Dark Devil

Disclaimer: Masashi Kishimoto, saya cuma pinjem karakternya aja XD

Rate: T (Sesekali bisa berubah)

Pairing: SasuHina

Genre: Supranatural, Romance, Fantasy

"Kegelapan abadi akan enyah dengan adanya setitik cahaya"

--

Go Down From The Hell

Dunia ini seimbang, adil. Dimana ada atas pasti ada bawah, dunia ini tak selalu dipenuhi dengan hal baik. Jika kalian percaya akan surga, maka percayalah akan adanya neraka. Jika kalian percaya akan adanya malaikat, percayalah bahwa iblis juga ada.

Kalau di dunia ada perbedaan kasta, maka di neraka pun sama. Dipimpin oleh klan iblis terkuat dalam sejarah, Uchiha.

"Kenapa kau terlihat begitu bosan? Tidak banggakah kau terlahir sebagai Uchiha?"

"Aku bosan, Aniki. Kekuatan yang melimpah bahkan sudah tertanam di tubuhku sejak lahir, tanpa dilatihpun kekuatan ini sudah sangat besar"

"Itulah yang menyebabkan Uchiha menjadi iblis tertinggi di dunia ini, sekalinya kau latih kekuatanmu, tak akan ada yang berani bahkan untuk sekedar menatapmu"

"Tetap saja. Aku bosan"

"Sasuke, kita tak tau kapan kita dalam bahaya, jangan terlalu bersantai karena sudah mewarisi darah Uchiha"

"Tapi dunia ini sudah tentram sejak ratusan tahun lalu, lagipula iblis mana yang berani melawan Uchiha?"

Itachi, putra pertama dari Raja Iblis Fugaku, hanya menggelengkan kepala menghadapi tingkah adiknya itu

"Kalau begitu turunlah ke bumi"

Sasuke, Bungsu Uchiha itu sepertinya tertarik, karna sekarang mata merahnya menatap Itachi menantang

"Ayah, takkan pernah mengizinkanku turun ke Bumi"

"Biar aku yang bertanggung jaeab, selama kau tak menggunakan kekuatanmu untuk merusah tempat itu dan hanya melihat lihat, kuizinkan"

"Kau yakin?"

"Aku calon Raja berikutnya, Sasuke"

"Tawaran kuterima"

Sasuke mengepakkan sayap iblisnya, bersiap turun ke Bumi

"Tapi, jangan pernah tunjukan jati diri iblismu, setuju?"

Sasuke mengedikkan bahunya, tanda tak masalah dan segera melesat ke Bumi

"Kau yakin adikmu tak akan mengacau, Itachi?"

"Kita buktikan bahwa walaupun sikapnya seolah tak peduli, dia tetap pewaris Uchiha yang layak, dia takkan melanggar perintahku, Tou-san"

Rupanya, Sang Raja, Fugaku Uchiha berada disana sejak tadi namun menghilangkan aura kehadirannya. Itachi selalu jadi anak emas sebab terlahir pertama, namun Itachi sangat menyayangi Sasuke , ia tau adiknya tak suka diabaikan

"Sudah saatnya Tou-san menatapnya sebagai pewaris iblis Uchiha, sama seperti Tou-san menatapku"

"Ada hal yang tak kau mengerti, Itachi"

Setela mengucapkan kalimat itu, Fugaku segera melesat kembali ke singgasananya

"Kau takkan mengerti Itachi, pertarungan itu hampir tiba, kau belum paham tentang kekuatan adikmu yang sebenarnya, tentang segel itu" Lirih Fugaku

--

Sasuke berputar putar mengelilingi Bumi, Hingga memutuskan untuk diam di hutan. Sasuke terbuai, udaranya benar benar sejuk karna neraka selalu terasa panas, namun saat hendak terlelap, suara teriakan menganggu, sungguh ia sangat ingin damai saat ini

"Tolong! Siapapun tolong aku!" Jerit seorang gadis

"Tak ada yang akan mendengarmu, manis" Kali ini suara pria dewasa yang berbicara

"Salahmu kenapa masuk hutan ini nona, tenang saja kau cukup diam dan nikmatu" Suara lain bersuara dengan kekehan

"Tidak! Kumohon! Tolong aku!" Jeritnya frustasi

"Tenang saja setelah itu mayatmu akan kami buang di jurang utara, sehingga keluargamu tak perlu menanggung malu. HA HA HA"

"Tidak ... Hiks... Lepaskan aku"

Entahlah, tapi suara sedih gadis itu membuat Sasuke bangkit, Ia suka kekerasan, Ia suka kematian, tapi sungguh kali ini ia ingin damai, lagipula... Ia merasa tak bisa membiarkan gadis itu dalam bahaya, Entah, tapi Sasuke tak ingin mendengar tangisan gadis itu

"Lepaskan dia" Ucap Sasuke santai sambil bersandar dibatang pohon

"Siapa kau?!" Bentak lelaki besar disana

Sasuke bersiap mengamuk, tak terina dibentak, namun ia teringat syarat dari sang Kakak

"Bagaimana kalau kita hajar saja dia dulu?"

