Welcome To My Story
Kim Mingyu
Jeon Wonwoo
And another cast.
Stay In My Life
Suara bising menemani wanita yang sedang duduk melamun dengan earphone terpasang di kedua telinganya. Hanya duduk diam melamun entah apa yang sedang dipikirkannya. Berkali kali ia menghela napas, terlihat jika ia sedang lelah, memikirkan sesuatu yang berat mungkin. Terlalu asik dengan pikirannya sendiri sampai tak tahu kalau ponsel yang digenggamnya bergetar beberapa kali menandakan bahwa seseorang telah menelponnya.
"Halo"
"Kenapa lama sekali mengangkat telponnya?"
"Maaf"
"Kau ada dimana?
"Dipinggir jalan"
"Sedang apa kau di pinggir jalan"
"Hanya duduk"
"Mau ku jemput"
"Tidak usah"
"Baiklah,aku tutup telponnya"
"Hah.." Hanya helaan napas yang keluar, selalu seperti ketika ia sedang jenuh,lelah dengan semua, kehidupannya. Dengan enggan ia beranjak dari bangku yang sedari tadi ia duduki. Melangkahkan kaki dengan berat menuju rumahnya. Udara malam yang sangat dingin membuatnya mengeratkan jaket miliknya.
Jeon Wonwoo. Nama wanita itu, cantik, pekerja keras, bertanggung jawab itu adalah dirinya. Disukai banyak orang karena keramahan dan kebaikannya. Banyak orang yang menyayanginya ,tapi entah mengapa ia selalu merasa kesepian, hampa. Hatinya kosong .
"Aku pulang"
"Wonwoo ya kenapa kau pulang selarut ini, apa kau lembur? Kalau kau lembur setidaknya mengabari ibu."
"Iya ibu, aku tadi memang lembur,maaf tidak sempat menghubungimu."
"Tidak apa apa, lain kali kau harus mengabari ibu sekarang istirahatlah, kau terlihat sangat lelah. Kau sudah makan?"
"Sudah bu"
"Baiklah kalau begitu, cepat istirahat"
wonwoo langsung menuju kamarnya, membersihkan diri kemudian segera mengistirahatkan tubuhnya untuk kembali besok pagi. Sungguh hari yang melelahkan.
Malam berjalan sangat cepat, tak terasa sang surya telah menampakkan diri. Wonwoo yang masih ingin berada di dunia mimpi terpaksa harus bangun, pekerjaan menunggunya di sana.
"Wonwoo ya ibu sudah siapkan sarapan" Dengan tergesa gesa Wonwoo memakan sarapannya.
"Pelan pelan makannya, kenapa terlihat terburu buru sekali"
"Aku lupa kalau hari ini ada rapat, ibu aku berangkat sekarang"
"Hati hati"
"Aduh..kenapa lupa sih kalau hari ini ada rapat"
"Kok tidak ada taksi yang lewat ya"
"Mampus telat beneran ini"
"Tuhan tolong hambamu"
Gerutu Wonwoo sepanjang jalan.
"Wonwoo ya" Merasa dirinya dipanggil Wonwoo menoleh ke sumber suara.
"Eo! Soonyoung ah"
"Butuh tumpangan?" Wowoo mengangguk
"Untung ada kau, semoga aku tidak telat di rapat nanti"
"Tenang Jeon rapatnya diundur satu jam lagi"
"Yang benar kau?"
"Apa ponselmu mati Jeon Wonwoo?"
"Ah iya ponselku mati dari semalam dan belum ku hidupkan hehe" Soonyoung hanya geleng geleng kepala melihat tingkah Wonwoo.
Mereka berdua sampai di kantor tempat mereka bekerja. Wonwoo dan Soonyoung adalah teman sekantor, sudah tiga tahun mereka bekerja di perusahaan milik keluarga Kim itu.
"Soonyoung noona!"
"Ada apa Chan?"
"Eh ada Wonwoo noona juga" Chan cengengesan melihat Wonwo. "Jadi begini, tadi ketua tim bilang bahwa rapat dibatalkan"
"Kenapa dibatalkan?" Tanya Wonwoo.
"Katanya sih adik direktur sudah pulang dari Kanada"
"Direktur punya adik?" Kaget Wonwoo karena setaunya direktur adalah anak tunggal.
"Noona sudah berapa lama kau bekerja disini sampai tidak tahu kalau direktur memiliki adik." Wonwoo menggeleng. "Aku memang tidak tahu"
"Jadi hubungannya apa dengan dibatalkannya rapat?" Tanya Soonyoung.
"Hubungannya adalah keluarga mereka akan mengadakan acara penyambutan kedatangan anak bungsu dari keluarga Kim"
"Segitunya sampai diadakannya acara penyambutan" Wonwoo terheran.
"Wajar sih mereka mengadakan acara penyambutan, adik direktur sudah sangat lama berada di Kanada dan hampir tidak pernah pulang ke Korea" Soonyoung memperjelas.
"Ah begitu" Angguk Wonwoo mengerti.
"Karyawan disini tidak diundang ke acara penyambutannya?" Tanya Soonyoung.
"Sayangnya hanya kerabat terdekat yang diundang dan para koleganya" Chan menahan tawanya, karena ia tahu apa yang sedang dipikirkan Soonyoung saat ini.
"Ah apa apaan ,tidak asik. Kalau tidak diundang seharusnya hari ini libur saja" Keluh Soonyoung.
"Noona jangan bilang kau mengharapkan diundang agar bisa makan sepuasnya kan disana nanti hahaha" Tawa Chan pecah seketika. "Pantas saja noona pipimu sudah seperti bakpao, kerjaannya makan mulu sih."
"Sialan kau Chan, awas kau"
"Sudahlah Soonyoung, ayo kita kembali bekerja" Ajak Wonwoo. Mereka bertiga selesai dengan acara menggosipnya dan kembali meja kerja mereka.
Di kediaman keluarga Kim tengah sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk menyambut putra bungsu mereka yang akhirnya pulang setelah bertahun tahun tinggal di negeri orang.
"Jongin ah semua sudah siap? Apa ada yang kurang?"
"Sudah lengkap ibu. Ibu tidak usah khawatir. Semua sudah berjalan dengan baik, kita hanya menunggu kedatangannya saja" Pria yang dipanggil Jongin itu memeluk ibunya saking bahagianya sang adik akhirnya pulang ke rumah.
"Ibu sudah sangat merindukannya, bagaimana hidupnya disana, apa dia makan dengan baik?"
"Dia hidup dengan baik bu, percaya padanya" Jongin tersenyum pada ibunya.
Kim Jongin adalah direktur utama perusahan keluarga Kim serta putra sulung di Keluarga Kim. Postur tubuh yang tinggi membuatnya sangat berkharisma dan tegas sebagai seorang pemimpin. Ditambah lagi dengan senyumnya yang manis membuat hati para wanita luluh seketika. Diusianya yang masih muda sudah menjabat direktur utama di Kim Group, siapa wanita yang tidak ingin berkencan dengannya.
"Jongin ah kenapa mereka lama sekali menjemput adikmu" Nyonya Kim harap harap cemas menunggu kedatangan putranya.
"Sabar ibu, mungkin mereka terjebak macet" Jongin menenangkan ibunya. Ia tahu bagaimana perasaan ibunya.
Setelah menunggu sekitar kurang lebih dua jam lamanya, salah satu pelanyan mengatakan bahwa tuan muda mereka sudah datang. Betapa bahgianya Nyonya Kim mendengar hal itu.
"Jongin ah adikmu sudah datang" Seru Nyonya Kim bahagia.
"Iya ibu, ayo kita temui mereka di depan" Ajak Jongin
Pintu rumah terbuka menampakkan pemuda tinggi dan tampan bak pangeran tengah tersenyum memandang orang orang yang ada di depannya. Tapi pandangannya tertuju pada satu orang yang sangat ia rindukan, ia melangkah perlahan dan memanggilnya.
