Cast : B.A.P Members

Genre : AU, Yaoi, Drama

Part : 1/?

Semoga layak dibaca ya. Enjoy ^^

:::::

Sudah hampir jam sebelas pagi, tapi sepertinya enam namja yang tengah berkeliaran di alam mimpi itu masih enggan bangun. Di ruangan luas tersebut, mereka tidur dengan posisi yang tidak beraturan ditambah dengan keadaan kamar yang berantakan, makin terlihat seperti kapal pecah saja.

Knock Knock Knock

"Daehyunnie~ Ireona" suara lembut dari arah luar kamar membangunkan salah satu dari mereka. Dengan kesadaran yang masih belum terkumpul, ia segera membukakan pintu kamar.

"Ah Jung Ahjumma, Selamat pagi" Namja tersebut membungkuk dengan sopan saat melihat orang yang ada dibalik pintu. Wanita itu tersenyum manis padanya.

"Pagi jae-ya~ kau baru bangun hm?"

"Ne, mumpung libur hehe. Ahjumma ingin masuk?"

"Ah tidak tidak, karena kau sudah bangun jadi ahjumma minta tolong kau saja yang membangunkan mereka. Sarapan sudah siap." Kata Jung Ahjumma lembut.

"Ah ne, kamsahamnida. Aku akan membangunkan mereka."

"Baiklah, Ahjumma pergi kerja dulu ne" ucapnya lalu beranjak pergi dari hadapan Youngjae.

"Ne, Hati-hati dijalan Ahjumma."

:::::

Jam telah menunjukkan pukul lima sore, kini enam namja tersebut tengah sibuk di ruang keluarga dengan aktifitas mereka masing-masing seperti main PS, dan gadgeting (?). Berbeda dengan lain, Himchan dan Yongguk justru lebih memilih tidur disofa tanpa menghiraukan suara bising dari Junhong dan Jongup yang sedang bermain.

"Jae-ya, kau tidak lapar eoh?" Tanya Daehyun pada sahabatnya yang tengah asik dalam dunia maya.

"…" tidak ada jawaban, sepertinya Youngjae benar-benar larut dalam dunianya sendiri. Daehyun mendengus kesal.

"YOO YOUNGJAE" kali ini Daehyun berteriak tepat di telinga milik sang empunya, Youngjae.

BUGH

Sebuah bantal sofa dengan telak mengenai wajah tampan Daehyun dengan keras. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Youngjae.

"Berisik pabo. Jangan ganggu aku." Tegur Youngjae.

"Ish aku hanya ingin ramen, pabo."

"Ini rumahmu, bikin saja sendiri. Pemalas"

"Ya! Paboya, apa kau lupa terakhir kali aku mencoba untuk memasak eoh? Kau ingin itu terulang?" Daehyun mengingatkan Youngjae.

Benar saja, beberapa bulan yang lalu Daehyun yang tidak bisa memasak hampir saja membuat dapur terbakar karena kecerobohannya sendiri. Beruntung saat itu Yongguk dengan sigap mematikan api yang masih kecil.

"Aish, kau merepotkan sekali." Cibir Youngjae. Ia pun dengan terpaksa harus beranjak dari kegiatan santainya hanya untuk membuat sebuah ramen.

"Hyung! Kami juga ingin ramen." Teriak Jongup saat menyadari Youngjae menuju dapur.

"Hah, sekalian saja Himchan hyung dan Yongguk hyung juga. Menyebalkan" Gerutu Youngjae yang setengah ikhlas. Dia memang tipe yang sangat kesal diganggu jika dia sedang santai.

Mendengar gerutuan Youngjae dari arah dapur, Daehyun hanya terkekeh pelan seraya melanjutkan kegiatannya –bermain game- diponsel .

Tidak begitu lama, Youngjae kembali dengan membawa tiga buah mangkuk ramen yang baru selesai ia buat.

"Horeeee, ramen sudah dataaang" teriak ketiga orang yang kelaparan sejak tadi.

"Eh? Ramen?" Yongguk terbangun saat mencium aroma ramen di dekatnya. Dengan cepat ia meraih satu mangkuk yang ada dimeja.

"…" Jongup hanya diam melihat jatah ramennya diambil.

"Hime, bangun. Waktunya makan." Yongguk menyenggol Himchan yang tidur didekatnya.

"Hyung, kita makan berdua saja." Tawar Junhong yang tentu saja tidak ditolak oleh Jongup.

"Aigoo, so sweet sekali dua maknae ini hahaha." Sindir Himchan yang sudah bangun. Dengan santainya dia memakan ramen milik Yongguk.

"Aku yang membuat, tapi aku juga yang tidak kebagian. Hah dunia ini tidak adil." Gumam Youngjae seraya menyandarkan tubuhnya ke bahu sofa.

"Nih." Sesuap ramen kini menghadang di depan mulut Youngjae. Youngjae melihat kearah Daehyun yang ingin menyuapinya.

