Love is never fault.

Jika cinta yang kumiliki adalah kesalahan, aku rela keluar dari surgaku...

Jika cinta yang kumiliki adalah kesalahan, aku rela masuk dalam neraka terdalam...

Jika cinta yang kumiliki ditentang, maka biarkan aku yang menyelesaikan kisah cintaku...

Tak perlu akhir yang bahagia,

Karena tiap tangis selalu terselip rasa puas dalam hati.

Aku benar, bukan?

Disclaimer : super junior milik SME

Personilnya (termasuk author) milik Tuhan YME dan Orang tua masing-masing

Story milik saya (fb: Nurnisa kartika damayanti)

Cast : Choi Siwon/Andrew Choi

Cho Kyuhyun/Marcus Cho

Lee Sung Min/Vincent Lee

Leeteuk as Lord Angel

Rate : T for Teen

Genre : Hurt/Comfort, fantasy, angst

Author's note : typo(s), gaje, first fantasy, OOC (maybe).

for flamer, i'll hope you leave my ff soon.

Don't like don't read!

=believe to promise=

"Hyung, kau ingin pergi kemana? Nanti ada rapat besar dengan Lord Angel," tanya seorang namja tampan dibalik pintu kamar hyung-nya yang didominasi warna putih mencolok, bahkan menjurus pada cahaya. Ukiran pintu kamarnya tampak seperti sulur tanaman bunga.

Namja yang dimaksud menoleh pada dongsaeng-nya lalu tersenyum manis. Wajahnya yang manis selalu tersenyum membuatnya semakin manis lagi. Ia bangkit dari duduknya lalu mendekat pada dongsaeng-nya. Lebih tepatnya bibir mungilnya mendekati telinga kanan dongsaeng-nya.

"Pssst, hyung pergi sebentar. Jangan bilang-bilang pada Lord Angel ya? Jebal," pinta hyung-nya sedikit memaksa. Namja tampan itu tampak membatu sesaat sebelum akhirnya menyodorkan sebuah senyum paksa pada hyung-nya.

"Arraseoyo."

=believe to promise=

"Marcus~!" teriak Vincent kepada namja berpakaian hitam seperti tuxedo jaman dulu. Di bagian belakang memanjang lalu terbagi menjadi dua. Tuxedo itu sangat kontras dengan kulitnya yang putih, bahkan lebih putih daripada salju yang turun pada pagi itu.

Namja bertuxedo itu –Marcus- menolehkan wajahnya kearah kekasihnya lalu memasang senyum andalannya. Vincent memeluk Marcus erat seakan tak ingin kehilangan kekasihnya. Ia tahu ada sebuah jurang perbedaan yang mendasar antara dirinya dengan Marcus.

Ya, dia-Vincent Lee- salah satu Angel di surga sedangkan Marcus Cho adalah pangeran neraka. Bukankah itu perbedaan yang mendasar? Sebuah alasan klise yang mampu memisahkan tali cinta mereka.

Marcus mencium puncak kepala Vincent dengan lembut. Entah bagaimana ia bisa mencintai salah satu Angel surga, semuanya mengalir begitu saja. Pertemuan-pertemuan tak disengaja itu lalu kebetulan-kebetulan yang tak disangka mengantar mereka pada hubungan terlarang ini.

Tapi ia bertekad, seberapa kejamnya takdir memisahkan mereka. Ia akan bertahan. Dan terus menggenggam erat kekasihnya ini.

=believe to promise=

"Dimana Vincent?" tanya Lord Angel tanpa minat diwajahnya. Namja tampan itu tampak meneguk air liurnya gugup. Ia tahu, tak ada artinya ia berbohong pada pemimpinnya. Lord Angel itu hanya menatap dingin namja dihadapannya.

"Beri tahu dia, ia punya waktu tiga hari untuk berubah dan kembali kesini. Aku takkan memaksa, tapi jika ia memberontak aku takkan bisa menolongnya lagi," jelas Lord Angel serius kepada namja dihadapannya. Namja itu-Andrew Choi- mengangguk kecil.

