Ansatsu Kyoushitsu belongs to Yuusei Matsui
"Kamu tahu nggak?"
"Tahu apa?"
"Rumor sekolah kita, lho..."
Act 1—Pintu
[1/5]
"H-hei, Hinano-chan... Jangan main-main, ah!" Yada Touka berseru takut-takut. "Kamu serius mau ke gudang jam segini?"
"Iyalah!" seru Kurahashi, memilah-milah kunci yang diberikan Petugas Kebersihan Sekolah kepadanya. "Kamu tahu 'kan kalo Kaho Tsuchiya itu menyembunyikan buku-buku milikku di sana? Bitch sekali dia! Aku bahkan nggak tahu darimana di dapat kuncinya!" umpat si pemilik surai oranye tersebut.
Sesampainya di depan pintu gudang, Hinano mulai mencoba-coba kunci yang diberikan kepadanya, sementara Touka masih merinding ketakutan. "Hinano-chan... cepetan..." bisik Touka, kalap memandang sekeliling.
"Iya, iya... ah! Terbuka juga," Hinano berkata, tersenyum puas. Ia mulai memutar-mutar kenop pintu, tetapi pintu gudang tetap tak mau terbuka. Hinano mengerutkan kening. "Ih, kok pintunya macet, sih? Tendang aja, kali, ya?"
"Ih, jangan! Takut pamali!" seru Touka ngeri. Hinano menggeleng-geleng dan membantah, "Percayaan amat kamu. Sudahlah, tenaaang! Kalo ada apa-apa, aku yang tanggung, kok!"
Brak!
Suara pintu yang menjeblak terbuka terdengar. Hinano baru saja menendang sebelah kenop pintu hingga pintu gudang sekolah terbuka. Tanpa menghiraukan Touka, Hinano langsung berlari masuk dan mencari barang-barangnya. Dari ekor matanya, Hinano dapat merasakan ada yang menatapnya. Dia menoleh.
Lho, nggak ada apa-apa...
...
...
"N-nee, Hinano-chan. Kamu kelihatan pucat..."
"Ah, masa'?"
Touka menelan ludah dan mengangguk. Temannya yang satu itu memang kelihatan seperti sedang sakit semenjak beberapa hari lalu. Hinano juga selalu kelihatan seperti sedang membawa beban berat, padahal hanya membawa tas sekolah saja.
"Iya... kamu ke UKS, gih..." Touka menyarankan, "Apa perlu kuantar?"
"Nggak, nggak usah," Hinano menggeleng, melanjutkan tugas yang diberikan oleh guru. "Aku sehat-sehat aja, kok,"
"Tapi belakangan ini kamu gloomy banget..." Touka masih bersikeras meyakinkan. "Kuantar ke UKS ya? Ya?" tanyanya berharap, sampai Hinano menghadiahinya tatapan jengkel.
"Nggak usah, aku gapapa kok! Kamu berisik, deh!" bentak Hinano. "Sana pergi! Bikin badmood saja!"
"I... iya..." Touka bergumam dan berjalan menjauhi Hinano. Touka, sebagai sahabat, sudah mengerti betapa mengerikannya Hinano kalau sudah marah. Meski begitu, Touka merasa ada yang aneh dengan perangai Hinano kali ini.
Hinano-chan... kamu kenapa...?
...
...
Hinano menggerutu pelan. Belakangan ini moodnya berantakan, dan enggan rasanya ia pergi ke sekolah. Kenapa pula punggungnya terasa berat sekali belakangan ini? Huh, aneh!
Hinano berbelok dan berjalan menuju pantry karyawan. Diketuknya ruangan kecil itu dan dipaksakannya senyum. Ia tak ingin citranya buruk di lingkungan karyawan sekolah.
Cklek
Seseorang membuka pintu pantry, menampakkan wajah Petugas Kebersihan Sekolah. Pria itu tampak bingung mendapati Hinano di depan pintu pantry.
"Kurahashi-kun, belum pulang? Ada apa kemari?" tanya Si Petugas penuh selidik. Hinano tersenyum makin lebar.
