Summmary : Byakuya memutuskan hubungannya dengan Ichigo, dan membuat Ichigo sweatdrop gara-gara cara pemutusannya yang 'nggak banget deh' sehingga membuat Ichigo menganggap pemutusan itu sebagai lelucon. Dan pada factanya…pemutusan itu… serius atau nggak sih? Masih diragukan =,=
Desclaimer : Bleach punya Tite Kubo, tapi fict ini punya saia yang dengan seenak jidat minjem chara om Kubo. XP
Pair : Tadinya pengen bikin GrimmIchi, tapi otak saia gak bisa lepas dari Byakuya =.= Jadinya ByakuIchi, semoga nantinya ada GrimmIchi (?)
a/n : publish sebelum ujian nasional nih…mohon do'anya ya readers, moga authornya bisa ngerjain soal dengan mudah and lulus dengan nilai memuaskan. Amiiin … XD
Warning : YAOI, AU, OOC (mungkin, karena saia bukan pemilik syah mereka) Don't like? Just read XP
.
.
.
Before the dawn, at 02.43 a.m. in Ichigo's apartement (?)
"B-Byakuya…sudah cukup. Aku lelah...Nnngh…" ucap Ichigo sambil berusaha menyingkirkan Byakuya yang kini tengah menyerang lehernya.
"Sekali lagi, Ichi." Ucap Byakuya tanpa menghentikan kegiatannya di leher Ichigo.
"Hei! Se-sekali lagi apanya? Ta-tadi k-kau bilang sekallli la~gi…hh…hhh…tapi melakukannya lima kali." Protes Ichigo.
Byakuya menghentikan aktivitasnya dengan berat hati, lalu menatap Ichigo yang tengah kelelahan dengan tatapan…kesal?
"Apa sih? Kenapa kali ini kau aneh sekali Byakuya?" tanya Ichigo pada seme-nya.
"Aku ingin lagi." Ujar Byakuya datar dan kembali menyerang Ichigo, kali ini di dadanya.
"He-hei hei hei! K-kau ini! A-aku ssudah…hhh…lelah. Semalaman ini kkkau…terus melakkukannya…hhh…" dengan sekuat tenaga, Ichigo duduk sehingga tubuh Byakuya terdorong menjauh. "Hhh…haahh…kau ini! Kita kan bisa melakukannya lagi lain waktu. Ini…"
"Tidak ada lain waktu, Ichigo." Potong Byakuya.
"He? Apa maksudmu?"
"Karena setelah ini kita putus."
"…" hening, Ichigo mencoba mencerna apa yang barusan di ucapkan Byakuya. Lalu…"HAAAAHHH?" seru Ichigo setelah berhasil loading. "K-K-k-k-k-k-kkkau bercanda kan?"
"Tidak. Makanya aku ingin sekali lagi, karena ini yang terakhir." Dan tanpa peringatan, Byakuya langsung menerjang Ichigo. Kali ini ia tak mendengarkan raungan protes dari kekasih orange-nya.
~ ] ! ~
"Hhh…kau kenapa ..hhh…hhh Byakuya?" tanya Ichigo di tengah nafasnya yang masih putus-putus. Byakuya juga sama kelelahannya dan berbaring menindih tubuh Ichigo. Mendengar pertanyaan Ichigo, Byakuya menumpukan tangannya di ranjang sehingga bisa menatap wajah Ichigo.
"Kita putus." Ucap Byakuya.
"Jangan mengulang kata-kata bodoh itu lagi!"
"Aku serius Ichigo, kita putus!"
"…" terdiam sejenak. "Tapi kenapa? Apa aku berbuat salah yang tak bisa kau maafkan?" lanjut Ichigo.
Byakuya menggeleng pelan. "Ini bukan salahmu. Kita harus berpisah karena suatu hal."
"Suatu hal? Hal apa?"
"Itu…" pandangan Byakuya berubah sayu, lalu kembali merebahkan diri di atas tubuh Ichigo. "Sudahlah, cepat tidur. Kau pasti lelah."
"Hei! Kau belum jawab pertanyaanku!"
"Bukan apa-apa. Ini masalahku sendiri, aku ingin kau mendapatkan orang lain yang jauh lebih baik dariku."
