Afterdeath

L Lawliet x Nate River /Near

Death Note

.

.

.

Rasa sakit pudar dengan cepat. Aku bangkit dan mencoba untuk menemukan anatomi tubuhku. Mungkin terbaring hancur di bawah bangkai besi rongsok beroda empat. Mati dalam kecelakaan lalu lintas adalah cara tragis untuk pergi dari dunia.

"Jadi? Kau punya hidup yang bagus?" Tiba-tiba, secercah suara di belakangku bertanya. Aku menoleh untuk menatap seorang laki-laki, tengah mengembangkan senyum. Karena ia bisa tahu dan melihatku, aku cukup yakin dia juga roh sepertiku.

Dia terkekeh, "Kau menjalani kehidupan dengan cukup baik. Omong-omong... aku Near.

"Apa yang sedang terjadi sekarang? Surga? Neraka?" Aku berbicara datar, tanpa intonasi—yang entah mengapa membuatnya tertawa.

Sebelum aku mengucapkan seuntai kalimat, aku mendengar keributan dari jauh.

Near memekik padaku, lalu berlari. "Ayo!"

Aku tetap terdiam di tempat sampai dia berbalik—teringat sesuatu. "Kau pernah berbuat baik?"

"Apa?"

"Apakah kau pernah melakukan apa saja hal baik saat kau masih hidup?"

Aku menjadi sangat bingung. "Aku... aku pernah satu kali menyumbangkan darah."

"Kalau begitu, ayo!" Dia menarik tanganku dan berlari kearah sumber kebisingan itu.

Saat kami sampai, bunyi-bunyi berisik itu semakin memekakan telinga. Aku tersentak menemukan ratusan orang saling merobek, meninju, dan mencakar di depan sebuah rumah sakit. Aku menyernyit, "Apa yang terjadi disini?"

Near menjawab, "Seseorang melahirkan disini. Jiwa-jiwa ini berebut untuk masuk ke dalam bayi yang baru lahir itu."

"Tapi, bayi—"

"Dengarkan aku," Near menatap mataku dalam. "Tidak ada bayi yang hidup sampai sebuah jiwa menembus dan masuk kedalamnya. Jika tidak ada jiwa di dalamnya, bayi akan divonis meninggal oleh dokter," Dia melanjutkan, "Kekuatan perjuanganmu tergantung pada karmamu. Jadi jika jiwa seorang pembunuh dan lain-lain tidak punya harapan sedikitpun. Mereka tidak akan pernah mendapatkan tubuh baru dan akan lenyap secara menyakitkan." Dia kembali menoleh kearah jiwa yang sedang berkelahi tadi, "Anak-anak adalah yang palling berbahaya; jiwa murni dan tidak berdosa. Jauh-jauhlah dari mereka selama perkelahian."

Aku menyernyit, kurang mengerti. "Tapi bagaimana tentang surga dan neraka?"

"Ini adalah neraka. Dan perlu kau garis bawahi, kehidupan yang baru saja kau tinggalkan..." Near kembali menoleh, kali ini dengan senyum aneh yang menghiasi wajahnya. "...Itu adalah surga."

—owaridesu.