat Sarada tersenyum dengan wajah merona karena terus dipuji.

"Ayo Sasuke kita tulis lirik yang pas." ujar Naruto. Sasuke mengangguk setuju dan mulai membuat beberapa nada sedangkan ketiga anak kecil yang tampak duduk diam disofa dan sesekali mereka bercerita tentang kegiatan yang ada disekolah sedangkan Sarada menjadi pendengar yang baik dan sesekali memberi masukan. Sifat Sarada begitu dewasa.

Sarada kembali melihat kearah Sasuke yang masih sibuk menulis lirik sedangkan Naruto hanya diam didepan laptop membuat konsep yang pas. Naruto baru saja menyerahkan semua urusan lirik kepada Sasuke.

Sarada beranjak dari duduknya, mendekati Sasuke yang tampak sibuk menggambar tangga-tangga nada dikertas lalu kembali menekan tunts piano.

Sarada duduk disamping Sasuke dan dengan sengaja dia menekan beberapa tunts hingga menciptakan nada yang seirama. Sasuke berhenti dari aktifitasnya dan melihat Sarada dengan pandangan takjub.

"Mainkan lagi nada tadi." pinta Sasuke dan Sarada menurut begitu saja dan mengulang lagi nada-nada yang tadi dia ciptakan. Sasuke tersenyum puas mendengarnya lalu keduanya pun sibuk membuat lirik lagu bersama-sama.

Satu jam berlalu dan mereka berhasil membuat 3 paragraf kalimat yang merupakan lirik lagu.

"Sarada apa kau sudah izin pada ummi mu waktu kesini?" tanya Naruto.

"Sudah paman tadi aku mengiriminya pesan melalui ponsel Shikadai." jawab Sarada. Naruto mengangguk. "Bagus."

.

.

.

.

.

.

.

Tepat jam empat sore, Sarada diantar pulang oleh Sasuke, Sasuke benar-benar menyukai Sarada yang menurutnya begitu jenius dalam memaikan piano dan Sarada sangat senang kalau Sasuke menyukainya.

Sarada melambaikan tangannya kepada Sasuke yang sudah pergi meninggalkan kediamannya menggunkan mobil Audi berwarna hitam.

"Kalau ummi tahu, aku akan bernyanyi dengan paman Sasuke, apa ibu akan sedih?" tanya Sarada pada dirinya sendiri. Sarada menundukan kepalanya lalu berjalan memasuki rumahnya.

.

.

.

Sasuke baru saja memasuki rumahnya dan melihat ada sepatu pantofel berwarna hitam dirak sepatu, itu pasti sepatu Itachi. Sasuke baru saja hendak masuk kedalam ruang keluarga tapi suara Itachi terdengar marah. Sasuke'pun memilih untuk berdiam diri didekat pintu geser.

"Ayah ini sudah ketiga kali Sasuke menolak lamaran, ayah harusnya mengerti dan jangan egois, Sasuke mencintai Sakura begitu sebaliknya." ujar Itachi dengan nada suara yang terdengar kesal.

"Ayah, ayah lihat. Sasuke hanya tersenyum didepan kamera dan itu hanya senyuman palsu karena senyuman tulusnya sudah lama hilang dan itu karena ayah. Ayah suka dengan Sasuke yang sekarang bukan? Menyendiri didalam kamar dan hanya keluar untuk makan dan pergi kerja. Dia seperti robot, ayah suka? Oh tentu saja ayah sangat menyukainya." ujar Itachi sarkastik.

"Baiklah, ayah tidak akan egois lagi tapi dimana wanita itu sekarang? Apa dia masih mau melihat kita? Ayah tidak yakin." timpal Fugaku tidak suka karena sejak tadi Itachi terus menyindirnya.

"Aku akan membantu Sasuke untuk mencarinya." ujar Itachi kemudian bangkit dari duduknya dan membuka pintu geser.

Sreek...

"Sasuke." kedua mata Itachi terbelalak melihat Sasuke berdiri didepannya. Begitu juga dengan Fugaku yang tampak terkejut melihat Sasuke.

"Selamat datang kak. Apa kakak sedang libur dari tugas?" tanya Sasuke seramah mungkin seolah tidak mendengar apapun apa yang tadi Itachi katakan kepada ayahnya. Bahkan Sasuke memaksa kedua sudut bibirnya untuk terangkat.

"Aku libur untuk satu tiga minggu karena beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan ramadan'kan." jawab Itachi kemudian tersenyum sambik memeluk tubuh Sasuke. "Aku merindukan mu Sasuke."

