halo.. maav saya penulis baru disini..

seorang narusaku lovers yang coba2 buat fic..

kalo ada yg suka bole comment kok kasi saran juga gpp..

Title : Into The New World

Genre : Romance, Drama

Rate : T

Warning : OOC abis sangat, AU, POV ga jelas, typo bertebaran, newbie aneh

Length : Chapter

Summary : Ino dan Sakura. Dua orang berandal wanita yang hidup sengsara saat terpisah dengan orang tua mereka sejak kecil tiba tiba dikejutkan dengan keadatangan seorang pria misterius yang mengaku orang kepercayaan keluarga mereka. Menjemput mereka untuk kembali pada orang tua kandung mereka dan hidup bagai putri raja. Bertemu dengan dua orang pria yang seorang peramal mengatakan merekalah takdir mereka. Dan disinilah permainan takdir dimulai….

Disclaimer : NARUTO milik Tuan Masashi Kishimoto-halah-. Fic Into The New World milik saya ^.^

Pairing : Naruto x Sakura

Shikamaru x Ino

Into The New World

CHAPTER 1 : This is My Live

Pagi hari di sebuah pasar di distrik Shibuya.

" Hey! Pencuri berhenti kau. Berhenti." Teriak seseorang sambil mengacung-acungkan satu tangannya dengan raut kesal.

Sementara itu, tak jauh dari orang tersebut, seorang gadis bertopi tampak berlari lari sambil sesekali melihat kearah belakang. Di tangannya terdapat sebuah bungkusan yang entah apa itu isinya. Dia terus berlari menerjang kerumunan orang tanpa perduli banyak orang yang mengumpatnya karena berkali-kali ia menabrak orang-orang yang sedang sial karena berpapasan dengannya.

Tak lama kemudian akhirnya ia sampai di kawasan yang tidak terlalu padat. Ia masih saja terus berlari. Sampai dirasa keadaan telah aman, ia berhenti dan lantas hanya berjalan santai lalu mengangkat barang ditangannya setelah itu menyeringai puas. Sedikitpun tidak tampak raut lelah dari wajahnya. Bagi gadis tersebut ini adalah hal yang biasa saja. Berlari seperti itu sudah menjadi makanan sehari hari setiap paginya

Kemudian ia masuk ke sebuah gang kecil, sempit dan gelap yang diujungnya terdapat dua bauh cabang. Ia berbelok pada salah satu cabang masih terus dengan tersenyum. Setelah bertemu dengan sebuah pintu, ia buka pintu tersebut dan segera masuk ke dalamnya. Pintu tersebut memang tak pernah dikunci kecuali malam hari. Karena pemiliknya yakin tak akan ada maling yang mau masuk kedalam untuk mencuri karena memang tak ada barang berharga yang bisa di curi disana.

Dan Seperti biasanya, ia akan disambut pemandangan suram dan hawa pengap didalam sana. Tak ada barang yang bagus. Hanya sebuah sofa butut dan ranjang reyot yang cukup di pakai 2 orang.

" Eh. Kau sudah pulang." Tanya seseorang yang lebih terlihat seperti pernyataan dari pada pertanyaan. " Bagaimana aksimu kali ini? Berhasil? Eh-Pig?" lanjutnya keluar dari keremangan ruangan. Seorang gadis berambut merah muda mencolok berusia sekitar 18 tahun dengan paras cantik walaupun tanpa segala perawatan salon yang pastinya 'mahal' untuk gadis jalanan sepertinya.

Gadis yang dipanggil Pig tersebut tidak menjawab. Ia hanya mengangkat bungkusan ditangannya sambil tersenyum. " Seperti yang kau lihat, Forehead." Ia menyeringai puas. Gadis tersebut lantas melempar bungkusannya pada. Sementara gadis yang di panggil Forehead segera menangkap bungkusan tersebut dengan kesal dengan perempatan muncul di dahinya.

" Hey, sudah kubilang berapa kali padamu heh! Jangan panggil aku dengan sebutan tersebut." Omelnya dengan kesal lantas duduk di sofa butut dan lusuh yang ada disampingnya.

" Salahkanlah jidatmu yang lebar itu Nona Sakura Jidat Pinky. Haha. " gadis tersebut malah tertawa karena lagi lagi ia dapat membuat kawannya tersebut kesal dengan alasan yang sama setiap harinya.

" Haah. Sudahlah. Aku lelah berdebat terus denganmu Ino-chan." Sakura menghela napas lantas membuka bungkusan dari Ino. Sama seperti hari hari kemarin. Roti. Tak apalah. Yang penting bisa makan hari ini. Setelah mengambil separuh ia melemparnya pada Ino disampingnya.

\(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/\(^,^)/

Ino dan Sakura. 2 gadis malang yang dulunya hidup menggelandang di jalan. Mereka sendiri juga tidak tahu bagaimana asal usul mereka yang hidup dijalanan. Ingatan tentang masa lalu mereka sudah terlampau lama. Yang mereka ingat hanyalah Kakek Sarutobi yang dulunya pernah merawat mereka sewaktu kecil. Kakek Sarutobi tidak pernah mengatakan apapun tentang masa lalu mereka. Mereka memang bukan cucu kandung Sarutobi. Seingat yang mereka dengar darinya adalah Sakura dan Ino adalah dua orang gadis kecil yang terpisah dari orang tua mereka saat Sarutobi pergi ke Konoha. Mereka ditemukan dalam keadaan menangis di tepi jalan. Mereka bilang mereka yang tadinya ingin jalan jalan tiba tiba tersesat dan tak tau jalan pulang. Sarutobi sendiri yang bingung harus apa saat itu akhirnya membawa mereka pulang karena Sakura dan Ino tidak tahu dimana rumah mereka. Dan akhirnya Sarutobi-lah yang merawat mereka.

Dua minggu kemudian Sarutobi memutuskan untuk meninggalkan Konoha dan pindah ke Tokyo. Dan tentunya Ino beserta Sakura terharuskan ikut. Walau mereka hidup sederhana mereka begitu bahagia karena Sarutobi begitu menyayangi mereka dan selalu ada untuk menemani mereka. Berbeda dengan orang tua mereka yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Sampai 5 tahun yang lalu Sarutobi meninggal dan mereka akhirnya terlantar kembali. Dan mulai saat itulah mereka yang masih berusia tiga belas tahun harus hidup terlunta lunta dan menggelandang. Melakukan segala pekerjaan yang ada asal bisa makan. Menjadi pencopet dan pencuri pasar sudah jadi keahlian mereka sejak 5 tahun yang lalu. Sungguh ini benar-benar sesuatu yang sangat sulit untuk dijalani.

\(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/\(^,^)/

" Kau mau kemana Ino?" Tanya Sakura saat Ino terlihat memakai sepatu dan sebuah topi yang telah lusuh. Satu-satunya topi yang ia miliki.'tentunya'.

" Aku memiliki janji dengan Gaara. Dia bilang akan memberiku pekerjaan hari ini." Jawab Ino sambil menalikan sepatunya.

" Gaara?" Sakura mengerutkan keningnya. " Sepertinya Tuan Muda Sabaku yang tampan itu tertarik padamu Ino-chan." Lanjutnya sambil tersenyum usil.

" Jangan mengada-ada Forehead!" Ino lantas bangkit sambil sedikit membenahi topi dan kunciran rambut pirangnya. Sedangkan Sakura masih tersenyum dengan penuh arti. " Lagi pula tak ada alasan untuknya menyukaiku. Apa yang bisa ia lihat dariku. Yang miskin dan tidak menarik ini huh. Pencopet pula. Haha !" ino malah tertawa.

" Kau itu cukup cantik untuk bisa menarik perhatian lawan jenismu Pig!" Sakura masih tetap saja bertahan pada argumennya. Memang walaupun mereka hanyalah gadis jalanan yang terlantar dan tak memiliki orang tua, mereka tetaplah dua gadis cantik yang salah penempatan nasibnya saja. Setidaknya begitu bagi mereka (ternyata Sakura dan Ino narsis juga ya-haha)

" Haashh.. sudahlah Forehead." Ino mengibas-ngibaskan tangannya tanda ia tidak peduli. "Kau sendiri? Bagaimana kelanjutan hubunganmu dengan Tuan Akasuna No Sasori dari Suna itu?" Kini ganti Ino yang menggoda Sakura. Sedang tanggapan Sakura hanya wajah datar dan sedikit malas.

" Aku dan dia tidak ada apa-apa Pig! Ia saja yang selalu memintaku jadi kekasihnya. Sudah beribu kali ia kutolak masih terus saja mengejar-ngejarku." Kini wajahnya malah tampak kesal bila mengingat-ingat semua sikap Sasori padanya." Lagi pula kau masih tau kan aku masih mencintai seseorang di masa lalu." Sakura diam. Pikirannya tampak menerawang ke dimensi yang lain. Sedikit kesedihan terpancar dari emerald-nya. Ino jadi merasa tidak enak dan langsung diam.

" Ka-" sakura sudah akan membuka kembali mulutnya saat ponsel milik Ino berdering. Ino lalu meninggalkan sakura dan berharap melupakan saja pembicaraan barusan. Ia menjauh dan tampak serius berbicara dengan seseorang sambil sesekali mengubah ubah ekspresi wajahnya. Entah apa yang ia bicarakan dengan sang penelpon. Namiun apapun itu nampaknya adalah hal yang baik. Karena wajah Ino nampak sumringah.

Tak lama kemudian Ino sudah mengakihiri pembicaraanya dan berjalan kearah sakura seperti baru saja memenangkan lotre(?).

"Hei! Kenapa kau senyum senyum sendiri seperti itu Pig! Kau Gila ya?" ledek Sakura. Namun yang diledek tak menunjukkan perubahan apapun pada wajahnya. Wajahnya masih saja terlihat sumringah.

" Gaara-kun bilang kau juga bisa ikut bekerja denganku Forehead!" Katanya antusias.

Sakura membelalakkan kedua matanya. Antara heran dan aneh. " Bagaimana bisa?"

" Kemarin aku yang memintanya." Ino nyengir. " Aku hanya ingin bekerja denganmu Forehead. Kita sudah bersama-sama sejak kecil. Aneh rasanya bila kita bekerja terpisah. Lagipula aku ingin kita berhenti mencopet dan mencuri di Pasar. Gaara juga ingin kita bisa menjadi gadis yang lebih baik.. Menjadi pencopet itu melelahkan." Ino menambahkan keluhan di akhir kalimatnya.

Sakura hanya mengangguk-anggik pelan tanda mengerti. " Baiklah… Jadi? Kita berangkat sekarang?" Tanya Sakura pada akhirnya.

" Tentuu."

\(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/\(^,^)/

" Jadi? Bagaimana? Apa kalian bersedia dengan pekerjaan ini?" Tanya seorang pria yang dihadapannya terdapat dua orang gadis manis.

" Tentu." Jawab dua orang gadis dihadapannya mengannguk dengan penuh semangat.

Si penanya hanya menganggukkan kepalanya dua kali. Wajahnya datar. Bagi kebanyakan gadis (dan saya sendiri) ia adalah laki-laki yang sangat tampan. Mungkin hanya wajah datarnya saja yang membuat ia tampak menakutkan. Tapi tetap saja itu tak mengurangi jeritan para fangirlnya. Wajah tampannya yang putih dibingkai randut merah darah dan mata yang tajam. Dan dii keningnya terdapat tato kanji Ai yang membuat ia semakin tampak menarik saja.

" Kapan kami bisa mulai kerja Gaara-kun?" Tanya Ino sambil menghirup Jus Mangganya.

" Terserah kalian. Hari ini kalau kalian mau kalian bisa langsung ikut ke Restoranku. Tempat tinggal kalian juga bisa pindah. Disana kami menyediakan asrama khusus untuk karyawan."

Ino dan Sakura saling berpandangan. Saling melempar pandangan setuju. Akhirnya mereka bisa keluar dari kubangan kemiskinan yang melanda mereka bertahun-tahun belakangan ini.

\(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/\(^,^)/

Kalian yakin tak ingin kuantar?" Tanya gaara dari kaca pintu mobilnya yang terbuka. Meskipun masih bertahan dengan poker face miliknya, tetap nada gusar dan kuatir dalam suaranya.

" Tidak perlu Gaara. Kita bisa pulang sendiri. Lagi pula kami masih memiliki beberapa urusan lain. Kalau kau mengantar kami kau bisa kerepotan nanti."

Gaara terdiam sejenak. Lalu menghela napas kecil. " Baiklah. Aku pergi." Gaara menutup kaca mobilnya lantas melesat pergi dengan mobil mewahnya.

Ino dan Sakura hanya melambaikan tangan. Sampai mobil Gaara menghilang diujung jalan, mereka saling berpandangan. Lalu saling tersenyum penuh arti. Dan tak lama kemudian…

"HOREEEEEEE." Ujar mereka lalu berpelukan. " Akhirnya kita memiliki pekerjaan yang layak Pig!" seru Sakura dengan senang. Sejenak kemudian pelukan mereka terlepas.

