IF IT IS YOU..
.
CHO KYUHYUN
LEE SUNGMIN
.
.
"Langsung pulang ya Hyung? Aku lelah sekali."
Pria yang duduk di samping kursi pengemudi itu mengangguk seraya mengecek apa lagi yang harus dia lakukan setelah mengantar magnae Super Junior ke apartemen. Setelah memastikan bahwa memastikan Kyuhyun sampai dengan selamat di apartemen adalah tugas terakhirnya, kedua mata pria itu sesekali melirik ke belakang, ke tempat Kyuhyun duduk dan terpejam. Acara MBC Entertainment Awards memang berakhir sedikit telat dari jadwal, belum lagi Kyuhyun memang terlihat bersemangat sekali bersama rekan-rekan MC Radio Star di acara itu, jadi wajar bila Kyuhyun kelelahan. Selaku manager Super Junior, Junghoon rasanya wajib untuk memberitahukan informasi ini kepada Kyuhyun. Tapi beberapa hal kembali menjadi pertimbangannya. Apa Kyuhyun ingat?
"Kyuhyun-ah?" Junghoon sedikit memiringkan posisi duduknya agar bisa menghadap Kyuhyun yang berada di bangku belakangnya. "Kyuhyun-ah?"
Kedua orbs coklat Kyuhyun terbuka, menatap sang manager seraya menggumam, memastikan bahwa dia mendengar apa yang akan diucapkan oleh managernya. "Hm?"
"Hm.. Besok aku akan menjemput Sungmin di military base."
Sungmin?
"Leeteuk, Heechul, Kangin, Shindong, Ryeowook, dan Yesung sudah mengetahui hal ini. Aku memberi tahu kalau-kalau kau lupa Sungmin discharged besok." ucap Junghoon tanpa menyadari raut wajah Kyuhyun yang mengeras. Kedua tangan Kyuhyun yang tersembunyi di balik mantelnya pun sedikit bergetar. Junghoon kembali ke posisinya menghadap depan tanpa ingin tahu apa tanggapan Kyuhyun.
Serasa kembali ke dunia nyata, Kyuhyun menghela nafas dan kembali menutup kedua matanya. Perasaan lelahnya terasa bertambah, seperti ada beban di kedua bahunya. Benarkah dua tahun begitu cepat berlalu? Pemuda itu kira dua tahun adalah waktu yang cukup untuk dirinya bersiap diri, namun ternyata tidak.
Masih teringat jelas dipikiran Kyuhyun perpisahannya dengan Sungmin akhir tahun 2013 itu. Perpisahan sepihak bagi Kyuhyun, tapi Sungmin tidak peduli. Mungkin Sungmin lelah dengan ketertutupan atau lelah dengan semua sifat Kyuhyun selama ini, pikir Kyuhyun. Berkali-kali Kyuhyun meyakinkan Sungmin bahwa mereka bisa melalui semuanya berdua, namun pria yang lebih pendek darinya itu keras kepala, tidak mau mendengar apapun, tidak mau mencoba sedikitpun. Hal itu serasa membuat lubang hitam yang menarik Kyuhyun dan kehidupannya ke dalamnya.
Kedua tangan Kyuhyun di balik mantel menggenggam erat, erat sekali hingga bergetar saat pikirannya terlempar di waktu hubungan Sungmin dan seorang wanita terbongkar. Kyuhyun telah bersumpah, sampai kapanpun, tidak akan pernah dia menyebut nama wanita itu di dalam hidupnya. Dirinya ingat kala itu, membanting semua barang, berteriak bahkan mengusir semua member yang mencoba untuk menenangkannya. Bisa-bisanya, hanya berselang enam bulan dengan waktu mereka berpisah, Sungmin sudah datang dengan kabar baru. Jangankan Kyuhyun, member bahkan managerpun tidak mengetahuinya. Pria berwajah manis itu begitu pintar menutupi apapun.
