Title : Cycling of Life

Author : Mafharanisa

Maincast : Jinboon / Onboon (aku nggak suka manggil Jinki di sini, lebih suka Onew, jadilah.. hehe)

Support cast : Taemin a.k.a Taeyeon, Kim Jonghyun, Choi Minho

Genre : Romance, fluff, family, friendship.

Rating : PG-15

Annyeoong ^^, aku kembali membawa FF baru.. Kali ini, ehm.. tetap, castnya Onkey, hanya dijadikan switchgender. Key dijadikan yeoja bernama Kim Gwiboon. Dan Taeyeon di sini bukan Taeyeon SNSD, melainkan Taemin yang dijadikan yeoja juga, Lee Taeyeon. Ada yang pernah nonton video SHINee school of rock atau apalah itu, yang SHINee jadi yeoja? Nah, nama Key dan Taemin diambil dari situ :D

Pokoknya kalau ada nama Gwiboon itu berarti Key dan kalau ada nama Taeyeon itu berarti Taemin. Ngerti kan? Hehehe..

Jadi, silakan baca. Happy Reading yeorobun :)

-OooO-

SHINee©SM Entertainment

This Story©Mafharanisa

-OooO-

Pagi itu masih terlalu sepi. Jalanan koridor sekolah yang panjang masih sangat lengang. Namun dapat terdengar pantulan-pantulan sebuah langkah kaki yang diiringi langkah kaki lain yang mengekornya, sepertinya.

"Annyeong Onew!" Sapa sebuah suara nyaring khas yang sangat ia kenal. Namja itu menoleh otomatis, kedua tangannya masih menggenggam tali-tali ranselnya. Oh.. jadi dia si pemilik langkah kaki yang mengejarnya.

"Annyeong, Taeyeon.. datang terlalu pagi eh?" Balasnya ringan dengan nada seolah meledek, kembali meneruskan langkah-langkah panjangnya menuju kelas. Tak menyadari bahwa yeoja yang ada di belakangnya itu kini merengut kesal.

"Ya! Kau ini, kebiasaan sekali. Aku ini sahabatmu, ingat? Jadi tak ada aturan yang membolehkan kau mengacuhkanku. Dan berhenti meledekku." Berkata sengit sambil memicingkan matanya pada namja tak tahu diri itu, yeah, hanya sementara menurutnya. Karena tetap saja, di hatinya akan tetap ada namja ini. Oke, memang harus diakui, bahwa ia sangat menyukai Onew, entah sejak kapan.. err.. molla.. Ia baru menyadari saat dadanya yang begitu bergemuruh ketika menatap senyuman berbarengan dengan mata sabitnya itu.

Tiba-tiba Onew tertawa, masih dengan berjalan lurus ke depan tentunya. Taeyeon menyejajarkan langkah dan menatap Onew tak mengerti, kemudian menghalangi langkah namja sabit itu.

"Kau, kenapa?" Menunjuk hidung bangir di hadapannya tegas. Onew terhenyak, namun seketika kembali tertawa. Tangan kirinya masih berdiam di saku blazernya, sementara tangan yang lain ia gerakkan untuk menepis tangan Taeyeon.

"Hanya sedikit merasa lucu denganmu. Haha.. Ne, ne.. baiklah, aku tak kan mengacuhkanmu. Jadi, mengapa kau datang sepagi ini? Hm?" Tanya Onew sambil mendekatkan wajah tampannya ke depan Taeyeon, membuatnya tersipu dan sedikit menunduk. Sebentar kemudian, ia mendongak kembali.

"K-karena.. aku ingin tahu kenapa kau senang datang sepagi ini.." Jawabnya jujur. Onew membelalakkan mata.

"Begitu eh? Ckck, Taeyeon Taeyeon.. rupanya sifat membuntuti dan meniruku itu masih saja kau jalani ya? Baiklah, kau benar-benar ingin tahu?"

"Tentu."

"Ikut aku, tapi setelah aku menaruh tas ranselku ini di kelas." Tegas Onew, manik mata Taeyeon serta merta berbinar.