"Belum, Bang. Oh iya, saya boleh minjem kunci gudang lagi, nggak?" tanya Hinano (agak) sopan. Si Petugas mengerutkan kening.
"Ketinggalan apa lagi? Biar saya aja yang ambil, Dek," Si Petugas menanggapi, akan tetapi Hinano menggeleng. "Saya aja, Bang. Lagian gudang gak jauh-jauh amat," balas Hinano riang. Awalnya Si Petugas agak ragu, namun akhirnya ia mengangguk dan memberikan kunci kepadanya.
"Hati-hati ya, Dek. Jangan macem-macem. Kalo udah selesai urusannya, kuncinya taruh aja di pantry ya. Saya baru mau pulang, soalnya," tutur Si Petugas. Hinano mengangguk dan memberikan salam hormat seraya berkata "Siap, Bos!" sebelum melesat pergi ke gudang.
...
...
Hinano kembali menendang pintu gudang yang macet dan mulai mencari buku tulisnya yang hilang. Alasannya kemari ialah karena Kaho lagi-lagi menyembunyikan bukunya. Mending buku catatan, bisa menyalin dari Touka. Buku latihan? No. Hinano bukan pencontek. Parahnya lagi, buku yang diambil adalah buku yang berisi PR yang harus dikumpulkan besok. Hinano tak mau terkena hukuman.
Griiit
Hinano menghentikan pencariannya dan memandang sekeliling dengan panik. Apa itu?
"S... siapa di sana?!" seru Hinano ngeri. Ia mulai ketakutam juga, apalagi Touka tidak sedang bersamanya.
Hinano mengawasi sekeliling kembali. Tak ada siap-si—
BRUK!
"KYAAA!" Hinano menjerit ketakutan saat sesuatu jatuh di dekatnya. Ia mundur beberapa langkah, dan bodohnya malah semakin masuk ke dalam gudang.
Itu adalah boneka.
Boneka dirinya, dengan leher yang hampir putus, seragam compang-camping, sebelah mata yang dipaku, lutut dengan posisi yang tidak sesuai dengan persendian, juga kepala yang dipalu.
Itu mengerikan.
Hinano semakin mundur dan mundur, hingga ia merasakan hawa dingin di belakangnya. Ia menoleh dengan gerakan patah-patah, tubuhnya merinding hebat.
"HIIIII!"
Sesosok hantu berambut keriting pendek menyeringai lebar kepadanya. Wajahnya seram, dengan mata sayu yang berkilat-kilat jahat dan seringaian lebar dengan gihi-gigi yang berdarah.
Hinano berbalik arah. Ia mundur ke arah boneka, sementara sang hantu melayang mendekatinya.
"Kamu... anak kurang ajar..."
Hinano menangis. Otaknya nge-blank. Ia ketakutan dan tak tahu apa yang harus dilakukannya. Ia putus asa dan yang ada di otaknya hanya keinginan untuk kabur.
"Mengganggu... tempat tinggalku..."
"Jangan... jangan bunuh aku... maafkan aku..."
Hantu itu menerjangnya seraya memekik, "KAU PANTAS MEMBAYARNYA!"
"TTTIIIDDDAAAKKK!"
.
.
.
.
Keesokan harinya, Kurahashi Hinano ditemukan tewas mengenaskan.
Anehnya, posisinya sama dengan boneka seram di dekatnya.
"Rumor? Rumor apa?"
"Ih, Maehara. Yang tentang itu, lho. Anak yang dibully terus dibunuh di gudang... Katanya arwahnya masih gentayangan, lho. Seram, 'kan? Kalo nggak salah namanya Hazama..."
"Kamu percaya aja sama yang begituan, Katao—"
"Hihihi..."
Keduanya berhenti berjalan dan saling berpandangan.
"Kamu... dengan suara tadi?"
[end]
[A/N]
Saya belajar bikin MC dan cerita horor. Ide-ide didapat dari kejadian temen. Btw, feels nya dapet gak? C: Ini cerita antologi(?), cuma 5 chap biar gak kepanjangan X'D Mohon ikuti terus, ya~
Mind to review?
