RAINBOW VILLAGE

Story by – (Kenjiro Teo)

Romance, Family, Friendship

Chaptered PG -15

Wanna One, Produce 101 and Other Cast

Disclaimer : Kami hanya meminjam nama dari member W1 dan PD101 untuk keperluan ff. Semua yang terjadi hanya imajinasi author semata.

.

Tak tak tak tak

Keyboard ditekan dengan tempo cepat oleh jari jemari yang terlihat lihai dalam menggunakannya. Matanya tetap terpaku pada monitor sedangkan jarinya terus menari diatas keyboard itu. Dan di hadapannya ada seorang lelaki juga yang tengah menatapnya serius. Ia duduk menghadap pria bername tag Dr. Jonghyun. Sembari menampilkan wajah yang terlihat tidak baik.

"Hyung... Ayolah. Ini tidak mungkin terjadi padaku. Aku masih normal. Sangat normal" ucap lelaki di hadapan dokter itu

"Lantas kenapa kau menemuiku?" Dr. Jonghyun menatapnya jengah

"A-aku hanya ingin memastikan saja bahwa... Pemikiranku benar"

"Bagaimana jika kukatakan kau itu tidak normal? Apa kau akan tetap terus mengeluh padaku?"

"Tidak hyung. Bukan begitu maksudku. Hanya saja... Ini membuatku merasa berbeda dari orang lain. Kau tidak pernah merasakannya makanya kau hanya mengatakan hal semacam itu saja"

"Kau pikir aku berbeda darimu juga? Kalau bukan karena 'itu' juga, aku tidak berniat menjadi psikolog Youngmin-ah" Jonghyun menatap tajam ke arah Youngmin

"J-jadi... Kau.. Juga..." Youngmin menatap tak percaya pada Jonghyun

"Kau tidak perlu merasa frustasi akan orientasi seksualmu. Kalau kau tetap tidak berubah dalam kurun waktu satu tahun, kau harus menerimanya dengan lapang dada"

"Hyung, jelaskan padaku mengapa kau juga ikut sepertiku?"

"Apa? Aku mengikutimu? Yang benar saja"

"Hyung ayolah..." Youngmin mengeluarkan jurus aegyo nya yang membuat Jonghyun mual seketika

"Baiklah. Akan kuceritakan suatu rahasia besar. Dan hanya orang sepertimu saja yang boleh tau"

"Aku mengerti!"

"Dulu, aku memang sama sepertimu. Aku merasa sangat frustasi karena aku berpikir bahwa aku adalah orang aneh dan menjijikan. Aku keluar dari rumah dan mengasingkan diri ke tempat yang cukup terpencil. Melewati berbagai macam hutan dan pegunungan. Dan saat itu, tibalah aku di suatu tempat bernama Rainbow Village"

"Tempat macam apa itu?"

"Awalnya aku juga tidak tahu tempat apa itu. Lalu aku memasukinya dan bertemu dengan seseorang. Namanya Minki. Dia cukup cantik untuk ukuran seorang lelaki. Dan aku cukup terpesona olehnya. Lalu ia membawaku menghadap seseorang yang sepertinya dia adalah pengurus tempat itu. Wajahnya masih segar dan tidak terlihat menua. Walaupun kenyataan nya bisa kupastikan bahwa umurnya melebihi aku. Namanya Ha Sungwoon. Dia pengasuh, pengurus dan bisa dibilang dia itu ketua sukunya"

"Dia wanita?"

"Bukan, bodoh! Tidak ada wanita disana. Semuanya lelaki. Dan anak anak kecil disana juga semuanya lelaki. Bisa dibilang disana adalah desa nya Fujoshi dan Yaoi"

"Lalu apa yang kau lakukan disana?"

"Aku diterima disana oleh Sungwoon hyung dan aku tinggal dengan Minki. Aku menjalani hari hariku seperti biasa seolah tidak ada beban atau rasa malu lagi pada diriku sendiri. Aku berteman dengan beberapa tetangga. Dan mereka jauh diluar ekspektasiku. Kupikir awalnya mereka semua dingin dan tidak peduli pada apapun. Nyatanya, mereka selalu ada untukku dikala senang maupun susah. Mereka yang membantuku menjalani hari hari seperti layaknya orang normal. Mereka sangat baik ramah dan peduli kepada sesama"

"Lalu kenapa kau kembali ke Seoul?"

"Saat itu ada beberapa orang yang mencoba menerobos masuk ke Rainbow Village. Mereka adalah keluargaku. Mereka menemukanku disana. Dan menyeretku pulang. Meninggalkan semua kawan kawanku dan tentunya Minki. Dan setelahnya aku diobati dengan hypnoteraphy. Kemudian aku dijodohkan dengan Kim Doyeon..."

"Eh? Kau masih ingat dengan mereka padahal kau sudah diobati. Bagaimana bisa?"

