Title : Secret Admirer
Cast :
Do Kyungsoo as Girl - Kim Jongin, etc.
Genre : Drama, Romance, Humor (?)
Disclaimer : God, Parents, Agency and Mine.
Warning : Genderswitch, OOC, typo(s), etc
.
'Kau mandi pakai air atau madu? Kenapa dirimu semakin manis dari hari kehari.. membuatku diabetes.'
Kyungsoo menahan tawa melihat kalimat yang tertulis di balik selembar polaroid yang sedang ia pegang. Astaga! Siapa sih yang menulis kalimat itu? Kyungsoo harus memberitahunya bahwa rayuan itu sangat payah.
Sudah kedua kalinya ia mendapatkan itu, selembar polaroid dengan kalimat di belakangnya. Seminggu yang lalu seseorang telah menyelipkan selembar polaroid bergambar dirinya yang sedang di hukum di lapangan karna terlambat datang ke sekolah dan di belakang polaroid itu terdapat sebuah kalimat-
'Apa semalam kau memikirkanku sehingga tidak bisa tidur lalu terlambat datang ke sekolah? Hihi'
Memikirkannya? Kyungsoo saja tidak tahu siapa yang dia. Bodoh!
Kyungsoo membalikan polaroid itu hingga terlihat jelas gambar dirinya yang sedang membaca sebuah buku di perpustakaan.
Kyungsoo tertawa pelan. Beruntunglah saat ini yang ada di loker hanya dirinya karna orang lain pasti akan menganggapnya gila karna tertawa sendiri.
Ya ampun! Sebenarnya mengapa seseorang mengiriminya polaroid ini? Apa ia salah orang? Apa ini dari penggemarnya? Tapi setelah di fikir-fikir sangat aneh jika Kyungsoo punya penggemar. Ya, bagaimanapun juga Kyungsoo bukanlah siswa yang populer –dan jujur ia tidak ingin menjadi siswa populer, penampilannya juga biasa saja, Kyungsoo juga bukan orang kaya, ia juga tidak pintar, ia pendek juga tidak seksi dan.. Heyy mengapa kita jadi menjelekkan Kyungsoo?
Kyungsoo menggelengkan kepalanya. Apa orang yang mengirimkan ini salah orang? Apa seharusnya polaroid ini bukan untuknya? Tetapi tidak mungkin juga karna yang ada di polaroid itu adalah Kyungsoo.
Apa... ternyata Kyungsoo punya kembaran?
Sepertinya kepalanya sudah mulai error. Kyungsoo menggelengkan kepalanya seperti pajangan yang berada di mobil. Ia harus bergegas untuk menuju ke lapangan kalau tidak ingin di hukum untuk memunguti sampah lagi oleh siwon sonsaeng si guru olahraga yang tampan tapi galak itu. untung saja ia sudah ganti baju dengan seragam olahraga sejak tadi.
Setelah menaruh kemeja dan roknya di loker, Kyungsoo segera menaruh polaroid itu di saku celana olahraganya yang kebetulan besar. Mungkin ia bisa menanyakannya pada Chanyeol saat di lapangan.
Ya, Chanyeol. Dia adalah teman dekat Kyungsoo. mereka berteman sejak masuk ke sekolah ini, tepatnya dua setengah tahun yang lalu. Lelaki yang tinggi badannya seperti tiang listrik dan berpenampilan culun itu juga tidak populer, sama seperti Kyungsoo, Tapi setidaknya Kyungsoo tidak berpenampilan culun seperti Chanyeol.
Di sekolah ini hanya Chanyeol yang dekat dengan Kyungsoo. mengingat bahwa kyungsoo bersekolah di sekolah elit yang muridnya bermayoritas berasal dari kalangan atas maka ia bisa memakluminya. Orang kaya hanya akan berteman dengan orang kaya –itu menurut Kyungsoo.
Dan Kyungsoo bukanlah orang kaya.
