Assassination Classroom isn't Mine
Warning : Asafemkaru, typo, aneh, biasa luar
Summary : Asano Gakushuu tidak tahu bahwa kunjungannya ke kelas E akan menimbulkan penyesalan yang tak termaafkan
Rate : T+
•
•
•
•
•
Asano Gakushuu, putra tunggal dari keluarga Asano itu kini sedang mengerjakan beberapa proposal OSIS yang nantinya akan diserahkan kepada Board Chairman a.k.a ayahnya. Asano sendiri kini hanya perlu memeriksa kembali dan menambahkan beberapa kekurangan karena Sakakibara Ren yang awalnya membuat proposal tersebut.
'Tok! Tok!'
Pintu diketuk dan tak lama terbuka. Menampakan seorang pria bersurai hitam dengan iris yang senada berdiri di daun pintu sambil tersenyum. Asano pun menghentikan pekerjaannya dan langsung menghampiri pria tersebut.
"Koro-sensei, ada sesuatu yang dibutuhkan di sini?" tanya Asano kepada pria tersebut atau bisa dipanggil Koro-sensei
"Asano-kun, aku harus segera mengurus berkas tapi kelas E tidak ada guru kare na aku di sini. Bisakah kau memberikan ini pada Isogai-kun?" tanya Koro-sensei sambil menunjuk sebuah map yang dia bawa, senyuman tak lepas dari wajahnya
Asano tampak terdiam dan berpikir sejenak. Kelas E adalah kelas terburuk yang berada di bukit dan dia yang dari kelas A harus ke sana? Tapi karena sang guru yang meminta Asano tidak bisa menolak. Dengan berat hati dia menerima perintah Koro-sensei.
"ingat ya, kau harus berikan ini kepada Isogai-kun, hanya padanya!" ujar Koro-sensei sambil menyerahkan map itu dan langsung diterima Asano
"sensei tenang saja, saya akan melakukannya dengan baik.." ujar Asano
•
•
Asano kini telah sampai di gedung kelas E walau harus menempuh perjalanan yang cukup jauh, ralat, sangat jauh. Dia segera menuju ke gedung tersebut dan mendapati semua ruangan telah kosong. Kening Asano menyerit bingung. Dia pun memutuskan untuk mencari di hutan sekaligus jalan jalan menikmati keindahan alam.
"sejuknya.." ujarnya saat angin berhembus
Dia terus berjalan sampai akhirnya dia memutuskan untuk berhenti di sebuah pohon rindang karena dia kelelahan, lumayan perjalanannya, ditambah lagi dia belum makan karena sibuk mengerjakan proposal tadi.
"kira kira ke mana para anak kelas E itu? Bahkan tidak ada satu pun guru di ruangan.." ujar Asano
Setelah merasa istirahatnya cukup dia kembali berjalan sampai akhirnya dia menemukan seseorang. Tepatnya pemuda bersurai merah yang sedang tertidur di salah satu pohon yang dekat dengan sungai.
"satu satunya anak kelas E yang berambut merah 'kan hanya Akabane.." ujar Asano
Tiba tiba ide yang cukup menabjukan melintas di otaknya. Asano pun mendekati pemuda itu dengan perlahan.
"satu, dua-"
'BYUUUURRRRR'
•
Asano POV
Aku mendorong Akabane ke sungai lalu aku tertawa terbahak bahak, akhirnya aku bisa mengerjai orang sepertinya. Mengingat Akabane yang suka mengerjai orang sampai masuk rumah sakit atau sampai orang tidak mau keluar rumah karena malu.
"rasakan itu!" ujarku, namun yang kudapati adalah Akabane yang tidak bisa berenang, mungkin dia kaget dan tidak siap untuk berenang, jadi seolah olah dia tenggelam
'BYUUUURRR'
Aku langsung menolongnya tanpa berpikir dan sialnya aku lupa membuka sepatu. Aku segera mendekatinya dan meraih tangannya lalu menariknya ke arahku. Astaga, badannya ringan sekali. Aku berusaha sekeras tenagaku agar kami dapat menuju tepi sungai. Karena memakai sepatu, ini malah menyulitkanku, tapi akhirnya kami selamat. Aku membantu Akabane naik dan setelah itu aku baru naik.
