Soulmate
Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Original Story © Akari0415
Future AU/BL/MPREG/BusinessmanAkashi x FloristKuroko/ OOC/Drama/Romace/Hurt/Comfort
Warning : cerita tidak logis, karakter OOC, typo berserakan, tidak sesuai EYD, alur terlalu cepat, jadi mohon di maklumi. Dan terakhir DLDR.
Chapter 1 : Found You
Di sebuah kamar bercat merah dan hitam yang berukuran cukup besar jika di bandingkan dengan kamar kebanyakan orang terdapat seorang pria bersurai Crimson tengah terbaring di sebuah kasur berukuran king size.
Di sebelah kanan bagian atas kasur tersebut terdapat sebuah meja kecil yang diatasnya terdapat sebuah lampu tidur, beberapa buku dan sebuah ponsel yang tengah berdering menandakan jam tidur si pemilik ponsel telah berakhir. Deringan ponsel tersebut tidaklah keras, namun cukup untuk membuat si pemilik ponsel yang bernama Akashi Seijuurou itu membuka kedua kelopak matanya, menampilkan sepasang iris berwarna merah delima yang sewarna dengan surainya.
Tangan pria itu mencoba menjangkau meja, mengambil ponsel yang berhasil membangunkannya dari mimpi yang sama setiap kali malam bulan purnama tiba. Mimpi yang juga dialami setiap manusia di luar sana. Mimpi yang kadang bisa menghancurkan rumah tangga seseorang hanya dengan keberadaannya. Mimpi yang membuat seseorang menampilkan ekspresi sedih, dan penuh penyesalan karena tidak berhasil menjadikannya nyata. Namun juga mimpi yang bisa memberikan semangat bagi seseorang untuk menjalani hidupnya seperti yang dirasakan sang tokoh utama. Yaitu mimpi tentang soulmate mereka.
Setiap manusia atau semua makhluk hidup di dunia ini dilahirkan memiliki pasangan atau manusia menyebutnya dengan soulmate. Yang di percaya jika kalian berhasil menemukan soulmate kalian dan hidup bersamanya maka kalian akan merasakan hidup bahagia selamanya yang selalu menjadi akhir dari cerita dongeng pengantar tidur.
Setiap orang akan bertemu soulmate mereka dalam mimpi. Mimpi yang akan selalu muncul di setiap malam dimana bulan tampak seperti lingkaran penuh tanpa ada cacat sedikitpun. Mimpi yang akan datang pertama kali pada setiap orang yang baru menginjak umur remaja dan akan hilang jika mereka telah bertemu dan saling berinteraksi atau jika salah satu dari mereka telah meninggal dunia atau jika mereka menemukan cinta sejati mereka yang bukan soulmate mereka.
Bukan rahasia umum lagi jika setiap orang di dunia ini mendambakan hidup dengan soulmate mereka secara nyata bukan hanya lewat mimpi belaka. Namun tentu saja untuk mewujudkannya dibutuhkan usaha yang pastinya akan menguras tenaga.
Bagaimana tidak, mencari satu dari milyaran orang di dunia ini bukanlah perkara yang mudah. Apalagi kita tidak tahu nama serta asalnya. Yang kita ketahui hanya wajahnya. Kita bahkan tidak tahu apakah soulmate kita satu negara dengan kita. Bukan hal yang tidak mungkin jika soulmate kita beda Negara atau bahkan beda Benua dengan kita.
Itulah mengapa, tidak semua orang atau bahkan mungkin kebanyakan orang di dunia ini tidak berakhir dengan soulmate mereka. Banyak dari mereka yang menyerah untuk bersama dengan soulmate yang seolah seperti mimpi yang takkan tergapai. Selain karena sulit menemukan soulmate, tuntutan biologis dan sirkulasi hidup menjadi alasan kenapa banyak yang mencoba move on dari angan-angan itu.
