Patience and Insecure Times
Cast: BTS member
Pair: HopeGa, Minyoon, Vkook, Namjin
Infires by Vapp hwagae market and HopeGa flooded moments
.
.
.
.
Jimin masih menatap dua orang itu dengan tatapan setajam laser.
Tidak dua orang sih, tepatnya salah satu dari dua orang itu.
"Kau kenapa sih Jim!" Yoongi yang risih dengan tatapan Jimin membentaknya.
Jimin memalingkan wajahnya, "tidak kok hyung, teruskan main game nya" Jawab Jimin lalu berlalu, meninggalkan Yoongi dan Hoseok bermain game di kamarnya.
Jimin berjalan kearah dapur dan mendapati Namjoon yang memegang kotak susu bubuk sambil sesekali menggaruk kepalanya.
"mon hyung, ada apa?" tanya Jimin sambil membuka pintu kulkas. Jimin memang suka memanggil Namjoon dengan nama panggungnya.
"eh, Jim" Namjoon mengalihkan tatapannya kearah Jimin.
Jimin menenggak air mineral dingin yang diambilnya dari kulkas dan melirik leader itu bingung.
"ada apa sih hyung?" Jimin mendekati Namjoon yang melambaikan tangan ,menyuruhnya mendekat.
"aku sudah membaca serving suggestion-nya tetapi aku ragu. Jin sedang ngambek, aku bingung harus bagaimana. Tetapi kurasa dia kalau setelah minum susu perasaannya membaik, nah bisa kau bantu aku membuatnya Jim?" jelas Namjoon.
Jimin dengan senang hati membantu Rapmon-nya membuat susu rasa strawberry itu. Karena Jimin tahu, walaupun nanti Jin senang, tetapi dia yakin tidak ada jaminan kalau kekasihnya tidak membuat kekacauan di dapur, walaupun hanya sekedar membuat susu.
Dan Jin sangat benci dapurnya kacau. Siapapun yang mengacaukannya.
.
.
.
Jimin duduk di sofa ruang tengah sambil sesekali menyesap susu strawberry-nya.
Tadi setelah membantu Rapmon membuatkan Jin, Jimin jadi ingin minum juga.
"aku pulang!" suara Jungkook membuat Jimin menolehkan kepalanya ke arah pintu. Jungkook menghampiri Jimin setelah melepas sepatunya.
"hyung aku lelah" keluh Jungkook menghempaskan dirinya di sofa dan memejamkan matanya.
"nih, minum ini. Masih hangat kok" Kata Jimin menyerahkan susu-nya yang masih tigaperempat gelas pada Jungkook. Jungkook membuka matanya dan langsung menerima susu itu dengan mata yang berbinar.
"terimakasih hyung! Kau terbaik!" Jungkook mengacungkan jempol kanannya kearah Jimin.
Jimin tersenyum, membatin bahwa se-muscular nya Jungkook, dia malah semakin imut dan tingkahnya makin absurd. Efek pacaran dengan alien.
Jungkook benar-benar menikmati susunya dengan meminumnya sedikit-sedikit.
"hyung, kau kenapa disini? Tidak main game atau nonton film?" tanya Jungkook basa-basi.
Jimin langsung teringat pada Yoongi dan Hoseok yang sedang main game di kamarnya, kamar Hoseok juga sih.
Jungkook yang melihat Jimin berubah memasang muka kesal pun paham.
"sedang cemburu ya?" Jungkook mulai menggoda Jimin.
Semua member tahu kalau belakangan ini Hoseok dan Yoongi semakin dekat. Hoseok juga tidak lagi terlalu takut pada Yoongi. Malah makin suka sekedar mengajaknya ngobrol sampai seringkali melakukan skinship.
Semua member juga tahu kalau Jimin kesal karena itu, walaupun Hoseok memang orang yang sangat easy-going pada siapapun, tetapi Jimin kesal kalau Hoseok dekat-dekat dengan Yoongi. Entah kenapa, tetapi Jimin merasa cemburu dengan kedekatan mereka.