"kau!" serunya geram, dia menatapku dengan tatapan yang sangat tajam walau napasnya masih terengah engah
'blush'
Wajahku memerah seketika. Di hadapanku ini bukan pemuda berandal yang hobi minum susu stroberi, bukan! Tapi seorang gadis cantik bersurai merah sepinggang yang bagai malaikat yang turun dari langit. Dia tampak menutupi badannya yang basah karena tercebur tadi. Aku baru ingat bahwa seragam sekolah kami akan transparan jika terkena air. Astaga lekukan tubuhnya sangat menggoda, dia benar benar perempuan.
"ka-kau Akabane Karma?!" tanyaku hati hati dan dia hanya memalingkan wajahnya dariku
Oh sial, aku telah melakukan kesalahan!
•
Normal POV
"A-Akabane, aku minta ma-"
"diam!"
Asano berhenti berbicara. Perkataan Karma kini absolute baginya.
"Asano, Karma?"
Mereka berdua menoleh ke arah suara. Ternyata semua murid kelas E baru datang dan segera mendekati mereka.
"Ka-Karma!" seru Nagisa kaget
Bukan hanya Nagisa, tapi semua murid kelas E kaget, bahkan beberapa dari mereka sampai lupa menutup mulut. Itona dan Kirara yang minim ekspresi pun juga menampakan raut wajah kaget. Karma hanya menundukan kepalanya dan semakin menutupi tubuhnya yang bisa dengan mudah lekukannya terlihat. Dia tidak berani menatap sahabat sahabatnya itu.
"pakailah.." ujar Isogai sambil melepaskan jas sekolahnya dan memakaikannya ke tubuh Karma, membuat beberapa dari mereka berkata 'ikemen!' dan sisanya yang didominasi kaum Adam berkata 'kesempatan dalam kesempitan!'
"arigatou Isogai-kun.." ujar Karma dan dibalas anggukan serta wajah memerah dari Isogai
"aku rasa Karma harus segera mengganti pakaiannya, Kayano-chan bantu aku!" ujar Rio sambil menarik Kayano
Karma pun pergi bersama Kayano dan Rio serta beberapa murid perempuan lainnya sementara Asano-
" .kabur." ujar Nagisa, jika ini anime maka ada ular sebesar basilik di belakangnya
"laki laki mesum." ujar Okajima, Takebayashi, dan Maehara, sepertinya mereka tidak sadar diri
Sisanya menatap Asano dengan penuh intimidasi seolah Asano baru saja mencuri harta berharga mereka.
•
•
Di sinilah Asano, di ruang kelas E bersama murid laki laki dan beberapa murid perempuan yang tidak ikut Karma. Mereka semua memandang Asano dengan tatapan tidak suka dan merendahkan sementara Asano hanya bisa pasrah karena memang dia yang salah.
'Brakkk'
Pintu kelas E terbuka dengan sangat kencang. Pelakunya adalah Nakamura Rio, gadis Inggris fashionista sekaligus patner in crime Akabane Karma itu segera menghampiri Asano Gakushuu.
"kau laki laki berengsek!" seru Rio sambil memukul meja tempat Asano berada
"apa yang terjadi Nakamura? Karma di mana?" tanya Terasaka
"setelah berganti pakaian, supir Karma datang dan langsung membawanya pulang.." jawab Kayano yang baru datang
"aku sudah mengabari Koro-sensei, dia marah besar.." ujar Rio
"Asano, sepertinya kau harus menjelaskan semuanya pada kami.." ujar Maehara
Dengan berat hati dan setengah tidak ingin Asano menceritakan segalanya. Reaksi dari murid kelas E berbeda beda, namun satu yang Asano tahu mereka semua membencinya.
