Kibum menatap pria tampan yang beberapa langkah di hadapannya dari bawah ke atas. Lalu sekali lagi, dari atas ke bawah—menilai karakteristik pria yang dengan berani melamar padanya untuk menjadi butler pribadinya.

Pria berwajah manis—yang merupakan dalang di balik kesuksesan mengerikan Ki & Bum Corporation hingga berhasil membuka cabang di hampir seluruh Negara di bidang teknologi infomasi—menatap tajam penuh selidik. Tatapan Kibum itu tidak membuat gugup atau gentar pria maskulin yang lebih tingginya, yang justru semakin memperlihatkan senyuman joker maut mematikan para wanita di luar sana.

Mengetuk meja dengan jari telunjuk, lalu menggambar abstrak di permukaannya, Kibum berdeham kecil sambil menatap kembali CV yang ada di tangan kirinya.

"jadi, kau melamar kerja menjadi butlerku..? darimana kalau aku memang membutuhkan seorang butler, Choi Siwon-ssi..?"

Mengerjap sekali, lalu Siwon yang berdiri membungkukkan sedikit tubuh kekarnya. Sebuah tingkah umum pelayan untuk majikannya—meskipun Siwon masih seorang calon, namun bukan berarti ia tidak ingin mendapatkan nilai tambahan dari pandangan Kibum. Siapa tahu dia akan diterima karena tingkah mendasar ini.

"ya, Tuan. Saya mendengar informasi pencarian ini dari iklan yang tertera di koran hari kamis lalu." Kibum mengangguk kecil. Lalu meniup poni hitam yang menjuntai indah menutupi dahinya. "kau benar, aku memang menyuruh Baekhyun untuk membuat iklan tentang pencarian butler. Walaupun tidak terlalu berharap banyak kalau iklan itu akan di respon, mengingat mana ada yang mau menjadi pelayan; atau paling tidak baca kolom iklan di sana..?"

"ya, Tuan. Tapi ternyata, ada saya yang merespon iklan Anda."

"tentu. Aku hargai itu. Lalu, apa motivasimu untuk menjadi butlerku, hm..?" Kibum tersenyum tipis. Dan Siwon menyeringai kecil. "tidak ada, Tuan."

Terheran – heran. Lantas Kibum mengerjap lucu tanpa sadar. "tidak ada..?" Siwon mengangguk sekali dengan raut wajah yakin. "lalu, apa yang harus aku nilai darimu selain keberanian tanpa motivasi, hei..? aku ingin tahu alasan kau ingin melamar kerja dan itu akan kujadikan acuan dasar dalam kontrak kita."

"saya bilang tidak ada ya, berarti tidak ada." Siwon menjawab lugas. "tapi bukan berarti saya akan bekerja tanpa profesionalitas."

"profesionalitas, ya..?" tersenyum remeh. "kau hanya lulusan salah satu universitas terbaik di dunia, lulusan sarjana ekonomi dan baru tiga bulan yang lalu kau di wisuda. Sedangkan menjadi butler tidak hanya bernilai sempurna di satu bidang saja tai juga di segala bidang lain yang dibutuhkan, Siwon-ssi." Kibum bersidekap angkuh.

"Tuan benar, tapi saya menjamin kalau Tuan akan merasa puas dengan pelayanan saya."

Udara kotor keluar kasar dari mulut cherry Kibum. Kedua kelereng hitam legam sama seperti rambutnya itu bergulir searah jarum jam. Siwon diam dengan santai meskipun posisinya masih dalam sikap sempurna. Kibum mencuri pandang, namun segera dialihkan ke langit – langit begitu kelereng Siwon menatap lurus padanya.

Berdecak setelah hening beberapa menit dan akhirnya Kibum tersenyum tipis.

"menjadi butlerku bukan berarti dia hanya bekerja di dalam rumah saja. Tapi dia juga harus mengikuti kemana pun aku pergi, Siwon." Kibum tak lagi menggunakan embel – embel 'ssi', karena ia merasa bahwa nantinya hubungan mereka bukan lagi sebagai orang asing.