Namun, bukan berarti tidak ada yang hidup dengan soulmate mereka. Hanya saja porsi orang-orang beruntung yang berhasil menemukan soulmate mereka tidak sebanyak orang-orang yang tidak beruntung.
...
Berhasil mematikan dering ponsel, Akashi mencoba bangkit dari tidurnya. Kemudian duduk di tepian tempat tidur, mencoba mengingat kembali bagaimana rupa orang yang muncul dalam mimpinya. Orang yang kemungkinan adalah soulmatenya mengingat dia selalu memimpikan orang yang sama di setiap malam bulan purnama.
Seorang pria dengan surai sewarna langit di musim panas yang sepertinya terasa lembut jika di sentuh. Iris sewarna samudra yang membuatnya tergoda untuk menyelaminya. Bibir yang sewarna buah ceri yang menggoda, kulit putih pucat yang terlihat lembut jika di sentuh, serta tubuhnya yang mungil yang sepertinya tidak lebih tinggi darinya.
Akashi tidak tahu mengapa, tapi setiap kali ia bangun dari mimpi itu, jantungnya selalu berdetak cepat dan perasaan bahagia selalu memenuhi hatinya. Bahkan hal ini sudah ia rasakan sejak pertama kali orang itu masuk dalam mimpinya. Dia tidak bodoh untuk tidak mengerti arti dari semua itu. Dia sedang jatuh cinta. Ya, dia jatuh cinta pada orang yang bahkan tidak pernah di temuinya. Jatuh cinta pada pandangan pertama pada orang yang memang sudah di takdirkan untuknya.
Namun lamunannya buyar saat ingatan akan perbincangannya dengan sang ayah semalam tiba-tiba masuk ke dalam memorinya. Menggeser paksa kedudukan sang soulmate dari pikirannya.
Mungkin lebih tepat disebut sebagai permintaan dari pada perbincangan. Sebuah permintaan yang mungkin bagi beberapa orang di luar sana mudah untuk di kabulkan. Permintaan yang selalu di ucapkan seorang ayah pada anaknya yang sudah menginjak usia matang. Namun tidak untuk Akashi. Permintaan yang seolah mencemooh usahanya selama 15 tahun mencari sang soulmate yang selalu berakhir sia-sia.
Ayahnya, Akashi Masaomi, ingin dirinya cepat menikah dan memberikannya minimal seorang cucu. Akan lebih baik lagi kalau ia memiliki banyak anak. Alasannya tentu saja karena ayahnya merasa kalau dia sudah tua dan sebentar lagi akan lengser dari singgasananya. Dia tidak ingin menghabiskan masa tuanya sendirian di rumah yang luasnya setara istana. Menurutnya Akashi sudah terlalu tua untuk tetap menjadi seorang perjaka.
Akashi bukannya tidak ingin mengabulkan permintaan ayahnya. Siapa yang tidak ingin memiliki keluarga. Hanya saja ia masih belum menemukan soulmatenya. Dan ia tidak ingin membangun keluarga dengan orang yang bukan soulmatenya. Ia tidak bisa, ia mencintai soulmatenya. Bahkan mungkin kata mencintai kurang tepat untuk di gunakan. Ia terlalu mencintai soulmatenya.
Mungkin hal ini terdengar klise karena terlalu mencintai orang yang bahkan tidak pernah ditemuinya secara nyata. Tapi seperti itulah yang dialaminya. Pernah sekali ia mencoba mengencani seorang model, berharap ia bisa melupakan atau setidaknya bisa mengurangi perasaannya itu, namun bukannya berkurang ia malah merasa telah mengkhianati soulmatenya. Sejak saat itulah dia bertekat untuk menjadikan sang soulmate sebagai satu-satunya baginya. Ia tidak akan menikah jika bukan dengan soulmatenya.
Akashi menghela nafas mencoba menyingkirkan semua masalah yang muncul dalam pikirannya. Ia bangkit dari duduknya kemudian melakukan rutinitas paginya yang sempat tertunda.
...
