Disclaimer : Bukan saya!


Wrath

"Ramalkan telapak tanganku, Tuan Pendeta!" seru salah seorang gadis, berusaha mendapatkan perhatian Miroku yang tengah asyik merayu dan tertawa bersama sekumpulan gadis desa lain di sekelilingnya. Gadis itu lalu menyodorkan tangannya ke arah Miroku.

"Dengan senang hati, Nona." Miroku, tanpa membuang waktu, segera menggenggam tangan si gadis dan memberikan senyuman lebarnya yang memikat. Ia kemudian mengamati telapak tangan gadis itu dengan seksama dan melanjutkan, "ah, masa depan yang cerah ada di depanmu, Nona. Hidup bersama suami yang tulus mencintaimu dan dikaruniai banyak anak." Miroku mengedipkan matanya dengan genit. "Kau belum menikah, bukan?"

Gadis itu hanya tertawa kecil dan berbisik-bisik dengan teman-temannya ketika Miroku mulai melontarkan serangan rayuan gombalnya sambil mengusap-usap tangan kanan si gadis. "Tuan Pendeta, kau konyol sekali!"

"Aku serius, Nona, maukah kau melahirkan an―"

"Oi, Sango!"

'Obrolan' mereka terpotong oleh sebuah suara.

"Mau ke mana kau hah?" kata―ehem―teriak Inuyasha.

Seketika Miroku menoleh ke arah Sango yang sedang berjalan memanggul hiraikotsu; mata mereka bertemu―tatapan Sango dingin, tajam dan... mematikan. "Berburu. Rasanya aku perlu membunuh sesuatu."

Mendengar itu, Miroku menelan ludah dalam-dalam, sekujur tubuhnya dibanjiri keringat. Gadis-gadis yang mengerumuninya terlupakan; ia hanya bisa fokus kepada tunangannya, Sango.

"S-sango, tunggu!"

Melihat pemandangan di depannya, Shippou dan Kagome hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

"Miroku-sama, kau dalam masalah besar..."

The End.


A/N : Gomennn~ m(_ _ )m Maafkan segala kegajean yang ada yaa, saya nggak pandai membuat humor soalnya XDD btw ini settingnya setelah eps 132, jadi kutegasin kalo mereka sudah bertunangan =3 Review, anyone?