ERSTWHILE
Lluvia Pluviophile
Ansatsu Kyoushitsu © Yuusei Matsui
Warning:
Segala macam kekurangan ada disini, karena kesempurnaan itu hanya milik Tuhan
..
KaruMana all the way~
.
I've warned you, 'kay?
Enjoy the story
\(^o^)/
Dan oleh karena itu kita berpisah
.
.
.
Kau tidak bisa menebak akhir setiap mimpi, karena pada hakikatnya yang hanya bisa kita lakukan adalah mengalir bersamanya dan menikmati setiap peran yang kita dapatkan. Aku pun tidak pernah berfikir kau akhirnya hadir di satu ruang mimpiku. Padahal kita tidak pernah berjumpa lagi setelah hari itu. Hari dimana kita mulai menjauh dan saling melupakan entitas masing-masing.
Mungkin kau mulai melupakanku … tapi aku, dengan mudahnya teringat kembali berkat mimpi itu.
Kau yang tiba-tiba memegang tanganku dalam genggamanmu yang hangat. Membawaku mendekat ke pelukanmu yang selalu terasa menyenangkan. Kau sandarkan dagu panjangmu di pucuk kepalaku sedang aku hanya terdiam dalam perasaan yang tak pasti.
Sejenak terbius dalam mimpi yang semu ini. kedatanganmu yang tiba-tiba selaras dengan kepergianmu yang tidak terduga. Buga-bungan dandelion terbang diantara kami, membisikkan lagu perpisahan. Bebauan hujan masih hinggap diatas tanah, sedang bau matahari terselip pada helai rambutnya yang merah.
"Karma, kupikir aku bahagia."
Kau mengangguk dan tiba-tiba saja mengeratkan pelukanmu usai aku ucapkan kata itu. Biar kurasakan debar jantungmu yang benar-benar terasa seperti nyata, begitu berisik dan terdengar menyakitkan.
"Karma, kupikir aku sangat beruntung hidup didunia ini …" sekali lagi kau hanya mengangguk.
"… dilahirkan oleh ibu, dibesarkan oleh ayah, bertemu denganmu … lalu ditinggalkan oleh mereka." Kali ini kau diam.
"kupikir kaulah yang semu di sini." Perlahan aku melepaskan pelukannya meskipun ia terlihat enggan, ku sorot sinar matanya yang cerah, yang berkilau, yang berambisi, tapi menyimpan lelah.
"tapi ternyata akulah yang tiada." Aku membiarkan diriku bermonolog sendiri.
"kupikir aku sudah siap."
Aku tidak bisa untuk tersenyum saja, pun juga tak bisa hanya menangis. Aku melakukan keduanya, dalam satu waktu yang harusnya berhenti dan usai untukku.
"selamat tinggal," air matamu adalah hal terakhir yang akan selalu kuingat, sebelum kau menghilang dari pandanganku, sebelum aku menghilang dari dunia.
"sampai jumpa" katamu dengan suara ruang terbias hampa udara. Tapi aku lebih dari sekedar tahu artikulasi itu. Dan ketika itu juga aku hanya mampu terdiam menatap matanya.
Dia hanyalah mantan suamiku yang dengan bodohnya masih kucintai sampai aku mati. Mantan suamiku yang dulu pernah begitu mencintaiku, hingga akhirnya dia berubah. Menjadi lebih cantik. Menjadi lain.
.
Menjadi seorang pendosa. Dan aku tak mampu mencegahnya.
.
Di menyalahi kodratnya. Dan kini telah menjadi isteri seorang lelaki.
.
Dan oleh karena itu kami berpisah.
.
.
.
Dia … hanyalah mantan suamiku … yang kini menyesali kepergianku …
-OWARI-
Holaa, daku sedang dalam pelarian dari dunia bernama kenyataan :v dengan membawa sedikit cemilan :v semoga berkenan :v
Oh iya, mengenai judulnya .. entah kenapa pas pertamakali nemu kata ini, tiba-tiba saja cerita ini menari-nari dalam benakku :v
KARMANAMI BANZAI