Lelaki lain mengangguk, Sasuke mengangkat sebelah otot pipinya, tersenyum sinis. Andai mereka tau, lawan mereka adalah putra dari Raja iblis tertinggi, tak mungkin mereka berani menentangnya

"Nona pejamkan matamu" perintah Sasuke

Gadis tadi tak menunggu lama, segera memejamkan matanya, dia memeluk lututnya. Hanya 2 detik. Kemudian ia merasakan sentuhan pada lengannya

"Sudah selesai, kau aman nona"

Gadis tadi mengangkat wajahnya, menatap dalam Sasuke, Sang Iblis terpana, dia belum pernah melihat bola mata sejernih itu

"A... Ari- ga-tou" Ucapnya terbata, air mata tetap keluar dari kedua matanya, ia masih ketakutan, suaranya masih bergetar. Melupakan aladan kenapa Sasuke bisa dengan mudah mengalahkan 2 penjahat itu

Sasuke tiba tiba berjongkok, dan memeluk tubuh bergetar gadis itu, tubuhnya bekerja bahkan sebelum otaknya memerintah, gadis ini... ada sesuatu yang sepertinya menarik Sasuke

"Tenanglah"

Tiba tiba, Sasuke merasa, bahwa pertemuan ini memang ditakdirkan. Ia sudah tidak percaya pada keajaiban. Sang Iblis tidak pernah merasakan kelegaan seperti ini. Seolah ia menemukan bagian dirinya yang hilang

Setelah sang gadis tenang, Sasuke melepaskan pelukannya

"Arigatou, domo arigatou gozaimasu, aku benar benar tertolong" Lirih gadis itu

Suara lembutnya benar benar menenangkan hati Sasuke, Ia tak pernah merasakan keinginan sekuat ini, Sasuke menginginkan gadis manis ini

"Siapa namamu?"

"Hi- Hinata"

"Baiklah Hinata, sebaiknya kita lekas pergi dari sini"

"Baik"

Saat hendak berdiri, Hinata tak mampu menopang tubuhnya sendiri, dan Sasuke tanpa berpikir segera menopang tubuh Hinata, Gadis ini begitu mungil, sangat pas dalam dekapannya

"Gomen, kurasa saking takutnya, aku menjadi selemah ini" Hinata sudah tak terlalu gugup pada Sasuke sekarang

"Kalau begitu, pegangan. Biar kuajak kau terbang" Ucap Sasuke serius

Diluar dugaan, Hinata justru tersenyum, membuat Sasuke menelan ludahnya susah payah

"Terima kasih sudah berusaha menenangkanku, ehm.."

"Sasuke" Ucap Sasuke cepat

"Terima kasih sudah berusaha menenangkanku, Sasuke"

"Menenangkanmu?" Tanyanya heran

"Manusia mana ada yang bisa terbang" Jawab Hinata

"Hey, aku serius!"

"Dan, aku tak kalah serius" Balas Hinata "Kalau begitu mau membantuku menjauh dari sini? Perasaanku buruk terus berada disini"

Sasuke mengangguk dan memapah Hinata menjauh dari sana. Dia memutuskan tak menggunakan kekuatan Iblisnya. Ia tak ingin melihat gadis itu ketakutan lalu pergi

Mereka berhenti di bawah pohon yang rindang, Sasuke duduk disamping Hinata

"Sasuke" Panggil Hinata pelan

Sasuke menoleh, amethys dan onyx saling mengunci

"Aku benar benar, berterimakasih padamu, kalau tadi tak ada kau, mungkin hidupku saat ini sudah berakhir, tragis" Sasuke menyernyit. Ia tak suka membayangkan kematian gadis manis ini. Emosi seketika melingkupinya

"Rasanya, kau itu keajaiban" Ucap Hinata ada tersenyum manis pada Sasuke

Hatinya menghangat, ia tau panasnya neraka, namun ia tak pernah merasakan kehangatan seperti ini

"Kau... percaya pada keajaiban?" Tanya Sasuke

"Tentu. Kau buktinya"

Lagi lagi hati iblis itu menghangat

"Tapi, aku lebih percaya pada takdir"

Hinata menoleh dengan tatapan heran

"Semua sudah diatur, sedetail mungkin. Aku tak mempercayai kebetulan, keajaiban, atau apalah sejenisnya, aku percaya itu adalah takdir. Takdir yang sudah diatur sedemikian rupa, hingga menyerupai keajaiban"

"Kalau begitu, aku akan berterimakasih pada takdir yang menjadikanmu keajaiban" Balas Hinata, membuat sasuke termenung

"Hinata" panggil Sasuke pelan dan dalam

"Ya?"