Kyuhyun membuka matanya dengan nafas yang tidak beraturan, mencoba menetralkan nafasnya sebelum Junghoon sang manager menyadari ada yang tidak beres di bangku belakang. Kyuhyun mengutuk perasaan yang dia rasakan. Sudah dua tahun, namun tidak bisa hilang juga. Hari itu, hari yang Kyuhyun tidak duga akan datang, dimana sumber inspirasi dan kebahagiaannya direnggut paksa darinya. Bila bulan september tahun itu Kyuhyun bisa mengekspresikan rasa sedih dan kecewanya, berbeda dengan hari itu. Kyuhyun hanya diam, menarik nafas panjang berkali-kali dan mencoba untuk senormal mungkin saat mempromosikan albumnya. Menyampaikan seluruh emosi melalui lagunya, berharap mungkin saja pria yang sedang mengikat janji itu mendengarnya. Mendengar seluruh luka yang Kyuhyun rasakan.
"Hyung pamit ya?"
Suara tenor dua tahun lalu terngiang dipikirannya. Pria kelahiran 1 Januari yang sudah sah milik orang lain, berdiri di hadapannya, mengeluarkan senyuman seadanya seraya memasukkan beberapa barangnya yang masih tertinggal di kamar Kyuhyun. Kamar mereka berdua dulu. Kyuhyun tidak menjawab apapun, kedua matanya terus memperhatikan gerak gerik Sungmin. Mudah sekali? Kyuhyun benci dengan perubahan ini, Kyuhyun bukanlah sebatas teman satu band Sungmin saja. Delapan tahun mereka bersama, berbagi apapun, bahkan mimpi. Dan Sungmin memperlakukan Kyuhyun semudah ini? Kyuhyun ingat saat itu Sungmin memandangnya dengan penuh arti di saat Kyuhyun tidak kunjung menanggapinya. Entah apa arti dibalik tatapan Sungmin, Kyuhyun tidak mau repot-repot menebaknya. Toh delapan tahun mereka bersama, Kyuhyun tetap tidak bisa membaca pikiran Sungmin, hubungan dan pernikahan itu bukti Kyuhyun kecolongan.
Terakhir kali Kyuhyun melihat Sungmin saat pria itu tersenyum padanya sebelum keluar dari apartemen mereka. Senyum yang Kyuhyun juga tidak mau membalasnya. Entahlah, Kyuhyun merasa bahwa semua emosi berkumpul padanya pada hari itu. Dia marah, kesal, benci pada Sungmin. Namun juga rindu dan terus ingin disamping pria itu. Mungkin itu yang membuat Kyuhyun terus membisu di hari perpisahan Sungmin sebelum masuk wajib militer. 21 bulan tanpa komunikasi dan besok pria itu akan kembali di hadapannya, mungkin tidak sesering dulu, mengingat Sungmin sudah mempunyai tempat bersama Isterinya, Kyuhyun tersenyum remeh saat teringat tentang hal itu, tapi tetap saja Kyuhyun belum siap dengan kehadiran Sungmin disekitarnya.
Rasa itu belum hilang.
Semua rasa itu belum hilang.
Leeteuk dan Ryeowook terlihat sibuk di dapur sedangkan Yesung hanya memindahkan channel ke channel lainnya, seraya menunggu sandwich buatan Leeteuk dan Ryeowook selesai dan tiba di hadapannya. Ketiga member tersebut berkumpul siang ini di apartemen setelah menyelesaikan aktivitas mereka di pagi hari. Sebenarnya ada satu member lagi di apartemen tersebut, namun ketiganya sepakat untuk tidak mengganggu atau meminta member itu bergabung. Biarlah magnae mereka mempunyai waktu sendiri di dalam kamar.
"Sungmin Hyung sudah perjalanan kesini." tutur Ryeowook setelah melihat pesan masuk ke smartphonenya. "Junghoon Hyung juga sudah membeli makanan untuk makan siang kita."