Deringan bel yang sengaja di pasang di pintu masuk menembus gendang telinga Kuroko. Seolah meminta Kuroko untuk berhenti dari kegiatannya dan menyambut orang yang akan menjadi pelanggan pertamanya hari ini.
Dan tentu saja hal itulah yang dilakukan Kuroko, berhenti dari kegiatan menyiram bunganya dan membalikkan tubuhnya menghadap sang pelanggan. Namun, bukan senyuman yang tersemat di bibirnya melainkan katupan rapat kedua belah bibirlah yang tertera tak kala bayangan seorang yang paling tidak ingin dilihatnya masuk kedalam iris birunya. Tubuhnya seketika menegang, pandangannya berubah kosong, sekelebat memori peremuk hati tiba-tiba menyerbu fikirannya.
Lain reaksi Kuroko, lain pula reaksi yang ditampilkan sang tamu yang tidak diharapkan. Ia melangkah mendekati Kuroko, mengikis jarak yang terbentang diantara mereka. Menebarkan senyuman yang dulu sempat menjadi faforit Kuroko.
"Yo Tetsuya, aku datang lagi." Ucap sang tamu saat jarak mereka tak lagi seberapa.
Suara sang tamu memaksa Kuroko untuk mengakhiri lamunannya. Dengan menampilkan ekspresi datar dan pandangannya yang terkesan kosong, Kuroko menjawab perkataan sang tamu.
"Selamat datang di Kuroko Florist Kagami-san. Ada yang bisa kami bantu?"
Mendengar perkataan yang terkesan datar tak bernada dari orang yang sangat penting bagi tamu yang bernama Kagami Taiga itu, cukup untuk kembali menghancurkan hatinya untuk kesekian kalinya dalam satu tahun terakhir ini.
Mencoba berusaha tegar, Kagami kembali menyunggingkan senyuman yang dia sendiri tidak tahu kapan senyuman itu hilang dari parasnya. Saat ia membuka mulut hendak mengeluarkan suaranya tiba-tiba suara lain menghentikannya.
"Otou-san, bunga mawar yang di sana sepertinya harus segera di siram. Apa Otou-san mau menyiramnya? Biar aku yang melayani pelanggan ini." Ucap seorang anak laki-laki bersurai biru muda dengan iris sewarna delima yang berusia 9 tahun.
Perasaan lega langsung menyelimuti hati Kuroko saat melihat seorang anak laki-laki yang merupakan anaknya, Kuroko Takumi datang. Sepertinya Takumi sadar kalau dirinya tidak ingin melayani pelanggan yang satu ini. Anaknya tahu betul dirinya.
Setelah mengucapkan kata maaf, Kuroko segera beranjak menuju mawar yang akan di siramnya. Dia tahu kalau sikapnya tadi terkesan tidak sopan. Tapi dia tidak bisa mengacuhkan nyeri di dadanya setiap kali pria berambut merah hitam itu berada dalam ruang lingkup penglihatannya. Walaupun sudah setahun sejak kejadian itu, tapi tetap saja nyeri yang dirasakannya sama. Nyeri yang muncul akibat luka menganga yang dulu selalu ditorehkan oleh pria yang tadi sempat berdiri dihadapannya.
Kuroko menghela nafas, berharap bisa mengurangi sesak di dadanya. Juga berharap semoga tokonya tidak di cap buruk akibat tingkahnya yang tidak sopan pada pelanggan yang satu ini.
...
Kedua tangan terkepal erat di pinggiran celana menahan amarah, pandangan dingin yang menusuk serta senyuman terpaksa yang selalu di tampilkan Takumi setiap kali Kagami datang ke toko mereka membuat sirat terluka dan putus asa terpancar di mata Kagami.
Ingin rasanya Kagami menghardik sang anak akan tingkah tidak sopannya pada pelanggan. Namun ia masih cukup tahu diri untuk tidak melayangkan protesnya. Ia tahu bahwa sudah sepantasnya dirinya menerima perlakuan seperti itu setelah semua yang telah dilakukannya pada mereka.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?"