"itu salah satu syarat menjadi butlerku." Menghempaskan map berisi CV lamaran kerja Siwon di meja dan beranjak dari duduknya. Respon pria tampan bak dewa Yunani itu mengangguk sekali. "saya mengerti."

"lalu, dia harus siap sedia ketika aku butuh, dan menuruti perintahku di saat apapun, juga dia harus setia padaku sesuai kontrak yang berlaku."

"baik, saya mengerti."

Alas pantofel coklat tua Kibum bercumbu dengan permukaan permadani khas Turki di ruang tamu rumah mewah miliknya. Pelan, Kibum melangkah dengan pasti tanpa mengalihkan pandangan dari Siwon.

"dan yang terakhir, dia harus tinggal di rumah ini, bersamaku, satu kamar denganku."

Siwon membungkuk lagi, memberi penghormatan pada pria manis sekaligus cantik di hadapannya yang telah memutuskan untuk menerima CV lamaran. "ya, Tuan. Sesuai apa yang Anda inginkan."

Sekarang, jarak mereka berdua hanya terpaut lima langkah kecil saja.

Sekejap, Kibum merentangkan kedua tangannya yang terbalut coat selutut berwarna hitam. Sepasang kelerengnya memicing membentuk bulan sabit dan menatap angkuh pada Siwon dengan seringai remeh kecil. Dan di mata Siwon, seringai itu justru tampak menawan di wajah angkuh majikan barunya alih – alih merasa terintimidasi.

"sekarang, karena kebetulan aku baru pulang dari kantor, apa yang harus kau lakukan pada majikanmu ini, Siwon..?"

Tanpa banyak bicara, pria bermarga Choi itu melangkah yakin. Tatapannya mengunci tatapan Kibum yang tersorot penuh makna di kedua kelereng pria itu. Mereka berdua terlalu terpaku dan memuja satu sama lain dalam kalbu; berkata betapa sempurna dan indah eksistensi di hadapan masing – masing. Namun setelah hampir mendekati sang majikan, Siwon justru membelok dan mengitari tubuh Kibum, hingga pria tampan itu berada di belakangnya.

Pelan, Siwon membawa kedua tangannya melingkari pinggang ramping sang majikan yang masih diam di tempat, lantas meraba perut Kibum tanpa sungkan.

Meraba dengan erotis dan sesensual mungkin, tak lupa untuk membuka kancing coat hitam Kibum dari kancing terbawah—di bagian perut sang pria manis sukses ekonomi dan materi. Siwon pun mendekatkan diri hingga punggung Kibum bertubrukan dengan dadanya, membawa wajah terpahat indah oleh sang kuasa pada telinga pria di depannya. Lantas tanpa sungkan dan seolah adalah hal biasa, Siwon meniup – niup lubang telinga dan menjilat hingga mengulum daun telinga sang majikan.

"selamat datang kembali, Tuan Muda."

Bahkan Kibum tanpa sadar ikut terhanyut hingga mendesah lirih begitu merasakan ada sesuatu—lembek, basah, dan hangat yang bergerak erotis di ceruk leher dan tengkuknya.

.

.

.

The Butler

.

Screenplays!Sibum with!others

.

T until M

.

Akai with Azul

.

All about characters is notmine, except this fic and idea

.

Yaoi/ BL/ Be eL/ BoysLove/ Alternative universe with baby typos

.

No like, don't read!

.

Summary!:

Dengan Choi Siwon sebagai butlernya, Kim Kibum merasa aman, nyaman dan terpuaskan dengan pelayanan pria yang tidak diketahui asal – usul mendalamnya. Namun di balik betapa sempurnanya hasil yang dilakukan oleh sang butler, sedikit demi sedikit masa lalu dan seluk beluk kehidupannya mulai terkuak…

My first ff with Sibum couple! :D

Miss them so much~ :*

Thanks a lot for authors who wrote they ff/ story on ffnet~~ *bowing*

.

.

.