"Baguslah. Heechul juga sepertinya menyusul jam 3 nanti. Kalau Kangin belum mengabari sampai sekarang." ucap Leeteuk seraya berjalan ke sofa tempat Yesung duduk, dengan piring berisi sandwich di tangannya. "yang jadi masalah, apa aku memberi tahu Kyuhyun bila Sungmin mampir kesini dulu?"
Yesung menghela nafas panjang dan menyandarkan punggungnya ke sofa, "beritahu saja, Hyung. Bukankah akan lebih mengagetkan bila dia keluar kamar dan melihat Sungmin disini?"
Ryeowook yang sudah bergabung dengan kedua Hyungnya tersebut juga menyetujui perkataan Yesung. "Coba kau bicara pelan-pelan dengannya-"
Cklek.
Ketiga pasang mata itu kompak menoleh ke arah pintu yang terbuka dan menampilkan sosok Kyuhyun yang terlihat bingung, "kenapa kalian menatapku?"
Kyuhyun berjalan ke arah ketiga Hyungnya dan duduk disebelah Yesung, "aku lapar sekali. Hanya sandwich? Apa tidak ada makanan berat lain?"
Yesung berbalas pandangan dengan Leeteuk, mengisyaratkan harus siapa yang menjawab pertanyaan sang magnae. Ryeowook terlihat tidak mau ikut campur dalam urusan ini dan memilih sibuk bermain dengan handphonenya, biar kedua Hyungnya yang lebih dewasa yang memberi tahu Kyuhyun secara pelan-pelan. Leeteuk sedikit menarik nafas sebelum menjawab pertanyaan Kyuhyun, "Junghoon Hyung sudah perjalanan kesini. Membawa makanan."
Kyuhyun mengangguk sambil membentuk huruf o dibibirnya.
"Dia bersama Sungmin juga."
.
.
Beberapa kali Kyuhyun mengurut keningnya dengan jari-jarinya, menandakan dirinya sedang dilanda pusing berat. Apa karna dia belum makan atau karna alasan lain. Setelah mendengar ucapan Leeteuk, Kyuhyun merasakan tubuhnya menegang dan seperti ada alarm di dirinya, Kyuhyun segera berdiri dari duduknya dan kembali masuk ke kamar, mengambil mantel, kunci mobil, handphone serta dompetnya, berjalan keluar kamar dan apartemennya, berpamitan tanpa menyebutkan kemana tujuannya kepada para hyungnya.
Disinilah Kyuhyun, di parkiran salah satu minimarket setelah berjalan-jalan tanpa tujuan dengan mobilnya. Kyuhyun tidak tahu apa yang ada dipikirannya saat ini. Menghindari Sungmin adalah prioritas utamanya saat ini dan dia tidak peduli dengan pemikiran member lainnya tentang absennya siang ini.
BUK!
Lagi-lagi stir mobilnya menjadi sasaran atas semua emosi Kyuhyun selama dua tahun ini. Tidak ada yang tahu, entah sahabat atau bahkan kedua orangtuanya, tidak ada yang tahu perasaan apa yang Kyuhyun simpan rapat-rapat bertahun-tahun. Pria kelahiran Februari itu menanggung sendiri. Memakai topeng 'baik-baik-saja' dan bersikap seolah semua nya telah dia terima dan maafkan.
Padahal tidak.
Tidak ada satupun dari semua kejadian di masa lalu yang telah Kyuhyun terima dan maafkan.
Kepergian Sungmin, hubungan Sungmin, dan pernikahan Sungmin. Rasa sakit yang dia rasakan karna hal itu masih Kyuhyun rasakan, bahkan seperti baru kemarin Kyuhyun mendengar bahwa Sungmin ingin pisah dan melanjutkan kehidupan tanpa ada Kyuhyun. Dan setelah itu berurutan kejadian yang membuat Kyuhyun menjadi pribadi yang sekarang.
"Apa yang harus aku lakukan bila bertemu denganmu, Hyung?" lirih Kyuhyun sembari menghempaskan kepalanya di jok. Sudah habis tenaganya untuk marah atau berteriak. Sungmin benar-benar hebat bisa membuat Kyuhyun seperti ini. "Apa harus terus aku menghindarimu, Hyung?"