" Benar Forehead." Ino tidak kalah antusiasnya. " Kalau begitu kita perlu merayakan ini. Sakura mengangguk senang. Namun baru saja mereka akan beranjak pergi, dari arah berlawanan dua orang pria menabrak mereka dan membuat Sakura dan Ino tersungkur berjamaah(?).

" AWW." Ringis Sakura saat merasakan sebelah siku dan kedua lututnya terluka. Ia mengelus elus sikunya yang dan melihat darah sedikit keluar dari sana. Baru saja ia akan mengomeli sang penabrak tadi, sebuah suara cempreng lain sudah terdengar mengalun memekakan telinga yang lebih mirip lagu pengantar kematian(?)

" HEY! Kalian!" Hardik Ino pada dua orang pemuda didepannya. Ia sudah sanggup berdiri. Namun masih membiarkan sakura yang masih teduduk sambil kesakitan.

" Maaf Nona. Apa kau tak apa-apa?" Tanya seseorang yang memiliki rambut pirang dan mata sebiru langit. Wajahnya penuh dengan peluh.

" Baik-baik saja kata-" baru saja Ino akan melanjutkan kata katanya, lelaki satunya yang berambut kuncir merupai nanas menyahut.

" Naruto. Ayo cepat. Kita tidak memiliki banyak waktu lagi." Kata laki-laki tersebut dengan wajah yang ngos-ngosan dan hendak menarik pria yang dipanggil Naruto tersebut berlari.

" T-tapi Shikamaru Naruto tampak bimbang sambil sesekali menoleh ke belakang. Diujung jalan, sekitar 200 meter dari mereka tampak gerombolan laki laki yang sepertinya mengejar mereka.

" Kita harus pergi sekarang.!" Si pria yang dipanggil Shikamaru tersebut tampak gusar.

" Heh..pergi katamu." Ino tampak tidak terima. " Kalian belum bertanggung jawab atas apa yang kalian lakukan tuan." Ia melakukan penekanan disetiap kata-kata yang ia lontarkan. "Kau tidak lihat temanku yang terluka karena kecerobohan kalian. DASAR LAKI-LAKI TIDAK BERTANGGUNG JAWAB." Ino benar benar marah sekarang.

" Ck..Mendokusai….." kata Shikamaru. Ia masih menoleh kebelakang sesekali. Gerombolan itu makin dekat.. " Naruto! Gendong wanita yang satunya." ujar Shikamaru lantas meraih tangan Ino lalu berlari

" Hey! Apa yang kau lakukan hah!" bentak Ino yang tiba-tiba ditarik paksa ikut berlari olehnya. " Lepaskan aku BAKA!" hardik Ino berusaha melepaskan genggaman tangan Shikamaru. Namun gagal karena tangan Shikamaru yang mengenggam tangannya lebih kuat.

" Ck..mendokusai na. Kenapa kau tadi bilang aku laki laki yang tidak bertanggung jawab. Ini adalah bentuk tanggung jawabku. Namun sekarang kau harus ikut aku lari terlebih dahulu. Dasar nona merepotkan."

" Kau Tuan Menyebalkan!" balas Ino tak mau begitu saja dipanggil Nona merepotkan. Seumur – umur baru ini ia disebut merepotkan oleh orang lain.

Sementara itu dibelakang Shikamaru dan Ino, tampak Naruto yang terus berlari dengan menggendong Sakura di punggungnya sesuai perintah Shikamaru. Tentunya secara paksa dan setelah melewati perdebatan yang alot dengan si Nona Pink karena Sakura adalah tipe orang yang tak mau disentuh oleh orang yang tak dikenal.

" Kau dan temanmu itu benar-benar menyebalkan BODOH!" Sakura masih terus saja mengumpat umpat.

" Diamlah Nona. Kami akan mengobati luka-luka kalian. Tapi harus ikut berlari dengan kami. Setidaknya sampai bisa menghindar dari orang-orang itu."

Sakura terdiam. Entah mengapa hatinya mengatakan untuk tetap mengikuti pria asing yang menggendongnya ini. Ada perasaan aneh yang menelusup dalam hatinya. Ia melihat wajah laki-laki yang menggendongnya tersebut dari samping. Satu kata. Tampan. Entah mengapa perasaannya menghangat seketika. Rasanya wajah ini tidaklah asing baginya. Tanpa ia sadari wajahnya memanas.

