MY MISTAKE

Author: Kimi KrisHo

Cast: Wu Yifan, Kim Junmyeon, Xi Luhan

Summary:

"Aku tak akan mau pergi bila kau anggap aku ada. Hanya mencintaimu pun aku bisa. Tapi nyatanya aku tak ada lagi dihatimu. Aku akan belajar untuk hidup tanpamu lagi, akan hanya ada sedikit memori cinta kita yang akan selalu ku ingat."

Happy Reading, and Review ^-^


Chapter 1

"Yifan, apa jadwalmu hari ini? Apa kau akan latihan lagi?"

Wu Yifan memejamkan matanya malas, lelah dengan pertanyaan yang kesekian kalinya ditanyakan oleh kekasihnya, Kim Junmyeon. Menurutnya, kekasihnya ini terlalu berlebihan tentangnya. Setiap saat ia akan mendapat pesan dari Junmyeon yang berisi menanyakan kabarnya, menanyakan apa ia sudah makan atau belum, ia sedang latihan atau tidak, dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya. Bukan perhatian seperti demikian yang diinginkan Yifan. Cukup memperhatikannya dengan wajar, tanpa harus menanyakan semua hal tentangnya. Menurutnya, Junmyeon terlalu berlebihan dan kekanakan.

"Junmyeon! Sudah berapa kali ku katakan untuk tidak terlalu mengkhawatirkanku secara berlebihan. Cukup sewajarnya saja. Tak perlu menanyakan yang sedang aku lakukan. Aku tak akan berpaling pada orang lain, tapi mungkin saja itu akan terjadi jika kau terus begini."

Sebenarnya Yifan tak tega mengatakan itu didepan kekasihnya. Junmyeon adalah seseorang yang mudah rapuh perasaannya. Yifan sedikit memijit pelipisan yang terasa nyeri. Ia teramat lelah menerima perlakuan seperti ini dari Junmyeon. Ia sendiri pun bingung harus bersikap seperti apa ke Junmyeon. Ia rasa Junmyeon terlalu kekanakan menyikapi hubungannya ini.

"Apakah salah jika aku mengkhawatirkan kekasihku sendiri? Aku hanya ingin kau tak kekurangan atau apapun Yifan. Aku menyayangimu."

Terdengar suara Junmyeon bergetar, menahan air mata yang sewaktu-waktu akan mengalir. Sungguh ini menyesakkan dada pikirnya. Yifan pun sebenarnya tak ingin melihat kekasihnya ini tersakiti. Namun harus bagaimana lagi, ia tidak suka dengan sikap berlebihan yang diberikan kekasihnya itu. Ia hanya ingin Junmyeon bersikap lebih dewasa, karena ia tak ingin main-main dengan hubungan mereka ini. Nantinya ia ingin serius menghadapi hubungan ini. Karena mengingat usianya yak tak muda lagi ini, 28 tahun tentunya bukan dikatakan muda lagi. Apalagi ditambah menikah. Pertanyaan itu sudah dilayangkan berkali-kali oleh keluarganya. Ia sudah bosan harus di ceramahi oleh ibunya.

"Tetapi tidak harus berlebihan seperti itu. Ah sudahlah, ayo ku antarkan kau pulang."

Yifan berjalan mendahului Junmyeon. Hatinya begitu sakit mendapat perlakuan seperti tadi oleh kekasihnya. Ini pertama kalinya selama hubungan mereka yang berjalan 2 tahun Jumyeon mendapat perlakuan tak baik dari Yifan. Air mata yang ia tahan akhirnya mengalir dengan deras. Ia segera mengusap airmatanya dan menyusul Yifan yang tadi berjalan mendahuluinya.


"Hai. Ini untukmu..." Luhan menyodorkan segelas ice coffe kepada Yifan yang terlihat sedang break dari latihan persiapan konser tunggalnya.

Yifan merupakan seorang Penyanyi terkenal seantero China. Ia sudah berkali-kali mendapatkan penghargaan dan menjadi teman duet penyanyi luar negeri. Yifan sebagai penyanyi memiliki suara yang sangat indah, wajah tampan, postur tubuh yang sangat manly, membuat ia banyak sekali fans diluar sana. Ia juga berasal dari keluarga Wu yang notabene adalah keluarga pemusik atau sebagai pembuat lagu.