Kyuhyun larut dalam pikirannya sampai suara telfon mengusiknya. Diliriknya smartphone yang tergeletak di bangku penumpang, nama Ryeowook terpampang dilayar. Setelah menimbang-nimbang apa harus dia angkat atau ia biarkan, akhirnya Kyuhyun memilih untuk mengangkat, dia tidak mau para member khawatir dan dia bisa berbohong bahwa ada urusan mendadak di luar.
"Ya Ryeowook-ah?"
"Kyuhyun-ah?"
Handphone yang ada ditelinganya bergetar, menandakan tangan sang pemegang sedang bergetar hebat. Suara itu, suara yang 21 bulan tidak pernah dia dengar dan kini disebrang sana, pria itu sedang berbicara dengannya.
"Kyuhyun-ah kau dimana? Tidak menyambutku?"
Entah apa yang dirasakan Kyuhyun sekarang, semuanya mengaduk-aduk otak, hati, bahkan isi perutnya. Kyuhyun ingin muntah rasanya. Mudah sekali? Mudah sekali Sungmin berkata sedemikian rupa tanpa memikirkan apa yang sudah dia lakukan kepada Kyuhyun.
"Kyuhyun-ah, kau masih disana kan? Kau-"
"Apa maumu, Sungmin?"
Tenggorokan Kyuhyun terasa kering setelah mengutarakan pertanyaan tersebut. Jantungnya berdegup kencang menunggu jawaban dari sebrang sana.
"Maksudmu, Kyuhyun-ah? Aku baru keluar dari militer dan tidak menemukanmu disini. Padahal semua member-"
"Aku bertanya apa maumu. Setelah kau ingin berpisah, menjalin hubungan bahkan menikah dengan orang lain. Kau mau apa lagi, Sungmin? Dua tahun aku sudah terbiasa dengan ketidakhadiran dan cerita tentang mu. Aku sudah terbiasa hidup dengan semua luka yang kau tinggalkan. Dan kini kau kembali, aku belum siap, Sungmin. Sungguh."
Di sebrang sana, Sungmin memejamkan matanya. Bohong bila tubuhnya tidak bergetar dan lemas. Untung saja kini dia sedang duduk dan berada di dalam kamar dan hanya dia seorang diri disini. Keputusan dia untuk meminjam handphone Ryeowook dan menghubungi Kyuhyun memang salah. Tiga tahun seluruh pertahanannya ingin ia runtuhkan begitu saja mendengar suara Kyuhyun. Satu tangan Sungmin yang bebas menggenggam bed cover dengan begitu kuat, sekuat dia mempertahankan semua pilihan yang telah ia ambil.
Berlainan dengan Kyuhyun, pria ini tidak bisa menahan apapun lagi, selain suara isakan yang masih bisa ia tahan di kerongkongannya. Air mata pun sudah mulai membasahi pipinya.
Kyuhyun bisa mendengar helaan nafas sebelum kembali mendengar suara Sungmin, "kita bisa bertemu, Kyuhyun-ah? Aku susul kau ya?"
"Tidak. Jangan. Aku belum ingin bertemu denganmu." tutur Kyuhyun dengan pelan.
"Kyuhyun-ah.."
"Tidak, Sungmin." tegas Kyuhyun, "aku tutup telfonnya."
Setelah menekan layar dan memastikan sambungan telfon terputus, Kyuhyun kembali menyandarkan tubuhnya. Mengingat berasal darimana keberanian yang ia punya sampai dia bisa berbicara seperti itu. Mungkin saja ini sudah limitnya dan memang sudah saatnya dia utarakan semuanya. Tapi ada keraguan dalam diri Kyuhyun, pria itu, pria yang berbicara dengannya tadi apakah mengerti dan peduli? Bukankah sudah sangat terlambat untuk Kyuhyun mengutarakan semuanya?