"Hyung, tinggalkan dia." Vincent yang asik mengelus kucing peliharaannya menoleh kearah dongsaengnya cepat.

"Wae?"

"Kalian berbeda." Vincent menatap marah kepada dongsaengnya, tapi Andrew tak gentar. Ia malah menampilkan wajah batunya seperti biasanya.

"Kau tidak bisa memaksaku untuk meninggalkannya, Andrew Choi!" jerit Vincent. Andrew menutup matanya lalu tersenyum meremehkan.

"Oh ya? Kalau hyung keluar dari surga demi dirinya maka aku adalah orang pertama yang memisahkan kalian," ancam Andrew dengan nada dinginnya membuat Vincent sedikit tersentak. Namun itu tak berlangsung lama, ia bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekati dongsaeng kesayangannya, dongsaeng yang ia anggap sebagai adiknya sendiri.

"Ancamanmu takkan pernah berlaku untukku, Andrew." Balas Vincent sengit, lalu dengan sentakan dia menghilang dari pandangan Andrew. Andrew yang semula menatap dingin berangsur-angsur memudar, bahkan menampilkan raut terluka.

"Hyung, bisakah kau merasakan sakit disini? Sakit karena aku mencintai orang yang sama denganmu, hyung." gumam Andrew sembari menyentuh dada kirinya.

=believe to promise=

"Hari ini adalah batas akhir Vincent, apa dia bersedia untuk berubah?" tanya Lord Angel kepada Andrew. Andrew menggeleng kecil. Lord Angel langsung menjentikkan jarinya dan muncullah dua Angel lain yang langsung memberikan hormatnya kepada Lord Angel.

"Tangkap Vincent Lee lalu eksekusi di taman utama," titah Lord Angel dingin, dua Angel itu mengangguk mengerti lalu kembali menghilang. Andrew yang sempat terpaku langsung menginterupsi sang Lord Angel.

"Biarkan aku yang menyelesaikan semuanya, my Lord. Jangan sakiti hyungku," pinta Andrew sungguh-sungguh. Sang Lord Angel tampak berpikir sejenak sebelum mengeluarkan keputusannya.

"Kau tahu resikonya jika bukan dari Angel bersangkutan yang menanganinya bukan?" tanya Lord Angel menegaskan. Andrew mengangguk yakin.

"Aku akan menerima semua resikonya, asal hyungku tak apa-apa."

=believe to promise=

"Kembalilah." Vincent menatap tak percaya kearah kekasihnya. Perasaannya mendadak sakit, apakah ia tak tahu semua pengorbanannya agar mampu bersanding dengannya? Tidak. Dia tak pernah tahu itu.

"Aku datang kesini hanya untuk menjemput kebahagiaanku, Marcus."

"Dan kebahagiaanmu ada di sana dan bukan denganku, Vincent." Vincent terdiam. Tak pernah ia melihat wajah memohon dari kekasihnya ini. Ia menggigit bibirnya gelisah. Ia tak bisa kembali, takkan pernah bisa karena tempatnya bukanlah disana lagi. Ia yang sekarang adalah makhluk bebas.

"Aku tak bisa," jawab Vincent akhirnya. Marcus menatap heran.

"Wae?"

"Karena aku telah diusir dari sana, aku bukan Angel lagi," jelas Vincent padat. Dan setelah itu datanglah dua Angel utusan dari Lord Angel.

"Vincent Lee, ex. Angel kami tangkap karena melanggar ketentuan surga," ucap salah satu utusan singkat. Dan dalam waktu sekejap Vincent berada dalam belenggu kuat buatan dua utusan Lord Angel.

"Marcus..." lirih Vincent meminta bantuan, namun Marcus tidak bisa menolongnya. Ia masih shock dengan keadaan sekitar hingga akhirnya kedua mata cokelatnya tak mendapati Vincent lagi.

