The Wounds Have No Sound | oleh Ciel Pockyhive
Harry Potter (c) J.K. Rowling
You may enjoy this first chapter with Love and Loss by The Honey Trees, and please do leave some reviews
Tiga pahlawan dunia sihir; Harry Potter, Hermione Granger, dan Ron Weasley memutuskan untuk kembali ke Hogwarts dan mengikuti N. E. W. T. s. –Daily Prophet, 1997
Mantan Pelahap Maut, Draco Malfoy, mengikuti N. E. W. T. s dibawah pengawasan ketat oleh Kementrian Sihir. –Daily Prophet, 1997
Harry Potter mengikuti pelatihan untuk menjadi auror.
–Daily Prophet, 1999
Kampanye penegakkan hak peri rumah yang dibawakan oleh Hermione Granger menuai pro dan kontra masyarakat dunia sihir. –Daily Prophet, 2000
Hermione Granger memenangkan hasil sidang. Masyarakat sihir tidak lagi diizinkan untuk memperkerjakan peri rumah tanpa pengawasan ketat dari kementrian. –Daily Prophet, 2001
Ron Weasley mengikuti jejak teman seperjuangannya untuk menjadi auror. –Daily Prophet, 2001
Harry Potter melamar chaser Ginevra Weasley.
–Witch Weekly, 2002
.
.
Chapter 1
.
"Kau bagus dalam hal ini, eh?" tanya sebuah suara yang sudah tak asing diikuti dengan suara pintu ditutup.
"Selamat pagi, Healer Clarke," sapaku tanpa menoleh dari kuali ramuan.
"Sudah kubilang, panggil aku Gillian," gadis berambut merah itu memutar kedua bola matanya. "Ah, kau mengabaikan pertanyaanku. Biar kutebak, dulu kau adalah murid paling pandai di kelas?"
Paling pandai di kelas? Tentu tidak ada gelar 'paling' untukku. Oh, 'paling payah dari seluruh keturunan Malfoy' adalah gelarku.
"Tidak, Gillian."
Aku mendapati Gillian tersenyum seraya meletakkan tas tangan di meja kerjanya. "Tentu saja kau pasti pandai. Mereka memberimu hak untuk membuat ramuan. Itu bukanlah hal biasa untuk seorang healer magang," ia mengetuk kuali ramuanku agar perhatianku teralih padanya. Aku menghargai usahanya dengan sebuah anggukan kecil. "Baiklah, aku akan mengecek pasienku dulu. Semoga harimu tidak melelahkan, Calon Healer Malfoy."
Calon Healer Malfoy.
Ya, aku bekerja sebagai healer magang (baca: healer trainee) di St. Mungo Hospital. Butuh dua tahun pelatihan untuk dapat menjadi healer junior. Diriku yang dulu tak pernah membayangkan akan menjadi seorang healer ketika saat itu tugasku adalah untuk melayani The Dark Lord. Father menyebut itu adalah pekerjaan yang mulia, dan sekarang aku mendapat sebuah pekerjaan mulia sungguhan. Menyembuhkan, menyelamatkan, menunda kematian adalah pekerjaanku sekarang.
Sudah sebulan aku menjadi healer magang dan sudah berkali-kali aku ingin mengundurkan diri karena banyak kejadian buruk menimpaku. Beberapa pasien yang kuperiksa ketakutan ketika mengetahui aku adalah seorang Malfoy, bahkan ada yang menyerangku. Sampai kini aku lebih banyak menghabiskan waktuku meramu ramuan daripada memeriksa pasien.
Cih.
Ingat, kalian dapat sembuh karena ramuan yang kubuat.
Tiba-tiba suara pintu terbuka mengagetkanku. "Malfoy, kau ikut denganku."
"Maaf, Healer Klein. Aku sedang meramu ramuan."
Healer Klein adalah seorang healer senior yang ditempatkan di bagian penyakit-penyakit sihir. Ia cukup baik dan ramah. Ia selalu berusaha mendekatkan diri pada setiap healer magang, terutama padaku. Mungkin dia tertarik dengan sesama jenis?
Healer Klein berdecak tak sabar, "Tinggalkan. Aku akan memanggil Dunbar untuk menyelesaikan itu. Sekarang tugasmu adalah menemaniku memeriksa keadaan para pasien di lantai dua." Aku ingin menolak ajakan Healer Klein. "Kita hanya memeriksa pasien anak-anak saja," tambahnya sebelum sempat kutolak.
"Pengecekkan rutin adalah tugas mediwizard," ucapku untuk memperkuat alibi, namun Healer Klein hanya menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum.
.
.
Setelah mengambil rekap data para pasien, aku segera menyusul Healer Klein menuju lantai dua: bagian penyakit-penyakit sihir.
Healer Klein tahu kalau aku sedikit—ah, maksudku sangat malas jika harus memeriksa pasien yang 'berumur'. Diperiksa oleh mantan pelahap maut adalah kengerian tersendiri bagi masyarakat dunia sihir. Aku paham.
Pasien 1.
"Selamat pagi, Charles," Healer Klein menyapa seorang anak kecil yang meringkuk di tempat tidurnya.
"Ini sangat gatal, Healel. Kapan aku sembuh?"
"Sebentar lagi. Jangan digaruk. Nanti berbekas dan kau tidak akan tampan lagi."
Aku menyembunyikan decakanku lalu bergabung dengan mereka. Charles melihatku datang. "Siapa?" ia menunjukku dengan jari kecilnya. Tidak sopan.
"Calon Healer Malfoy, dia membantuku hari ini."
"Kenapa Calon Healel Malfoy? Dia bukan seorang healel?" ia menekan kata calon.
Aku hanya diam, tidak tertarik untuk ikut dalam perbincangan.
"Tentu dia adalah healer, namun dalam masa pelatihan," jawab Healer Klein dengan sabar.
Charles mengangguk seolah paham, "Oh… sepelti aku bellatih quidditch dan tiga tahun lagi aku akan menjadi pemain quidditch sungguhan. Begitu bukan?"
Tentu saja kau butuh lebih dari tiga tahun, tapi analogimu boleh juga, anak kecil.
"Ya, semacam itu. Kau pintar sekali, Charles."
Aku berdeham.
Seperti baru tersadar akan kehadiranku, Healer Klein berhenti bercanda dengan Charles. "Status?"
"Charles Wiggin, 4 tahun, dragonpox. Ia sudah menjalani rawat inap selama seminggu dan penyakitnya sudah sembuh," jelasku.
Healer Klein memeriksa kondisi tubuh Charles. "Stabil. Hm, kau hanya perlu menjaga agar kulitmu tidak bernoda bekas cacar saja. Aku akan menghubungi ibumu. Kau sudah boleh pulang hari ini."
Pasien 2.
"Kenapa rambutmu berwarna putih?" tanya seorang pasien berumur enam tahun.
"Ini bukan putih. Pirang platinum," jawabku datar.
"Rambut Grandma juga putih seperti rambutmu." Anak kecil itu sepertinya tidak mendengarku.
"Charlotte, kau semangat sekali pagi ini. Tunjukkan lidahmu padaku."
Pasien 8.
"Mum bilang padaku bahwa ada seorang healer yang seharusnya tidak bekerja di sini. Apa itu kau?"
Aku hanya diam dan tak memedulikannya.
"Mum juga bilang kalau dia adalah seorang pelahap maut yang berbahaya. Seharusnya orang yang berbahaya tidak usah bekerja, terutama tidak bekerja di sini. Aku ingat namanya. Mulvoy… ah, Malfoy!"
"Kau jangan terlalu banyak bicara dulu, Kent." Healer Klein membaringkan bocah sepuluh tahun yang banyak bicara itu.
.
.
Bersantai di cafetaria merupakan hal yang kuinginkan sejak sejam yang lalu. Kami telah memeriksa sebelas pasien anak-anak. Mereka adalah monster yang banyak bertanya. Setidaknya mereka tidak menyerangku dengan sihir.
Healer Klein menyeruput tehnya. "Aku belum membaca Daily Prophet hari ini," ucapnya entah pada siapa seraya membuka Daily Prophet yang baru dibelinya.
Aku melihat sebuah gambar bergerak yang terpampang di halaman depannya. Gambar itu… Granger. Ia mengadakan sebuah kampanye lagi?
"Healer Klein!" seorang mediwizard berlari menuju meja kami. "Ada pasien baru yang membutuhkanmu."
"Pemeriksaan awal dapat dilakukan oleh mediwizard, Joanne," jawab Healer Klein tanpa melepas pandangannya dari Daily Prophet.
"Kau sudah melakukan pekerjaan mediwizard seharian ini," ujarku. Healer Klein menatapku dengan tatapan itu lagi. Sebelah alis naik dan bibirnya mengulum senyum.
"Pasien merupakan anggota kementrian, dan kerabat pasien memaksa agar healer yang memeriksanya," jelas mediwizard berambut hitam pendek itu yang diketahui bernama Joanne.
Tak lama, Healer Klein bangkit dari duduknya. "Kau ikut, Malfoy?"
Aku menaikkan satu alisku dan tersenyum tipis, meniru ekspresi wajahnya beberapa saat lalu.
Kami bertiga memasuki lift untuk menuju lantai dua. "Seorang wanita berumur sekitar, mungkin seusia dengan anda, Calon Healer Malfoy. Aku mengenalinya, argh, namanya ada diujung kepalaku." Aku benar-benar tidak mendengarkan celotehan mediwizard itu.
Beberapa saat kemudian kami sampai di ruang pemeriksaan awal penyakit-penyakit sihir. Kedua bolamataku membulat beberapa detik ketika melihat Granger berdiri tepat di depanku.
"Malfoy?" ia mengerjap beberapa kali. Terkejut, eh? Aku juga, walau wajahku tidak menunjukkan ekspresi terkejut yang terbaca.
Healer Klein menatap kami bergantian, "Well, sedikit canggung, hehe."
"Granger, ya. Hermione Granger. Aku ingat sekarang," Joanne bergumam sendiri.
Aku tidak pernah menyangka akan bertemu dengannya. Terutama bertemu di sini.
"Ternyata berita itu benar. Mantan pelahap maut bekerja di St. Mungo." Seorang pemuda bertubuh besar dengan guratan bekas luka di wajah yang tak kusadari kehadirannya memecahkan suasana canggung menjadi suasana tegang.
Ngomong-ngomong siapa dia? Kekasih Granger? Selera yang bagus.
"Baiklah, mari kita periksa anda, Miss Granger. Anda bisa menyuruh teman anda untuk menunggu di luar. Joanne, tolong antar teman Miss Granger."
Healer Klein menghela nafas lega setelah Joanne mengantar pemuda yang sangat mengenal tata krama itu keluar.
"Maafkan Robert. Dia memang menyebalkan," Granger menatapku. Tatapannya menyirat seribu pertanyaan. Aku dapat menebak beberapa diantaranya.
"Kau bisa kemari, Malfoy?" perintah Healer Klein. Baru kusadari sejak tadi aku berdiri menghalangi pintu. Aku berjalan menuju kursi kosong di sebelah Healer Klein.
"Apa yang anda keluhkan, Miss Granger?"
"Um, aku merasa pusing dan mual,"
Dan pemuda sopan tadi yang memaksamu untuk datang ke sini.
"Dan Robert mengantarku ke sini."
Bingo.
"Apa perut anda keram?"
Granger menggeleng pelan, "Sepertinya aku hanya kurang istirahat."
"Aku paham betul. Kau pasti sangat kelelahan karena kampanye barumu. Bukankah lebih baik diperiksa oleh ahlinya daripada berasumsi tidak jelas? Silahkan berbaring di ranjang, aku akan memeriksamu."
Tak butuh waktu yang lama bagi Healer Klein. Ia dapat menyimpulkan sebuah penyakit dengan cepat dan akurat.
"Selamat, Miss Granger! Anda hamil," Healer Klein tersenyum lebar, ujung tongkat sihirnya mengeluarkan confetti.
Wajah Granger seketika menjadi pucat diikuti oleh Healer Klein yang kemudian merasa canggung dengan perayaan kecilnya. Dia sangat terkejut rupanya. Kupikir dia sudah tahu apa jawaban yang akan diberikan oleh Healer Klein.
"Tidak mungkin!"
Semoga tidak ada sadar kalau aku bergerak sedikit dari kursi. Kuakui aku sedikit terkejut, baiklah, aku terkejut. Aku terkejut dengan teriakan Granger. Kupikir dia akan berkata 'Sudah kuduga' atau semacamnya. Apa bayi yang dikandungnya bukan bayi Robert? Bad, bad, bad Granger.
Ia membenamkan wajah di dalam kedua telapak tangannya. "Aku tidak bisa hamil. Jangan sekarang."
Aku lupa membaca prosedur untuk menghadapi pasien yang frustasi tiba-tiba. Kuserahkan kepadamu, Healer Klein.
Healer Klein menarik nafas lalu membuangnya dengan perlahan. "Jika kau benar-benar tidak menginginkan bayi itu," Healer Klein berusaha mendapat perhatian Granger, "kau tahu harus berbuat apa."
Aku ragu ia akan mengambil jalan itu.
"Malfoy dapat menyiapkan ramuannya untukmu," tambahnya.
Ucapan Healer Klein mengejutkanku, "Apa!? Aku?" aku melihat Granger segera menyeka air matanya yang belum sempat terjatuh lalu menatapku.
.
.
Setelah selesai meletakkan rekap data pasien milik Granger di ruang informasi, aku tahu bahwa aku akan datang kembali ke ruangan itu untuk mengambilnya lagi. Dan akhir dari pekerjaanku untuk hari ini adalah membuat ramuan aborsi untuk Granger. Sulit dipercaya dia setuju untuk melakukan hal itu.
To be continued.
A/N:
Tiba-tiba saja dapat ilham untuk bikin fanfic dramione. Apakah fanfic ini akan terbengkalai begitu saja? Entahlah. Aku penasaran apakah reader penasaran dengan kelanjutan cerita ini...?