"Ikutlah bersamaku" ajak Sasuke. Ia menginginkan gadis ini, ia membutuhkan gadis ini dalam eksistensinya

Wajah Hinata merona, apalagi saat melihat jelas wajah Sasuke, lelaki itu begitu tampan. Dan ia baru menyadarinya "Kemana?"

"Menuju keabadianku"

Hinata menunduk, menghindari tatapan Sasuke. Ia kira Sasuke baru saja menyatakan cinta

"Sasuke, kita baru bertemu... tadi"

"Tapi kita punya waktu selamanya untuk saling mengenal"

Sasuke benar benar serius dengan ucapannya

"MENJAUH KAU DARI HINATA!!!" Suara teriakan itu penuh emosi

Sasuke berbalik dan melihat seorang lelaki mengayunkan balok kayu padanya, ia mengangkat tangannya menahan balok itu, dan balok itu hancur, seketika. Sasuke menatap nyalang lelaki itu, saat hendak membalas pukulan, Hinata menjerit

"TIDAK!!! HENTIKAN SASUKE!!!" Sasuke berhenti seketika

Iblis bungsu itu tak pernah diperintah, tapi begitu perintah diucap oleh Hinata lagi lagi tubuhnya bekerja sebelum otaknya memproses

"NII-SAN JUGA HENTIKAN!!" Jerit gadis itu sekali lagi, saat melihat Sasuke hendak diserang, dan lelaki itu berhenti

Hinata bangkit dan menjauhkan kedua lelaki itu, segera saja sang lelaki memeluk Hinata dan menggumamkan syukur berkali kali

"Syukurlah kau baik baik saja Hinata, Syukurlah, Nii-san sangat menghawatirkanmu"

Entah kapan berpindah, Sasuke sudah mencengkram pundak pemeluk Hinata

"Lepaskan dia" Ucap Sasuke dengan penekanan yang begitu dalam, aura disekitarnya menjadi kelam

Hinata yang pertama mengurai pelukannya

"Tunggu, ini salah paham. Sasuke ini Neji-nii, kakakku satu satunya. Dan Nii-san ini Sasuke, dia yang menyelamatkanku saat aku hampir saja berakhir" Jelas Hinata

Mata Neji membesar, apa tadi Hinata bilang? Memyelamatkannya saat dia hampir saja berakhir?

"Tanpanya aku sudah berakhir Nii-san, mungkin baru besok Nii-san menemukan mayatku di jurang utara dengan kondisi yang..."

"Hentikan. Aku tak suka kau mengulang kejadian tadi" Potong Sasuke tajam

Neji memucat, ia tau apa yang akan terjadi pada adik kesayangannya bila lelaki bernama Sasuke ini tak ada disana

"Terima kasih sudah menyelamatkannya, soal kayu tadi... Aku minta maaf" Ujar Neji tulus

"Apa kau bisa menjadi wali Hinata?" Balas Sasuke

"Tentu saja. Aku kakaknya" Jawab Neji heran

"Neji, aku meminta izin padamu" Ucap Sasuke serius

Neji mengangkat alisnya heran. Sasuke menatap Hinata dalam, Hinata terhanyut dalam kelam onyx yang begitu memikat

"Izinkan aku membawanya menuju keabadianku"

--

"Yang Mulia, Fugaku"

"Masuk Kabuto"

Kabuto Iblis yang menjadi tangan kanan sang Raja Iblis, datang membawa kabar

"Waktu yang tepat menurunkan putramu kebumi"

Fugaku menyernyit

"Ia telah menemukan kuncinya"

Mata Fugaku melebar "Secepat itu?!"

"Tapi akan sulit mendapatkan kunci ini"

"Berarti, putraku telah jatuh cinta pada gadis itu? Secepat itu?"

"Dia takkan bisa terlepas dari gadis pemegang kunci. Gadis itu takdirnya"

"Berarti, setelah membawa gadis itu kemari, kapanpun dia tiba, Dunia Iblis telah siap bertarung

"Tak mungkin membawa gadis itu kemari" Kabuto menggeleng sedih

"Kenapa? Dia takkan ditempatkan di tempat Hukuman, Dia akan tinggal di Istana Iblis Uchiha

"Masalahnya bukan itu yang mulia"

Kabuto menunjukan sebuah foto

"Dia sang pemegang kunci? Cantiknya" Fugaku mengagumi paras cantik gadis berambut indigo itu

"Namanya Hinata" Kabuto menghela nafadls berat "Hyuga Hinata"

Fugaku tersentak hebat mendengarnya.

Hyuga?

Gadis pemegang kunci itu seorang Hyuga?

"Hyuga... Para malaikat?" Ucap Fugaku tercekat

"Gadis pemegang kunci itu, takdir dari seorang Sasuke, adalah keturunan murni para malaikat dalam wujud manusia"

-To Be Continue-

Hallo~ I hope you like my fict. First multichap. Gimana? Layakkah untuk dilanjutkan? Gak akan lama lama kok updatenyaaa..

Kalo berkenan, reader semua review yaa, biar jadi penyemangat. Hihi.