"Aku harus menolongnya!" gumam Marcus gusar, namun kekalutannya terinterupsi dengan kedatangan Andrew.

"Aku akan membantumu, Marcus. Menolong Vincent bukan?" ujar Andrew dari balik pohon. Marcus menoleh kearah Andrew lalu menatapnya penuh harap.

"Adakah sebuah cara?" tanya Marcus penuh minat. Andrew mengangguk sembari berjalan perlahan mendekati Marcus. Tangannya berusaha mengambil sesuatu dari balik kantong pakaian putihnya. Dan dalam sekejap, sebuah belati menancap di jantung Marcus menyebabkan Marcus memuntahkan darah hitamnya di wajah Andrew.

"Ada sebuah cara, yaitu membunuhmu Marcus. Ya, membunuhmu. Kemudian ia membunuhku. Adakah sebuah cara yang lebih baik daripada ini?" jawab sekaligus tanya Andrew miris. Tangan kekarnya menahan tubuh Marcus agar tak jatuh. Perlahan, tangan Marcus menyentuh pahatan Tuhan yang sempurna itu.

"K-Kau..."

"Saranghae, jeongmal saranghae." Dan tangisan itu tak terbendung ketika kulit putih Marcus menghitam dan menghilang perlahan bagaikan debu.

Bluk!

Belati perak yang menghunus jantung Marcus terjatuh lalu tergeletak tak berdaya diatas tumpukan daun maple yang berguguran. Tampak setetes demi setetes darah membasahi belati yang berwarna darah hitam-darah pangeran Marcus-. Andrew terjatuh seiring berubahnya warna sayapnya menjadi hitam gelap. Ia yang sekarang bukanlah Angel lagi. Ia yang sekarang lebih rendah daripada Vincent yang masuk pada Angel peralihan. Ia adalah Angel yang terkutuk.

Angel yang membunuh penguasa neraka akan menjadi Angel yang terkutuk. Ia bahkan takkan diterima di neraka sekalipun. Hidupnya hanya tinggal menghitung hari.

Andrew menangis. Bukan bulir bening yang menghiasi wajahnya melainkan darah merah yang membasahi daun-daun maple itu. Ia tahu, hatinya takkan pernah memaafkan keputusan bulatnya. Begitu pula dengan hyungnya yang sangat mencintai Marcus. Tapi ia tak pernah menyesal dengan keputusannya yang telah ia pikirkan jauh sebelum Vincent mencintai Marcus. Karena sejujurnya, ialah yang lebih dulu mencintai Marcus, bukan Vincent.

Pertemuan antara Marcus dan Vincent adalah salah satu rencananya lalu kebetulan-kebetulan itu, ia yang membuatnya. Itulah rencana-rencananya agar ia bisa membunuh Marcus...

Dan untuk membunuhnya sendiri.

Ia tak bisa terus menerus tersiksa akan perasaannya yang selalu menuntut lebih. Ia bukanlah Vincent yang keras kepala demi meraih kebahagiaannya sendiri. Ia terlalu takut untuk mengambil langkah, ia takut menyakiti perasaannya sendiri.

"Andrew..." Andrew menoleh dan mendapati sang Lord Angel tersenyum perih kepadanya. Kedua tangannya terbuka lebar, mengisyaratkan agar Andrew meraih tangannya lalu bangun.

"Sudah saatnya," lanjut Lord Angel, Andrew mengangguk kecil lalu mengambil belati peraknya sebelum menghilang dari taman tak bernama itu.

=believe to promise=

"Vincent Lee, dihukum mati karena telah melanggar ketentuan surga yaitu mencintai pangeran neraka." Ujar salah satu utusan Lord Angel sembari membaca perkamen kecil. Vincent yang dibelenggu hanya menatap penuh benci Angel-Angel disekelilingnya sebelum akhirnya pandangannya terpusat pada Lord Angel yang membawa dongsaengnya.