"Thanks Lu. Ini membantu sekali mendinginkan kepalaku. Hahaha." Yifan menyabut segelas ice coffe yang tadi dibawa oleh Luhan –sahabat Yifan sejak kecil- yang sekarang menjadi manager pribadi Yifan.

"Latihan hari ini cukup melelahkan. Semua sudah berkerja keras untuk menghasilkan penampilan yang spesial. Aku harap semuanya berbuah manis untuk kita semua Yifan, agar kerja keras mu selama ini tak sia-sia."

"Terimakasih juga atas kerja kerasmu, Lu. Aku pun berharap demikian. Dan pastinya membahagiakan orang disekitarku."

Memang benar jika latihan hari ini sangat melelahkan, ditambah dengan beban pikiran Yifan tentu saja membuat kelelahan Yifan menjadi ekstra lebih. Sebenarnya ia tak ingin memikirkan pertengkarannya dengan Junmyeon, namun tetap saja tindakan tak baiknya itu selalu terbayang olehnya. Inilah kelemahan Yifan yang sebenarnya. Ia tak bisa melihat Junmyeon menangis apalagi itu dikarenakan olehnya. Baginya melukai perasaan kekasihnya sendiri sama saja melukai perasaan ibunya, orang yang sangat Yifan sayangi.

"Ohya.. ngomong-ngomong dimana kekasihmu Yifan? Selama latihan tadi aku tak melihatnya sama sekali."

Yifan menghela nafasnya sejenak. Memang Junmyeon selalu ikut melihat latihan yang dilakukan Yifan, hanya sekedar memberikan semangat kepada kekasihnya itu. Untuk itulah hampir setiap hari semua staff di Agency yang dinaungi Yifan mengenal sosok Junmyeon, yang notabene kekasih Wu Yifan. Agencynya membolehkan idolnya berpacaran namun harus tau batasnya. Junmyeon membuat suasana disana lebih hidup dan penuh canda tawa. Junmyeon memiliki pribadi yang supel, mudah bergaul, dan periang. Ia mampu mebuat lelucon yang membuat semua orang tertawa. Itu juga yang membuat Yifan jatuh cinta pada Junmyeon.

"Hari ini ia ada urusan pribadi. Jadi tak bisa menemaniku seperti biasa."

Yifan yang tak pernah berbohong harus terpaksa mengatakan hal tersebut. Bahkan hari ini Yifan tau kalo Junmyeon sedang berdiam diri dirumah. Yifan hanya tak ingin semua orang tau jika ia sedang bertengkar dengan Junmyeon.

"Kau tak pandai berbohong tuan Wu. Terlihat dari matamu kalau kau sedang ada masalah dengan Junmyeon yang membebani perasaanmu. Ceritakanlah jika kau memiliki masalah. Aku disini siap mendengarkannya sebagai sahabatmu." Kata Luhan menawarkan dirinya.

Tak banyak yang diceritakan Yifan, ia hanya menceritakan sebagian kecil masalah yang tengah ia hadapi. Ia bukan pria bodoh yang dengan bodohnya menceritakan hal pribadi ke orang lain meskipun dekat dengannya. Cukup dirinya dan orang yang bersangkutan yang tahu, tak ingin membawa orang lain dalam masalahnya.

Pria berambut pirang itu tak bertanya lebih banyak lagi tentang masalah yang Yifan hadapi. Ia sudah mengenal bagaimana diri Yifan bahkan saat sejak kecil.


Seminggu berlalu begitu cepat bagi Junmyeon. Selama itu pula Junmyeon tak pernah mendapat kabar dari Yifan. Ia sendiri pun tak ingin mencoba menghubungi Yifan, bukan tak ingin, tetapi ia ragu dan takut karena bentakan waktu itu yang ia dapatkan. Ia juga takut jika Yifan terganggu olehnya. Bahkan saat konser tunggal Yifan yang berlangsung 2 hari lalu, ia tak datang untuk menonton langsung dan tak memberi Yifan ucapan sedikitpun. Junmyeon masih enggan untuk bertemu dengan Yifan karena ia takut mendapat bentakan keras dari Yifan lagi. Biasanya saat Yifan akan ada sebuah performance, Junmyeon selalu menemani Yifan. Namun kali ini dia benar-benar tak peduli dengan hal itu. Hati Junmyeon mudah sekali rapuh dengan sebuah bentakan. Dan juga besok adalah ujian terakhir untuk meluluskan S2 nya, dan sampai detik ini tak ada buku atau bahan materi yang ia pelajari. Pertengkarannya dengan Yifan membuatnya badmood. Bahkan disaat sendiri ia sering marah-marah tidak jelas. Namun ia punya seorang sahabat yang selalu mendengar keluh kesahnya. Namanya Byun Baekhyun, atau biasa Junmyeon panggil dengan Baek.