"Jinjja? Oke. Aku akan ikut denganmu, dasar kau, kita kan satu kelas, aku juga ingin menaruh~" kata-kata yeoja itu terhenti saat mendapatkan Onew melenggang kembali meninggalkan dirinya.

"Ya! Dubu jelek! Chamkaman!" Pekiknya sambil berlari menyusul namja yang sudah terlebih dulu meninggalkannya.

-OooO-

"Nae baby.. sudah siap?" Seorang yeoja paruh baya yang masih terlihat cantik menepuk bahu yeoja di depannya, sudah lengkap dengan baju seragam dan tas ranselnya. Juga tak kalah cantik.

"Ne.. hah.. kenapa harus pindah sekolah sih umma?" Merengek manja pada yeoja yang ternyata adalah ummanya.

"Baby.. kau tau sendiri bukan, ayahmu itu selalu tak menentu dimana ia harus bekerja, dan sekarang kita pindah ke sini, Seoul. Kota kelahiranmu, dan kota masa kecilmu, kau seharusnya senang, baby.." Ujar sang umma lembut sambil mengusap lembut kepala sang putri tercinta. Tapi tetap saja tak berefek, raut wajah yeoja itu masih diliputi awan mendung meski sudah diberi penjelasan berkali-kali oleh umma-nya. Bukan, bukan karena ia tak mudah beradaptasi, tapi..

"Tapi umma, aku selalu saja kehilangan sahabat. Sejak aku kecil sampai sekarang, kita terus berpindah-pindah, apa appa tak bisa mengganti pekerjaannya?" dapat dilihat sekarang sang umma melebarkan bola matanya. Tak menyangka putri semata wayangnya ini dapat berkata semudah itu.

"Baby.. kau harus bersyukur, tak semua orang memiliki kehidupan seberkecukupan seperti kita, arasseo? Dan appa-mu sudah melakukan tugasnya dengan benar, menjadi seorang kepala keluarga yang bertugas memberi nafkah pada kita.. sayang. Jadi kuharap, kau jangan berkata seperti itu lagi, nae baby.. Sudah, sekarang kau.. lebih baik berangkat. Sudah pukul setengah tujuh. Oh ya, ini kunci mobilmu.." Menyerahkan sebuah kunci bergantungan lucu ke tangan kecil baby-nya. Yeoja itu membulatkan mata kucingnya tak percaya.

"Umma! Umma menemukan ini dimana?" Pekiknya senang sambil menunjuk gantungan kunci bergambar Minnie Mouse pada ummanya. Sudah tampak lusuh sih, namun masih tetap terlihat lucu.

"Sewaktu hendak pindahan kemari, kenapa?"

"Ah.. gomawoyo ummaa~" Memeluk ummanya sambil mendekap kunci itu di dada. Ummanya hanya mengernyit heran.

"Cheonma, ya sudah, cepat berangkat baby, nanti kau telat, ara?" Yeoja itu mengangguk dengan mata berbinar.

"Ne umma, chu~." Mengecup pipi ummanya sekilas, kemudian membungkukkan badan dan berbalik menuju pintu, diiringi sang umma yang mengantar sampai ia keluar dari area rumahnya.

"Hati-hati sayang, kau hafal jalannya bukan?" Tanya umma khawatir. Yeoja di balik kemudi mengangguk yakin, kemudian melaju di jalanan yang masih tergolong lengang itu dengan mobil audi pink-nya.

-OooO-

Di atas gedung tinggi yang lapang itu, dua manusia tengah duduk berselonjor menatap keindahan kota Seoul dengan binar mata kagum, dan hati yang terus menerus memuji tiap inchi apa yang mereka lihat.

"Kau melihat ini setiap hari eh?" Tanya sang yeoja pada namja berambut hitam berhighlight coklat di sampingnya. Matanya masih terus memandang lurus ke depan, seolah tak ingin melewatkan waktu-waktu pagi sebelum matahari benar-benar menyengat.

"Ne, bagus bukan?"