Haahh.. apa ini? Seumur-umur baru kali ini aku bisa dibuat blushing oleh seorang pria keculali dia. Sakura kembali menerawang pada masa lalu namun segera menepisnya kembali. Bahkan pria sekeren Akasuna No Sasori saja tidak bisa membuatku jadi seperti ini. Menyebalkan. Batinnya

" Hei Tuan Pirang." Panggil Sakura setelah ia terdiam beberapa lama dan mengatasi blushingnya.

" Ya?" Naruto menjawab pertanyaan Sakura sambil terus berlari ke direksi yang Shikamaru lewati sepanjang pengelihatannya.

" Kenapa orang-orang berjas itu mengejarmu? Apa kau ini pencuri? Maling? Yakuza? Penjahat? Atau.. malah mavia?" tebak Sakura. Ia mengeluarkan segala perkiraan yang ada di kepalanya tentang pria asing ini.

" Tidak Nona manis.."

BLUSH.

Sial! Kenapa pria ini selalu membuatku blushing sih. Sial! Sial! Sial! Lagi lagi sakura mengumpat umpat dalam hatinya. Ia menyembunyikan wajahnya yang memerah di balik punggung Naruto.

" Aku ini hanyalah seorang pria tampan yang sedang sial hari ini. Nanti saja lah aku ceritakan saat kami sudah menemukan tempat bersembunyi." Lanjut Naruto.

Sakura hanya diam tak menjawab apapun dan sedikit sweatdrop mendengar pernyataan pria ini. Namun sejurus kemudian malah ia merasa jantungnya berdebar-debar. Bukan karena acara kejar-kejaran dengan para pria berjas itu. Namun….mungkin karena pria konyol ini.

TIDAK MUNGKIN TIDAK MUNGKIN. Sakura masih terus saja menampik dalam hatinya.

" Dan satu lagi Nona."

" Apa?" Sakura maih tetap menjaga bicaranya agar tetap terlihat ketus. Ia tidak ingin dianggap terpesona oleh pemuda ini yang sebenarnya memang begitu tampan.

" Aku memiliki nama. Naruto. Namikaze Naruto. Ingat itu. Jadi jangan panggil aku pria pirang lagi." Katanya sambil terus berlari.

" Terserah kau sajalah."

Tak lama kemudian pria yang ingin dipanggil dengan nama Naruto tersebut berbelok pada jalanan yang begitu ia kenal. Ya . Itu adalh jalanan menuju ke rumahnya. Aa.. Bukan rumah. Mungkin lebih tepatnya gubuk kecilnya.

\(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/ \(^,^)/\(^,^)/

Ino membawa shikamaru ke rumahnya. Tempat yang tak mungkin orang berniat mencarinya kesitu. Tempat diujung gang yang sempit dan gelap. Ia langsung mengunci pintu begitu Naruto dan Sakura masuk kedalam. Sudah sekitar satu jam mereka berada ditempat tesebut. Namun tidak ada tanda-tanda pengejar atau orang yang mengusik tempat tersebut. Tandanya kurang lebih mereka masih aman.

"Hei Nona merepotkan! Apa kau yakin tempat ini aman?" Tanya Shikamaru sambil melihat seisi rangan. Sebuah ruangan yang m,enyedihkan. Seumur-umur baru kali ini Shikamaru memasuki dan melihat secara nyata tempat semengerikan ini. Mengerikan dalam artian 'tidak layak ditinggali'.

" Cih! Aku tidak menyangka. Selain MENYEBALKAN-" Ino melihat penampilan Shikamaru dari atas ke bawah. "-kau sepertinya adalah TUAN MUDA KAYA RAYA yang manja." Ino mengatakan dengan nada yang paling sinis yang bisa ia kataka. Ia sudah benar-benar kesal dengan pria yang satu ini.

Shikamaru langsung berjengit. " Ia benar-benar wanita yang merepotkan" batinnya. Seumur umur baru kali ini ia dibilang manja. Walalupun ihartanya tidak akan habis dalam 70 turunan -halah!- bukan berarti ia manja.

" Jaga bicaramu Nona." Katanya sedikit dingin. Namun Ino tidak terpengaruh.

" Kau yang jaga bicaramu TUAN. Dasar tidak tau balas budi, tidak bertangguing jawab. POKOKNYA KAU MENYEBALKAN!" Tertiaknya kesal. Sedangkan Shikamaru hanya diuam. Tidak ingin melanjutkan pembicaraan dengan wanita yang pasttinya sangat merepotkan ini. Yaaah. Setidaknya begitulah baginya.

Sedangkan Sakura dan Naruto yang dari tadi hanya menonton dari sudut ruangan hanya diam. Naruto sibuk membantu Sakura mengobati lukanya. Lalu tidak ada pembicaraan lagi. Semuanya diam.

