Tahun 2005

Saat itu, Jihoon baru berumur 5 tahun. Keluarganya diharuskan pindah dari Yogyakarta ke Bandung untuk kepentingan pekerjaan ayahnya.

"Jihoon sama Baejin mulai besok kita pindah ya ke Bandung. Hari ini kalian boleh deh main sampai sore."

Sehun duduk di depan kedua anak kembarnya. Mengelus rambut mereka satu per satu.

"Kalau pindah berarti besok aku sama Baejin gabisa main sama temen-temen lagi ya?" Jihoon menatap ayahnya sedih. Pasalnya Jihoon dari lahir sudah di Yogyakarta. Begitu juga dengan Jinyoung.

"Iya yah. Aku gamau ah pindah ke Bandung. Nanti disana kita gapunya temen." Jinyoung menambahkan.

"Baejin sama Jihoon dengerin ayah deh. Kalian berdua kan anak baik, pasti di Bandung banyak yang mau temenan sama kalian. Nanti disana ayah sama bunda bakal beli rumah yang ada taman sama tempat bermainnya. Mau kan?"

Karena Jihoon dan Jinyoung gak bisa menolak tawaran ayahnya, akhirnya mereka berdua setuju dengan keputusan pindah ke Bandung.

"Yaudah sekarang Baejin sama Jihoon mau main dulu ke rumah Eric." Jihoon menarik tangan Jinyoung dan meninggalkan ayahnya di ruang tamu sendirian.

Bandung

"Baejin sama Jihoon mau satu kamar apa pisah aja?" Jinah bertanya kepada kedua anaknya.

"Satuin aja bunda. Soalnya Baejin kalau malem takut tidur sendiri."

Jinah tersenyum mendengar alasan Jinyoung. Anak umur 5 tahun itu berkata sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iya bunda Jihoon juga mau disatuin aja. Soalnya Jihoon juga suka cerita sama Baejin. Kalau pisah nanti Jihoon ga ada temen ngobrol."

"Iya deh. Nanti kalau kalian mau tidur di kamar ayah bunda dulu ya. Ayah sama bunda usahain kamarnya selesai hari ini."

"Iya bunda." sahut keduanya.

"Sekarang kalian main gih di depan rumah. Disana udah ada ayunan dua, mainan lainnya nanti bakal ayah sama bunda pasang besok. Oke?"

"Oke bunda."

Jihoon dan Jinyoung sedang main ayunan di depan rumah.

"Baejin." panggil Jihoon ke adiknya.

"Apa?"

"Ko aku kangen Eric ya? Biasanya jam segini kita berdua sama Eric lagi main mobil-mobilan."

Jinyoung yang tadinya gak inget berasa diingetin.

"Iya aku juga kangen.Pokonya di sini kita harus punya temen banyak."

"Eh Baejin lihat deh! Disana ada anak kecil juga!"

Jihoon menunjuk ke rumah depan. Tepat di seberang rumah mereka ada dua anak kecil yang sepertinya seumuran dengan mereka berdua sedang bermain mobil-mobilan.

"Eh iya.Yuk kita ajak main?" Jinyoung turun dari ayunan kemudian berjalan menuju ke arah rumah tersebut.

"Baejin tunggu dong! Aku juga mau ikut main."

Sampai di depan rumah tersebut, Jinyoung tersenyum dan menyapa mereka.

"Hai! Aku Jinyoung, boleh ikutan main ga?"

"Aku juga mau ikut main. Hai kenalin aku Jihoon." Jihoon menjabat tangan kedua anak itu sambil tersenyum menggemaskan.

"Hai juga. Aku Guanlin. Ini abang aku namanya Yoonbin." Anak bernama Guanlin membalas jabatan Jihoon.

"Hai Jinyoung, Jihoon. Aku Yoonbin. Semoga kita temenan sampe besar yah."

Mereka berempat pun berpelukan.