"Buruan lah, pegel nih tangan." Daehyun memutar bola matanya.

Bukannya memakan ramen itu, Youngjae justru kembali beranjak ke dapur. "Pizza sepertinya enak juga."

"Dasar pabo. Sok menolak segala" kali ini Daehyun yang menggerutu karena Youngjae yang mengabaikannya. Sementara lainnya hanya mentertawakan Daehyun.

:::::

Ting Tong

Bunyi bel dari pintu depan terdengar hingga tempat berkumpulnya enam anak hilang itu. Jongup yang sedang melihat permainan PS antara Yongguk dan Daehyun pun bergegas membuka pintu.

"Selamat datang Ahjumma." Sapa Jongup dengan senyum yang membuat matanya segaris.

"Terimakasih Jonguppie, kalian sudah makan?"Tanya Jung Ahjumma perhatian.

"Sudah, tadi kami memakan ramen yang ada di dapur kkk~"

"Syukurlah kalau begitu. Oh iya, Daehyun dan Youngjae dimana? Tolong panggil mereka ke ruang tamu ne? Gomawo" Pinta Jung Ahjumma. Jongup mengangguk mengerti dan segera memanggil kedua orang tersebut.

"Astaga maaf aku lupa, Silahkan masuk." Jung Ahjumma melebarkan pintu agar orang yang datang bersamanya bisa masuk lebih leluasa.

:::::

JDEEEER

Suara petir yang terdengar dari luar tersebut bagaikan backsound atas suasana mengejutkan yang terjadi di ruang tamu.

"Menikah?"

"Dengan dia?"

Keterkejutan Daehyun dan Youngjae mendominasi ruangan. Siapa yang tidak kaget ketika disuruh untuk menikah muda. Terlebih dengan sahabat sendiri. Kalau Sahabat kita berlawanan jenis mungkin masih bisa diterima, tapi bagaimana kalau dengan yang sesama? Itu hal tergila yang pernah mereka berdua dengar. Sekalipun mereka berdua dekat, itu bukan berarti mereka memiliki perasaan cinta bukan? Hello man, hubungan mereka hanya persahabatan dan brothership. Kenapa Orang Tua mereka bisa berpikiran aneh seperti itu. Setidaknya begitulah kira-kira inti pemikiran dari mereka berdua

"Ne Daehyunnie~ eomma sudah menduga kalian akan terkejut seperti ini, tapi eomma yakin kalian akan menerimanya." Jawab Jung Ahjuma santai pada anak tunggalnya itu.

"Tapi aku namja, dan dia namja. Bukankah rencana kalian itu tidak waras." Sahut Youngjae yang sejak tadi frustasi.

"Aniya, awalnya ini bukan rencana kami, karena kami juga baru mengetahui ini dari surat yang ditinggalkan oleh kakek Youngjae. Ini adalah rencana dari kakek kalian berdua saat masih muda dulu yang berniat menjodohkan cucu mereka masing-masing. Dan kalian sebagai cucu satu-satunya dari tiap keluarga harus menjalani perjodohan ini." Yoo Ahjussi memberi penjelasan.

"Batalkan saja perjodohan bodoh itu, selesai." Ide Youngjae yang diikuti anggukan Daehyun.

"Dan kalian membiarkan Kakek kalian berdua tidak tenang di alam sana?" Yoo Ahjumma bicara.

"…" Hening, Daehyun dan Youngjae sangat menyayangi kakek mereka. Dan tidak mungkin membiarkan orang yang disayangi itu menderita disana. Sungguh dilema sekali.

"Diam berarti setuju kkk~"

"EOMMA / AHJUMMA" teriak Dae-Jae bersamaan yang protes.

"Sudahlah, eomma juga tidak keberatan kalau harus memiliki menantu semanis Jae-ya." Kekeh Jung Ahjumma.

"Jangan khawatir tentang sekolah, karena kita akan merahasiakannya dari sekolah agar kalian tidak dikeluarkan." Kata Yoo Ahjussi yang disetujui dua orang wanita dewasa yang ada disana.

"Aku namja yang normal, Appa. Kau tega denganku?" Youngjae berargumen pada ayahnya.

"Aku juga normal. Apa kalian masih ingin menjerumuskan kami eoh?" Daehyun kesal.

Ketiga orang tua itu mengangguk pelan. "Kami ingin memiliki menantu seperti Daehyun, namja yang tampan dan bertanggung jawab."

JDER

Bagaikan disambar petir, Youngjae kecewa mendengar ucapan ibu yang sangat disayanginya.

"Oke, tidak ada penolakan lagi. Kalian akan menikah satu minggu lagi." Kata Jung Ahjumma tegas.

"MWOYA?" untuk kesekian kalinya, dua anak itu berteriak.

TBC.

ini pertama kalinya saya memposting ff disini, semoga diterima.