Seolah tingkahnya tidak cukup untuk menghancurkan hati Kagami, sang anak juga memanggilnya tuan bukan dengan sebutan Papa seperti yang biasa ia gunakan saat mereka masih tinggal bersama.
Kagami mencoba untuk tetap mempertahankan senyumnya walaupun hatinya telah hancur berserakan. Kemudian ia mengucapkan kalimat yang sama yang selalu dilafalkannya setiap kali ia singgah ke sana.
"Seperti biasa, sebelas tangkai mawar pink yang diikat dengan pita warna biru muda."
"Baiklah tuan, akan saya ambilkan, silahkan tunggu sebentar."
Setelah itu anak laki-laki yang bernama Takumi itu berbalik menuju tempat dimana mawar pink berada. Dengan telaten tangannya memilah bunga dan membungkus bunga tersebut, membentuk buket bunga sederhana dengan pita biru muda sebagai pengikatnya. Kemudian menyerahkan buket tersebut pada orang yang dulu sempat menjadi salah satu orang penting baginya dan Otou-sannya. Namun itu dulu, sebelum seseorang datang menghancurkan keluarganya. Seseorang yang membuat Papanya dengan mudah menghancurkan hati Otou-sannya.
Takumi sangat menyayangi Otou-sannya. Oleh karena itu, sejak kejadian yang menurutnya menyakitkan itu, dia membenci Papanya dan berjanji akan membahagiakan Otou-sannya. Karena itulah ia dengan mudahnya menyetujui keputusan Otou-sannya saat ia berkata kalau ia ingin pisah dengan Papanya.
Hell, tidak mungkin ia tidak menyetujuinya jika dengan berpisah bisa membuat Otou-sannya berhenti menangis diam-diam setiap malam setelah dirinya tidur atau kembali menyunggingkan senyum bahagia yang sangat cocok di wajah manis Otou-sannya.
Takumi mungkin masih kecil, tapi ia tidak bodoh untuk tidak menyadari apa yang terjadi di rumahnya. Ia bisa merasakan ketegangan diantara kedua orang tuanya atau melihat pandangan terluka yang selalu terpancar di mata Otou-sannya setiap kali Papanya membawa orang itu masuk ke dalam rumah mereka. Makanya, ia akan melakukan apapun untuk membahagiakan Otou-sannya. Jika Papanya tidak bisa membahagiakannya maka ia yang akan membahagiakan Otou-sannya.
"Ini buket bunganya tuan, harganya 3000 Yen. Terima kasih telah mengunjungi toko kami."
Kagami menerima buket itu sambil menyodorkan uang 3000 yen pada Takumi. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih dan melayangkan pandangannya barang sebentar pada Kuroko, sebelum akhirnya ia melangkah keluar menuju mobilnya.
Kagami masuk ke dalam mobilnya dan mulai menjalankan mobilnya menuju tempat dimana seorang anak laki-laki selalu menunggunya. Sesampainya ia di sana, ia menghentikan mobilnya, namun tidak langsung keluar menghampiri anak itu. Ia membuka dashboard mobil dan mengambil sebuah notebook dan sebuah pena dari sana. Kemudian ia menuliskan sebuah nama dan alamat kepada siapa buket itu akan ia kirimkan.
Barulah ia keluar dari mobilnya kemudian menyodorkan buket beserta uang sebagai balas jasa kepada anak yang telah menunggunya. Memintanya untuk mengantarkan bunga itu kepada Kuroko Tetsuya.
Benar, bunga itu di belinya untuk Tetsuya. Berharap bunga itu bisa menyampaikan perasaannya bahwa betapa menyesalnya dirinya dan berharap agar Tetsuya mau memaafkannya dan kembali dalam pelukannya.
...
Akashi menjalankan mobil Lykan Hypersport merahnya menuju sebuah toko bunga di pinggiran kota Tokyo. Yang menurut asisten pribadinya, Mibuchi Reo, toko itu terkenal akan bunganya yang selalu segar dan memiliki banyak varian.
Dia sebenarnya tidak terlalu tertarik akan keunggulan yang disebutkan asistennya itu. Ia hanya ingin membeli sebuket bunga Lili putih yang akan dia bawa ke makam mendiang ibunya, Akahi Shiori.
Sebenarnya ia tidak perlu repot-repot pergi ke pinggiran kota hanya untuk membeli sebuket bunga Lili. Bisa saja ia beli bunga itu di salah satu toko yang akan di lewatinya di sepanjang perjalanannya menuju makam tersebut. Namun entah mengapa dia merasa harus ke sana. Sesuatu dalam sudut hatinya mengatakan ia akan menemukan sesuatu yang tidak ia duga jika ia pergi ke toko rekomendasi Reo itu.
Akashi kembali melirik secarik kertas yang bertuliskan nama dan alamat toko bunga itu. Kuroko Florist, itulah yang tertera di sana. Akashi mengerutkan dahinya merasa belum pernah mendengar nama toko itu.
Merasa tidak ingin membuang waktu lebih banyak lagi, Akashi memasukkan alamat toko itu ke dalam GPS mobilnya. Kemudian dengan tidak berperasaan, ia menginjak gas mobilnya kuat, membuat mobilnya melaju dengan kecepatan di atas rata-rata menuju tempat yang tanpa diketahuinya akan mengubah garis hidupnya.
Tiga puluh menit, adalah waktu yang di butuhkan Akashi hingga akhirnya ia tiba di toko bunga tersebut. Sebuah toko bunga yang tidak terlalu besar, namun memberikan kesan nyaman pada pengunjungnya tampak berdiri dengan gagahnya tak jauh dari mobil Akashi.
Baru saja Akashi hendak melepaskan sabuk pengamannya, sampai tiba-tiba pantulan seseorang yang baru keluar dari toko tersebut masuk ke dalam iris delimanya. Nafasnya tercekat, mulutnya menganga melihat seorang pria bersurai baby blue yang selalu menghiasi mimpinya berdiri di depan pintu. Melempar senyum pada orang yang kemungkinan adalah salah satu pelanggan toko itu melihat ia memegang sebuket mawar merah dan pink.
Perasaan bahagia langsung memenuhi hati Akashi. Akhirnya usahanya selama 15 tahun mencari sang soulmate tidak berakhir sia-sia. Ia tidak perlu lagi mengalihkan pembicaraan setiap kali orang bertanya tentang pasangannya. Atau ia tidak perlu lagi menghadapi kolega bisnis yang selalu menyodorkan anak-anak mereka untuk dijadikan sebagai pasangannya. Dan tentu saja, akhirnya ia bisa mengabulkan permintaan ayahnya yang sebelumnya ia fikir hanya khayalan semata.
Namun seolah takdir masih ingin mempermainkannya. Saat seorang anak laki-laki yang memiliki surai sewarna dengan soulmatenya keluar, mengucapkan kata yang mampu menghancurkan dunia Akashi seketika.
"Otou-san."
TBC
Hallo minna-san, saya datang dengan fic buatan sendiri. Saya lagi mencoba peruntungan saya dalam dunia tulis menulis. Karena ini fic pertama saya dalam semua fandom, jadi saya berharap minna –san mau memberikan masukan, saran, dukungan serta kritikannya. Namun jangan terlalu pedes ya kritikannya. Kokoro saya tidak akan sanggup menerimanya. :)
Dan bagi yang menanyakan "Beautiful Disaster" sama "Watch and React" kapan translatenya saya post mohon yang sabar ya. RL banyak menyita waktu saya. Tapi saya sedang dalam proses pengerjaannya kok, berdoa saja sebelum ultahnya bang Sei udah saya post.
Terakhir mohon read, favourite, follow and Review please... :)