"Aku juga." balas Sasuke dengan nada suara yang kembali dingin.

.

.

.

Sarada sudah membulatkan tekadnya untuk tidak memberitahu Sakura mengenai dia akan ikut menyangi bersama Taka, biarlah nanti Sakura tahu sendiri kalau vidio klipnya sudah keluar dan ditayangkan di Youtobe.

Dan seperti beberapa hari yang lalu Sarada dan Taka terus berlatih bersama para teman Sarada yang lain ada Boruto, Himawari, Shikadai, Inojin, Haruna, Kazuta dan Kazuci, Choucho.

Mereka berlatih bersama dan besok adalah syuting vidio klipnya akan dilaksanakan, semuanya merasa sangat gugup begitu juga dengan Sarada yang nanti akan memaikan piano dengan Sasuke tapi Sasuke terus memberinya motivasi agar tidak gugup dan terus semangat dalam hal apapun.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Dan hari itu pun tiba.

Semua perjuangan mereka selama hampir seminggu akan mereka perlihatkan dihari itu hari dimana Sarada akan melihat dunia yang baru, dunia dimana semua kenyataan itu disimpan rapi oleh semua orang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Kamu mau kemana Sarada? Bukannya ini hari minggu." tanya Sakura bingung melihat Sarada yang sudah rapi.

"Hari ini aku mau kerumah Himawari bu, dan gak usah diantar nanti aku dijemput temanku." jawab Sarada.

"Hmm... Baiklah kalau begitu. Ummi mau ke kantor dulu, aku baik-baik disana ya." ujar Sakura dan tak lupa dia memeluk Sarada erat dan mencium dahi Sarada.

"Ummi pergi dulu, assalamu'alaikum."

"Waalaikum'salam." jawab Sarada dan melihat ibunya masuk kedalam mobil yang baru saja mereka beli tahun lalu dengan harga murah. Sarada melambaikan tangannya kearah mobil.

"Sudah vidio klip ini selesai aku akan diajak paman Sasuke ikut pawai ramadan." ujar Sarada antusias dan tak lama mobil Sasuke berhenti tepat didepan rumah Sarada. Sarada tersenyum dan masuk kedalam mobil Sasuke.

.

.

Sepuluh hari kemudian, vidio klip Sarada dan Taka baru diposting di youtobe.

Sakura menghela nafas bosan sambil melihat langit biru dari balik jendela yang ada diruangan tempat para staf editor mengerjakan tugas. Beberapa hari ini Sarada terlihat sangat sibuk tapi kan selama bulan ramadan sekolah libur jadi Sakura bisa menghabiskan waktu bersama Sarada. Hari ini ada pawai menyambut ramadan karena besok sudah memasuki puasa, Sarada pasti saat ini sedang menonton pawai bersama teman-temannya dan Sakura tidak akan cemas karena ada orang tua Himawari yang akan mengurus Sarada.

Sosok Ayame datang menghampirinya dengan tergesah-gesah dan Sakura terlebih dulu untuk meminta Ayame mengatur nafas sebelum berbicara.

"Sekarang juga buka Youtobe dan cari vidio dengan judul, Taka Nada Nada Cinta. Kau lihat." ujar Ayame. Sakura terkekeh geli mendengarnya.

"Apa Taka sedang jatuh cinta?" ucap Sakura geli tapi tetap mengikuti apa yang Ayame katakan. Dia menutup halaman web yang tadi dia buka lalu membuka Youtobe dan mencari vidio itu.

"Ayo cepat." ucap Ayame.

Kedua emerlad Sakura terbelalak melihat tulisan yang pertama muncul dilayar monitor. Tidak, ini pasti Sarada yang lain. pikirnya.

Taka Feat Sarada

Pemandangan yang terlihat adalah langit biru sedikit gelap lalu ada padang rumput yang luas dan kamera menyorot kearah rumput-rumpur ilalang yang cukup tinggi, terlihat pohon Momiji yang daunnya sedikit menguning bahkan ada yang merah. Dipohon digantung lampion berwarna-warni dan sebuah grandpiano berada dibawah pohon. Lalu sebuah batu yang cukup besar ada didekat pohon.

Disana Sasuke dan Sarada duduk berdua sambil memainkan nada-nada pertama. Sarada tampak cantik dengan gamis berwarna putih dan kerudung putih yang diatas kepalanya seperti ada topi berbentuk bundar dan berenda emas. Sarada terlihat senang karena melihat wajah Sasuke begitu juga dengan Sasuke yang ikut tersenyum. Mereka sama-sama memakai pakaian berwarna putih dan Sasuke memakai baju koko putih dengan lis emas didada kanan dan celana putih.