Padahal dulu hanya Jimin yang berani mengganggu Yoongi, mengusili Yoongi. Tetapi sekarang, Hoseok tampak lebih menarik dibanding dengan dengannya dimata Yoongi.
"ya Jimin-ah!" Jungkook memukul pundak Jimin karena merasa diabaikan.
Jimin mendelik pada Jungkook,
"apasih Kook! Panggil aku hyung! Kau mau kusebar aibmu pada publik,ha? Aku bosan mengingatkanmu" Jimin jadi sewot.
Padahal biasanya dia membiarkan Jungkook memanggilnya tanpa 'hyung' karena sudah terlalu sering seperti itu. Jimin yang kesal lebih menyebalkan.
Jungkook mencibir,
"kau ini, memangnya hanya kau yang bisa menyebar aib publik?" entah darimana suara bariton seekor spesies langka terdengar, yang disambut Jungkook dengan amat suka cita.
"Taetae hyung!" Jungkook menghambur kearah Taehyung, memeluknya erat seakan besok alien itu akan musnah.
Taehyung balas memeluk kekasih imutnya dengan senyum tampan. Bagi Jimin senyum mesum.
Taehyung berjalan ke sofa, menghampiri Jimin yang makin cemberut. Tentunya masih dengan berpelukan dengan Jungkook-nya.
"kenapa Jim? Kalau kau kesal dengan mereka bilang saja" Taehyung duduk tetap dengan Jungkook yang memeluknya. Dipangkuannya.
Jimin jealous dengan perlakuan Taehyung dan sikap manja Jungkook. Si bongsor yang tidak tahu malu pada otot-ototnya. Dia –kan juga ingin seperti mereka. Jimin menghela nafas panjang.
"kau kan tahu sendiri, tae. Aku bukanlah siapa-siapanya Yoongi hyung, aku bisa apa? Kalau aku marah pun tidak ada gunanya" tutur Jimin sedih.
"kau ini, sudah kubilang jadikan Yoongi hyung kekasihmu. Rubahlah sikapmu itu" kata Taehyung sembari mengelus rambut Jungkook.
Jimin merenung lagi.
Jimin dan Yoongi memang sudah pernah pacaran, tetapi mereka putus sekitar empat bulan yang lalu, setelah mereka bertengkar hebat karena Jimin yang selingkuh dengan seorang anggota girlband untuk yang ketiga kali.
Karena Yoongi sudah sangat kesal, dia memutuskan hubungan mereka. Beberapa minggu setelah putus Yoongi murung dan puncaknya, dua bulan lalu Yoongi jatuh sakit. Bersamaan dengan perasaannya yang memudar untuk Jimin.
Jimin tahu saat itu Yoongi sangat sedih dan terpukul karena sadar Jimin tidak mencintainya seperti Yoongi mencintai Jimin.
Jimin mengusak rambutnya kasar.
Kenapa dia berbuat kesalahan seperti itu? Jimin sangat mencintai Yoongi. Tetapi sifat dasar Yoongi yang tidak terlalu atraktif membuat Jimin yang hyperactive agak bosan dan akhirnya selingkuh.
Taehyung terkekeh melihat sahabatnya itu gusar untuk yang sekian ratus kali. Taehyung tahu Jimin sangat menyesal. Buktinya setelah putus dengan Yoongi, Jimin tidak menggubris orang yang menyukainya.
"mau sampai kapan kau Jim? Menyesal tanpa mau merubah keadaan? Kau ini" Taehyung beranjak setelah mengatakan itu pada Jimin, membangunkan Jungkook. Karena malas menggendong laki-laki bongsor itu.
Dan Jimin memeluk bantal Seokjin yang ada disana. Bantal penampung air mata.
.
.
.
Yoongi bersorak setelah memenangkan game yang dimainkan dengan Hoseok.
Sebenarnya sih Hoseok membiarkan Yoongi menang. Soalnya dia sangat suka melihat Yoongi yang sedang senang. Karena kulitnya yang pucat, Wajahnya pasti terlihat merona.