Ia hanya berasal dari keluarga yang berkecukupan. Dan sebenarnya ia tidak mau masuk ke sekolah elit ini tetapi ayahnya memaksanya sambil berkata- "Jika kau masuk ke sekolah elit itu mungkin saja ada siswa kaya yang tertarik padamu dan ingin menjadikanmu istrinya."
Kyungsoo bergidik setiap mengingat perkataan ayahnya. Ya! bagaimanapun ia masih menjadi murid SMA tetapi ayahnya sudah membicarakan pernikahan, aigoo..
Sedikit terpaksa, Kyungsoo mengikuti perintah ayahnya karna ia tidak mau di kutuk jadi burung hantu. Tapi Ia tidak mau orang tuanya mengeluarkan banyak uang sehingga ia berusaha mendapatkan beasiswa dan bersaing dengan banyak siswa dari sekolah lain. Dan ia mendapatkan beasiswa-3 yang artinya Kyungsoo bisa membayar biaya sekolah hanya sepertiganya saja.
Itu juga membuktikan bahwa kyungsoo tidak bodoh. Yah, dia peringkat ke 15 di kelas.
Kyungsoo berlari agar cepat sampai di lapangan. Ia sudah terlambat satu menit! Tapi-
'Brukkk'
"aduhhh"
Karna tidak memperhatikan jalan, Kyungsoo menabrak orang di tikungan koridor dan mengakibatkan bokongnya yang seksi seperti milik angelina jollie harus menubruk lantai dengan keras.
"Ck! Kalau jalan pakai mata!"
Masih dengan posisi yang belum berubah, Kyungsoo mendongak dan mendapati seseorang yang berusaha untuk berdiri di bantu oleh kedua orang lainnya yang ada di sampingnya. Kyungsoo mendengus saat mengetahui siapa yang ia tabrak.
Sehun, Chen dan Jongin.
Mereka adalah siswa populer dan berkuasa mengingat bahwa ayah mereka masing-masing merupakan donatur dari sekolah ini. Kyungsoo sangat tidak menyukai mereka karna sikap mereka yang jahil dan berbuat seenaknya kepada siswa lain.
"Kalau jalan itu pakai kaki bukan pakai mata, bodoh!" Kyungsoo berdiri sambil membersihkan celananya dari debu-debu yang menempel lalu menatap tajam ke arah tiga lelaki sok keren itu.
"Ya! memangnya kau menutup matamu saat berjalan?!" Kali ini Chen yang bersuara.
"Aku akan membiarkanmu lolos jika kau minta maaf." Sehun menyilangkan kedua tangannya sambil menatap remeh Kyungsoo.
Kyungsoo? minta maaf kepada orang-orang sombong ini? tidak akan!
"Tidak mau!"
"Minta maaf saja apa susahnya sih?" Jongin bersandar di dinding dan menatap Kyungsoo malas.
"Sehun sudah berniat baik pada-Heyy apa itu?" Chen memekik sambil menunjuk ke arah lantai dan berjalan untuk mengambil sesuatu.
Kyungsoo menoleh dan membulatkan mata saat mengetahui apa yang di ambil Chen.
Astaga! Itukan polaroid dari secret admirernya!
Chen tertawa sambil melihat tulisan yang ada di belakang polaroid itu lalu memberikannya ke Sehun. Awalnya Sehun menaikkan alisnya bingung dan melirik Jongin yang membuang muka, lalu lelaki berkulit pucat itu tertawa terbahak-bahak.
Kyungsoo mencoba untuk merebut polaroid itu dari tangan Sehun tetapi lelaki itu malah mengangkat tangannya tinggi-tinggi membuat Kyungsoo tidak bisa menggapai polaroid itu. Oh, sepertinya mulai besok Kyungsoo harus memakai sepatu ber-hak tingi.
"YA! Hundako! Kembalikan.."