1st day "The Butler, his works begin"

.

.

.

Pria berkulit seputih salju itu merasa terganggu dengan terpaan bias cahaya sang surya.

Lantas ia justru membenamkan bantal cukup besar untuk menghalaunya. Tapi tidak lama kemudian, Kibum membuang sembarang bantal itu hingga membuat bias sang surya kembali menghajar kulit wajahnya.

Ia mendengung serak, lalu menggeliat persis seperti kucing dan begitu merasa ada yang melingkupi kejantanannya, ia melirih kecil hingga kemudian mendesis - desis. Rona tipis mulai mejalar indah di wajah pemilik kamar tersebut, dan keringat mulai menyembul di balik pori – pori kulit porcelain pria itu.

Kedua tangan Kibum yang semula meremas selimut tebal yang menghangatkan tubuhnya, kini mulai masuk ke dalam dan menjalar ke bawah hingga kulit telapak tangannya merasakan helai – helai rambut seseorang di selangkangan.

Mulut cherry merah membara itu mulai terbuka sedikit demi sedikit.

"aah.. ahh.. a—aaahh~ Siwoooonn… ah.. ah.."

Tubuh Kibum berjengit tatkala penisnya dicumbu sedemikian rupa. Lantas Kibum mau tak mau menjerit kecil dan memohon – mohon untuk melakukan semakin lebih pada kejantanannya.

"Siwoonn.. Siwooonn.." racau Kibum. "aahh.. aahh.. ngggaaaahhh~~ aku.. aku mau.."

Sedetik setelahnya, Kibum melengkungkan tubuhnya dan menjerit tertahan. Ia telah sampai dan cairannya dilahap orang yang mencumbunya dengan lancar.

Deru nafas berlomba – lomba terhisap oleh mulut dan hidung sang putri salju. Keeping mata hitam yang sayu dan berair di sudutnya mengerjap perlahan. Rona merah itu masih Nampak, meski tidak semencolok sebelumnya.

Kibum menggerum kecil ketika lidah dan mulut seseorang di balik selimutnya itu masih bermain dengan sang penis. Berniat membersihkan berkas cairan Kibum yang tercecer tak tertelan. "Siwon, suuu.. daahh.. nggh.. ah.."

Di perintahkan seperti itu, Siwon—orang yang bermain di bagian privat Kibum, dengan sekejap mengibaskan selimut tebal yang mengukung dirinya. Di lemparkan selimut tebal yang semula memeluk mesra tubuh tanpa busana Kibum hingga menampilkan sosoknya di mata sang majikan.

Hening menerpa mereka. Karena Siwon masih mengangumi bentuk dan rupa tubuh majikannya, sementara Kibum berdecak puas dalam hati begitu melihat bahwa Siwon sangat cocok memakai setelan butlernya.

"Siwon," Kibum membuka suara, membuat Siwon yang terpaku pada tubuh bernoda bercak merah di hampir seluruh bagian tubuhnya menatap sang majikan, kini membalas tatap. "ya, Tuan Muda..?"

Kibum menatap sebal Siwon sambil melipat tangannya di dada. Tak lupa dengan menyilangkan kaki tanpa helai kain hingga penisnya bersembunyi di balik paha putih bernoda bercak merah. Berdecak kecil dan mendengus.

"sampai kapan kau akan terus menatap tubuhku..? aku lapar dan pagi ini ada meeting penting jam 08:00 AM." Menoleh ke meja nakas, di mana terdapat jam meja yang menunjukan pukul 06:30 AM tepat.

"maaf, Tuan Muda." Pria itu—Siwon yang kini memakai seragam butler khas Negara Inggris Raya, beranjak dari posisi dan berdiri di samping sang majikan. "semua sudah saya siapkan. Bathtub dengan air hangat yang diberi cairan aroma terapi buah tropis dan sekotak madu murni juga susu. Setelan hari ini sudah saya siapkan di bilik ganti."