"Ah.. aku bosan sekali disini." Kata-kata itu akhirnya keluar dari mulut Junmyeon.

Junmyeon berguling-guling diatas kasurnya berharap dapat menghilangkan rasa bosannya. Tak ada sesuatu yang dilakukan olehnya selain membaringkan tubuhnya dikasur serta menjelajah internet. Aktivitas tersebut sudah dilakukannya berulang-ulang hingga membuatnya sangat bosan. Terlintas olehnya untuk menghubungi Yifan, namun lagi-lagi rasa gengsinya lebih besar. Ia menjadi gengsi untuk menghubungi Yifan terlebih dahulu, padahal sebelumnya ia tidak seperti itu. Seharusnya Yifan yang lebih dulu mengubunginya untuk meminta maaf. Pikirnya.

"Demi tuhan Yifan! Aku merindukanmu saat ini. Apa susahnya menghubungiku lebih dahulu lalu meminta maaf? Bahkan itu adalah yang sangat mudah!"

Junmyeon memukul-mukul layar smartphone nya dengan brutal. Tak lama kemudian ia mempunyai ide. Kenapa tidak main kerumah Baek saja? Pikirnya. Lalu tak lama kemudian ia segera bersiap-siap dan tak lupa memakai baju hangat –karena saat ini sedang musim dingin- . Ia segera menaiki mobilnya. Namun berapa lama kemudian Junmyeon berpikir kembali. "Bagaimana jika aku mengganggu Baek nantinya?" pikir Junmyeon bingung. Akhirnya ia memutuskan tetap berada dikasur hangatnya.


-esok harinya-

Pagi hari ini Junmyeon mempunyai rencana untuk menemui Yifan. Tapi bahkan ia tak tau Yifan berada dimana sekarang. Namun, ia berencana untuk coba ke apartement Yifan saja. Mungkin ia berada disana. Dan Junmyeon mulai bersiap untuk ke apartement Yifan.

Dengan mengendarai audi putihnya, Junmyeon akhirnya sampai di basement apartement Yifan. Segera saja ia turun dan menaiki lift ke lantai 4 tempat dimana apartement Yifan berada. Sesampainya didepan pintu apartement Yifan, Junmyeon bingung sendiri. Ia akan membuka pintunya sendiri atau memencet bel dulu. Tapi karena pikir Junmyeon ia sudah terbiasa memasuki apartement Yifan, maka ia memutuskan untuk membuka password pintunya langsung. Dengan mengklik berapa angka, tak lama pintu terbuka. Password pintunya tetap, tanggal jadian mereka.

Dengan segera Junmyeon masuk ke apartement Yifan. Namun ia melihat hal yang sangat tidak diinginkannya. Yifan memeluk pundak dan tersenyum tulus pada Managernya yaitu Xi Luhan. Apakah ini yang membuat Yifan tak menghubunginya selama beberapa hari? Apa Yifan berniat berselingkuh dibelakangnya? Apa Yifan sudah bosan dengannya? Pikiran negatif tersebut memenuhi kepala Junmyeon. Ia cemburu, jujur saja..

"Ehem.. Yifan. Maaf aku mengganggu kalian. Lanjutkan saja. Aku akan kemari lagi lain kali." Basa basi Junmyeon dan sesegera membalikkan badannya berniat untuk pulang saja. Tak ayal perkataannya membuat Yifan dan Luhan segera membalikkan badan mereka untuk melihat siapa yang datang. Namun..

"Junmyeon tunggu! Ini tidak seperti yang kau liat. Kau salah paham. Aku dan Luhan hanya menghabiskan waktu disini."