Scane berganti ketempat lain dimana Naruto sedang memaikan gitar dengan Himawari yang menggoyangkan tubuhnya kekanan dan kiri sambil bertepuk tangan menikmati setiap nada yang ayahnya ciptakan. Ayah dan anak itu tersenyum lebar dan scane kembali berganti.

Sarada, Himawari dan anak-anak yang lain sedang berlarian sambil menggengam tali balon angin di tanah lapangan yang ditumbuhi rumput gajah dan dihiasi lampion-lampion berwarna warni yang tergeletak begitu saja diatas rumput

Mereka tampak asik bermain kejar sambil membawa balon udara ditangan masing-masing dan lirik lagu yang dinyanyikan Sasuke mulai terdengar.

Sosok Sasuke berdiri dibawah pohon Momiji, tidak ada Sarada maupun piano.

Hati ini selalu bergetar jika mengingat nama mu...

Masih ku ingat bagaimana wujud sayang mu kepadaku...

Sungguh begitu besar...

Scane berganti ketempat Naruto yang sedang berjalan melawati lampion-lampion dan anak-anak yang asik bermain.

Cinta suci mu begitu tulus...

Kau berikan kepada kami...

Umat mu...

Yaa Rosul...

Lalu secara bersama-sama Sasuke dan Naruto menyanyikan lirik yang selanjutnya.

Disetiap do'a muuu, kau meminta aaaampuuuun...

Untukkuuuu...

Waaahai...

Muhammad kuuu...

Dan lirik selanjutnya, terlihat Sasuke dan Sarada memainkan piano bersama-sama dengan Naruto yang duduk diatas baju besar yang berada didekat pohon. Mereka bertiga bernyangi bersama.

Mungkin hanya dengan nada naada cintaaa iiini...

Aku lantunkaaan...

Untuuuk mu...

Wahai cintakuuu...

Ya rosul salam mu walaika...

Saura musik terdengar sendu tapi mampu membuat semua orang yang melihatnya menangis haru. Kini giliran para anak-anak yang menyanyi, mereka duduk ditanah lapang sambil menggoyangkan badan ke kiri dan kekanan. Ada sekitar dua puluh anak-anak kecil disana.

Disetiap do'a muuu, kau meminta aaaampuuuun...

Untukkuuuu...

Waaahai...

Muhammaad kuuu...

Mungkin hanya dengan nada naada cintaaa iiini...

Aku lantunkaaan...

Untuuuk mu...

Wahai ciiintakuuu...

Ya rosul, salam mu walaika...

Semua anak terlihat senang begitu juga dengan Sarada. Sakura dapat melihat Sarada yang tampak bahagia saat duduk bersama dengan Sasuke, mereka berdua memainkan piano dengan sangat baik.

Wahai ciiintakuuu...

Ya rosul, salam mu walaika...

Gambar terakhir memperlihatkan kedekatan antara Sasuke dan Sarada lalu Naruto yang memeluk sayang kedua anaknya.

Sakura menangis melihat vidio itu dia tidak dapat berbuat apa-apa saat ini. Dan mungkin karena hal inilah Sarada sering berlatih menyanyi dirumah, Sakura pikir itu lagu yang Sarada ciptakan sendiri tapi ternyata lagu itu untuk vidio ini dan apa karena hal ini Sarada terlihat sibuk dengan dunianya sendiri.

"Sakura lihatlah Ig milik Sasuke, dia memposting fotonya bersama Sarada dan ada juga vidio saat mereka sedang latihan sebelum syuting." Ayame menyerahkan android miliknya kepada Sakura.

Sakura menangis semakin jadi bahkan beberapa komentar yang ada ikut dia baca. Banyak yang komentar mereka terlihat seperti ayah dan anak dan secara tak langsung membuat hati Sakura seolah tertusuk jarum kasat mata.

"Hi aku Sarada!" suara Sarada terdengar dari dalam vidio yang diposting Sasuke.

"Hiks..." isakan Sakura mulai terdengar membuat semua karyawan melihat kearahnya.

"Sakura, kau kenapa?" tanya Ayame khawatir.

Sakura menggelengkan kepala dan menghampus air matanya. "Aku tidak apa." jawab Sakura yang masih terdengar sendu. Ayame menghela nafas dan mulai menghibur Sakura karena dia tidak tahu apa yang saat ini Sakura pikirkan dan kenapa Sakura menangis karena seharusnya Sakura bahagia melihat Sarada bisa bernyanyi bersama penyanyi religi terkenal dan bukan nya menangis.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung~