Can i get new Brother, Eomma?

.

Cast : Jung Yunho (33 tahun)

Jung (Kim) Jaejoong (30 tahun)

Jung (Shim) Changmin (6 tahun)

Other cast : Jung Jiyool (3 tahun)

Park Chorong (24 tahun)

Yoon Bomi (22 tahun)

Pairing : Yunjae

Genre : YAOI/Shonen-ai/Family/Humor/MPreg

Warning : cerita pasaran dan tidak jelas, judul tak nyambung dengan cerita, alur sesuai mood saya, typo(s)bertebaran, bahasa tidak baku dan tak sesuai dengan EYD.

Note : cerita ini adalah sequel dari 'Can I Get New Appa, Eomma', karna banyak yang ga rela cerita itu tamat, jadi saya berusaha membuat sequelnya. Semoga kalian menyukainya ne.

.

.

Jja, tanoshimi ni oyomi kudasai ^^

.

.

DOUZO

::

::

YUNJAE

::

::

Suara tangisan kencang terdengar dari kediaman Jung Yunho. Nampak seorang balita menangis keras di teras rumah luas nan megah itu. Disebelahnya nampak dua orang baby siter yang mencoba menenangkan tangis balita montok itu, namun usaha keduanya sama sekali tak mendapatkan hasil dan malah membuat tangis balita itu semakin kencang.

"Huwaaa.. Eomma.. Eomaaa.." teriak kencang balita itu yang rupanya menginginkan kehadiran sang eomma. Ah, nampaknya balita itu merindukan eommanya yang mungkin sedang tak berada dirumah.

"Uljima Jiyoolie, uljima ne anak pintar. Cup cup, eomma sedang diperjalanan menjemput Minie oppa." kata Chorong-salah satu baby siter-yang tengah menggendong balita itu.

"Hiks, hiks, Yoolie mau eomma. Mau eomma!" teriak balita kecil itu lagi dan meronta digendongan Chorong.

"Ne, sebentar lagi eomma pasti pulang ne."

"Eomma, eomma, eomaaaa!" teriak balita itu lagi atau lebih tepatnya Jiyool. Jung Jiyool.

Yah, benar. Kalau kalian mengira kalau balita yang tengah menangis itu adalah anak dari pasangan Jung Yunho dan Jung Jaejoong, maka jawabannya adalah tepat. Jiyool adalah anak perempuan cantik yang lahir dari rahim Jaejoong sebagai pelengkap kebahagiaan keluarga kecil Yunho itu. Setelah sebulan menikah, akhirnya Jaejoong dinyatakan hamil dan membuat dua keluarga besar itu merasa sangat senang karena akan kehadiran anggota baru dikeluarga mereka.

Tak terkecuali bagi Changmin. Bocah gembul yang dulu sangat menginginkan Yunho menjadi appanya itu, tak kalah bahagianya kala ia mendengar berita kalau ia akan segera menjadi kakak. Iapun dulu tak henti-hentinya bertanya kepada kedua bumonimnya kapan adiknya akan keluar dari perut sang eomma. Ah, mengingat hal itu, menjadi kenangan tersendiri bagi Yunho. Betapa ia sangat bersyukur bisa memiliki Jaejoong, Changmin dan ditambah sekarang kehadiran Jiyool, putri kecil cantiknya.

Sekarang keluarga kecil Yunho tinggal dipinggiran kota Seoul, disalah satu perumahan elit didaerah sana. Mereka pindah kesana tepat saat putri kecil mereka menginjak usia 1 tahun, dan sekarang mereka sudah 2 tahun menempati rumah itu.

Ah, sebaiknya kita kembali menengok balita kecil itu, karna nampaknya tangisnya semakin keras dan membuat Chorong dan Bomi kewalahan mengasuhnya.

Jiyool sebenarnya adalah anak yang penurut, sangat senang tersenyum dan sangat ceria. Anak yang cantik menuruni kecantikan dari sang eomma, dan sedikit keras kepala menurun dari sang appa. Ia juga sedikit manja dan sangat dekat dengan sang eomma a.k.a Jung Jaejoong. Ia juga sangat menyayangi sang oppa a.k.a Jung Changmin. Kemanapun sang oppa pergi, ia akan selalu mengikutinya dan selalu meminta bermain bersama. Benar-benar anak yang manis bukan?

"Bomi-ah, bagaimana ini. Nona muda tak mau diam." keluh Chorong yang nampaknya sudah kehabisan cara untuk menenangkan Nona muda itu.

"Mollayo eonni, aku juga tak tahu. Aiss, tak biasanya Nona muda akan menangis begini. Padahal tadi ia sedang tidur." jawab Bomi dan kembali berusaha membujuk Jiyool.

Ya, memang tadinya Jiyool tengah tidur siang, itu menyebabkan Jaejoong meninggalkan putri kecilnya itu untuk menjemput putranya-Changmin-yang kini sudah masuk sekolah dasar. Biasanya ia akan mengajak serta Jiyool untuk menjemput oppanya itu, dan sekalian mampir ke kantor sang appa untuk makan siang bersama. Namun apa mau dikata, tadi Jiyool sedang tidur, alhasil Jaejoongpun pergi sendiri karna tak ingin mengganggu tidur sang putri.

"Uljima ne Jiyoolie cantik, eomma kan sedang menjemput Minie oppa, sebentar lagi pasti mereka akan pulang. Arra?"

"Hiks, hiks, jemput hiks, Minie oppa?" tanya Jiyool sesenggukan dengan mata merah dan sedikit ingus yang meleleh dari hidungnya. Melihat itu dengan segera Chorong mengambil sapu tangan dan membersihkan lelehan ingus itu.

"Ne. Eomma sedang menjemput Minie oppa. Nanti kalau mereka sudah datang, Jiyoolie bisa bermain bersama oppa." jawab Bomi dan tersenyum cerah memandang Jiyool.

"Huwee, tapi Yoolie mau ikut jemput Minie oppa. Huweee, huweee." dan kembali tangis kencang Jiyool terdengar.

Ah ya, aku lupa mengatakan kalau putri pasangan YunJae ini sangat cengeng. Jika kemauannya tak dituruti maka ia akan menangis kencang. Entah gen siapa diantara Yunho atau Jaejoong yang menurunkan sifat cengeng seperti itu pada Jiyool. Atau malah, itu berasal dari gen halmoni atau harabojinya?

Kembali Chorong dan Bomi mencoba menenangkan Nona muda mereka. Berbagai macam cara dilakukan untuk menenangkan balita cantik itu.

"Jiyoolie sayang, uljima ne. Sebentar lagi eomma dan Minie oppa pasti pulang." bujuk Chorong sambil mengusap lelehan airmata di pipi Jiyool.

"Chiluh chiluh, eommaa~ Hiks hiks, eomma. Yoolie mau eomma, eomma!"

"Cup cup, anak baik tak boleh menangis ne. Nanti cantiknya hilang." bujuk Bomi sambil tesenyum cerah.

Sementara dua babysiter itu tengah membujuk Nona muda mereka agar berhenti menangis, lain lagi dengan sang Tuan muda a.k.a Jung Changmin yang kini tengah duduk manis dengan satu mangkuk es krim jumbo dihadapannya.

Ya, tadi saat eommanya menjemputnya di sekolah, ia meminta eommanya untuk mampir sebentar di kedai es krim langganan mereka. Kebiasaannya makan dengan porsi jumbo tak pernah hilang sedetikpun. Apalagi tadi saat dilihatnya eommanya datang seorang diri tanpa membawa yeoja kecil a.k.a yeodongsaengnya itu, membuat radar keevilan didirinya muncul seketika. Sangat jarang dirinya bisa berdua dengan eommanya tanpa kehadiran sang dongsaeng disekitarnya. Dan disinilah sekarang dirinya, bersama eommanya-Jung Jaejoong-yang kini sibuk dengan ponselnya.

"Yah Minie, cepat habiskan es krimmu. Kenapa kau lama sekali eoh makannya!" gerutu Jaejoong yang kesal karna Changmin makan dengan sangat pelan. Bukannya apa-apa, ia hanya merasa tak tenang meninggalkan Jiyool dirumah, ia takut anaknya akan menangis jika tahu dirinya tak ada disampingnya. Ah, tak tahu saja kau Jung Jaejoong, bahkan sekarang putri kecilmu sudah menangis kencang dirumah.

"Hiss, eomma. Kenapa nyuruh Minie makan cepat-cepat. Nanti kalau Minie kesedak gimana? Eomma mau liat putra eomma yang tampan ini masuk ICU?" jawab Changmin setengah kesal sambil menatap eommanya.

Jaejoong hanya memutar matanya malas. Ia sangat tahu watak sang putra yang kini sudah mulai pandai berbicara. "Ne ne, arraseo. Tapi bisakah Minie menghabiskannya dengan cepat. Eomma mengkhawatirkan Jiyoolie, eomma takut kalau ia sudah bangun sekarang." jawab Jaejoong sambil menatap instens putranya yang kini sudah bertambah besar.

Changmin hanya menghela nafas, beginilah sekarang. Eommanya selalu mementingkan Jiyool daripada dirinya. Ia jadi merasa kalau bumonimnya sudah tak menyayanginya karna kehadiran Jiyool. Kadang malah ia berfikir kasih sayang yang ditunjukkan kedua bumonimnya lebih besar ke Jiyool daripada dirinya. Bumonimnya seakan menganak emaskan Jiyool daripada dirinya.

"Ne Changminie chagi~" bujuk Jaejoong lagi sambil melempar senyum termanis diwajahnya.

Changmin mengalah. Iapun menghembuskan nafas pelan sebelum akhirnya dengan cepat menghabiskan es krim yang sekarang entah kenapa terasa tak enak dimulutnya. Wajahnya ditekuk masam menahan kesal yang membuncah didadanya.

"Kajja eomma, Minie sudah selesai." jawabnya dan langsung turun dari tempat duduk dan berlalu dari hadapan Jaejoong. Jaejoongpun menyusul Changmin yang sudah berjalan jauh didepannya tak lupa setelah ia membayar es krim yang dimakan sang putra.

::

::

YUNJAE

::

::

Bruumm

Suara mobil yang berhenti di kediaman Jung Yunho, segera membuat balita cantik yang tadi menangis histeris seketika menghentikan tangisannya. Saat telinganya mendengar suara deruan mesin mobil yang berhenti tepat didepan rumahnya, tanpa pikir panjang, segera dilangkahkannya kaki kecilnya berlari menuju pintu depan rumahnya masih dengan lelehan airmata dan ingus yang meleper disekitar wajahnya.

Ceklekk

"EOMMA!" pekikan kencang segera terdengar darinya saat melihat pintu depan rumahnya terbuka, dan menampakkan sosok namja cantik yang tengah menggandeng seorang namja cilik tampan disebelahnya. Segera saat melihat sang eomma datang, Jiyool kembali menangis sambil terus melangkahkan kakinya menuju Jaejoong. Dan saat dirinya sudah sampai di hadapan sang eomma, iapun mengulurkan tangannya agar sang eomma menggendongnya.

Melihat hal itu, Jaejoong segera melepaskan pegangan tangannya pada Changmin dan bergegas menggendong Jiyool. "Aigoo, anak eomma kenapa hmm? Uri Jiyoolie kenapa menangis changi?" tanya Jaejoong sambil menggendong Jiyool yang kelihatan sangat berantakan.

Sementara Changmin? Ah, nampaknya bocah tampan itu bertambah kesal. Padahal tadi ia sudah sangat senang karna bisa digandengan hangat oleh eommanya, dan sekarang hal itu segera terhapus berkat tangisan sang yeodongsaeng yang terdengar sangat menyebalkan ditelinganya.

"Hiks hiks, eomma~" rengek Jiyool dan merapatkan pelukannya ditubuh sang eomma. Dicerukkannya wajahnya kedada Jaejoong.

"Nyonya, anda sudah pulang." teriak Chorong dan Bomi bersamaan dari arah belakang.

"Ne. Apa uri Jiyoolie menangis tadi?" tanya Jaejoong dan mendapat anggukan dari dua babysiternya itu.

"Jeosonghamnida nyonya. Nona muda tadi terbangun saat nyonya sudah berangkat, dan setelahnya menangis kencang." jawab Chorong menjelaskan keadaan Jiyool.

"Ah begitu. Ne gwencanha. Sekarang kalian urusi Minie saja ne, biar aku yang mengurus Jiyool." kata Jaejoong dan mulai berlalu dari hadapan Chorong dan Bomi.

Sepeninggal Jaejoong, Chorong segera menghampiri Changmin yang masih terlihat kesal. Terbukti pandangannya yang kini tengah menatap iri pada Jiyool yang tengah digendong oleh sang eomma.

"Tuan muda, tuan muda Minie. Changminie~" panggil Chorong sambil berjongkok dihadapan tuan mudanya itu. "Tuan muda Changmin!" panggil Chorong sekali lagi diiringi dengan tepukan kecil dibahu bocah tampan itu.

"Nde?" tanya Changmin sambil menolehkan wajahnya menatap Chorong.

"Kajja kita ganti bajunya dulu." jawab Chorong sambil tersenyum menatap anak dari majikannya itu.

Changmin hanya menatap datar Chorong sebelum akhirnya berjalan menuju kamarnya tanpa menjawab ajakan dari babysiternya itu.

::

::

YUNJAE

::

::

Setelah menenangkan Jiyool yang sedari tadi tak berhenti menangis, kini Jaejoong sudah berada dimeja makan bersama kedua buah hatinya. Nampak Changmin yang kini sudah makan dengan lahap tak memperdulikan sang dongsaeng yang sedari tadi terus memanggil-manggil namanya.

Sementara Jaejoong sendiri tengah menelpon sang suami tercinta, mengatakan kalau hari ini ia tak mampir ke kantor dan menyuruh suaminya itu untuk pulang makan siang dirumah.

"Minie oppa, Minie oppa Yoolie mau itu~" rengek Jiyool terus memanggil nama sang oppa sambil menunjuk satu makanan yang tak terjangkau olehnya.

Changmin yang memang masih kesal dengan dongsaengnya itupun seakan tak memperdulikan kehadiran Jiyool. Iapun tak menyahut atau menoleh pada Jiyool yang duduk disampingnya. Ia malah terus memasukkan makanan kemulutnya.

"Oppa tolongin Yoolie, Yoolie mau ayam goleng itu~" kata Jiyool lagi karna tak mendapat respon apapun dari Changmin. "Oppa, Minie oppa." teriak Jiyool lagi yang lama-lama merasa kesal karna sang oppa yang tak meresponnya.

"MINIE OPPA!"

"Aigoo, Jiyoolie kenapa berteriak chagi?" tanya Jaejoong yang terkejut mendengar teriakan putrinya. Baru saja ia menutup ponselnya ia sudah dikejutkan oleh teriakan Jiyool.

"Minie oppa. Minie oppa gak mau ambilin Yoolie ayam golengnya." adu Jiyool sambil mempoutkan bibirnya kesal.

"Minie, kenapa tak ambilin Yoolie ayam gorengnya hmm?" tanya Jaejoong beralih menatap Changmin.

"Minie gak denger." jawab Changmin cuek sambil terus memasukkan makanan kedalam mulutnya.

"Minie oppa tuli, maca cuala Yoolie gak kedengelan! Huh!"

"Aigoo Yoolie, tak boleh bicara seperti itu. Mungkin oppa benar-benar tak mendengar Jiyoolie ne." jawab Jaejoong berusaha melerai perdebatan kedua anaknya. "Nah, ini Jiyoolie mau ayam? Kka, makanlah." kata Jaejoong sambil mengambil satu potong paha ayam dan menyerahkannya pada Jiyool.

"Otte?" tanya Jaejoong lagi saat melihat Jiyool mulai memakan makan siangnya.

"Umm, machita." jawab Jiyool girang dan mulai lahap memakan masakannya, melupakan sikap oppanya yang sedari tadi tak menyahut sapaannya.

Jaejoongpun tersenyum senang melihat anaknya lahap makan, kini pandangannya beralih melihat Changmin yang masih diam dalam makannya. Sebenarnya ia sedikit aneh melihat sikap putranya hari ini, apa mungkin anaknya bertengkar disekolah tadi dengan temannya?

Bruummm

Suara mesin mobil berhenti mengalihkan pandangan Jaejoong dari Changmin. Itu pasti Yunho. Karna tadi ia sudah menyuruh suaminya itu pulang kerumah untuk makan siang. Tak berapa lama terdengarlah derap langkah kaki yang berjalan pelan menuju ruang makan, dan detik berikutnya muncullah sosok kepala keluarga Jung itu sambil tersenyum cerah kala matanya melihat keluarga kecilnya berkumpul di meja makan.

"Annyeong, waa, kalian rupanya sedang makan siang ne~" teriak Yunho saat memasuki ruang makan, dan seketika membuat dua buah hatinya menghentikan makannya dan dengan serempak menoleh kearahnya.

"APPA!" teriak Changmin dan Jiyool bersamaan.

"Anak appa makan yang banyak ne. Supaya cepat besar." kata Yunho dan beranjak menuju Changmin dan Jiyool, lalu mengecup sayang kedua anaknya sebelum akhirnya menghampiri Jaejoong dan mengecup mesra istri cantiknya itu.

Chu~

"Aiss Yunho! Disini ada anak-anak!" pekik Jaejoong merasa kesal karna Yunho menciumnya mesra dihadapan kedua buah hatinya.

"Ania, gwencanha Joongie." jawab Yunho dan mulai duduk dikursi kosong diujung meja makan.

"Kikiki, appa cama eomma lucu. Maca eomma malah kalo appa cium eomma. Yoolie aja ceneng kalo appa cium Yoolie." kata Jiyool terkikik kecil saat melihat eommanya kesal kepada appanya.

"Haha, uri eomma hanya malu appa cium didepan kalian." jawab Yunho dan langsung mendapat deathglare gratis dari sang istri.

"Yoolie aja gak malu kalo appa cium. Hihiii."

"Sudah-sudah, nanti uri eomma semakin malu. Kka, lanjutkan makanmu!" jawab Yunho dan mulai makan makanannya. Jaejoong hanya menatap sebal kerah Yunho, iapun makan dengan sedikit kasar. Yunho hanya tersenyum simpul saat melihat Jaejoong, walaupun sekarang mereka sudah bertambah tua dan sudah memiliki dua buah hati, namun tetap saja sifat jahil Yunho tak berubah dan malah semakin menjadi. Tapi sepertinya ada yang kurang.

Ah benar, Changmin! Tumben anak itu tak ikut menjahili sang eomma, biasanya ialah yang paling bersemangat jika menyangkut membully eommanya, namun sedari tadi tak terdengar suara apapun yang keluar dari Changmin.

"Minie, apa makanannya tidak enak?" tanya Yunho saat sadar kalau Changmin sedikit pendiam. Changmin hanya menggeleng dan terus melanjutkan makan siangnya.

"Bagaimana sekolahmu tadi? Apa menyenangkan?" tanya Yunho lagi disela makannya. Changmin hanya mengangguk sebagai jawabannya, entahlah, namun sepertinya Changmin sedikit enggan untuk menyahuti pertanyaan sang appa.

Yunho mengernyit bingung saat melihat kelakuan putranya itu. Changmin sangat berbeda hari ini. Iapun segera menoleh pada Jaejoong untuk menanyakan apa yang terjadi. Jaejoong hanya menggelengkan kepalanya tanda tak mengerti. Ia sendiri juga bingung dengan sikap putranya. Ia berinisiatif menanyakannya nanti setelah makan siang.

"Ne, lanjutkan makanmu ne." lanjut Yunho dan tak lupa mengelus sayang kepala Changmin yang duduk disebelahnya.

::

::

YUNJAE

::

::

Setelah makan siang berakhir, kini Yunho sudah kembali ke kantor. Sebenarnya ia ingin lebih lama diam dirumah dan menghabiskan waktu bersama keluarganya, namun pekerjaannya dikantor sudah menumpuk dan harus segera diselesaikan. Jaejoong sendiri sudah berhenti bekerja di Jung Corps setelah dirinya dinyatakan hamil, dan setelah itu Yunhopun melarang Jaejoong kembali bekerja dan menyuruhnya untuk mengurusi kedua buah hati mereka dirumah.

Kini tinggallah Jaejoong, Changmin dan Jiyool dirumah nan luas itu. Mereka bertiga kini sedang berada diruang keluarga, menonton kartun robot kucing berwarna biru asal Jepang a.k.a Doraemon. Jiyool sedari tadi sangat fokus menonton kartun itu, bahkan sesekali ia tertawa pelan saat melihat adegan lucu yang terjadi diantara tokoh dalam kartun itu.

Lain dengan Changmin, nampaknya bocah tampan itu sedikit tak bersemangat dengan film kartun yang ditontonnya. Terbukti sedari tadi ia hanya diam tanpa melakukan apapun. Matanya memandang kosong layar televisi dihadapannya, tanpa ada niatan sama sekali untuk menikmati kartun itu.

Jaejoong yang sedari tadi memang memperhatikan Changminpun akhirnya tak tahan juga melihat sikap aneh putranya, iapun segera bertanya apa sebenarnya yang terjadi pada jagoan kecilnya itu.

"Minie-ah, chagi, waeyo? Minie kenapa diam saja?" tanya Jaejoong sambil mengelus pelan rambut tebal Changmin. Changmin hanya menggumam pelan tanpa menjawab pertanyaan sang eomma.

"Apa Minie mengantuk?" tanya Jaejoong lagi sungguh merasa aneh dengan sikap anaknya.

'Apa ia sedang sakit ya?'

Jaejoongpun perlahan mengarahkan telapak tangannya ke kening Changmin, mengecek suhu badan putranya itu.

'Tak panas'

"Minie, changi, waeyo hmm? Minie nampak aneh hari ini." kata Jaejoong lagi karna tak kunjung mendapat jawaban dari Changmin.

"Ani eomma, Minie ngantuk. Minie mau bobok aja." jawab Changmin cepat dan setelahnya ia pun berlalu dari ruang keluarga menyisakan Jaejoong yang terheran-heran dengan kelakuan Changmin.

"Eh? Ada apa dengannya?" gumam Jaejoong sambil terus menatap tubuh montok putranya yang semakin jauh.

::

::

YUNJAE

::

::

Sore menjelang. Kini Jiyool sedang dimandikan oleh Chorong dan Bomi, awalnya Jiyool berontak ingin dimandikan oleh Jaejoong, namun Jaejoong tengah menyiapkan makan malam, jadilah ia merengek dan setelah dijanjikan sesuatu barulah ia mau mandi bersama babysiternya.

Sementara sang dongsaeng tengah mandi, Jung Changmin malah masih asik tidur-tiduran dikamarnya yang luas. Sedari tadi ia hanya berguling-guling kesana-kemari diatas kasurnya. Dirinya merasa malas untuk keluar kamar, mungkin masih merasa kesal.

"Humpphh!" dengus Changmin kesal sambil terus berguling-guling. Bahkan kasurnya yang tadi tertata rapi, kini sudah acak-acakan tak berbentuk.

Ceklekk

Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampakkan sosok namja cantik dengan apron merah yang masih melekat ditubuhnya. Jaejoong-orang itu-perlahan melangkahkan kakinya mendekat kearah tempat tidur Changmin untuk melihat keadaan putranya itu.

"Minie, changi, ireona. " kata Jaejoong sambil mengelus rambut Changmin. "Kajja, ini sudah sore. Minie mandi dulu eoh." lanjutnya sambil melepas selimut ditubuh putranya.

"Eomma~~" rengek Changmin manja dan perlahan duduk dikasurnya.

"Ne, waeyo chagi?" tanya Jaejoong sambil mengelus sayang pipi tembam Changmin.

"Minie mau mandi sama eomma ne~" kata Changmin dan tersenyum manis kepada sang eomma. Ukhh, rupanya Changmin ingin sedikit bermanja-manja dengan Jaejoong.

"Eh, mau mandi sama eomma?" ulang Jaejoong sedikit heran.

"Umm, Minie mau mandi sama eomma. Ne eomma~" jawab Changmin sambil mengeluarkan jurus puppy eyes andalannya.

Jaejoong hanya tersenyum geli melihat kelakuan Changmin, tumben sekali putranya itu bersikap seperti ini. Jaejoongpun tersenyum sambil mengusap sayang kepala Changmin, "Tentu, kajja!"

Dan Changminpun segera melonjak gembira saat mendengar jawaban Jaejoong, segera setelahnya ia bergegas menarik tangan sang eomma masuk ke kamar mandi yang memang tersedia di kamarnya.

.

.

Setelah tadi memandikan Changmin, Jaejoongpun sekarang kembali meneruskan masakan yang tadi ditinggalnya sebentar. Kini Changmin sudah selesai mandi dan sedang membuat pr diruang keluarga. Sementara sang dongsaeng masih sibuk memakai baju didalam kamarnya.

"Nah, sekarang Yoolie sudah cantik, kka mana senyumnya?" teriak Bomi setelah merapikan penampilan Jiyool.

"Umm, Yoolie memang cantik. Cantik cepelti eomma!" teriak Jiyool sangat senang jika orang-orang mengatakan kalau dirinya cantik seperti sang eomma.

"Ne, Jiyoolie sangat cantik seperti eomma." sahut Chorong dan Bomi kompak secara bersamaan. "Kajja kita keluar." ajak Chorong dan setelahnya menggendong Jiyool keluar dari kamar.

"Oppa~" teriak Jiyool kencang saat melihat sang oppa yang tengah membuat pr di ruang keluarga. Segera saja Jiyool meminta turun dari gendongan Chorong dan berlari menuju sang oppa.

"Minie oppa~" teriak Jiyool lagi saat dirinya sudah berada disebelah Changmin. Ditengokkannya kepalanya melihat apa yang sedang dikerjakan oleh sang oppa.

"Oppa lagi apa?" tanya Jiyool sambil menatap wajah tampan sang oppa. Changmin hanya menggumam pelan tanpa berniat menjawab pertanyaan Jiyool.

"Oppa lagi belajal?" tanyanya lagi karna tak mendapat jawaban dari Changmin. Kembali Changmin hanya menggumam tanpa menjawab pertanyaan sang dongsaeng.

"Minie oppa lagi belajal apa?" masih tak menyerah Jiyool kembali bertanya kepada Changmin, sebenarnya ia tak bermaksud mengganggu kegiatan sang oppa, namun ia sedang ingin bermain dengan Changmin, karna sedari tadi ia belum sempat bermain dengan sang oppa.

"Oppa, Minie oppa, kajja kita main. Yoolie mau main cama oppa, ne oppa~" rengek Jiyool sambil menarik-narik kaus yang dikenakan Changmin. Changmin sedikit terganggu dengan tingkah Jiyool, tapi ia masih malas dan hanya mengeram pelan.

"Oppa masih belajar Jiyoolie!" jawab Changmin sambil memasang wajah kesal. Ditatapnya sang yeodongsaeng dengan pandangan kesal.

"Chiluh chiluh, Yoolie mau main cama oppa!" teriak Jiyool kesal karna keinginannya tak dituruti. Masih ingat bukan kalau Jiyool sangat keras kepala?

"Jiyoolie, sudah ne. Minie oppanya kan lagi belajar, jangan ganggu dulu." bujuk Chorong saat melihat kedua anak majikannya mulai bertengkar.

"Tapi Yoolie mau main cama Minie oppa!" masih kekeh Jiyool ingin bermain dengan sang oppa, ditekuknya wajahnya dan menyilangkan tangannya didepan dada, tanda ia dalam mood ngambek.

"Mainnya sama eonni saja ne, nanti kalau Minie oppa sudah selesai belajar, baru main sama oppanya." bujuk Chorong lagi.

"Chiluh chiluh CHILUUHHH!"

"Aigoo, ada apa ini?"

Sebuah suara tiba-tiba menginterupsi teriakan Jiyool. Segera saja semua orang yang ada di ruang keluarga itu menolehkan wajah mereka keasal suara, dan menemukan Jung Yunho yang berdiri diambang pintu dengan wajah yang menyiratkan keheranan.

"APPA~" seru Jiyool saat melihat keberadaan sang appa. Segera saja ia berlari dan bergegas menuju sang appa. "Appa!" teriaknya lagi saat sudah berada disebelah Yunho, dan langsung saja Yunho menggendong putri kecilnya itu.

"Waeyo? Kenapa berteriak seperti tadi hmm? Sampai-sampai kalian tak mendengar kalau appa sudah pulang?" tanya Yunho sambil mencium gemas pipi tembam Jiyool.

"Minie oppa appa! Minie oppa gak mau main cama Yoolie." adu Jiyool sambil kembali memasang wajah kesal.

"Eoh? Minie oppa tak mau main sama Yoolie?" tanya Yunho sambil berjalan pelan menuju sofa tempat Changmin berada, dan membuat Chorong dan Bomi menyingkir dari sana.

"Minie, sedang membuat pr jagoan?" tanya Yunho setelah mendudukkan dirinya disebelah Changmin, diusapnya sayang rambut tebal Changmin.

"Ne appa." jawab Changmin seadanya dan kembali fokus mengerjakan prnya.

"Jiyoolie chagi, Minie oppa sedang buat pr, jadi tak bisa bermain dengan Yoolie. Nanti kalau oppa sudah selesai, pasti oppa mau main dengan Yoolie ne." kata Yunho saat menyadari kesalah pahaman yang menyebabkan kedua buah hatinya sedikit bersitegang(?)

Jiyoolpun yang awalnya masih sedikit ngambek, mau tak mau saat mendengar perkataan sang appa sedikit terdiam. Iapun mendongakkan wajahnya guna melihat sang oppa yang sekarang tengah sibuk membuat pr, iapun mengerti dan akhirnya kembali tersenyum.

"Umm, Yoolie mainnya nanti aja. Tunggu Minie oppa celece belajal ne~" jawabnya girang dan segera turun dari pangkuan sang appa.

"Nyonya eodi?" tanya Yunho pada Chorong dan beranjak dari duduknya.

"Nyonya sedang memasak tuan." jawab Chorong sambil berjalan mendekat ke arah Jiyool.

Semenjak menjadi nyonya Jung, setiap hari Jaejoong yang menyiapkan hidangan untuk makan keluarganya. Walaupun sudah ada maid yang bekerja disana, namun untuk urusan dapur, Jaejoong sepenuhnya yang mengerjakan. Karna ia yang ingin secara langsung mengatur asupan gizi untuk keluarga kecilnya.

"Ne, kalian jaga Jiyool dan Changmin ne." kata Yunho dan setelahnya berlalu dari ruang keluarga.

::

::

YUNJAE

::

::

Setelah menyelesaikan acara memasaknya, kini Jaejoong tengah sibuk memindahkan hasil masakannya ke meja makan. Nampak dirinya sedikit sibuk mengurusi meja makannya. Setelah semua hidangan selesai dibuat, segera ia berjalan menuju ruang keluarga dan menemui dua buah hatinya yang nampak tengah bermain bersama.

"Changminie, Jiyoolie, sedang apa hmm?" tanya Jaejoong dan perlahan duduk menyebelahi dua buah hatinya itu. Chorong dan Bomipun menyingkir dan membiarkan Jaejoong duduk menyebelahi Changmin dan Jiyool.

Jiyool yang mendengar suara sang eommapun segera berpaling dan bergegas menuju sang eomma. "Yoolie lagi main cama Minie oppa, eomma." jawab Jiyool tersenyum manis pada Jaejoong.

"Oya? Kalian main apa hmm?" tanya Jaejoong lagi sambil mencium pelan pipi Jiyool.

"Yoolie main balbi cama Minie oppa. Minie oppa jadi pangelannya." jawab Jiyool antusias dan sesekali mengayunkan boneka barbie ditangannya.

"Apa Minie sudah selesai mengerjakan prnya?" tanya Jaejoong saat melihat buku pelajaran Changmin yang masih tercecer dimeja.

"Sudah eomma." jawab Changmin seadanya dengan wajah yang ditekuk masam.

"Ne eomma, Minie oppa cudah celece belajal, makanya bica main cama Yoolie." jawab Jiyool dan tersenyum lebar memandang sang eomma.

"Ne. Kajja kita makan malam, dan Minie bereskan dulu buku pelajarannya, dan setelah itu tolong panggilkan appa ne." lanjut Jaejoong dan perlahan berjalan menuju ruang makan sambil menggendong Jiyool.

Changmin hanya diam tak menjawab pertanyaan sang eomma. Dengan wajah ditekuk kesal, ia hanya diam sambil menatap punggung sang eomma yang berjalan semakin jauh dihadapannya.

"Tuan muda, tuan muda Changmin, Changminie!" panggil Bomi karna heran melihat tuan mudanya hanya diam ditempat. "Tuan muda Minie!" panggil Bomi lagi diiringi tepukan pelan dibahu Changmin.

"Nde?"

"Kajja makan malam, biar bukunya noona saja yang bereskan." jawab Bomi sambil tersenyum memandang Changmin.

"Umm." Changmin hanya menggumam pelan dan perlahan bangkit dari duduknya.

"Jangan lupa pesan nyonya ne tuan muda, tolong panggilkan tuan Yunho." lanjut Bomi menyampaikan pesan Jaejoong pada Changmin.

Changminpun hanya mengaangguk paham dan selanjutnya ia kembali berjalan menuju kamar bumonimnya.

"Bomi-ah, aku rasa tuan muda sedikit kesal." kata Chorong yang melihat tuan mudanya tak bersemangat.

"Ne eonni, aku rasa juga begitu. Nampaknya tuan muda sedikit tak bersemangat. Tak seperti biasanya." jawab Bomi dan diangguki oleh Chorong.

"Ah, mungkin saja tuan muda sedang banyak pr. Kka, kita bereskan ini dulu." kata Chorong dan selanjutnya merekapun membereskan buku-buku pelajaran tuan muda mereka.

::

::

YUNJAE

::

::

Sore berganti petang, dan langitpun perlahan berganti warna menjadi gelap. Yunho dan keluarga kecilnya sudah selesai makan malam, dan sekarang mereka tengah bersantai di ruang keluarga. Chorong dan Bomipun sudah pulang ke rumahnya, karena mereka hanya bekerja saat siang sampai tuan Jung pulang ke rumah, setelahnya mereka akan pulang ke rumah dan kembali keesokan harinya.

Nampak sekarang Yunho yang tengah asik bermain bersama Jiyool, sementara Jaejoong hanya diam sambil sesekali ikut bermain bersama Yunho dan Jiyool, sedangkan Changmin sendiri asik menonton kartun yang tayang ditelevisi.

"Hahaha, geli appa.. Hihi, geli!" teriak Jiyool merasa geli karna sang appa terus menggelitiki pinggangnya.

Bukannya berhenti Yunho malah semakin bersemangat mengerjai putrinya itu, menghasilkan kekehan tawa dari putri kecilnya itu.

Jaejoong ikut tersenyum kala melihat keakraban yang terjadi antara Yunho dan Jiyool, rasanya begitu bahagia melihat keluarga kecilnya itu akrab.

"Ahh..ahh..appa, geli." teriak Jiyool yang kelihatan kelelahan tertawa dan berteriak saking kesalnya.

"Yunho! Berhenti, kasihan Jiyoolie!" kata Jaejoong saat melihat sang putri yang sudah kelelahan, segera saja ia mengambil Jiyool dari pangkuan sang suami dan mendudukkannya di pahanya.

"Eomma, hauc~" rengek Jiyool sambil mendekap erat sang eomma.

"Eoh, kau haus changi. Jja, eomma buatkan susu ne. Chakaman." kata Jaejoong dan kembali mendudukkan putrinya disofa. "Minie, eomma buatkan susu ne." ucapnya lagi sebelum beranjak menuju dapur. Changmin hanya menggumam pelan tanpa menjawab pertanyaan sang eomma.

Setelah Jaejoong pergi, Yunho perlahan mendekat ke arah Changmin, tak lupa dengan menggendong Jiyool dan mendudukkannya disebelah dirinya. Ia sedikit heran dengan kelakuan putra pertamanya itu yang dari siang kelihatan berbeda dari biasanya.

"Minie-ah, waeyo hmm? Apa ada hal yang terjadi di sekolah?" tanya Yunho sambil perlahan mengusap sayang rambut tebal Changmin.

Changmin hanya menggeleng tak menjawab pertanyaan sang appa.

"Atau kau menginginkan sesuatu?" tanya Yunho lagi dan lagi-lagi mendapat gelengan dari Changmin.

'Apa ia sakit ya?'

Drrttttt drrrtttt

Ponsel Yunho bergetar menandakan ada panggilan masuk, segera saja ia mengangkat panggilan itu yang ternyata berasal dari salah satu rekan bisnisnya.

"Appa angkat telpon dulu ne, Minie jaga Yoolie." pesan Yunho sebelum beranjak menjawab panggilan itu.

Sepeninggal Yunho, Jiyoolpun ingin bermain dengan sang oppa. "Oppa, kita main pajell yuk~" ajak Jiyool dan segera turun dari sofa dan mengambil mainan pazzelnya, setelahnya iapun duduk mendekat kearah sang oppa dan mulai menarik-narik kaus yang dikenakan Changmin.

"Minie oppa, kajja main pajeel cama Yoolie, kajja!" rengek Jiyool sambil terus menarik-narik kaus Changmin.

Changmin masih tak merespon, ia hanya menggeliatkan badannya agar pegangan sang dongsaeng terlepas dari bajunya.

"Minie oppa!" teriak Jiyool karena sang oppa tak mau bermain dengannya.

"Oppa gak mau main. Oppa mau nonton!" kata Changmin dengan wajah masam dan tanpa menoleh pada sang dongsaeng. Dan bisa ditebak, karena keinginannya yang tak dituruti Jiyoolpun mulai menampakkan tanda-tanda akan menangis.

"Hi..hi..hikss..hu..huweeee...huwee." dan pecahlah tangisan sang putri kecil YunJae itu. "Huwaaa..nappeun! Oppa nappeun! Huweee~" tangis Jiyool pecah sambil memukul-mukul pelan tubuh gembul sang oppa.

Dan bisa ditebak, Changminpun menatap sebal sang dongsaeng yang menangis kencang disebelahnya. Ditekuknya wajahnya masam sambil menatap sebal Jiyool.

"Berisik!"

"Huwaaa..eomma..eomma~" teriak Jiyool lagi kali ini memanggil sang eomma.

"Aigoo, Jiyoolie, waeyo kenapa menangis chagi?" ucap Jaejoong yang kaget karena mendengar suara tangisan Jiyool, padahal baru saja ia selesai membuat susu untuk kedua anaknya, dan saat akan memberikannya pada Changmin dan Jiyool ia malah menemukan putrinya yang menangis kencang.

"Huweee..eomma..oppa!" teriak Jiyool lagi masih sambil memukul pelan tubuh Changmin.

Hup

Jaejoongpun menggendong tubuh Jiyool setelah menaruh susu itu diatas meja, diusapnya pelan punggung kecil Jiyool agar anaknya berhenti menangis.

"Cup cup cup, anak manis tak boleh nangis ne. Uljima~" kata Jaejoong masih sambil menepuk-nepuk punggung Jiyool. Digoyang-goyangkannya badannya sambil terus menyuruh Jiyool berhenti menangis.

"Eh? Ada apa ini?" tanya Yunho saat memasuki ruang keluarga setelah mengakhiri telponnya dan melihat Jaejoong yang tengah menggendong Jiyool yang menangis.

"Hiks..appa..hiks..oppa..hiks..nappeun!" kata Jiyool setelah tangisnya sedikit reda. Iapun menoleh kearah Changmin sambil memasang wajah kesal dan mempoutkan bibirnya.

"Waeyo chagi? Kenapa menangis hmm?" tanya Jaejoong setelah yakin tangis Jiyool reda. Iapun mendudukkan dirinya disofa sambil tangannya mengusap lelehan airmata sang putri. Yunhopun ikut duduk menyebelahi Jaejoong sambil perlahan menggendong Changmin agar duduk dipangkuannya.

"Hiks..oppa..napp..eun!" isak Jiyool sambil tangannya menunjuk ke arah Changmin. Changminpun semakin kesal dan melipat tangannya didepan dada.

"Minie oppa kenapa hmm?" tanya Jaejoong lagi karna merasa aneh putrinya mengatakan sang oppa jahat.

"Oppa bentak Yoolie dan gak hiks..mau main cama Yoolie." jawab Jiyool lagi dan sekarang mempoutkan bibirnya.

Yunho dan Jaejoong saling berpandangan sekejap, sebelum akhirnya kembali memfokuskan pandangan kepada kedua buah hati mereka.

"Aigoo, Jiyoolie, mana mungkin Minie oppa tak mau bermain denganmu. Mungkin Minnie oppa sedang ingin menonton." kata Jaejoong sambil mengelus sayang kepala Jiyool.

"Ne, dan Minie, lain kali kalau tak mau bermain, jangan membentak Jiyoolie ne, dia masih kecil dan sebagai seorang oppa, Minie harus bisa menjaga uri dongsaeng." kali ini Yunho yang memberi nasehat kepada putra pertamanya itu. Iapun mengusap sayang kepala Changmin kemudian tersenyum kearah Jaejoong. "Arraseo?"

"Allaceo/Arrseo appa." jawab Changmin dan Jiyool bersamaan.

"Nah, sekarang kalian minum susunya ne. Ini untuk Minie, dan ini untuk Yoolie." kata Jaejoong sambil menyerahkan gelas susu masing-masing kepada Changmin dan Jiyool. Changmin dan Jiyoolpun meminum susunya dengan cepat.

"Susu untuk appa, eodi?" goda Yunho sambil menatap mesum ke arah Jaejoong.

"Yah, mesum!" teriak Jaejoong dan membuat Yunho terkekeh pelan.

::

::

YUNJAE

::

::

Setelah minum susu dan menyikat gigi, kini Jaejoong tengah menidurkan Jiyool dikamarnya. Ia tengah menyanyikan lulabi untuk putri kecilnya itu. Setelah dirasa benar-benar tidur, iapun keluar kamar lalu menemui Yunho dan Changmin yang masih menonton televisi.

"Minie, kajja tidur. Besok Minie harus sekolah kan." kata Jaejoong sambil mendekat kearah Changmin.

"Tapi filmnya belom selesai eomma." jawab Changmin tanpa melepaskan pandangannya dari arah televisi.

"Ini sudah malam Minie, eomma tak mau kalau besok Minie sampai terlambag bangun!"

"Ne Minie, ini sudah malam. Atau Minie mau tidur bareng appa?" tanya Yunho dan langsung mendapat teriakan kencang dari Changmin.

"Shireo! Minie gak mau tidur sama appa! Huh, kajja eomma, Minie mau tidur." kata Changmin dan segera beranjak dari duduknya. Yah, Changmin memang sangat tak suka jika harus disuruh tidur bareng dengan sang appa. Masih ingat bukan saat ia tidur dengan sang appa dulu, ia selalu dipanggil Joongie oleh sang appa? Ya, sejak saat itu ia selalu tak mau jika harus disuruh tidur berdua dengan sang appa, kecuali jika tidur bertiga bersama dengan eommanya juga.

Yunho tertawa pelan saat menerima penolakan dari Changmin, ya, ia cukup mengerti kenapa putranya itu tak mau tidur bersama dengannya. "Ne, mimpi yang indah ne jagoan. Jaljayo."

"Ne jaljayo appa." jawab Changmin dan setelahnya, iapun meminta gendong kepada sang eomma.

"Aku menidurkan Changmin dulu ne." kata Jaejoong kepada Yunho dan setelahnya iapun berjalan pelan menuju kamar Changmin dengan Changmin berada didekapannya.

Sesampainya di kamar, Jaejoongpun mulai menidurkan Changmin dikasurnya, setelahnya iapun menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh Changmin dan duduk dipinggiran kasur.

"Kka, tidurlah." kata Jaejoong sambil mengelus sayang rambut tebal Changmin. Namun Changmin tak mau memejamkan matanya, iapun kini malah beranjak bangun dan duduk menyebelahi Jaejoong.

"Waeyo? Kenapa bangun hmm?" tanya Jaejoong dan menatap Changmin yang juga tengah menatapnya.

"Eomma, Minie kesel sama Jiyoolie." kata Changmin mengadu pada Jaejoong, dan membuat Jaejoong mengernyitkan keningnya bingung.

"Eh? Kesal dengan Yoolie? Waeyo?" tanya Jaejoong yang sangat penasaran kenapa Changmin bisa kesal terhadap dongsaengnya sendiri. Mungkin ini alasan kenapa selama seharian ini Changmin menjadi pendiam.

"Habis Yoolie cerewet dan cengeng. Minie nggak suka kalau Yoolie ganggu Minie." jawab Changmin sambil mempoutkan bibirnya kesal.

Jaejoong tertegun, tak menyangka jika Changmin merasa terganggu dengan keberadaan Jiyool. Padahal ia pikir Changmin merasa senang karena memiliki dongsaeng.

"Waeyo? Kenapa Minie merasa begitu? Apa Minie nggak sayang sama Jiyoolie?" tanya Jaejoong lagi sambil perlahan mengangkat tubuh Changmin dan mendudukkannya dipangkuannya. Dielusnya sayang kepala Changmin sambil tersenyum.

"Ne, Yoolie itu cerewet. Gara-gara Yoolie, eomma dan appa gak sayang lagi sama Minie. Eomma dan appa lebih sayang Yoolie daripada Minie. Apa-apa selalu Yoolie yang utama. Eomma dan appa sekarang lebih perhatian sama Yoolie."

Deg

Jantung Jaejoong berdetak cepat saat mendengar kalimat Changmin itu. Ia tak menyangka jika putranya bisa berfikiran seperti itu. Padahal dirinya sama sekali tak pernah membandingkan Jiyool dan Changmin. Namun kenapa Changmin bisa berfikiran seperti itu?

"Anio changi, eomma dan appa tak begitu. Kami menyayangi kalian sama besarnya. Rasa sayang eomma dan appa ke Yoolie, sama besarnya dengan rasa sayang eomma dan appa ke Minie." kata Jaejoong mencoba memberi pengertian pada Changmin. Ditatapnya lembut mata Changmin menyampaikan kalau dirinya sungguh-sungguh dengan ucapannya.

"Gojimal. Eomma bohong. Eomma dan appa lebih sayang Yoolie dari Minie, eomma udah gak sayang Minie lagi. Hiks." Dan Changminpun akhirnya menangis setelah mengungkapkan semua perasannya, membuat Jaejoong kelabakan karena Changmin menangis dengan tiba-tiba.

"Eh, cup cup Minie. Uljimayo. Aigoo, kenapa jadi begini. Uljimayo changi." kata Jaejoong tak menyangka akan menjadi begini.

"Hiks..hiks..eomma nappeun..hikss.."

"Aigoo, bukan begitu changi. Mana mungkin eomma lebih sayang Yoolie dari Minie. Mungkin sekarang Yoolie masih kecil, jadi eomma harus lebih memperhatikan Yoolie. Kalau Minie kan sudah sekolah, jadi Minie sudah lebih bisa mengerti." kata Jaejoong lagi masih mencoba memberi pengertian kepada Changmin.

"Ani..hiks..eomma dan appa..hiks lebih sayang Yoolie..hiks.."

"Anio chagi. Kami sayang kalian berdua." kata Jaejoong lagi sambil mendekap tubuh Changmin. Astaga, ia tak pernah menyangka Changmin akan merasa seperti ini. Padahal selama ini ia selalu berusaha untuk menyeimbangkan kasih sayangnya. Namun mungkin karena Jiyool masih kecil, menjadikan ia lebih sering memperhatikan Jiyool daripada Changmin. Namun lebih daripada itu, ia sama sekali tak pernah membandingkan kasih sayang yang ia berikan pada Changmin dan Jiyool. Ia selalu berusaha untuk memberi kasih sayang yang sama kepada kedua anaknya.

"Hiks..kalo gitu..hiks..Minie mau minta namdongsaeng aja. Minie mau namdongsaeng, supaya Minie bisa ajak main sama-sama."

"Eh? Namdongsaeng?" ulang Jaejoong sedikit tak mengerti.

"Ne. Minie mau namdongsaeng. Ne eomma, bisakah Minie dapet namdongsaeng? Minie mau namdongsaeng eomma!"

"MWO?"

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Haloo... Adakah yang masih menantikan cerita ini? Hehee,, mian untuk sequel yang kelamaan.. :P

Sebenarnya saya nggak terlalu berharap sama sequel ini.. Saya merasa kalau ceritanya sedikit...emm...ya aneh dan ga jelas.. Mian kalau kalian ngerasa bosen dengan cerita dan tata bahasanya.. Hehe

Jja, inilah sequel yang bisa saya buat.. Semoga kalian menyukainya.. ^^

Saya ga akan buat chapter panjang-panjang.. Dua atau tiga chapter mungkin akan end.. Tapi ya, tergantung respond dari kalian juga dan mood saya dalam membuatnya..

Ah ya, hari ini bertepatan dengan ulangtahun suami saya #dikroyokb2utys.. Dongwoon oppa hari ini ulang tahun ^^ saengil chuka hamnida oppa,, sukses terus bareng BEAST dan sukses untuk comebacknya ^^ namshin oppa ^^ #HappyDWday

Jja, minnasan review onegai ne~~

.

Denpasar, 6 Juni 2014