"Sure, sangat indah. Hei, kenapa kau tidak memberitahuku kalau ada tempat sebagus ini di atap gedung sekolah kita? Sudah dua tahun kau tahu? Kita bersekolah di sini. Aiish.. aku benar-benar udik baru mengetahuinya sekarang. Ck.." Merutuki kebodohannya sendiri. Haiih, mau apa punya sahabat? Tapi tak bisa berbagi cerita? Ckck..

"Haha.. mianhae, kau tau aku, Taeyeon.. kau tau, apa maksudku?" Sekarang namja bermata sabit itu menatap Taeyeon sambil tersenyum.

"Nee, kau suka keheningan. Dan saat kau sedang ingin menyendiri, tak boleh ada yang mengganggumu. Titik. Hah, bahkan kau selalu mengatakan itu padaku, dubu jelek. Aku jadi merasa bukan sahabatmu lagi, kau selalu saja menyembunyikan keadaanmu dariku. Huft, hei dubu, apa kau pikir aku teman yang menyebalkan?" Berceroros panjang lebar dan ingin meminta kepastian. Taeyeon memandang Onew dengan sorot mata menyelidik. Onew hanya tersenyum dan balik memandangnya.

"Hei, siapa yang pernah bicara begitu? Kau tetap sahabatku. Tapi, ada hal-hal dimana aku merasa lebih nyaman untuk memendamnya sendiri. Bisa kah mengerti?" Senyuman lembut darinya membuat yeoja itu tak bisa berkutik, selalu bisa mengunci seluruh kata-katanya. Sebentar lagi pasti wajahnya memerah, aish, ia harus cepat-cepat menyembunyikan ini!

"Haah, baiklaah.. kau memang sulit ditaklukan, mr. Dubu.. Ah! Sudah pukul tujuh kurang sepuluh, kita harus kembali ke kelas! Kajja!" Taeyeon bangkit, kemudian meraih lengan besar Onew dan menariknya tergesa. Bagaimana tidak? Haish, butuh 10 menit dari atap gedung ini sampai ke lantai dua, dimana kelasnya dan kelas Onew berada. Ini di tingkat tujuh! Lima lantai..

"Onew, kurasa ini baik untuk dietmu." Ejek Taeyeon di sela langkah-langkah cepatnya. Onew mendelik kesal.

"Mwo?"

"Ne, karena kau itu gendut. Lihatlah pipi tembammu itu, tak berpikirkah untuk diet, Mr. Dubu? Haha.." Tawa Taeyeon nyaring. Sudah lantai 3, tinggal satu lantai lagi.

"Nappeun! Berhenti mengejekku seperti itu." Jitak Onew kasar pada puncak kepala Taeyeon. Yeoja itu mengusap kepalanya yang sedikit sakit dan menatap Onew sarkatis.

"Omo! Sakit kau tahu! Kubalas!" Balik menjitak Onew yang sekarang berganti meringis.

"Haaah! Kau ini!" Dan sekarang sudah sampai di lantai dua, namun aksi saling menjitak masih terus berjalan, hingga..

BRUK!

Seorang yeoja dengan rambut bergelombang sepundak terjatuh ke lantai. Tertabrak oleh dua manusia yang sibuk berperang jitak. Menyadari kesalahan mereka, Taeyeon mengulurkan tangan hendak membantu si yeoja.

"A-ah, mianhae, kami tak sengaja.." Ujarnya dengan nada khawatir, sementara yeoja tadi malah menatapnya tajam.

"Ya! Hati-hati kalau jalan. Use your eyes, pabo!" Umpat yeoja itu kasar. Menepuk-nepuk lengan dan seluruh permukaan blazernya, kemudian bangkit, menatap Onew dan Taeyeon bergantian. Hm.. tatapan membunuh melayang dari dua manik mata kucingnya.

"T-tapi kami tak sengaja, tolong maafkan kami." Taaeyeon membungkuk, sementara Onew masih berdiri tenang dan menatap yeoja baru itu aneh. Ya, yeoja baru, selama ini ia belum pernah melihatnya.

"Tidak, sampai temanmu ini juga membungkuk padaku." Telunjuknya teracung pada Onew yang terhenyak.

"Ya! Tadi kami sudah bilang kami tak sengaja, jadi maaf. Kau tak dengar eh?" Balas Onew tak kalah sengit. Taeyeon menatap Onew khawatir. Ia tahu, jika sudah begini, emosi sahabatnya itu bisa tersulut dengan mudah.

"Mwo? Kau bilang apa? Maksudmu aku tuli begitu?" Berteriak kencang, hingga hampir semua murid yang berada di koridor terpaku dalam diam. Tertarik untuk menyaksikan perdebatan sengit itu.

"Aku tak bilang begitu, kau sendiri yang mengakuinya. Taeyeon, ayo pergi." Balas Onew santai, dan hendak menarik Taeyeon untuk segera pergi dari hadapan yeoja aneh ini. Taeyeon hanya mengangguk mengikuti, pelan-pelan dalam hatinya tumbuh rasa kesal.

"Ya! Kau tunggu pembalasanku nanti, namja pabo!" Umpat yeoja itu lagi, merasa sangat diremehkan saat ini. Onew terus berjalan lurus menuju kelas sambil menggandeng Taeyeon, tak mempedulikan teriakan bertubi-tubi di belakangnya lagi. Semua mata memandang kejadian seru itu takjub. Pertandingan si cool Onew dan seorang yeoja cantik tak dikenal.

"Yeoja nenek sihir.." Bisik Onew pada Taeyeon. Taeyeon hanya tertawa dan mengiyakan.

-OooO-

"Hei Onew, apa kau pernah melihat yeoja tadi sebelumnya?" Lirik Taeyeon pada Onew yang baru saja menduduki bangku kelasnya. Mereka memang duduk sebangku. Onew menggedikkan bahunya.

"Ani.. entahlah, mungkin dia murid baru di sini.."

"Jangan sampai masuk ke kelas kita.. huft." Ujar Taeyeon lesu, karena jika iya, entahlah.. mungkin akan terjadi keributan di sini setiap harinya. Onew mengangguk-angguk kecil setuju. Tiba-tiba semua anak berlarian masuk dan duduk rapi ke dalam kelas. Tampaknya jam pertama akan segera dimulai. Benar saja, begitu semua rapi duduk di kursi masing-masing, Mr. Cho datang dan memberi salam di depan kelas.

"Annyeong haseyo semua.. bagaimana kabar pagi ini?" Semua serentak menjawab 'annyeong haseyo, kami baik songsaenim'. Termasuk Onew dan Taeyeon. Kemudian Mr. Cho tersenyum dan duduk di bangkunya.

"Oh ya, aku hampir lupa, hari ini.. kalian kedatangan seorang murid baru.. dia pindahan dari London." Mr. Cho kembali berdiri dan berjalan tepat ke depan kelas. Seluruh murid yang mendengarnya menggumamkan kata 'wow' sekarang. Benar-benar murid istimewa. Dari London! London! Siapa tak kagum?

"Nona Kim, silakan masuk." Dari luar, mulai terdengar langkah pelan sang murid baru. Semua terpaku ke arah pintu.

"Bagaimana menurutmu?" Bisik Taeyeon pada Onew. Onew menoleh dan mengerutkan alisnya heran pada Taeyeon.

"Maksudmu?"

"Yeah, tadi Mr. Cho bilang dia pindahan dari London, tapi kenapa dia punya marga Kim? Bukankah itu nama marga Korea?" Jelas Taeyeon, Onew membulatkan mulutnya hingga membentuk huruf 'O'.

"Mungkin dia blasteran? Atau dia asli Korea namun pernah tinggal di London. Itu bisa saja kan?" Terang Onew. Taeyeon kini jadi mengerti, yah.. itu memang mungkin saja. Ia kembali memperhatikan ke arah pintu yang terbuka.

Tep. Jreng.. Semua mata tertuju pada satu titik, seorang yeoja yang sangat cantik berambut hitam bergelombang sepundak berdiri tepat di depan kelas. Menebarkan senyum ke seluruh penjuru kelas, membuat setiap orang bedecak kagum, terkecuali dua orang yang duduk di bangku kedua dari depan. Yep, Onew dan Taeyeon. Keduanya sama-sama membulatkan mata dan terbengong-bengong tak percaya.