"Itu tidak mungkin Byakuya, kaulah yang terbaik untukku. Jangan…"
"Sudahlah, cepat tidur dan lupakan aku. Anggap aku hanya pernah ada di dalam mimpimu!" nada suara Byakuya sedikit meningkat, membuat Ichigo tercengang. Apa Byakuya benar-benar serius dengan ucapannya? Tapi kenapa? Tanpa alasan jelas begini?
"Byakuya…" panggil Ichigo. Tak ada jawaban. "Hei! Kau sudah tidur ya? Kalau mau tidur cepat menyingkir dari badanku! Kau berat tauk!" Ichigo berusaha menyingkirkan tubuh Byakuya, tapi lalu diurungkan. Bagaimana kalo ucapan Byakuya tadi memang benar? Dan pelukan ini adalah yang terakhir? Tangan Ichigo mulai bergerak untuk mendekap tubuh Byakuya, tak ingin melepaskannya.
"Aku tidak akan tidur." Gumam Ichigo pada diri sendiri. "Bagaimana kalau begitu aku bangun nanti, kau sudah tidak ada? Dan benar-benar pergi dari hidupku?"
Tapi…jam biologis manusia memang tidak bisa berbohong. Ichigo lelah, dan otaknya menyuruh untuk beristirahat. Dan tanpa bisa dicegah, Ichigo juga terlelap.
~ ] ! ~
Ichigo tersentak kaget saat bangun dari tidur, seakan otaknya memaksa melakukan itu karena teringat Byakuya. Ichigo semakin panic saat melihat sinar matahari menerobos masuk ke kamarnya lewat celah jendela.
"Celaka! Aku kesiangan. Jangan-jangan Byakuya sudah…" Ichigo menoleh ke samping karena Byakuya sudah tak ada lagi di atas tubuhnya, ternyata di samping Ichigo juga tidak ada. "B-Byakuya, apa dia sungguhan pergi?" raungnya panic dan segera turun dari ranjang. Tapi berhenti saat kakinya menapaki sesuatu yang bukan lantai. Ia menengok ke bawah dan…
"Byakuya!" raungnya. Bahagia, sekaligus ingin tertawa. Jadi Byakuya tidak pergi, melainkan jatuh dari ranjang. Ichigo segera mengangkat tubuh Byakuya kembali ke ranjang sambil tertawa geli. "Hihihihi salah sendiri tidur di atas tubuhku. Kau kan tahu kalau tidurku tak bisa tenang, jadi kau jatuh dari tubuhku dan bahkan jatuh dari ranjang." Ucap Ichigo pada Byakuya yang tampaknya masih terlelap. "Huuuh, bisa-bisanya masih tidur padahal sudah jatuh dari ranjang." Dijitaknya kepala Byakuya dengan senyum bahagia masih terpampang di wajahnya.
"Ngh…?" perlahan Byakuya membuka mata, dan mendapati wajah senyum Ichigo. "Mandi sana," ucapnya masih lesu.
"Heeeh! Baru bangun langsung main perintah!" Ichigo pura-pura kesal.
"Cepat mandi sana, gantian denganku." Byakuya kembali membenamkan wajahnya di bantal dan terpejam.
"Huuuh! Bilang saja kau mau tidur lagi!"
"Hn…sudahlah, cepat mandi sana."
"Tidak mau mandi bersama?" goda Ichigo.
"Tidak."
"Haaah? Tumben sekali. Padahal biasanya kau merajuk meski tak kuperbolehkan!"
"Nah, itu kau tahu. Kau selalu melarangku, jadi untuk apa aku memintanya lagi."
"Tapi kali ini kan aku yang menawarkan!"
"Sudah kubilang aku tidak mau. Kita gantian saja, nanti saat aku mandi kau buatkan sarapan untukku. Aku lapar."
"Heeeeehhhhh! Dasar! Bilang saja kalau kau ingin makan tanpa masak!" dengus Ichigo kesal tapi tetap menuruti kemauan Byakuya. Toh ia juga senang kalau Byakuya mau memakan masakannya dan mengatakan enak. Dan lagi karena Ichigo tahu Byakuya tidak bisa masak, membantu di dapur pun hanya akan membuat kacau.