Kibum berjalan menjauhi Siwon yang kini sedang membereskan kamarnya. Mulai dari setelan pakaian santai yang berserakkan, menggantikan seprai baru yang ternodai oleh banyak cairan yang telah mongering sebagian, membuka tirai – tirai jendela, menyiapkan berkas – berkas yang dibutuhkan untuk pekerjaan hari ini, hingga hal lainnya yang perlu diperhatikan Siwon.

Siwon sendiri melakukannya dengan senyum menawan yang terpahat di wajah rupawannya, dan menggumamkan lagu – lagu karangan yang tiba – tiba terlihat di benak pria itu.

Pria manis itu melirik apa yang dilakukannya sebelum pada akhirnya masuk ke kamar mandi bergaya klasik yang dipenuhi aroma terapi buah tropis.

Tanpa sang majikan sadari, butler tampan yang mulai hari ini bekerja di rumah mewah ini menyeringai kecil menatap hasil karya yang tertuang di tubuh porcelain sang majikan. Tak lupa dengan sisa – sisa cairan yang sebagian masih mengental menguar – nguar dari balik belahan bokong sang Tuan Muda saat berjalan.

Dengusan puas terdengar di sepasang telinga Siwon, begitu juga dengan decakan bergairah saat mengingat kegiatan erotis dan eksotisnya dengan sang Tuan Muda hingga larut malam. Malam yang luar biasa dan menggairahkan, batin pria Choi tersebut.

.

.

.

"banyak sekali.." Kibum melihat bercak merah yang terlukis di tubuhnya. Jari jemarinya menyentuh dan bermain diatas bercak – bercak itu. "ini benar – benar banyak. Aku sampai merinding melihatnya! Sialan kau, Choi!" pria itu menjerit kecil sekaligus menyeplak air rendamnya hingga beberapa cipratan mendarat di wajah.

"bokongku sakit dan tubuhku seperti lukisan abstrak yang banyak warnanya! Dasar butler kurang ajar!" racaunya. Wajahnya tak kalah kesal dengan hatinya yang panas. Tapi kemudian, ia berbisik kecil seraya memeluk tubuhnya yang tanpa busana di bathtub beraromaterapikan buah tropis. "tapi aku puas dengan layanannya. Dia benar – benar kuat, sampai - sampai aku klimaks enam kali, sedangkan dia baru dua."

Setelahnya, mood Kibum kembali membaik begitu kelereng beningnya menangkap sebuah kotak berwarna coklat muda. Kotak yang terletak di meja samping bathtubnya itu terdapat tulisan 'pure honey' di tengah kotak. Dengan pipi bersemu dan mata yang berkilat – kilat senang, Kibum menyendok madu itu dan mengoleskannya langsung ke tubuh yang telah basah bermandikan rendaman kelopak bunga mawar putih.

Pria yang memiliki sifat tak bisa diprediksi itu lantas bernyanyi, menggemakan nadanya di kamar mandi bergaya klasik Inggris Raya abad 19-an. Bersiul – siul dan terkadang membunyi – bunyikan pinggiran bathtub dengan sendok susu untuk menyabunkan tubuhnya yang berbahan perak. Kekehan manisnya keluar dari bibir cherry yang agak membengkak.

Di sana, di pintu kamar mandi, Siwon masih tetap berdiri di tempat. Membelakangi pintu kamar mandi sejak awal Kibum mencak – mencak dengan ulahnya yang membuat bercak merah di tubuh sang majikan. Siwon terkekeh dan memilih bungkam menunggu Kibum memanggilnya untuk membawakan bathrobe setelah selesai berendam.

.

.

.

"hyungie, tolong ambilkan aku paprika hijau di lemari pendingin sayuran."

"kau minta tolonglah pada Ren-hyung, Kyungsoo-ya! Aku sedang membersihkan peralatan makan!"

"Ren-hyung~ tolong aku.. kalau kutinggal, dia bisa hangus."

"baiklah, baiklah. Luhan, kau gantikan aku untuk menata meja makan, ok?"

"ay ay, captain!"

"Changminnie, apa kau sudah mencuci pakaian kotornya..?"