"Omo.. dia.." Desis Taeyeon pelan. Onew hanya menelan ludah. Haiiish, mengapa benar-benar masuk ke kelas ini eh? Seperti tak ada kelas lain saja.

"Baiklah, nona Kim. Silakan memperkenalkan diri." Begitu instruksi dari Mr. Cho. Yeoja itu mengangguk dan tersenyum manis.

"Annyeong haseoyo, choneun Kim Gwiboon imnida. Aku pindahan dari London High School. Manaso bangapseumnida, mohon bantuannya.." Ujarnya sopan. Onew memandangnya dengan tatapan tak percaya.

"Cih.. nenek sihir penipu.." Desis Onew pelan, namun sinis. Taeyeon menatapnya sebentar, kemudian kembali memperhatikan murid baru itu seksama. Rupanya ia bernama Kim Gwiboon. Hmm.. nama yang cantik. Secantik orangnya.. Andai saja ia memiliki sifat yang serupa cantik, tentu akan sempurna.

"Ada yang ingin bertanya?" Tawar Mr. Cho yang mengedarkan pandangan. Seorang siswa mengacungkan tangan dan dipersilakan untuk bertanya.

"Kau pindahan dari London? Mengapa bisa bahasa Korea?" Gwiboon tersenyum menanggapi, kemudian menjawab.

"Karena aku asli kelahiran Korea, hanya pindah sementara waktu ke London.." Kemudian siswa yang tadi bertanya mengangguk puas. Mr. Cho tersenyum. Onew bersungut dalam hati, dugaannya benar.

"Baiklah, kukira sudah tak ada lagi yang ingin bertanya, Kim Gwiboon, mau kau pilih sendiri tempat duduk atau kupilihkan?"

"Pilihkan saja songsaenim.."

"Oke, setuju. Kupilih kau duduk bersama... nah, Lee Jinki! Di sana.." Menunjuk pada bangku yang tengah diduduki oleh Taeyeon. Otomatis Taeyeon maupun Onew tak bisa menahan diri.

"Songsaenim! Kan sudah ada Taeyeon di sini, mengapa harus diganti?" Protes Onew tak terima, sementara Gwiboon memandangnya heran. Aneh, mengapa tidak mau posisi duduknya diganti? Bukankah.. Eh, tapi.. tapi sebentar! Rasanya.. orang itu..

"Taaeyeon, kau pindah sementara dekat Kim Heechul ya. Jinki, lebih baik Gwiboon duduk bersama mu. Kau ketua kelas, dan kau harus membimbingnya dan membantunya untuk mengenal sekolah ini." Ujar Mr. Cho tenang, Onew masih tak bisa terima.

"T-tapi songsaenim.." kata-katanya terhenti saat Taeyeon mencekal lengan besarnya.

"Baik songsaenim. Hei dubu, sudah ikuti saja. Ingat, kau harus bertanggung jawab sebagai ketua kelas, ara?" Membujuk Onew meski dalam hati ia merasa sedikit perih. Sudah 2 tahun ia selalu duduk sebangku dengan Onew, sahabatnya, orang yang disukainya, bahkan mungkin.. lebih dari itu. Onew mengangguk pasrah, lunglai, ia kembali duduk di bangkunya.

"Nah, bagus. Gwiboon, silakan duduk di sampingnya ya. Dia anak yang baik dan bertanggung jawab." Gwiboon mengangguk patuh dan mulai berjalan menuju tempat di samping Onew. Ia masih mengingat-ingat. Rasanya ia pernah bertemu dengan namja ini.

Trep.

"Permisi, tapi aku mau duduk di sini." Pinta Gwiboon, masih sopan, saat Onew meletakkan sebelah tangannya di atas kursi yangg akan ia duduki. Onew menatapnya sinis. Dari cara yeoja ini meminta, ia yakin, Gwiboon pasti lupa akan insiden tadi pagi.

"Cih.. kau tak ingat aku eh?" Perlahan Gwiboon memutar memori otaknya. Aha! Benar, dia namja yang menabraknya sebelum ia masuk ke kelas ini. Aiiih! Pantas tadi ia sempat tak mau Taeyeon pindah tempat duduk, rupanya..