"sesuai janjimu, Hoseok!" Yoongi memicing kearah Hoseok.
"baiklah baiklah, laki-laki tidak pernah melanggar janjinya" ucap Hoseok sambil menepuk dadanya.
Yoongi mendecih, tetapi dia senang karena sesuai dengan perjanjian sebelum main game. Siapa yang kalah harus mentraktir burger.
"pesan sekarang! Aku mau mandi dulu, nanti aku kekamarmu lagi" Yoongi beranjak, tetapi lengannya ditahan oleh Hoseok. Yoongi menaikkan sebelah alisnya –bertanya.
"aku yakin kamarmu ada Namjoon sedang merayu Jin hyung yang tadi marah. Yakin mau ke kamarmu?" tanya Hoseok melepaskan lengan Yoongi.
Yoongi berpikir sebentar.
"baiklah, aku pinjam bajumu saja" ucap Yoongi lalu membuka lemari Hoseok dan mengambil beberapa pakaian.
Hoseok tersenyum melihat Yoongi keluar kamar, lalu mengambil ponselnya untuk memesan burger untuk semua member Bangtan.
Hoseok yakin jika dia hanya membeli dua, maka acara makannya tidak akan tenang.
.
.
.
Keesokan harinya,
"Jimin-ah! Bereskan laundry mu atau kubakar semuanya!" teriakan Hoseok dari kamar noisy triplets menggelegar dorm pagi ini.
Jimin yang sedang memainkan ponsel di ruang makan pun jengkel. Mood-nya dari bangun tidur tadi sangat jelek ketika melihat Yoongi memakai baju Hoseok.
"iya iya! Nanti kubereskan!" Jimin tak kalah melengkingkan suaranya.
"sekarang Jimin! Nanti kita ada schedule shooting!" suara si Jung makin dekat ke arah Jimin.
"kenapa hanya aku?! Laundry Taehyung lebih berantakan!" seru Jimin lagi.
"aku sudah membereskannya kok, tadi Jungkook membantuku" Taehyung datang dengan muka malas.
"dengar Jim, aku tidak suka kamar kita berantakan. Kau juga kan? Ayo kubantu" ucap Hoseok yang ternyata sudah disamping Taehyung menghampiri Jimin.
"iya iya! Kubereskan" Jimin masih berteriak jengkel, padahal Hoseok sudah lembut.
"apa apaan sih! Pagi-pagi berisik!" bentak Yoongi dengan muka mengantuk. Walaupun sudah bangun dari pagi, Yoongi hanya minum lalu tidur lagi. Saat minum itulah Jimin melihat Yoongi memakai baju Hoseok.
"kepalaku pusing tau! Baru saja terlelap kalian malah berisik" omel Yoongi.
"maaf ya hyung, aku tidak sengaja" kata Hoseok.
Yoongi memegangi kepalanya yang memang sedikit pening lalu menuju ke kamarnya lagi.
.
.
.
Hoseok lupa sejak kapan,
Tetapi yang pasti dia sangat menyukai Yoongi. Hyung nya di rapper-line itu selalu membuatnya kagum.
Walaupun dulu Hoseok takut padanya, tetapi sekarang Hoseok malah ingin melindungi Hyung-nya itu setelah tahu kalau Yoongi adalah laki-laki yang cukup rapuh. Waktu Yoongi putus dengan Jimin.
Hoseok ingin dekat dengan Yoongi dan melindunginya dengan sepenuh hati.
Walaupun dia juga belum yakin dengan perasaannya sendiri, tapi Hoseok yakin akan satu hal.
Hoseok benar-benar tidak suka melihat Yoongi sedih, terluka, bahkan tidak suka ketika Yoongi tidak nyaman.
Hoseok ingin berada disamping Yoongi agar Yoongi tidak merasa sendiri.
Melihat Yoongi tersenyum adalah kebahagiaan tersendiri untuknya.