"Hahh…"
Kyuhyun memilih untuk tidak peduli akan semuanya. Hanya sebentar saja, Kyuhyun tidak ingin berpikir tentang hal itu.
Sudah dua minggu setelah Sungmin keluar dari wajib militernya, sudah dua minggu juga dia menjalani kehidupannya kembali sebagai idol dan juga seorang suami. Jarang Sungmin bertemu dengan member lainnya, karena masing-masing punya jadwal berbeda dan juga Sungmin yang tidak pernah lagi mampir di apartemen. Bukan karna apa, dia tidak mau kehadirannya membuat kaku suasana, karna bisa saja Kyuhyun sedang di apartemen juga.
Perbincangan singkat dengan Kyuhyun dua minggu lalu terus terngiang-ngian diotaknya. Bahkan terkadang tidak ia pedulikan sang isteri yang mengajaknya bicara karena jujur saja, lirihan Kyuhyun hari itu terus membayang-bayanginya. Hati Sungmin ikut teriris mendengarnya, Kyuhyun seperti menumpahkan semua lukanya hari itu.
"Yeobo, kau mau kemana?" tanya Saeun saat melihat Sungmin sedang mengikat sepatu ketsnya. "Kau mau pergi?"
"Aku ingin bertemu dengan Junghoon Hyung." jawab Sungmin seraya mengambil topi dan tas selempangnya. "Tidak usah masak, sepertinya aku akan makan diluar."
Saeun mengangguk sekilas lalu kembali sibuk dengan laptopnya. "Ngomong-ngomong, kau jarang sekali berkumpul dengan para member lainnya? Mereka tidak membuat acara penyambutan?"
"Tidak. Mungkin nanti, karna pertengahan tahun ini Donghae, Eunhyuk, dan Siwon akan discharged juga. Kau lihat kunci mobilku?" Sungmin mengedarkan pandangannya ke seluruh meja di depannya. Biasanya kuncil mobil ia letakkan disitu.
"Kau gantung di dekat pintu dapur, yeobo." jawab Saeun tanpa melepaskan pandangannya dari layar laptop. "Lalu, bagaimana dengan mantan kekasihmu?"
Langkah Sungmin terhenti saat ingin berjalan menuju pintu dapur. Berbalik badan dan menatap penuh tanya ke Saeun. "Siapa maksudmu?"
Kedua mata Saeun melirik sekilas ke arah Sungmin sebelum kembali menatap layar laptopnya. "Kyuhyun. Siapa lagi?"
Sungmin membuang pandangannya dari Saeun dan tanpa menjawab pertanyaan wanita tersebut, Sungmin kembali berjalan ke arah dapur untuk mengambil kunci mobilnya. Sungmin tahu, walau sudah dua tahun mereka menikah, tapi tetap saja ada rasa mengganjal diantara keduanya. Entah Sungmin yang masih ragu atas perasaannya atau Saeun yang terus menerus menyimpan kecurigaan.
Kedua mata Saeun memandang punggung suaminya tersebut. Mengenal Sungmin hampir tiga tahun membuat dia sudah mulai hapal dengan gelagat lelaki itu. Sungmin menghindari pertanyaan Saeun tadi, atau mungkin lebih tepat, Sungmin menghindari apapun yang berhubungan dengan Kyuhyun.
Bohong bila Saeun tidak mengetahui hubungan Kyuhyun dan Sungmin saat awal pertama dia bertemu dengan suaminya tersebut. Pribadi Sungmin yang menyenangkan dan dewasa disaat yang bersamaan membuat Saeun percaya, Sungmin bisa membuat siapapun jatuh cinta padanya, termasuk lelaki sekalipun, termasuk dirinya.
"Aku pergi ya?" Sungmin menghampiri Saeun lalu mengecup puncak kepala istrinya sekejap.