"Menghabiskan waktu bersama benar? Apa ini yang kau lakukan selama ini Yifan? Beberapa hari kau tak menghubungiku kenapa? Apa aku punya salah? Katakan padaku Yifan!" Marah Junmyeon menatap Yifan dengan matanya yang berkaca-kaca

"Junmyeon-ssi kami tidak bermaksud seperti itu. Aku dan Yifan berteman sejak kecil. Sudah hal wajar kami sering menghabiskan waktu bersama." Bela Luhan

"Maaf sekali Luhan-ssi aku tak menyalahkanmu. Hanya saja Yifan tak pernah melakukan hal tersebut kepadaku. Apa jangan-jangan kalian menjalin hubungan dibelakangku? Jawab aku Wu Yifan!"

"Cukup, KIM JUNMYEON! Aku lelah dengan semua sikapmu. Apa kurang jelas? Aku dan Luhan berteman sejak kecil. Kami juga sering menghabiskan waktu bersama. Mencobalah berfikiran dewasa!" Murka Yifan hingga ia tak sadar membentak Junmyeon.

"Aku tau aku memang kekanakan, Yifan. Aku paham itu. Perbedaan umur kita terpaut 4 tahun. Aku tidak apa-apa kau perlakukan seperti ini. Tapi aku merasa seperti bukan kekasihmu Yifan. Lalu selama ini kau menganggap aku apa? Ah maaf, mungkin hanya aku yang berlebihan menanggapinya." Ucap Junmyeon yang sudah sejak tadi meneteskan air matanya.

"Aku sejak kemarin sangat mencemaskanmu karena kau tak memberikan kabar padaku, kau tau? Aku sebenarnya ingin sekali menghubungimu namun aku teringat dengan perkataanmu yang melarang aku melakukan itu. Apa selama itu kau tau keadaanku? Apa kau pernah menanyakan bagaimana kondisiku?" Lanjut Junmyeon dengan memberanikan diri menatap mata Elang, Wu Yifan.

Yifan hanya bisa termenung meresapi perkataan Junmyeon tadi. Tepat sekali, selama ini ia tak pernah melakukan hal tersebut pada Junmyeon. Selalu Junmyeon yang melakukan hal itu padanya. Kemudian ia memandang Junmyeon yang kini tengah menahan isakannya. Betapa perih melihatnya. Bahkan sekarang ia merasa seolah menjadi laki-laki brengsek yang tak bisa melindungi kekasihnya. Ia memang benar-benar laki-laki brengsek.

"Cukup sudah Yifan. Aku lelah menghadapi sikapmu. Aku memang kecewa, tapi tidak apa-apa. Setidaknya aku masih bisa melihatmu secara langsung." Desah nafas Junmyeon yang mulai memberat

"CUKUP KIM JUNMYEON! Inilah yang tak aku sukai darimu. Kau selalu berkhianat dengan hati dan perasaanmu sendiri. Kau selalu menganggap semua akan baik-baik saja, padahal hatimu itu menangis. Apa dengan begitu, kau akan merasa jauh lebih baik? Jangan menjadi seseorang yang pura-pura tegar. Aku sangat tidak suka."

Sebenarnya Yifan sama sekali tidak ingin membentak Junmyeon. Tetapi ia sudah tak sanggup lagi dengan Junmyeon yang selalu mengatakan jika ia baik-baik saja. Yifan ingin Junmyeon jujur dan terbuka dengan apa yang tengah dirasakannya. Ia ingin mendengar langsung dari Junmyeon jika ia tak suka dengan kedekatan Yifan bersama orang lain. Yifan ingin mendengar kekasihnya ini cemburu dengannya yang selalu dikelilingi wanita dan uke walau itu merupakan penggemarnya, karena Yifan adalah seorang penyanyi terkenal.