15 menit kemudian, Ichigo keluar dari kamar mandi dan mendengus mendapati Byakuya masih bergelung di bawah selimutnya.
"Hei pangeran tidur, cepat bangun!" Ichigo menarik paksa selimut Byakuya dan menyesal akan tindakannya itu karena ia langsung mimisan begitu melihat tubuh bugil Byakuya.
"Iya iya." Ujar Byakuya malas dan bangkit duduk. "He? Kau kenapa?" tanyanya bingung melihat Ichigo berjongkok dan membelakanginya. Yupz, saat ini Ichigo tengah memegangi hidungnya yang masih mengucurkan darah segar (?)
"Ti-tidak apa-apa! Cepat mandi sana! Aku akan masak!" Ichigo segera berlalu ke dapur tanpa menoleh.
Sepeninggal Ichigo, Byakuya mengambil ponselnya dan membuka pesan suara yang masuk.
"Heh! Bocah! Kau dimana? Sebaiknya cepat pulang atau aku akan mencincangmu! Pesta pertunanganmu itu nanti malam! Kau sudah harus siap-siap bersama calon tunanganmu saat ini juga! Kau dengar bocah? Sekarang!" omel pesan suara itu.
"Dasar bake-neko sialan." Rutuk Byakuya lalu berlalu ke kamar mandi.
~ ] ! ~
" Lama sekali mandinya. Untung makanannya belum dingin." Ujar Ichigo saat Byakuya memasuki dapur. Byakuya hanya ber-hn-ria lalu duduk di kursi meja makan, disusul Ichigo. Mereka makan dalam diam, hingga setelah beberapa lama, Byakuya membuka suara.
"Ichigo." Panggilnya.
Ichigo menatap Byakuya sebagai balasannya.
"Hari ini kita kencan ya…" lanjut Byakuya.
"Kau bilang kita putus." Goda Ichigo.
"Anggap saja kencan terakhir kita sebelum putus." Byakuya tampak serius meski matanya terlihat sedih.
Ichigo menghela nafas lelah. "Ceritakanlah Byakuya, kenapa kau jadi menyebalkan begini."
"Aku memang menyebalkan. Makanya kau cari orang lain saja."
"Jangan mencari alasan putus karena hal kecil begitu! Maksudku menyebalkan kan bukan berarti aku membencimu!"
"Kau sudah selesai makan atau belum. Kalau sudah kita pergi." Byakuya segera bangkit tanpa menghabiskan makanannya.
"Heeeh…baiklah baiklah. Ayo." Sahut Ichigo.
Mereka pun pergi kencan seperti biasa. Ke tempat-tempat favourite, ke tempat pilihan Byakuya yang selalu saja membuat Ichigo berdecak kagum, atau ke tempat-tempat pilihan Ichigo yang selalu sukses membuat Byakuya berkata 'norak' tiap ada kesempatan.
"Sekarang ke Chappy Land ya…" ujar Ichigo.
"Tempat norak apalagi itu?" ketus Byakuya.
"Huuuh! Itu kan taman hiburan biasa! Kenapa sih kau selalu mengatakan tempat pilihanku norak!"
"Karena memang norak! Lagipula mau apa kesana, seperti anak kecil saja!"
"Aku ingin membelikanmu sesuatu." Senyum Ichigo.
"Membeli? Baiklah, setelah itu berarti pulang."
"Haaah! Masa tidak naik wahana satupun?"
"Ini sudah sore Ichigo. Aku harus segera pulang atau aku akan ditelan hidup-hidup oleh siluman kucing itu."
"Wkwkwkwkwk siluman kucing? Yoruichi itu? Dia kan babysister-mu, kenapa kau takut padanya!"
"A-ku bu-kan ba-yi " deathglare Byakuya karena Ichigo mengatakan penasehat keluarganya itu sebagai babysister.
"Iya iya baiklah. Kita kesana hanya untuk membeli sesuatu itu, tapi kau harus janji mau memakannya."
"Asalkan itu makanan."
"Tentu saja! Mana mungkin aku menyuruhmu memakan rel roller coaster!"