Saeun hanya balas dengan menggumam dan kembali berpura-pura fokus pada apa yang terpampang di layar laptopnya. Setelah bunyi pintu tertutup, Saeun menarik nafas panjang seraya menatap nanar ke depan. Ini yang ia takutkan bila Sungmin sudah keluar dari wajib militernya. Seluruh kecurigaan dan dugaannya terus bersahut-sahutan di otaknya. Entahlah, ikatan pernikahan dengan Sungmin saja sepertinya masih belum cukup untuk memiliki Sungmin. Saeun merasa masih banyak yang belum ia dapatkan dari Sungmin. Entah itu perasaan Sungmin , atau bahkan kehidupan Sungmin.
Pandangan Sungmin mengedar ke arah lobby kantor MBC dari lima menit yang lalu. Ini sudah pukul 3 sore dan menurut penuturan managernya, Kyuhyun sudah merampungkan recordingnya. Setelah melalui perdebatan kecil dengan sang manager, Sungmin memang langsung meluncur menjemput Kyuhyun, menggantikan sang manager tanpa sepengetahuan Kyuhyun. Keputusan yang sedikit nekat memang, tapi Sungmin tidak peduli. Bila tidak begini, sampai kapan dia dan Kyuhyun terus diselimuti suasana dingin?
"Ah!"
Sungmin segera membuka pintu mobil, menurunkan topinya sedikit dan menghampiri sosok Kyuhyun baru saja keluar gedung MBC dan mencari-cari dimana mobil managernya. "Kyuhyun-ah?"
Kyuhyun mematung seketika saat melihat Sungmin sudah berdiri dihadapannya. Mau apa dia disini?
"Pulanglah denganku." tutur Sungmin dengan hati-hati. Dia menyadari wajah kaget Kyuhyun, namun ini sudah kepalang basah. Sungmin harus memastikan Kyuhyun ikut dengannya dan menyelesaikan ini semua.
Mulut Kyuhyun tidak mengucap apa-apa, hanya memandang Sungmin dengan penuh tanya. "Aku dijemput Junghoon Hyung."
"Dia tidak menjemputmu. Aku yang menjemputmu." ucap Sungmin membuat Kyuhyun berhenti melangkah pergi. "Aku antar kau ke apartemen."
Kyuhyun menarik nafas panjang sebelum kembali menatap kedua mata Sungmin, "aku pulang naik taksi saja kalau begitu."
Sungmin berdecak kesal saat melihat Kyuhyun keras kepala menolaknya, disusul Kyuhyun yang sudah berjalan menjauhi lobby dan menuju jalan utama. "Kyuhyun-ah, jangan begini."
Kaki Kyuhyun terus melangkah tanpa memperdulikan Sungmin yang berusaha mengimbanginya. Sejak melihat wajah Sungmin tadi, perasaan-perasaan itu kembali menyeruak di otak dan hati Kyuhyun. Dua minggu ini dia sudah terus-terusan mencoba melupakan pembicaraan mereka pada hari itu, tapi mengapa Sungmin semudah itu datang dihadapannya seperti hari ini?
"Kyuhyun-ah, aku ingin memperbaiki hubungan kita." ucap Sungmin sambil menahan lengan Kyuhyun, membuat pria yang lebih muda darinya itu memberhentikan langkahnya. "Sampai kapan kau terus menghindariku?"
Sungmin bisa melihat Kyuhyun menatapnya dengan penuh arti, seperti menyampaikan dan menjawab semua pertanyaan Sungmin melalui kedua mata coklat tersebut. Sungmin benci ini, kedua mata Kyuhyun membuat pertahanan Sungmin sedikit demi sedikit kembali menuju keruntuhan.
"Jangan menatapku seperti itu, Kyuhyun-ah…"
Entah kenapa air mata mulai menggenang dipelupuk mata Sungmin. Genggamannya dilengan Kyuhyun makin kuat, seperti mengisyaratkan bahwa dia benar-benar membutuhkan pegangan sebelum kembali jatuh. "Kau bisa memakiku, apapun, Kyuhyun-ah. Asal jangan memandangku dengan penuh luka seperti itu."