"Aku bertemu salah satu dari mereka di Seoul. Dan orang itu menceritakan kembali tempat itu padaku. Dan sekarang aku masih sangat ingat dengan jelas tempat itu. Aku harap tidak ada yang membenciku disana. Aku merindukan semuanya"

"Termasuk Minki?"

"Yeah, sangat. Sangat rindu"

"Hyung, aku penasaran dengan tempat itu. Bisakah kau mengantarku kesana?"

"Apa? Untuk apa? Jika kau ingin bergabung dengan mereka. Selamanya kau harus tinggal disana"

"Tidak apa. Selama itu yang terbaik untukku. Aku tidak akan menyesal"

Jonghyun merenung sejenak. Kedua matanya tetap terfokus pada layar monitor sedangkan pikirannya melayang kemana-mana.

"Baiklah. Kita kesana"

Halo! Senang bertemu dengan kalian. Cuaca hari ini sangat indah bukan? Udaranya sangat bersih dan segar untuk siapapun yang menghirupnya sepagi ini. Ah ya, perkenalkan. Namaku Ha Sungwoon. Teman temanku memanggilku Sungwoon Hyung dan anak anak memanggilku Imo. Yeah, tidak ada yang salah tentangku. Hanya saja orientasi seksualku melenceng. Tapi aku tidak peduli. Karena bagiku, orang orang yang sama sepertiku bukanlah monster. Kita masih manusia dan memiliki hati yang tulus. Oleh sebab itu, aku membangun tempat ini. Namanya Rainbow Village. Tempat khusus untuk orang orang sepertiku. Kau tak akan menemukan makhluk bernama wanita disini. Karena aku tidak menerima siapapun dengan gender seperti itu untuk tinggal di lingkungan ini. Begitu juga anak anaknya. Semuanya laki laki. Tidak tidak, bukan berarti para warga berkembang biak dengan sendirinya. Itu memang tidak mungkin. Maka dari itu aku berinisiatif untuk mengadopsi banyak anak anak lelaki dari seluruh penjuru dunia. Yeah memang berlebihan, tapi memang itu kenyataannya.

Apa kalian penasaran seperti apa aku ini? Baiklah aku akan menceritakannya padamu. Tapi bukan berarti aku mengharumkan namaku sendiri ya. Aku juga tidak membanggakan diriku sendiri. Hanya saja peranku di tempat ini sangatlah penting. Setiap ada masalah atau konflik yang dialami teman atau tetangga-tetanggaku, akulah yang harus turun tangan menyelesaikannya. Setiap ada warga baru yang ingin tinggal disini, harus wajib melapor padaku. Dan bagi pasangan yang ingin memiliki anak, bisa meminta langsung padaku. Aku memang orang kaya. Aku keturunan konglomerat dan orangtuaku juga bangsawan. Tetapi saat mereka tau bahwa aku berbeda dari mereka, aku diasingkan di tempat ini. Dan sudah lebih dari 20 tahun mereka tidak terlihat lagi dimataku. Aku tidak peduli. Walaupun aku sakit saat tau kenyataan bahwa aku dibuang. Tetapi mereka tak hanya membuangku begitu saja. Memang dasarnya mereka yang punya harta banyak, meninggalkanku dihutan dengan ratusan lembar uang dan benda benda berkilauan didalam koperku. Yang kupikir awalnya hanyalah berisi baju. Dari situlah aku mencoba kembali ke perkotaan, dan memulai sebuah bisnis kecil yang akhirnya berkembang pesat. Dan aku kembali ke tempat ini. Membangun sebuah peradaban sendiri dengan tenaga dan kerja kerasku sendiri. Tentu saja aku tidak sendirian, aku dibantu Jisung Hyung. Dia adalah sahabatku sejak aku mencoba bisnis financial di Busan. Yeah, dia sama sepertiku. Hanya saja saat ini ia tidak ingin berhubungan dengan siapapun. Dia juga memiliki salah satu anggota keluarga yang sama sepertinya. Namanya Kang Daniel. Mereka yang selalu membantuku di Busan. Daniel memiliki kekasih bernama Ong Seongwoo. Dia bekerja di sebuah acara tv komedi. Namun ada crew manajemen nya yang ternyata membencinya. Maka dari itu, rumor bahwa dia gay menyebar luas di dunia entertainment. Membuat Seongwoo cukup frustasi dan depresi. Akhirnya mereka semua kubawa ke Rainbow Village dan memulai kehidupan baru disana.

Jangan salah sangka, Rainbow Village bukanlah desa yang ketinggalan jaman. Memang namanya Rainbow Village. Tapi di dalamnya sama saja seperti perumahan biasa dan semua fasilitasnya lengkap. Memang letaknya cukup jauh dari keramaian kota. Tapi setidaknya mereka cukup aman dari paparan orang orang yang membenci mereka. Gerbang utama Rainbow Village pun sangat besar. Berwarna pelangi dan password nya sangat dirahasiakan. Hanya warga dalam saja yang tahu password gerbang itu. Didalamnya terdapat perumahan, fasilitas umum dan lain-lain. Kuanggap ini sebagai bisnisku yang kedua. Semuanya menguntungkan bagiku. Bukannya aku berharap banyak orang menjadi gay sepertiku, hanya saja aku akan dengan senang hati membantu mereka kembali hidup dalam kedamaian. Bukannya dibenci, dicaci, dibully, dan dibuang layaknya sampah.