Hundako. Panggilan 'kesayangan' Kyungsoo untuk Sehun yang berkulit pucat dan menyeramkan seperti sadako.
"Siapa yang Hundako, huh?"
Sehun menatap Kyungsoo dengan tatapan mengejek sekaligus kesal. Sementara Chen yang kurang kerjaan hanya memfoto mereka sambil tertawa-tawa. Itulah kebiasaan Chen, setiap teman-temannya menjahili siswa lain maka ia akan mengabadikannya lewat kamera handphone untuk di jadikan koleksi.
Kyungsoo masih berusaha untuk mengambil polaroid itu dari tangan Sehun sampai sebuah tangan merebut polaroid itu dari Sehun.
Kyungsoo menoleh dan menatap Jongin yang menyodorkan selembar polaroid itu kepadanya dan berkata tanpa ekspresi, "Lain kali jangan di simpan sembarangan."
Kyungsoo mengedipkan matanya dua kali dengan ekspresi bingung sebelum menerima polaroid itu. Jongin si tukang bully menolongnya? Aigooo... kiamat sudah dekat.
Setelah berkata seperti itu, Jongin langsung beranjak pergi dengan santai meninggalkan Kyungsoo yang mematung.
"ternyata orang sepertimu punya penggemar juga, ya?" Sehun menatap Kyungsoo dengan tatapan mengejek lalu beranjak pergi sambil menelusupkan kedua tangannya di saku celana.
"ppffttt..." Chen menatap Kyungsoo dari atas ke bawah sambil menahan tawa.
"Apa?!" Kyungsoo menatap Chen dengan galak.
Chen berdecak sambil menggelengkan kepalanya sok dramatis, "Aku heran mengapa gadis galak sepertimu punya penggemar."
"YA!"
Chen melangkahkan kakinya meninggalkan Kyungsoo, namun saat langkah ke enam ia berbalik, "Apa kau mau berolahraga sendirian? Siwon sonsaeng tidak masuk dan sekarang semua siswa berada di kelas. Haha~ sial sekali nasibmu, Do Kyungsoo."
Ya ampun, mengapa Chanyeol tidak memberi tahunya?! Kyungsoo menggeram. Awas saja jika bertemu, ia akan membuat tiang listrik itu menciut seperti kurcaci!
.
.
"Kau masih marah?"
Chanyeol menaruh buku yang baru selesai ia baca lalu memajukan kepalanya untuk melihat Kyungsoo yang tempat duduknya berada di depan Chanyeol.
Kyungsoo memanyunkan bibir tebalnya sepanjang lima centi. Dasar Chanyeol bodoh! Mengapa lelaki itu merasa seperti tidak punya dosa kepada Kyungsoo?
"Tidak!"
"Oh."
Chanyeol memundurkan kepalanya lagi dan memasukkan buku yang baru ia baca ke dalam tas, tidak mengetahui ekspresi Kyungsoo yang siap untuk meledak kapan saja.
Oh sungguh Kyungsoo ingin sekali melempar mejanya ke wajah Chanyeol.
Mempunyai teman yang sangat sangat sangat tidak peka seperti Chanyeol memang butuh keimanan yang kuat. Kyungsoo membuang nafas dan menariknya pelan-pelan untuk menghilangkan amarahnya. Ia memejamkan matanya berusaha untuk rilex.
Tapi suara dari murid-murid di kelas ini yang sedang bebas karna Choi sonsaengnim absen membuat ubun-ubun Kyungsoo mengepul. Dia menatap ke arah murid-murid dengan wajah yang menyeramkan dan menggebrak meja yang tidak bersalah dengan sadisnya-
Brakkk
Semua murid menoleh kepadanya dengan bingung.
"KALIAN BERISIK SEKALI! BISA KAH DIAM SEBENTAR SAJA?!"
"ya! kau-"
"APA?!"
Kyungsoo memelototi Sulli yang tadi ingin menentangnya. Dan nyali Sulli menciut melihat wajah seram Kyungsoo dan matanya yang seperti hampir keluar itu.