"Aku selama ini tak memperhatikanmu bukan berarti aku tak peduli terhadapmu. Aku hanya tak ingin kau menjadi seseorang yang manja, ketika aku memperhatikanmu secara nyata. Tidak seperti kau yang terlalu berlebihan, tanpa alasan yang jelas." Lanjut Yifan

"Benar, Wu Yifan. Aku ini memang terlalu berlebihan tanpa alasan yang jelas dan aku bersikap kekanakan. Kau tepat sekali. Kau memang seorang laki-laki yang menuntut kesempurnaan dan kedewasaan pada pasangannya. Aku sama sekali tak ada didalam tipe pasanganmu. Sejak awal hubungan ini memang sama sekali tidak ada kecocokan diantara kita. Kau yang tak senang diatur, namun aku suka mengaturmu. Kita sama sekali tak memiliki garis hidup yang sama."

"Disini aku lelah, selalu menjadi pihak yang selalu menunggumu dan sama sekali tak ada respons darimu. Sebenarnya aku ini kau anggap apa? Pernahkah kau berfikir sekali saja, jika akupun ingin kau perlakukan seperti pasangan lain? Aku selalu meyakinkan diriku sendiri, bahwa sebenarnya kau selalu memperhatikanku. Tetapi apa yang aku dapatkan.. kau sama sekali tak pernah memperdulikanku."

Junmyeon menjeda sesaat. Mengambil nafas sejenak, seolah yang akan ia katakan selanjutnya adalah sesuatu yang besar, yang akan mengubah segalanya.

"Untuk itu.. aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang sudah kita jalani 2 tahun belakangan ini. Maafkan aku yang bersikap buruk selama ini padamu, Yifan. Asal kau tahu, hanya namamu yang memenuhi seluruh sudut hatiku." Rasanya seperti Junmyeon menginjak ribuan jarum. Matanya memburam, hatinya nyeri.

Yifan yang mendengar itu tentu saja tercengang. Ia sangat kaget dengan keputusan Junmyeon. Bahkan didalam benaknya ia sama sekali tak memikirkan untuk mengakhiri hubungan ini. Demi Tuhan rasanya Yifan ingin membenturkan keras-keras kepalanya ke tembok baja.

"Aku ingin jujur sekarang. Aku sudah tak sanggup lagi menjalani hubungan sepihak seperti ini. Jika kita tetap meneruskannya maka aku juga akan semakin tersakiti. Jadi lebih baik aku mengakhirinya saja. Terimakasih atas kasih sayang dan semua yang kau berikan padaku, Wu Yifan. Entah kau mencintaiku atau tidak tapi aku akan selalu mencintaimu. Wu Yifan jaga dirimu dan kesehatanmu. Sekali lagi aku minta maaf. Aku pergi.."

Bahkan disaat hubungannya dengan Yifan sudah berakhirpun Junmyeon masih memperhatikan keadaan Yifan. Laki-laki itu memang benar-benar baik. Yifan telah menyia-nyikan segalanya. Ia hanya bisa dia mematung melihat kepergian Junmyeon seiring dengan ditutupnya pintu apartement Yifan. Bodoh, Idiot, Tolol, Brengsek.. apalagi yang kini bisa menggambarkan kelakuannya.

Seharusnya yang ia lakukan saat ini adalah pergi mengejar Junmyeon dan menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi. Bahkan jika perlu ia berlutut untuk meminta maaf pada Junmyeon. Sungguh, ia laki-laki yang sangat bodoh. Entah beberapa hari kedepan apakah ia sanggup hidup tanpa kehadiran seorang Junmyeon yang selalu mengganggunya setiap hari dengan perhatiannya.

Tubuhnya tak dapat lagi menopang berat badannya. Ia jatuh ke lantai yang dingin yang kini terasa dingin menusuk tulang. Apakah ini yang dinamakan hukum karma dari Tuhan? Mengapa begitu sakit rasanya? Matanya mulai memburam karena ribuan air mata yang melesak keluar. Jauh dihatinya yang paling dalam bagai tertusuk benda runcing yang sangat lancip. Jadi seperti inikah akhir kisah cintanya? Mungkin akan sangat membekas didalam ingatannya.

END or TBC ?


Halo, Aku Author baru. Pangil aja Kimi atau Kim

Karena semakin punahnya fanfiction about My Favorite Couple KrisHo / FanMyeon alhasil terciptalah ini

REVIEW YAA AGAR AKU BISA MEMBENAHI KEKURANGANKU

09.04.2016

KimiKrisHo

MAU DILANJUT ATAU END YA? READ AND RIVIEW!