"Imoooooo... Jihoonie ngompol lagiiiii"

"Seonho mamam kolan imoooooo"

"Iwungaaaaaaa ayo main ciniiiii"

"Tidak mauuuuu Ujinn bauuuuu"

Yeah, seperti itulah suara suara bising yang selalu menemaniku setiap hari. Anak anak yang asik bermain dan aku yang sudah tidak gesit ini yang harus melerai pertengkaran mereka.

"Yak yak yak!! Jangan main jauh jauh! Seonho berhenti makan koran-koran itu! Baejin, jangan mencubiti Jihoon terus! Yak yak! Woojinie, euiwoong-ah jangan berlarian terus! Astaga-"

"Hahahah biarlah mereka bermain. Baru setelah itu kita rapihkan bersama-sama" Jisung hyung duduk disampingku

"Mereka tidak bisa diatur. Aku pusing melihat ruangan berantakan hyung"

"Biar aku yang merapikannya. Lagipula jika Minhyun pulang, dia akan dengan senang hati membantu kita disini. Tenang saja"

"Kapan dia pulang? Ini sudah hampir senja"

"Biasanya dia akan pulang sekitar-"

Tok tok tok

"Hyung, aku pulang" Minhyun menyembulkan kepalanya dipintu dengan senyuman nya yang menawan. Yeah kuakui dia cukup tampan. Dan dia adalah spesies dominant

"Ah baguslah kau datang disaat yang tepat. Bantu aku merapikan tempat ini" Jisung hyung bergerak memulai kegiatan mari merapikan rumah kapal pecah ini

"Astaga, kenapa berantakan sekali? Apa ada angin topan disini?" Minhyun memunguti beberapa mainan yang berserakan

"Kurcaci kurcaci kecil itulah angin topannya. Termasuk anakmu" jawabku acuh tak acuh

"Seonho yaaa, apa kau membuat imo berteriak lagi hm? Bagaimana dengan Baejinnie? Apa kau belajar lagi dengan Jihoon? " Minhyun nampak memeluk anak-anaknya dan mengelus kepalanya dengan lembut. Yeah, Seonho itu sudah diadopsi oleh Minhyun. Sedangkan Baejin adalah anak biologisnya dengan mantan istrinya. Tetapi karena dia harus bekerja di kota, setiap pagi Seonho dan Baejin tetap dititipkan padaku. Dan saat dia pulang, mereka akan dijemput lagi.

"Appaaaa~~~ lapalllll" Seonho memeluk leher Minhyun dengan manja

"Appaaaaa~~ baejin juga mau mamammmm"

"Tsk, anak-anakmu itu selalu kelaparan tiap menit. Aku heran perutnya terbuat dari apa. Kenapa bocah sepertinya bisa makan berkali kali dalam sehari"

"Mereka masih dalam masa pertumbuhan Sungwoon-ah" Jisung hyung memunguti sampah sampah didepanku

"Hahahahah, appa sudah beli pizza untukmu. Ayo pulang setelah appa selesai membantu imo ya" Minhyun mendudukan Seonho dan Baejin disamping anak anak lainnya

"Minhyun-ah, bagaimana pekerjaanmu?" Aku mulai berbasa basi dengannya supaya rasa jenuhku hilang

"Baik hyung. Semuanya aman terkendali. Dan tidak ada yang mencurigaiku sampai saat ini" Minhyun duduk disampingku

"Benarkah? Kau tidak terlibat masalah sedikitpun?" Aku memicingkan sebelah mataku sembari menatapnya curiga. Karena setelah aku menanyakan itu, dia terdiam cukup lama.

"Aku bertemu dengannya lagi hyung" Minhyun menatap lurus kedepan tanpa merubah raut wajahnya sedikitpun

"Siapa? Musuhmu? Temanmu? Keluargamu?"

"Bae Irene"

"Apa?! Bagaimana bisa? Kau merencanakan pertemuanmu dengannya?"

"Tidak, kami tidak sengaja bertemu saat perkumpulan tadi siang"

"Lalu? Apa kalian masih berdiam diri saja?"

"Dia... Menanyakan Baejin. Aku bukanlah pembohong profesional. Dan saat kami berpisah, dia mengatakannya"

"Apa yang dia katakan?"

"Dia akan datang kemari dan mengambil Baejin dariku"

"APA?!?!"

To Be Continued

Hi, Teo kambek dengan cerita baru lagi. Ada yang kangen sama kelanjutan cerita-cerita saya sebelumnya? Hahaha maaf ya karna saya udah terlalu lama nganggurin itu. Tapi saya usahakan cerita yang sebelumnya bisa berlanjut sampai finish. Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca yaaaa

Thank you

Kenjiro Teo