"Andrew!" teriak Vincent keheranan melihat sayap dongsaengnya berubah menjadi hitam gelap. Andrew yang sebelumnya dilempar didekat Vincent tersenyum tipis lalu berhadap-hadapan dengan hyungnya. Belenggu yang ada di tangan dan kaki Vincent mendadak menghilang dan Andrew menyerahkan sebuah belati peraknya kepada Vincent.

"Bunuh aku, Hyung," pinta Andrew miris, Vincent menatap tak percaya dongsaengnya.

"Ke-kenapa?" tanya Vincent tak mengerti, Andrew melempar senyum kecut.

"Apa kau tak lihat warna sayapku, hyung? hitam! Itu artinya aku telah membunuh Marcus, kekasihmu yang kau cintai!" jelas Andrew dengan nada meninggi. Vincent yang shock langsung jatuh terduduk.

"Ta-tapi kenapa kau melakukannya, Andrew? Kenapa kau membunuh Marcus?" jerit Vincent pilu, Andrew berjongkok lalu meraih belati yang dijatuhkan Vincent dan mengembalikannya di tangan Vincent.

"Karena aku mencintainya, hyung," jelas Andrew lembut. Vincent semakin tak percaya dengan pengakuan Andrew. "Aku mencintainya jauh sebelum kalian saling bertemu. Akulah yang mengatur pertemuan-pertemuan itu jadi kau pantas untuk membunuhku, hyung," lanjut Andrew diakhiri dengan senyum tulusnya.

"A-Andrew..." lirih Vincent perih mendengar pengakuan Andrew. Ternyata ia yang menyakiti Andrew, merampas haknya untuk mencintai Marcus.

"Untuk itu hyung, aku mohon... bunuhlah aku," pinta Andrew lagi, lebih terdengar menyakitkan di telinga Vincent.

Jleb.

"Gamsahabnida, hyung," lirih Andrew dalam pelukan Vincent yang menghujamkan belati perak itu ke jantung Andrew. Dan dalam hitungan detik, raga Andrew berubah menjadi debu.

=believe to promise=

"Minnie Hyung~! chankkaman!" teriak seorang namja berambut cokelat keriting terlihat mengejar hyungnya yang asik melihat-lihat barang manis.

"Kau terlalu lambat, Kyu!" balas Sungmin berteriak. Dia tampak sibuk memilih barang-barang aksesoris pink disalah satu toko. Tak peduli dengan Kyuhyun yang kewalahan dengan barang belanjaannya.

Brak.

"Ah, kaset-kaset gameku~!" pekik Kyuhyun tertahan ketika melihat tas plastik kaset gamenya jatuh berceceran dilantai setelah tak sengaja menabrak seorang namja.

"Mianhabnida," ujar namja itu pendek. Ia ikut mengumpulkan kaset-kaset game itu lalu menyerahkannya kepada Kyuhyun.

Pandangan mereka saling bertemu, kenangan-kenangan di masa sebelumnya kembali berputar secara otomatis membuat mereka saling membeku. Namun dengan sedikit sentakan kaki dari orang lain membuat mereka kembali ke alam nyata.

"Gomawoyo,"

"Cheonma." Namja itu kembali berjalan menjauhi Kyuhyun yang sibuk memasukkan kaset gamenya kedalam tas plastik. Kyuhyun kembali mencari namja yang ia tabrak dengan kedua matanya dan mendapatkannya belum jauh darinya. Tanpa sadar, mulutnya bergerak memanggil nama namja tampan itu.

"Andrew, Andrew Choi!" namja itu berhenti sejenak lalu menoleh kebelakang. Kedua manik hitamnya menatap Kyuhyun lembut.

"M, Marcus Cho. Bogoshippo,"

Fin

#author mencep-mencep.

Gimana? Suka atau enggak suka? Minta saran ya, author new dalam bidang fantasy.. XD

Pokoknya author pengen terus menyebarluaskan virus WONKYU..

Yeee, Hidup WONKYU..

LONG LAST! *lanjut aja ke review deh. XD

Gamsahabnida~!