Setelah keheningan selama beberapa saat, Sakura yang benci keheningan ditengah beberapa orang tersebut mulai angkat bicara. Ia juga penasaran tentang apa yang terjadi pada dua pria misterius ini.

" Jadi?" Sakura memberi jeda pada kalimatnya. Hingga semua mata yanga ada dalam ruangan tersebut tertuju kepadanya. " Siapa kalian sebenarnya. " tanya Sakura sambil melihat kearah Naruto lalu pada Shikamaru. " Kenapa kalian dikejar-kejar seperti tadi. Kalian bukan kriminal-kan?" Sakura bertanya dengan nada yang aneh. Seakan-akan kriminal adalah hal yang sangat mengerikan. Padahal ia s endiri dak Ino adalah seorang -oh-ralat- sua orang kriminal kewlas kakap yang setiap harinya bergantian mencopet di Shibuya.

Suasana hening kembali. Sampai akhirnya naruto menghela napas dengan berat. Ia baru saja selesai memakaikan plester terakhir pada lutut Sakura. " Kami adalah..." Naruto melkirik Shikamaru mencoba meminta persetujuan. Shikamaru hanya mengangguk santai. Lalu berniat mengambila alih pembicaraan

" jadi sebenarnya kami adalah..."

Baru saja Shikamaru akan membuka mulutnya terdengar suara ketukan pintu dari luar. Naruto dan Shikamaru langsung panik. Ino menyuruh mereka segera bersembunyi di balik sofa butut milik mereka. Sedangkan Ino bergerak kearah pintu untuk melihat siapa yang datang sekarang ini.

Ino sedikit membuka pintu gubuk kumuhnya. Melongok sedikit ke arah luar pintu. " Ghomenasai? Anda siapa?" tanya Ino penuh selidik pada tamu tak di kenalnya. Karna memang ia tak pernah memliliki tamu selama ini. Ayolah.. Siapa memangnya yang mau bertamu ketempat tidak layak seperti ini memangnya? Ia dapat menebak dari penampilan orang ini adalah orang yang tidak miskin seperti ia tentunya. Dan pria dihadapannya ini bukanlah pengejkar dua pemuda yang ikut ke rumahnya siang ini. Ini hanyalah seorang pria yang memakai kemeja kantor dengan engan yang sudah digulung keatas. Dan ia memiliki codet yang melintang horizontal dari pip[i ke pipi melewati hidungnya.

" Apakah benar anda nona Ino?" tanyanya. Raut mukanya begitu tegang. Ia bisa melihat keringat mengucur dari pelipis orang ini.

" Ya., saya. Anda siapa?" sekarang Ino malah curiga. Ia meningkatkan kewaspadaanya.

" apa anda mengenal Nona Sakura?" tanya orang itu sekali lagi. Ino hanya mengangguk. Ia berpikir siapa tahu orang ini adalah suruhan Gaara yang akan menjemputnya. Padahal ia tadi sudah bilang pada Gaara agar ia tak usah menjemputnya.

Ekspresi orang tersebut sedetik kemudian melunak. Ia malah maju memeluk Ino. " Hei heiii! Siapa kau! Lepaskan aku." teriak Ino meronta- ronta. Membuat pintu yang tadinya hanya terbuka separuh kini terbuka sepenuhnya. Namun pelukan pria itu makin kuat. Dan Ino bisa merasaklan orang itu menangis sekarang. Sedangkan Sakura hanya bisa terkejut tidak mengerti melihat apa yang ada didepannya sekarang.

" P - paman Iruka?" kata Naruto tiba-tiba. Membuat semua mata tertuju padanya. Entah sejak kapan ia dan Shikamaru telah keluar dari persembunyiannya di balik sofa bersama Shikamaru.

" N-naruto." lelaki yang dipanggil Iruka tersebut menatap kaget pada Naruto. Sedangkan Sakura dan Ino hanya memandang tidak mengerti.

" Apalagi ini Tuhannn..." batin Ino tidak mengerti. Sepertinya ini semakin rumit.

TBC-

woah..
Akhirnya chapter 1 tamat juga..
walau saya masi newbie yang punya BUANYAAAAAAAK kekurangan mohon sarannya yya pembaca-kalo ada yg baca- hehe ^^
kalo ada yg suka fic ini saya lanjutin, kalo ga ada yya.. liat aj deh..
hehe..

RnR ya yg bersdia ^0^