Title: The Awkward Romance

** semua karakter punya Paman Rick Riordan. Aku hanya meminjamnya.**

Warning:

typo merajalela,cerita nggak jelas

semoga menikmati

*Kalau ada yang kurang pas di hati readers, tolong di comment/ review*


Nico POV

Terompet perkemahan berbunyi

Aku pun membuka mataku tanpa mimpi yang aneh-aneh. Ya, kau tahulah seperti berada di dalam tartanus sendirian lagi. Aku menolehkan kepalaku ke arah kiri, yangku temukan hanyalah kayu. Oh ya tempat tidurku kan peti. Akupun duduk di tempat tidur-petiku, dan tiba-tiba pintu terbuka dengan kencang, tanpa ketukan. Tau siapa yang berani melakukannya? Yup Will Solace anak dari kabin Apollo . anak yang sangat membuatku sebal setengah mati, tapi di samping rasa sebalku aku juga sangat menyayangi dia.

"Nico.." ujarnya sambil berdiri dibibir pintu. Aku tak bisa melihat wajahnya, tertutup sinar matahari yang masuk dengan kasar ke ruanganku yang gelap. "ck..ck..ck.., Nico kau tahu sinar matahari bagus untuk kesehatanmu? Kau seharusnya tidak memblokir semua jendela dengan tirai-tirai ini."katanya sambil berjalan menuju jendela yang tertutup tirai. Dia menyibakan tirainya dan sinar matahari masuk dengan kasar memunuhi semua ruangan.

Aku menutup mataku dengan punggung tanganku. "silau. Aku tak bisa melihat." Gumamku. Tiba-tiba ada yang menarik tanganku akupun terjungkal ke depan. Dan jujur aku berharap bahwa Will akan menangkapku. Tapi siapa sangka, harapanku lebih dari sekedar terujud. Kau tau lebih dari sekedar terujud, yah kau taulah maksudku. MELEBIHI HARAPAN. Aku terjatuh menimpa Will, dan kau tahu dia tak sengaja mengecup keningku.

Demi dewa-dewi, demi dewa-dewi. Dia mengecup keningku, aku yakin mukaku merah, semerah tomat. Aku pun melesat ke lemari bajuku, aku mengambil bajuku dan melesat pergi ke kamar mandi. Dan meninggalkan Will sendirian di kabin Hades. Sesampaiku dikamar mandi semua bilik penuh dengan orang. Alhasil aku harus mengantre, Kau tau ada kabar baik, setelah aku dan Reyna sang preator roma itu menggembalikan Athena Parthenos atau apalah itu semua orang di perkemahan tidak memandangku sebagai buangan. Tapi ,mereka memandangku sebagai pahlawan. Yup itu adalah kabar baik bagiku. Aku tidak diasingkan aku memiliki teman, yah walaupun anak-anak menganggapku pahlawan kurang lebih.

"sial.., kenapa tidak ada kamar mandi kosong?"rutukku bersamaan sewaktu Jason masuk. Setelah Jason masuk, Percy masuk lalu disusul oleh Will. Oh astaga, oh astaga apa yang harusku lakukan? aku pun secara refleks membuang mukaku ke arah berlawanan dengan arah datangnya will. Yup, Will melihatku membuang muka. Aku dapat merasakan tatapannya yang membuat hatiku berdebar-debar layaknya seorang perempuan sedang jatuh cinta. (oke.. terdengar alay, tapi serius). Oh, tidak dia melangkah ke arahku, Will melangkah ke arahku.

"Mengapa kau meninggalkanku di kabinmu?"ujar Will berbisik sambil berdiri di sampingku.

"..."

"kenapa tidak menjawab?"bisik will lagi. "kau marah?"

Sial dia hampir benar menebaknya.

"Ma..marah kenapa?"jawabku tergagap. Tentu saja sambil berbisik.

"Marah soal kejadian tadi yang dikabinmu."jawabnya berbisik. "Ka..kalau begitu aku minta maaf."ujar will dengan suara tergagap.

Aku cukup kaget dengan ucapan maaf Will, dia tergagap. Lalu aku melirik melihat mukanya. Demi dewa-dewi mukanya merah. "Iya, tak masalah." Jawabku. Lalu kami berdua berdiam canggung. Tak disadari antreanku habis. Aku masuk ke dalam bilik dan mulai mandi.

Will POV

Dia masuk ke bilik kamar mandi. Iya, dia Nico Di Angelo Laki-laki yang membuatku tertarik untuk meninggalkan kabinku yang damai, dan masuk ke kabin tiga Dewa Besar yang seram dan membuatku merinding. Aku tertarik dengan Nico sejak ia muncul membawa Patung Athena Parthenos. Ia menyelamatkan nyawa 2 perkemahan. Dan entah mengapa aku memandangnya dengan cara berbeda sekarang. Bukan lagi anak ingusan yang memainkan Kartu Mythomagic, ia sekarang adalah laki-laki yang menyelamatkan 2 perkemahan.

Entahlah aku mungkin aku menyukainya? Pertanyaan itu sering tergiang di kepalaku belakang hari ini.

Dan hari ini aku mendapatkan jawabnya.

Iya aku munyukainya

Mau tau kapan? Saat aku tak sengaja mencium kening dia. Saat di kabin Hades.

Aku harus menanyakanya. Aku sudah mendapat arti dari perasanku belakangan ini. Bagaimana dengan dia?

aku akan mengajaknya ke suatu tempat, semoga belum terlambat.


Tobe continue..

Thanks buat para readers karena sudah baca cerita pendek yang tak jelas pula

Untuk itu mohon komentarnya untuk cerita ke depannya terima kasih.