"Jadi kau sadar bahwa aku penuh luka, Hyung?"
Air mata tidak sanggup lagi dibendung Sungmin. Ini tidak seperti yang dia bayangkan tadi. Apa yang ada dibayangannya adalah dia bertemu Kyuhyun, menjelaskan dan memperbaiki semuanya, dan kembali menjadi Hyung-Dongsaeng di band mereka. Tapi ini jelas berbeda, sejak melihat Kyuhyun tadi Sungmin sudah merasa mulai ada yang tidak beres dengan dirinya. Melihat Kyuhyun seperti sekarang memperjelas bahwa pertahanannya selama ini tidaklah sekuat yang ia kira.
Kyuhyun menatap nanar wajah Sungmin yang kini basah dengan air mata. Entah itu delapan tahun yang lalu atau sekarang, Kyuhyun paling benci melihat Sungmin menangis, apapun penyebabnya, terlebih lagi karenanya. Kyuhyun membuang pandangannya sebelum dia berbalik menggenggam lengan Sungmin dan menarik pria itu berjalan masuk ke dalam mobil.
.
.
Kini kedua pria itu sudah berada di salah satu jalan dibawah jembatan. Rambut keduanya ditiup angin sore yang berhembus kencang di pinggir sungai ini. Sungmin bersandar di mobil sedangkan Kyuhyun memilih untuk sedikit berjauhan dan membelakangi Sungmin. Kyuhyun tidak mengerti, pikiran darimana yang ia dapatkan sampai ia menarik Sungmin kedalam mobil dan berkendara sampai menemukan spot yang hanya ada mereka berdua. Tapi ini lebih baik, daripada mereka menyelesaikan semuanya dengan penuh emosi di parkiran yang orang umum bisa melihat dengan bebas.
"Kyuhyun-ah, aku minta maaf bila semua kesalahanku di masa lalu belum bisa kau maafkan. Aku hanya tidak mau merusak hubungan kita yang bisa menyebabkan kakunya suasana dengan member lain." ucap Sungmin dengan pelan sambil memandang punggung Kyuhyun. Air matanya sudah berhenti dan sepanjang perjalanan kesini Sungmin terus menguatkan hati dan dirinya. Dia bertemu Kyuhyun hanya untuk memperbaiki hubungan mereka sebagai sesama member Super Junior. Bukan memperbaiki hal-hal lainnya.
Dari balik punggungnya, Kyuhyun memejamkan matanya dengan erat. Benarkah semudah itu Sungmin berkata dan bersikap?
"Aku tahu salahku bukan hal yang mudah untuk dimaafkan. Tapi aku hanya meminta kau untuk tidak menghindariku dan bersikap profesional, Kyuhyun. Kau sudah dewasa. Dan bukankah perpisahan kita sudah terjadi lama. Aku-"
"Kau tahu.."
Sungmin memberhentikan ucapannya saat Kyuhyun berbalik badan dan menatap matanya dengan tajam. Bibirnya terasa kelu dan menunggu-nunggu Kyuhyun untuk melanjutkan ucapannya.
"Kau tahu bahwa itu tidak semudah yang kau pikirkan?" Kyuhyun merasa bahwa semua perasan yang ia simpan sendiri selama ini sudah saatnya ia keluarkan. Tidak sanggup lagi untuk ia bendung. Terlebih, hatinya bertambah sakit mendengar Sungmin menganggap gampang semuanya.
"Setiap hari aku memikirkan apa salahku sehingga kau meninggalkanku. Setiap hari aku terus menyalahkan diriku karena tidak bisa menjagamu untuk terus disampingku. Setiap hari aku terus dan terus bertanya, kenapa kau meninggalkanku dan bersamanya?…"
Air mata menggenang dipelupuk mata Kyuhyun, bersiap jatuh dan membasahi pipi Kyuhyun. Dipandangnya Sungmin dengan lekat, wajah seseorang yang sampai detik ini masih Ia cintai, masih terus ia rindukan, walau kini semuanya bukan milik dia lagi. Tidak pernah berubah sedikitpun perasaan Kyuhyun pada Sungmin, semua masih sama, seperti pertama kali Kyuhyun bertemu dengan Sungmin di tahun pertama dia bergabung dengan Super Junior. Hanya rasanya sedikit berat untuk nya kali ini merasakan cinta.