"Ibu"
"Mingyu"
Mereka berdua saling berpelukan melepas rindu yang tertahankan selama bertahun tahun. Tangis haru pun pecah diantara dua orang tersebut. Mengeratkan pelukan satu sama lain. "Aku sangat meriindukanmu ibu"
"Ibu bahkan hampir mati rasanya karena sangat merindukan dirimu Mingyu ya"
Mingyu melepaskan pelukannya , menatap ibunya dengan senyuman. "Sekarang aku sudah disini ibu, aku pulang. Ibu jangan menangis." Mingyu mmenghapus air mata yang mengalir di pipi ibunya. Sang ibu menganggukan kepala dan kembali memeluk Mingyu dengan erat.
Kim Mingyu putra bungsu dari keluarga Kim, tampan, berkharisma , ramah kepada siapapun. Memiliki postur tinggi seperti sang kakak tapi Mingyu lebih tinggi. Tinggal di Kanada sejak masih di bangku sekolah menengah pertama. Mempunyai banyak kamera, karena ia sangat suka fotografi. Kelak ia ingin membuka galeri fotonya sendiri.
Pandangan Mingyu tertuju pada sang kakak. Melepaskan pelukan ibunya dan melangkah perlahan menuju sang kakak berdiri. Memeluk sang kakak hal pertama yang dilakukan Mingyu. Merindukan sang kakak yang selalu menjaganya.
"Hyung aku sangat merindukanmu"
"Aku lebih merindukanmu Gyu"
Dan pada akhinya mereka berdua menghabiskan waktu berdua. Membicarakan sesuatu dari yang berguna sampai tidak berguna (unfaedah)
"Taeyon ah" Nyonya Kim menghampiri wanita yang berstatus adik iparnya. "Taeyon ah aku sangat berterima kasih ,kau telah menjaga Mingyu untukku."
"Tidak masalah eoni, Mingyu sudah kuanggap sebagai anakku sendiri."
Acara penyambutan Mingyu berjalan lancar semua tamu yang berada di halaman belakang rumah menikmati sajian makan yang tersedia. Tidak lupa juga Nyonya Kim memperkenalkan Mingyu pada para koleganya.
"Hyung kau mau kemana?" Tanya Mingyu heran kenapa hyungnya terlihat terburu buru ingin pergi.
"Aku ingiin ke kantor."
"Hyung aku ikut, boleh kan."
"Tapi Gyu apa kau tidak lelah, kau istirahat saja di rumah."
"Aku tidak lelah, aku bosan hyung ayolah hyung aku ingin ikut" Pinta Mingyu.
"Baiklah baiklah kalau kau memaksa"
"Yess" Mingyu segera melesat menuju kamarnya untuk mengambil kamera, siapa tau ada objek bagus.
Tiba di kantor perusahaan keluarga Kim, Mingyu sangat takjub. Ia tidak mengira jika perusahaan keluarganya sebesar ini. Mingyu memandang takjub seluruh penjuru perusahaan keluarganya.
"Mingyu ya hyung masuk dulu, ada yang harus kuselesaikan, kau mau ikut apa tidak?"
"Aku disini saja hyung"
"Baiklah, kalau butuh apa apa langsung ke ruangan hyung saja"
"Oke"
Mingyu mulai memotret objek yang menurutnya bagus dan menarik. Ia mulai memotret sana sini sampai ia tidak sengaja motret seorang wanita yang sedang duduk di bangku tangan dengan segelas kopi ditangannya. Mingyu terus saja memotret wanita itu dan ia tertawa sendiri melihat ekspresi yang tercetak di wajah wanita itu.
"Cantik" gumam Mingyu tersenyum sambil memandang foto wanita hasil jepretannya tadi.
"Kemana perginya wanita itu" Tanyanya saat dirinya tak melihat wanita tadi yang duduk di bangku taman.
"Cantik, aku harus menemukannya." Batin Mingyu senang.
Bersambung
Haloooo ,,,, kira kira wanita yang difoto mingyu siapa ya ?
Disini Wonwoo dan Soonyoung GS ya
Kalau kalian suka ceritanya mohon tinggalkan jejak di kolom review
Review kalian adalah semangat untukku menulis dan segera update chap baru
Aku harap kalian suka dengan ceritanya
Bila ada kesalahan typo atau bentuk apa pun, mohon dimaafkan
Sekian terimakasih