Seperti saat ini,
Mereka melakukan rekaman untuk hwagae market di channel mereka dengan Vapp. Hoseok penasaran kenapa Yoongi ingin sekali membuat hwagae market, bahkan selalu mengobrolkan hal itu setiap waktu.
Setahu Hoseok, Yoongi memang sangat ingin membuat fans mereka senang dan terhibur setiap waktu.
Maka, hari ini mereka mengundang beberapa orang untuk menjadi kru hwagae market mereka.
Sebenarnya Hoseok sudah memiliki semacam hwagae market sendiri, yaitu dia membuat program Hope On The Street untuk menunjukkan kecintaannya pada dance. Tetapi kalau Yoongi yang meminta untuk melakukannya, Hoseok anti menolaknya.
"patience and insecure times", konyol memang. Walaupun Yoongi yang lebih dulu tertawa melihat videonya waktu Hoseok menaiki roller coaster. Hoseok sangat suka melihat ekspresi Yoongi yang berusaha menyangkalnya. Lalu memberi kesempatan pada Yoongi, dan akhirnya Hoseok mengalah untuk Yoongi.
Intinya, Hoseok hanya ingin Yoongi senang.
.
.
"Jimin-ah, kau mau kemana?"tanya Yoongi yang melihat Jimin memakai sepatu di depan pintu dorm.
Jimin menoleh kebelakang lalu tersenyum karena Yoongi menanyainya.
"aku mau jalan-jalan hyung, sekalian beli makanan. Kenapa? Yoongi hyung mau ikut?"
"ah, tidak. Aku ingin menitip kopi, boleh tidak?"
Jimin tersenyum manis lalu mengangguk mengiyakan,
"kopi apa hyung? Tetapi aku pulang sekitar dua jam lagi, apa tidak apa-apa?"
"sebentar, Hoseok-ah! Kopi apa tadi?! Aku lupa!" teriak Yoongi membalikkan tubuhnya.
Jimin yang mendengar itu langsung kehilangan senyumnya. Sakit hati.
"ah, kau dengar Jim? Hoseok bilang caramel machiatto, dan aku coffe latte" kata Yoongi sembari mengulurkan beberapa won.
Jimin menerimanya, lalu keluar dengan membanting pintu.
"dia kenapa sih" Yoongi mengelus dadanya kaget.
.
.
.
Sepanjang perjalanan Jimin banyak berpikir.
Ternyata melukai seseorang dan kecewa sendiri itu sangat menyakitkan. Jimin masih menyukai Yoongi. Sangat.
Tetapi di satu sisi, Jimin tidak mau melukai Yoongi lagi dan Jimin separuh yakin kalau Yoongi akan sangat sulit menerima Jimin lagi.
Jimin ribuan kali mengutuk dirinya sendiri karena menyesal melukai Yoongi.
Sekarang, terimalah balasannya. Park Jimin.
Flashback.
"sudah kubilang aku lelah Jim!" Yoongi berteriak tepat didepan muka Jimin.
"hyung pikir aku juga tidak lelah?! Hyung pikir punya pacar yang cuek itu tidak melelahkan?! Aku juga lelah Hyung! Aku selalu perhatian padamu, mementingkanmu setiap saat dibanding yang lain, tapi apa?! Kau bahkan tidak mengapresiasi sedikit pun!" balas Jimin.
Yoongi kaget karena Jimin berteriak padanya, matanya panas. Marah dan sakit hati.
Yoongi menundukkan wajahnya. Berusaha menahan perasaan sakit yang meledak-ledak.
Jadi selama ini, perhatian Yoongi tidak terlihat oleh Jimin?
Yoongi bahkan tidak pernah memperhatikan orang lain seperti dia memperhatikan Jimin. Bahkan orang tuanya sekalipun.
Tetapi apa, Jimin samasekali tidak melihatnya.
Yoongi sadar kalau dia memang tidak bisa manja seperti Jungkook pada Taehyung, tidak bisa bersikap manis seperti Seokjin pada Namjoon. Tetapi selama ini Yoongi selalu memperhatikan dan berusaha bersikap baik untuk hal sekecil apapun hanya pada Jimin.