"sedang kulakukan, Himchannie-hyung. Tapi aku agak sulit membersihkan noda darah bekas tamu tak diundang yang kemarin nekat datang ke sini. Bantu aku.."

Praanngg!

"huwaaaa…!? Aku memecahkan satu piring kecil..!"

"Changminnie, kau bersihkan pecahan piringnya, biar hyung yang mencuci itu! Baekhyun, kau lanjutkan membersihkan peralatan makannya, jangan sampai teledor! Kyungsoo, lima menit lagi Tuan Muda akan turun! Luhan kau ganti bunga di meja makannya dengan yang baru! dan kau Ren, siapkan trolinya!"

"ne!/ ne, hyung!/ yes, sir!"

Dapur semakin ramai dengan kesibukan masing – masing orang di sana. Terlalu sibuk dan berlomba – lomba dengan waktu yang semakin pandai merangkak hingga tidak menyadari jika Siwon berdiri di ambang pintu dapur.

Pria itu hanya dia mengerjapkan matanya sekali, lalu berdeham meminta perhatian. Serempak, mereka yang sibuk dengan tanggung jawabnya langsung menoleh. Sedetik kemudian, mata mereka berbinar – binar bahagia akan datangnya Siwon yang mulai hari ini menjadi butler di kediaman Kibum.

"tadinya saya ingin bertanya apakah sarapannya sudah siap, tapi ternyata masih butuh sedikit waktu lebih rupanya." Siwon tersenyum. Lalu mendadak terkejut begitu semua orang yang ada di dapur kompak mengerubunginya dengan wajah memohon.

"butler Siwon, tolong bantu kami!"

"eh?"

.

.

.

Tangan itu mengambil sapu tangan dari meja makan, lalu ia gunakan untuk mengelap sekitar mulut yang telah selesai menyantap nikmatnya sarapan buatan koki Kyungsoo. Walaupun terlambat beberapa menit, tapi selama hasilnya memuaskan maka Kibum akan memberikan toleransi sebagai harga usaha mereka.

"omeletnya sedikit bau dan terasa gosong, Kyungsoo-ya. Tapi rasanya tetap luar biasa."

Kyungsoo membungkuk hormat. "maaf dan terima kasih, Tuan Muda."

Kancing mata Kibum menatap para pelayannya yang berjejer di sebelah kanan. Menatap wajah mereka satu per satu sekaligus membalas anggukan salam dari mereka. Namun Kibum mengernyitkan dahi manakala ada tiga orang yang tidak turut bersama mereka.

Hendak bertanya kemana ketiga orang tersebut, ketika akhirnya pria berusia 25 tahun itu mengangguk paham mengingat kejadian kemarin pagi di kediamannya.

"apa Tao masih terluka..?" Tanya Kibum pada Himchan. Himchan mengangguk dengan wajah sendu. "masih, Tuan Muda. Tapi tidak separah kemarin. Seharian Yixing menjaganya bersama Jiyong, jadi mohon maaf kalau mereka tidak bersama kami di sini."

"tak masalah," Kibum beranjak, lalu mengambil jas biru tua yang tersampir di punggung kursinya dan sebuah koper abu – abu berukuran sedang di sebelah kirinya. "mereka kelelahan setelah merawat Tao seharian karena kejadian kemarin. Changmin, bilang pada Jiyong kalau dia tak perlu mengantarku. Biar Siwon yang melakukannya. Himchan, tolong kau berikan kunci mobilnya pada Siwon."

Changmin mengangguk, lalu membungkuk sopan dan bergegas pergi ke lorong tempat kamar Tao dan pelayan – pelayan lainnya berada.

Kibum memakai jasnya dibantu oleh Baekhyun. Kyungsoo membawakan tas koper Kibum, sementara Ren dan Luhan membereskan peralatan makan ke dalam troli untuk kemudian dibilasnya di dapur. Himchan hanya diam sambil mengurek – urek kantung celananya untuk mengambil kunci mobil.