Kyungsoo si galak.
Itulah julukannya. Mungkin di drama-drama murid yang tidak kaya sepertinya akan selalu tertindas. Tapi tidak untuk Kyungsoo... siswa lain tidak akan bisa membullynya –kecuali oleh Jongin cs. Karna Kyungsoo itu tidak lemah, bahkan ayahnya menyebut dirinya Wonder Soo –temannya Wonder woman.
Seketika kelas menjadi hening.
Kyungsoo tersenyum puas dan menyenderkan dirinya ke dinding. Ya, dia duduk di pojok dekat jendela. Ia menoleh ke arah jendela dan mendapati Jongin, Sehun dan Chen yang sedang bermain basket.
Dasar! Padahal bel pergantian jam akan segera berbunyi tetapi mereka malah asyik bermain basket sambil tertawa-tawa sampai mata mereka tak terlihat.
Kyungsoo menghembuskan nafas. Fikirannya melayang lagi kepada polaroid yang di kirimkan kepadanya. Kyungsoo sedikit penasaran,
Siapa sih orang yang mengiriminya polaroid itu?
Pertanyaan itu berputar-putar di fikiran Kyungsoo, membuatnya pusing delapan keliling. Mata Kyungsoo melirik ke arah Chanyeol yang sedang membaca-
-Buku?
Kenapa lelaki yang memiliki telinga lebar seperti bendera yang sedang berkibar itu senang sekali membaca buku? Apa jangan-jangan Chanyeol memiliki kelainan seksual? Bisa saja ia jatuh cinta pada buku atau semacamnya?
Chanyeol yang merasa di lirik oleh kyungsoo pun menatap gadis itu. "Kenapa memandangku seperti itu?"
Kyungsoo sedikit tersentak. Ia pun berdehem lalu memasang senyum terbaiknya, "Tidak. Kau tampan."
"Sudah tahu."
Senyumnya langsung luntur seketika. Dasar Chanyeol si overpede.
"Yeol, kau tahu tidak siapa pengirim polaroid ini?"
Kyungsoo mengeluarkan dua polaroid dari tasnya dan menyodorkannya ke arah chanyeol. Chanyeol membenarkan letak kacamatanya dan segera mengambil polaroid itu dan menatapnya.
"Tidak tahu." Chanyeol mengembalikan polaroid itu ke arah Kyungsoo, "Mungkin saja dari penggemar rahasiamu."
"Penggemar rahasia?" Kyungsoo mendengus dengan geli, "Tidak mungkin kalau aku punya penggemar rahasia."
"Kenapa tidak mungkin?"
"Karna..." Kyungsoo menundukkan kepalanya enggan untuk menatap Chanyeol yang sedang menatapnya dengan intens, "-aku kan tidak populer. Aku juga tidak pintar, tidak kaya, tidak sexy dan tidak cantik. Mungkin polaroid ini seharusnya untuk Luhan, mungkin saja seseorang telah salah menaruh polaroid ini."
Xi Luhan. Dia seangkatan dengan Kyungsoo tetapi kelas mereka berbeda. Luhan adalah siswi terpopuler di sekolah ini dan ia juga berteman dengan jongin cs. Dia memiliki wajah yang cantik, dia juga kaya, dan dia juga pintar. Tidak seperti Kyungsoo.
"Bodoh!"
"apa?" Kyungsoo mendongak menatap chanyeol dengan jengkel.
"kalau polaroid ini untuk Luhan seharusnya yang ada di dalam polaroid itu adalah gambar Luhan bukan gambarmu!"
Oh iya benar juga.
"tetapi... aku? Punya penggemar? Aku kan tidak seperti Luhan yang-"
"Wanita itu seperti bunga, dan semua bunga itu indah sebagaimana dirinya. Tak perlu membandingkan mawar dengan melati. Karna mawar akan indah sebagai mawar, dan melati akan indah sebagai melati. Mawar tidak boleh sombong kepada melati, dan melati tidak perlu iri kepada mawar."