Mobil mereka melaju dengan cepat, hingga tak butuh waktu lama mereka sampai di Chappy Land. Yeah…meskipun matahari sudah mulai terbenam sih…Tanpa banyak bicara, Ichigo menyeret Byakuya ke tempat yang ia tuju karena Byakuya sudah protes terus soal matahari yang mulai terbenam. Akhirnya Ichigo berhenti di salah satu penjual yang menjual makanan yang ia inginkan sementara Byakuya tidak peduli pada Ichigo karena sibuk membayangkan siluman kucing yang menelannya hidup-hidup.
"Ini." Ucap Ichigo pada akhirnya sambil menyodorkan sesuatu yang membuat Byakuya membeku di tempat. Suasana langsung hening diantara ByakuIchi, Byakuya menatap 'sesuatu' yang di pegang Ichigo dengan tatapan…datar, bahkan terlalu datar, sedangkan Ichigo hanya nyengir lebar. Byakuya makin beku saat melihat beberapa anak kecil melintas dengan membawa 'sesuatu' yang sama dengan yang Ichigo sodorkan padanya.
"I-chi…apa kau…tidak salah…" ucap Byakuya super datar.
"Tidak. Memangnya apa yang salah, Byakuya?" seringai Ichigo.
"Karena…dia bulat, tampak berbulu dan berwarna pink. Itu sangat salah kan?" ucap Byakuya masih datar menatap benda yang menurutnya seperti jarring laba-laba itu, yang bulat, bergulung-gulung, dan berwarna pink.
"Hmph…!" Ichigo berusaha menahan tawa akan pendapat Byakuya tentang harum manis a.k.a gulali yang ia belikan. "Kau sudah janji akan memakannya lho…" goda Ichigo.
"Apa benda berbulu itu bisa disebut makanan?"
"Aish, tentu saja ini makanan. Coba cicipi dulu dong." Ichigo mengambil sedikit gulali itu dan menyuapkannya ke mulut Byakuya. "Bagaimana? Manis kan?"
Byakuya tampak mengerutkan alis sambil merasakan benda itu di mulutnya. "Kau kan tahu aku tidak suka manis. Dan benda ini benar-benar manis dan rasanya aneh dan langsung menghilang di mulutku sebelum aku sempat menelannya. Dan lagi…"
"Oke, stop stop. Berhentilah mengomentari dengan kata-kata aneh begitu."
"Heeh ya sudahklah. Aku mau pulang, ini sudah malam. Aku akan mengantarmu dulu." Byakuya lalu menarik Ichigo menuju parkiran.
"Memangnya kau ada acara apa sih? Buru-buru sekali." Komentar Ichigo sambil memasuki mobil.
"Urusan keluarga." Jawab Byakuya singkat lalu mengemudikan mobilnya.
~ OoooOoooO ~
Pukul 07.00 p.m. barulah Byakuya sampai di mansionnya dan tentu saja langsung kena damprat oleh Yoruichi. Setelah diceramahi sekitar satu jam, barulah Byakuya bisa masuk kamar dan itupun harus langsung siap-siap.
"Yoruichi-san…" panggil Byakuya.
"Apa?" jawab Yoruichi dari luar kamar.
"Masuklah, aku ingin Tanya sesuatu."
"Kau kan sedang ganti baju!"
"Sudah selesai kok."
Yoruichi menghela nafas sebelum akhirnya memasuki kamar Byakuya. Tampak Byakuya sudah mengenakan pakaian meski belum rapi.
"Kenapa aku harus tunangan sih, Yoruichi-san? Dengan gadis yang tak ku kenal pula." Tanya Byakuya lesu.
"Aku sendiri tidak tahu, tapi itulah peraturan keluarga bangsawan." Jawab Yoruichi meski sedikit ada rasa prihatin terhadap Byakuya. "Kau…punya kekasih ya?"
"Ya…"
"Jadi kau memutuskan kekasihmu?"
"Ya…"
Yoruichi menghela nafas lagi.
"Kalau begini aku jadi tidak ingin terlahir di keluarga bangsawan. Aku harap aku terlahir di keluarga biasa-biasa saja." Tambah Byakuya.