Siwon tersenyum ramah saat mengambilnya dan mulai berjalan mendahului Kibum untuk mengeluarkan mobil dari garasi dan memanaskannya. Sang butler dipersilahkan oleh majikannya setelah meminta izin, dan Siwon pun berjalan ke belakang, dimana pintu menuju garasi berada di dalam rumah.

Kibum melirik Himchan sambil berjalan. "bagaimana dengan dua orang yang kemarin?"

"setelah berhasil melukai Tao, mereka berdua dihadang oleh Changmin dan Luhan. Sementara Baekhyun langsung sigap memanggil polisi. Tao berhasil selamat karena pengetahuan umum Yixing di bidang medis."

Pria yang hobi membaca ini melihat arlojinya, pukul 07:30 AM tertera di sana. "apa kalian melakukan hal yang berlebihan..?"

"hanya Ren yang melakukan sedikit kasar dengan tamu tak diundang, Tuan Muda. Ren membungkam mulut mereka dengan taplak meja makan dan menendang bagian itu hingga darahnya membekas kasar di kain."

"buang kain itu," Kibum memperhatikan mobil yang perlahan keluar dari garasi. "Baekhyun akan menggantikannya yang baru. Apa uang bulanan ini masih ada?"

"masih, Tuan Muda. Saya akan membelinya bersama Luhan hyung."

Sekejap Kibum membalikkan tubuhnya. Berhadapan dengan ketiga pelayannya yang telah mengabdi selama hampir lima tahun. Kelereng mata hitam Kibum menatap satu per satu sepasang kelereng mereka yang menatap lurus sang Tuan Muda. Pria berambut hitam pendek tersebut melipat tangannya di dada dan menunjukan kembali gaya angkuhnya yang persis dengan sang kakak.

"aku akan pergi kerja sekarang," ucapnya dengan nada tegas. "selama aku pergi, jaga rumah ini seperti sebelum – sebelumnya yang telah kalian lakukan. Jangan sampai ada tamu tak diundang menyeludup diam – diam,"

Ketiga pelayan itu mengangguk sekali dan membungkuk dengan sopan.

"kalau mereka melawan, lakukan apapun untuk membuat mereka jera dengan kemapuan kalian. Kalian mengerti, 'kan..?"

"ya Tuan Muda, kami mengerti. Akan kami laksanakan perintah Tuan Muda." Serempak mereka menjawab dengan nada yakin dan pasti.

Angin pagi yang damai datang menyapa mereka. Membelai manja kulit mereka bersamaan dengan dedaunan yang ikut terbawa dan menari dengan sang angin. Bias – bias matahari menerpa ke segala arah ia bisa menjangkaunya, terutama pada Kibum yang sekarang tampak bercahaya indah karenanya.

Dari jauh, Siwon menatap Kibum yang masih bergaya seperti itu, dan ketiga pelayannya yang masih membungkuk; mereka sama – sama masih bertahan dalam posisi tersebut. Membuang muka, Siwon mendapati beberapa pohon bonsai yang ditanam dan dibentuk sedemikian rupa tampak sedikit aneh di beberapa bagian. Terlihat seperti ada yang melakukan sesuatu dengan kasar tanpa sengaja pada pohon itu.

Bahkan dengan mata setajam elangnya, Siwon dapat melihat bercak darah yang telah mengering di daun – daun dan rerumputan yang menyelimuti tanah tempat pohon itu tumbuh.

Dalam sekejap, Siwon mengerti dengan apa yang terjadi kemarin pagi di kediaman majikannya.

Sepertinya memang ada bahaya yang selalu mengintai sekitar Tuan Muda, begitu pikir sang butler. Raut wajah bengis menghiasi wajah Siwon sambil menatap pohon bonsai yang rusak itu.

.

.

.

"The end or To be continued?"

.

.

A/N:

Akhirnya Al buat ff tentang Sibum juga! Yey! Al kangen sama ff mereka, dan mau ikut menyumbangkan karya dimana mereka dari main chara-nya~~

Jaa,

Want to review..? :3