Chanyeol tersenyum dan menatap Kyungsoo penuh arti, "Seperti dirimu, Kyung. Kau cantik sebagaimana adanya dirimu. You're beautiful, more than eyes can see."
Kyungsoo tersenyum kepada Chanyeol. Walaupun ia baru mengenal Chanyeol kurang dari tiga tahun tetapi Chanyeol begitu baik dan selalu menghiburnya.
"Bagus sekali kata-katamu. Kau mengambilnya dari novel ya?" Ujar Kyungsoo dengan nada bercanda.
"Tidak. Aku mendapatkannya dari internet."
Kyungsoo langsung sweatdrop saat Chanyeol menunjukkan smartphonenya yang ternyata sedang browsing dengan kata kunci '101 kata-kata mutiara terbaik'.
Tiba-tiba terdengar suara riuh dari luar kelas. Kyungsoo menoleh dan mendapati Jongin, Chen dan Sehun yang sedang memasuki kelas sambil tertawa-tawa. Setelahnya masuklah Jung sonsaeng yang merupakan seorang guru matematika ke kelas Kyungsoo, wanita itu segera menuju ke kursi guru dan mendudukinya.
Guru yang terkenal akan ke galakkannya itu menatap semua murid yang ada di kelas itu satu persatu.
"Hari ini saya tidak bisa mengajar karna ada urusan..."
Yeay.. murid-murid bersorak dalam hati tak terkecuali Kyungsoo yang benci matematika. Ohh, akhirnya ia terbebas dari pelajaran yang penuh dengan angka-angka itu hoho~
"Tetapi saya akan memberikan tugas untuk kalian. Buka halaman 120."
Murid-murid yang pada awalnya bahagia langsung lesu seketika. Ini sih sama saja.
"Kerjakan dan kumpulkan saat bel berbunyi-"
"Tapi sonsaeng-"
"Dan untuk home work kalian bisa buka halaman 128-129. Di kumpulkan besok."
Besok?
Aigoo apa guru ini gila?!.. bel pulang berbunyi pukul 21.30. jadi kapan ia akan mengerjakannyaaaaaa?!
Sungguh, Kyungsoo benci matematika –dan gurunya juga tentu saja.
"Dan satu lagi, untuk home work ini adalah tugas kelompok dan saya akan membacakannya."
Kyungsoo berdoa dalam hati agar ia bisa satu kelompok dengan Daehyun atau Yongjae si jenius itu agar ia tidak perlu mengerjakan tugas kelompok itu. hehe
"Sulli dengan Minho, Hyorin dengan Yongguk, Chanyeol dengan Yongjae, Kyungsoo dengan..."
Kyungsoo menahan nafas sambil berkata dalam hati 'Dengan Daehyun, dengan daehyun dengan daehyun..."
"-Jongin, Sehun dengan Daeun, Jongdae..."
Kyungsoo tidak mendengar kata-kata Jung sonsaeng yang selanjutnya. Ia tercengang,
Jongin...
Dia sekelompok dengan Jongin?!
Astagaaaa.. Mati kau Kyungsoo! Jongin pasti akan meminta Kyungsoo untuk mengerjakan soal itu sendirian.
Dengan perlahan, Kyungsoo menoleh ke belakang, ke arah tempat duduk Jongin. Dan ia dapat melihat Jongin yang menyeringai ke arahnya.
Kyungsoo akan benar-benar ke neraka..
.
.
.
Hari sudah gelap dan bel pulang baru saja berbunyi. Kyungsoo merapikan bukunya dan beranjak dari tempat duduknya, ia baru saja akan berjalan tetapi sebuah tangan menggenggam pergelangan tangannya.
Ia menoleh dan mendapati Jongin yang sedang menatapnya datar.
"Apa?"