"Mwo? Kau?" Desis Gwiboon. Onew tersenyum meremehkan.

"Selain kurang pendengaran ternyata ingatanmu lemah juga.." Ejek Onew, tentu saja dengan suara serendah mungkin, karena sekarang Mr. Cho masih ada dalam kelasnya. Gwiboon sudah ingin menoyor jidat Onew jika saja Mr. Cho tak bersuara.

"Ya! Jinki! Mengapa Gwiboon masih saja berdiri? Persilakan ia duduk!" Intruksi Mr. Cho dari depan kelas, membuat Onew hanya melengos pasrah, kemudian menarik tangannya dan menatap lurus ke depan.

"Baiklah, silakan duduk nenek sihir, tapi ingat, jangan berbuat macam-macam padaku." Sindir Onew ketika Gwiboon menghempaskan tubuhnya di atas kursi. Yeoja itu memicingkan mata kucingnya tajam.

"Cih, siapa yang mau berbuat macam-macam? Kau pikir aku senang duduk di sini eh?" Balas mendesis dan mulai mengeluarkan buku-buku pelajarannya. Onew balas melirik.

"Tentu, siapa yang tak senang duduk bersama namja tampan sepertiku? Ada pun aku yang tak sudi untuk duduk bersama nenek sihir sepertimu." Mencatat pelajaran di depan sambil terus mengoceh pelan.

"Oh ya? Namja gendut maksudmu? Haha.. Dan ingat, aku cantik, kau tahu? Apa kau tak lihat bagaimana seisi kelas begitu terpesona melihat kedatanganku tadi?" Dan acara berubah menjadi saling menyombongkan diri.

"Kurang ajar, nenek sihir! Mereka hanya terkagum-kagum karena kau berasal dari London ara? Jadi jangan terlalu percaya diri."

"Mwo? Namja gendut kurang a~"

Bletak!

"Aduh.." Onew mengelus kepalanya pelan, dan kembali memperhatikan pelajaran di depan.

"Kalian berisik sekali.." Cibir Mr. Cho. Setelah beliau berbalik, Gwiboon menjulurkan lidahnya pada Onew.

"Rasakan, hahaha.." Kini volume suaranya benar-benar diperkecil. Onew menatapnya kesal.

"Nenek sihir sialan, awas kau!" Cerca Onew yang tak kalah pelan.

Dan pelajaran dilanjutkan dengan keadaan yang kurang tenteram, khususnya pada bangku Onew dan Gwiboon. Mereka tak sadar, sepasang mata memperhatikan dari belakang.

"Onew-ah.. Mengapa aku merasa kesal? Padahal aku tau, di sana kau tengah saling mencela dengan yeoja pindahan itu.." gumamnya pelan.

Ya, Taeyeon yang semakin menunduk lesu. Hatinya terasa perih melihat itu semua. Mungkinkah ia cemburu?

"Ya! Taeyeon-a, sebaiknya cepat salin tulisan di depan, atau kau akan kena lempar seperti Onew tadi.." Saran Heechul yang melihat buku tulis Taeyeon masih putih bersih tanpa coretan. Cepat-cepat Taeyeon tersadar dari lamunannya dan mulai melakukan sesuai apa yang diperintah oleh kawan sebangku barunya ini.

TBC


Hyaaaa mwoya ige? Ige mwoya? Saya senang sekali menggaje, bagaimana bagaimana? Eottoke? Eottoke? *berisik lo*

Dari dulu ingin bikin FF baru, haiish, nyatanya baru sekarang aku sempet. Mian atas kekurangan-kekuranganku dalam membuat FF yaa :) Tapi ini.. ini semua ngerti kan? Maksudnya Gwiboon dan Taeyeon di sini. Aduuh, maaf-maaf kalau ada yang SONE di sini, nama Taeyeon kebawa-bawa. ^^v

Maka dari itu, dibutuhkan dengan amat sangat saran, kritikan, ataupun review biasa, kecuali kalo ngebash tanpa alasan dan saran, itu dilarang oke ;)

Selamat me-review :D