"Hariku terus menerus terasa buruk, bahkan di mimpi pun aku merasakan sakit, Sungmin. Setiap pagi aku terbangun untuk menyadari bahwa sosok yang selalu berada disampingku kini meninggalkanku, meninggalkanku untuk menikah dengan orang lain. Tahukah kau betapa hancurnya aku setiap membuka mata dipagi hari, menyadari bahwa kau bukan milikku lagi?" Bahu Kyuhyun bergetar namun dia tetap mencoba berdiri, agar pria yang dihadapannya kini tahu betapa menyiksanya dia beberapa tahun ini. "Apa kau melalui hari-hari yang berat sepertiku?"
Airmata Sungmin kembali jatuh, makin deras dibanding tadi. Dihadapannya kini Kyuhyun terlihat rapuh, tidak pernah Kyuhyun seperti ini sebelumnya. Bibirnya terasa kelu, kerongkongannya terasa kering, tidak sanggup berkata-kata untuk membalas ucapan Kyuhyun. Tidak pernah menyangka bahwa semua yang ia lakukan bisa berdampak sebegini hebatnya pada diri Kyuhyun.
Ingin rasanya kedua tangan Sungmin terangkat untuk menghapus airmata Kyuhyun, namun tubuhnya membeku. Rasa bersalah menyeruak didalam dirinya, lebih para dari tiga tahun lalu saat dia memilih untuk meninggalkan Kyuhyun dan bersama orang lain.
Pandangan Kyuhyun yang mengabur karna air mata tetap tertuju pada kedua bola mata Sungmin. Mencoba untuk mengantarkan semua rasa yang ada didalam dirinya agar Sungmin bisa mencoba mengerti. Tidak perlu semuanya, Kyuhyun hanya berharap Sungmin mau mengerti sedikit saja.
"Bila kau menjadiku, bila hari-harimu seperti milikku, bagaimana, Sungmin? Bila semua rasa sakit dan luka yang aku miliki menjadi milikmu, apa baru kau bisa mengerti? Ini tidak semudah yang kau ucapkan, Sungmin. Ditinggalkanmu dan harus bersikap seakan tidak terjadi apa-apa agar tidak menyusahkan orang lain. Aku menahan semua ini seorang diri. Menahan semua rasa sakit disaat aku melihat kau bahagia bersamanya." Kyuhyun menggigit bibir bawahnya, untuk menahan isakan tangisnya. Terus menatap Sungmin yang kini makin hebat menangisnya.
"Bila kau menjadi diriku, apa kau baru bisa mengerti semua yang aku rasakan, Sungmin?"
.
TBC
HALLO
hehehehe kembali lagi bels137 disini~
saya gak tahu masih banyak gak ya yang baca ff Kyumin atau banyak gak ya yang masih buat ff Kyumin. tapi disini saya buat ff Kyumin murni semurni-murninya murni, saya kangen banget sama mereka!
percaya gak percaya, saya dari hari minggu kemarin baca-baca lagi ff Kyumin, nonton lagi semua moment mereka dari mulai tahun awal Super Junior bahkan sampai detik-detik hubungan Sungmin terungkap. semuanya sukses bikin saya nangis sesenggukan. Gila yaaaa, kangen sama dua orang bisa begini banget?!
Jadi, daripada saya gila setiap hari nangisin mereka. akhirnya saya kembali lagi ke dunia ff. mencoba melanjutkan Begin Again atau membuat ff baru kayak gini. Karna saya sadar, ini satusatunya cara agar saya bisa menyalurkan kerinduan saya. *ea
selamat membaca!
HAPPY KYUMIN! HAPPY JOYERS!