"Kau mau kemana?"
"Ke galaxy."
Jongin berdecak dan melepaskan tangan Kyungsoo. "terserahlah. Tetapi apa kau lupa kalau kita ada tugas kelompok?"
"memangnya kau fikir aku ini nenek-nenek yang sudah pikun?" Kyungsoo memutar kedua bola matanya dengan malas, "Aku yang akan mengerjakannya sendiri. Kau tenang saja."
"kau? Mengerjakannya sendiri?" Jongin mendengus dengan mengejek, "Maaf saja, tetapi aku tidak mau kalau nilai kelompokku jelek."
Sial! Jongin meremehkan kemampuannya!
"lalu apa maumu? Kau mau kita mengerjakannya sekarang?"
"Ya. tetapi jika kau ingin namamu tidak di tulis maka tidak apa-apa."
"lalu bagaimana aku pulang-"
"Kau bisa menginap di apartemenku."
"APA?!"
.
.
.
Kyungsoo menunggu Chanyeol yang menuju ke kelas untuk mengambil bukunya yang tertinggal. Ia menyenderkan punggungnya pada jok belakang mobil Jongin dan menatap lelaki itu dengan kesal.
Hey! Jongin mengancamnya jika ia tidak mengerjakan tugas kelompok bersama Jongin maka lelaki itu tidak akan menulis namanya di lembar jawaban kelompok.
Dan terpaksa Kyungsoo ikut ke rumah Jongin dengan mengajak Chanyeol. Untung saja Chanyeol bisa di rayu dengan mudah agar mau menuruti Kyungsoo, karna kalau tidak maka Kyungsoo hanya akan berduaan bersama Jongin. Ya, Kyungsoo tahu bahwa kedua orang tua Jongin yang super kaya itu sedang berada di luar negeri untuk mengurus bisnis mereka. Dasar orang kaya!
Dan bagaimana pun juga mereka adalah lawan jenis. Kyungsoo takut Jongin berbuat macam-macam.
"Kau sudah memberi tahu ibumu kalau kau tidak pulang hari ini?"
"Ibuku sudah meninggal. Tapi aku sudah memberi tahu ayahku bahwa aku akan menginap di rumah teman malam ini."
Kyungsoo menundukkan wajahnya. Ibunya sudah pergi ke surga sejak Kyungsoo masih duduk di bangku sekolah dasar. Dan terkadang Kyungsoo sangat iri saat melihat anak kecil sedang berjalan bergandengan tangan dengan ibu mereka. Kyungsoo juga ingin seperti itu...
"Jangan bersedih. Kau terlihat sangat jelek jika sedang bersedih. dasar melankolis."
"A-aku tidak bersedih dan-Heyyy siapa yang melankolis, huh?"
"Tentu saja kau! masa satpam sekolah."
"Aku tidak melankolis!"
"Kau melankolis!"
"Tidak!"
"Iya!"
"Tidak!"
"Iya!"
Kyungsoo menggertakan giginya lalu menendang jok yang sedang di duduki Jongin dengan keras membuat lelaki itu tersentak ke depan.
"YA! berhentilah menggangguku!" Jongin menatap Kyungsoo dengan sengit.
"Aku tidak mengganggumu." Balas Kyungsoo dengan santainya.
"Apa menendang jok yang sedang ku duduki itu namanya tidak mengganggu?"
"Aku tidak sengaja."
"Jangan bohong! Kau pasti sengaja."
"YA! jika kubilang tidak sengaja itu artinya tidak sengaja!"
"Kau-"
Kyungsoo menatap Jongin dengan sengit begitu juga sebaliknya.
Lalu mereka memutuskan kontak mata mereka saat Chanyeol memasuki mobil dan duduk di jok yang berada di samping Jongin. Ia menatap Kyungsoo dan Jongin dengan heran,
"Kalian kenapa?"
"Tidak apa-apa."