Beberapa detik hanya diisi keheningan diantara keduanya.
Yoongi mengangkat wajahnya, matanya sudah tergenangi air mata.
"baiklah Jim, aku memang mencintaimu. Sangat. Tetapi jika kau seperti ini, aku juga tidak tahan. Walaupun aku tidak selingkuh sepertimu, Aku juga tahu kekuranganku yang membuatmu begitu, maafkan aku..." Yoongi berkata lemah, menyeka air mata yang jatuh dipipinya.
Jimin kaget, dan merasa sangat bersalah.
"hyung aku-" Jimin bingung harus berkata apa.
"sudahlah Jim, kurasa kita harus mengakhiri sekarang. Aku- aku akan tetap mendukungmu..." Yoongi mengusap air matanya lagi.
"... Baiklah, kurasa cukup. Mulai hari ini kau bebas berkencan dengan siapapun, sudah tidak ada lagi pengganggu. Selamat malam Park Jimin, maknae-line Bangtan. Besok kita masih bekerja" tutup Yoongi lalu menunggalkan kamar Jimin.
Jimin sadar, setelah pintu kamarnya ditutup oleh Yoongi, saat itu pula lah Yoongi juga menutup hatinya untuk Jimin.
Flashback end
.
.
.
Jimin sampai di dorm lebih cepat setengah jam dari yang dikatakan kepada Yoongi tadi,
"aku pulang" Jimin memberi salam lemah.
"ah Jimin, mana kopiku? Kembaliannya ambillah" Yoongi yang ternyata duduk di sofa bersama dengan Hoseok menghampiri Jimin.
Ralat , kopinya.
"ini hyung, terimakasih" ucap Jimin.
Yoongi tersenyum simpul, "aku yang terimakasih jim" lalu melangkah pergi.
Yoongi memang seperti itu, tidak mau membuang-buang waktu. Tidak pernah berubah.
Jimin lah yang dulu berubah, Dulu.
Jimin melangkah menuju kamarnya, mengistirahatkan tubuh dan hatinya.
Tapi...
"Kim Taehyung!" suara Jimin yang cempreng memecah heningnya malam di dorm bangtan.
"sudah kuperingatkan berapa kali, jangan bercumbu dikasurku!" muka Jimin memerah marah.
Dua orang yang sedang asik bercumbu memberengut kearah Jimin. Mengutuk laki-laki pendek itu karena mengganggu.
"dasar byuntae! Pergi menjauh dari kasurku! Walaupun kalian sudah legal tapi jangan di kasurku bodoh!" bentak Jimin lagi.
"woy, park Jimin! Sudah kubilang berapa ratus kali kalau ini kasurku! Kasurmu itu disana bodoh!"
Jimin makin marah, pasalnya yang membentak tadi adalah Jungkook. Ya ampun, Jungkook sudah tidak sayang nyawa.
"KELUAAAAARRRRRR! "
"JIMIN BERISIK! KAU CARI MASALAH HAH?!" tiba-tiba Yoongi datang dan membentak Jimin.
Jimin ciut seketika.
"kau ini kenapa?! Bukankah kau sudah sering melihat mereka begitu?! Kalau ada yang dengar bagaimana?!" lanjut Yoongi, lalu meninggalkan 5 orang yang menunuduk takut.
Hoseok yang tadi mengikuti Yoongi menatap 3 orang didalam kamarnya khawatir.
"maaf ya," katanya singkat lalu pergi menyusul Yoongi.
Taehyung dan Jungkook keluar kamar. Meninggalkan Jimin yang membanting tas ranselnya kesal.
"sial..." desisnya.
Belum ada konflik, buat yang tertarik /nggak/
*emang ada yang baca* /monolog/
bisa review buat kritik dan saran, fav atau follow juga makasih.
dibaca aja udah seneng, sih.
infires man~
*abaikan gelombang gapenting*