"Sudahlah Byakuya. Kau mengocehpun tidak akan merubah apapun." Yoruichi membetulkan dasi Byakuya dan mengambilkan jaz untuknya. "Ayo." Yoruichi berjalan keluar kamar diikuti Byakuya. Mereka menuju ruang keluarga untuk bertemu dengan tunangan Byakuya beserta keluarganya, lalu keluar ke pesta untuk menemui para tamu.
Setelah cukup berbincang dengan para tamu, Byakuya dan tunangannya, Rukia, berbicara berdua saja di balkon.
"Byakun-chan, kau tidak suka tunangan denganku ya?" Tanya Rukia.
"Ya, aku tidak suka." Jawab Byakuya jujur.
"Kau sudah punya kekasih?"
'Ya…"
"Namanya?"
"Kurosaki Ichigo."
"…" hening. Byakuya heran dan melirik Rukia yang tampak tercengang. "Apa?" Tanya Byakuya.
"Laki-laki?" Tanya Rukia tak percaya.
"Ya. Pacarku laki-laki. Kenapa?"
"Benarkah?" ujar Rukia dengan senyum lebar dan mata berbinar-binar.
"Hei, kau ini…apa yang…?"
"Kyaaaaa….sungguhkah? kalau begitu kau tetaplah pacaran dengan kekasihmu. Kita jadi tunangan di hadapan orang-orang saja." Girang Rukia.
"Hah?" bingung Byakuya.
"Aku ini FUJOSHI AKUT STADIUM 5, aku penggemar yaoi. Tak kusangka kalau tunanganku adalah yaoi, aku sangat senaaaang…" Rukia jingkrak-jingkrak sendiri.
"Kau serius? Aku boleh pacaran dengan Ichigo?"
"Iya." Rukia mengangguk mantap. "Tapi dengan satu syarat."
"Apa?"
"Aku minta satu video lemon kalian dong…"
"HAHHHH?"
"Apa sih, aku Cuma minta satu kok. Dan aku juga akan merahasiakannya dari siapapun. Boleh ya…boleh kan? Boleh dong…" rayu Rukia.
Byakuya tercengang. Gak nyangka kalo dia bakal tunangan sama cewek kayak gini.
"Ng…Baiklah."
"Kyaaaa…..Asyiiikk….." Rukia berteriak saking girangnya dan tentu saja mengundang perhatian orang-orang. Byakuya yang jadi gelagapan harus menjelaskan apa pada orang-orang yang kini menatap mereka.
"Umm…kami hanya sedang…"
"Sudahlah, cepat cepat…" Rukia menggandeng tangan Byakuya dan menariknya pergi, membebaskan Byakuya dari penjelasannya. Mereka ke taman di dekat kolam. "Sekarang cepat telfon dia dan minta balikan lagi. Kau bilang kau jadi putus dengannya karena harus tunangan." Ucap Rukia.
"Yeah…" Byakuya mengambil ponselnya dan menelfon Ichigo. Tak berapa lama Ichigo mengangkat telfonnya.
"Hallo…"
"Umm…hallo Ichigo. Soal kita…bisakah kita balikan lagi?"
Ichigo tertawa.
"Hei, apanya yang lucu?"
"Apanya yang balikan? Kita memang tidak putus kan?"
"Tapi tadi pagi aku sudah memutuskanmu."
"Dan aku tidak merasa kau serius memutuskanku. Kau tidak serius kan? Ya, tentu saja. Kita tetap pacaran."
"Hn…terimakasih."
Ichigo terkikik lagi. "Baiklah, sampai besok."
"Hn…"
"Bagaimana?" Tanya Rukia setelah Byakuya menutup telfon.
"Kami sudah balikan."
"Kyaaaa asyiiiik, cepat rekam lemonan kalian ya. Aku sudah tidak sabar."
"Hn…"
~ To be Continue ~
Yupz, sumpah ga-je banget =.=" terserah readers mau comment apa dah…nge-flame juga oke kayaknya, coz gw ngrasa ni fict bener-bener ga-je *kalo gitu napa gw nekat publish yak? XD* Kemungkinan Grimmjow muncul di chapter depan. Semoga beneran jadi ada Grimmichi *do'a* lho? Saia kan authornya? Maklum, author lum mikirin ke depannya *dzig*
Mind to Revew?