Jawaban serempak dari Kyungsoo dan Jongin membuat Chanyeol menaikan alisnya.
.
.
.
Kyungsoo menatap arlojinya dan mendengus bosan. Pasalnya sudah sepuluh menit ia berada di dalam mobil tetapi mereka belum sampai di apartemen Jongin.
"Sebenarnya apartemenmu di planet mana sih?" Kyungsoo menatap kesal ke arah Jongin yang sedang menyetir.
"Pluto. Kau puas?" Jawab Jongin acuh sambil matanya terus terfokus pada jalanan.
"Pluto sudah bukan planet lagi, pabo!"
"Ya! siapa yang-"
"Apartemen Jongin sebenarnya dekat, hanya saja kita harus mengambil jalan memutar karna jalan yang biasa di lewati sedang ada perbaikan."
Chanyeol memotong ucapan Jongin sambil memainkan samrtphonenya. Tidak mengetahui Kyungsoo yang menatapnya dengan curiga. Setahu Kyungsoo, Chanyeol hanya dekat dengannya. Tidak dengan orang lain terutama Jongin, dan Chanyeol juga jarang sekali terlihat berinteraksi dengan Jongin cs.
"Kau tau apartemen Jongin?"
"tentu saja." Chanyeol menoleh ke belakang dan menatap Kyungsoo dengan santai, "Kami sering berangkat bersama."
"Kau..." kyungsoo memicingkan matanya menatap Chanyeol, "dekat dengan Jongin?"
"YA! bisakah kalian berhenti membicarakanku di depan diriku sendiri?! Aishh.. aku seperti tak terlihat di sini." Jongin berekspresi kesal masih dengan matanya yang terfokus pada jalanan.
"Salahmu sendiri punya kulit gelap. Jadi tidak kelihatan deh."
"Hey! Kulitku ini sexy dan eksotis tidak seperti dirimu, dasar pendek!"
"Siapa yang pendek, huh? Dasar pesek!"
"Dasar mata besar!"
"siapa yang kau sebut mata besar?" Chanyeol menoleh ke arah Jongin dengan ekspresi yang tak terbaca.
Jongin berdehem dan melirik Chanyeol sebentar. "T-tentu saja bukan kau."
Kyungsoo mendengus lagi lalu melirik arlojinya yang menunjukkan pukul sebelas malam. Dan sekarang sudah masuk waktu tidurnya. Kyungsoo bukan tipe orang yang bisa menahan kantuk, ia bisa tertidur kapan saja dan di mana saja bila matanya sudah merasakan kantuk.
Kyungsoo menguap dan menyenderkan punggungnya ke sandaran jok untuk mencari posisi yang nyaman.
Tidur sebentar sepertinya tidak masalah. Jongin atau Chanyeol pasti akan membangunkannya bila mereka sudah sampai di apartemen Jongin.
Dan perlahan Kyungsoo menutup matanya dan menuju ke alam mimpi.
.
.
.
Kyungsoo membuka matanya perlahan saat ia merasa tubuhnya terguncang dengan pelan. Ia mengerjapkan matanya pelan-pelan.
Apakah mereka sudah sampai di apartemen Jongin?
Ia dapat merasakan kehangatan di tubuhnya. Kyungsoo yang penasaran segera mendongakkan kepala dan-
-ia memasang ekspresi tidak percaya dengan mata yang membulat sempurna.
"apakah aku sedang bermimpi?"
.
.
.
.
Lanjut?
A/N
.
Ay em bek.. en hepi nu yer..
Fanficnya gaje ya? huhu~
FF Ini sebagai permintaan maaf saya karna tidak jadi meremake embrace the chord. Yeah, saya tahu ff ini gak sebagus embrace the chord tapi... terserah kalian, jika banyak yang meminta saya untuk melanjutkan ff ini maka saya akan publish chapter dua secepatnya.
Fanfic yang lain mungkin akan saya update besok.
Sekian dan-
.
.
Review?