"ternyata anak kelas A lebih parah dari kami.." ujar Maehara
"bahkan kau lebih jahat dari Karma.." ujar Kurahashi
"Hinano-chan benar, kau tega.." ujar Okano
Asano hanya diam dan menunduk. Tiba tiba pintu kelas terbuka dengan keras. Koro-sensei, Aguri-sensei, Irina-sensei, dan Karasuma-sensei baru saja memasuki ruang kelas. Mereka semua terlihat sangat marah, walau Koro-sensei yang terlihat paling marah diantara mereka. Dia langsung menghampiri Asano.
"apa benar kau yang menyakiti muridku?" tanyanya dingin dengan penuh amarah, membuat semua orang di sana ketakutan, tak ada lagi senyuman di bibir pria itu
"ma-maafkan aku sensei.." ujar Asano
"aku rasa perbuatanmu tidak bisa dimaafkan.." ujar Karasuma
"aku sudah melaporkannya pada kepala dewan.." ujar Irina
"kami semua kecewa Asano-kun.." ujar Aguri
•
•
Karma kini berada di kamarnya. Dia sedang mengeringkan rambutnya sambil menonton anime di TV. Sesekali iris merkurinya menatap ke arah ponsel. Hanya untuk melihat siapa saja yang sudah menghubunginya. Nagisa dan Koro-sensei adalah orang yang paling banyak menghubunginya, tapi Karma memilih untuk tidak membalas atau menjawabnya. Dia memilih menenangkan diri terlebih dahulu. Dikerjai oleh Asano bukan masalah yang terlalu besar baginya, tapi kini rahasianya terungkap di depan semuanya. Rahasia bahwa dia adalah seorang perempuan. Itu bukan masalah bagi Karma, hanya saja dia tahu pasti ada yang berubah.
'Tok! Tok! Tok!'
"Hime-sama, ada tamu untuk anda, mereka bilang mereka adalah teman sekelas anda.." ujar salah satu maid
"berapa orang?" tanya Karma
"sekitar dua puluh orang lebih.." jawab maid tersebut
Karma tampak diam dan menimbang sejenak. Dia tidak bisa bertemu mereka semua dalam waktu dekat. Karma hanya sedikit ragu.
"bilang pada mereka aku sedang istirahat, kumohon.." ujar Karma
Maid itu mengangguk dan segera pergi, mengikuti perintah sang majikan.
"hah.."
Karma menghela napas berat untuk kesekian kalinya. Dia bergegas menuju meja riasnya. Memandang wajahnya di cermin membuat Karma kembali menghela napas. Sungguh, dia tidak punya sedikit pun masalah menjadi perempuan, tidak. Dia adalah orang yang tulus dan menerima segalanya apa adanya.
'Drrrttt'
Ponselnya berbunyi, Karma segera mengambilnya. Tertera tulisan 'Kaa-san' di sana.
"ha-"
"Karma sayang kamu baik baik saja? Siapa yang melakukan hal ini padamu? Apa kaa-san perlu lapor polisi? Atau kaa-san beri pelajaran pada orang itu?!"
Karma lagi lagi menghela napas, dia memilih mematikan telepon sepihak. Dia kembali berbaring dan perlahan menuju alam mimpi, mengabaikan ponselnya yang kembali bergetar.
•
•
Pagi hari pun tiba. Semuanya sudah berada di kursi masing masing kecuali Karma. Yah, mereka berpikir Karma pasti tidak akan masuk hari ini namun mereka berharap agar Karma masuk walau saat bel pulang dia baru datang itu tidak masalah bagi mereka. Biarpun Karma itu berandalan, tapi tetap saja Karma itu orang yang baik dan dengan kejeniusannya Karma selalu melindungi mereka.
"minna-san, sepertinya Karma-kun, ma-maksud sensei Akabane-san tidak masuk.." ujar Koro-sensei
Guru yang biasanya sangat semangat itu kini mendadak lesu.
"dia pasti akan datang!" seru Nakamura semangat, dia yakin patner in crime-nya itu akan datang
"iya, Nakamura-san benar!" seru Nagisa yang ikut semangat mengingat dia kenal dekat dengan Karma
'Braakkk'
Pintu kelas terbuka. Menampakan Karma di daun pintu sedang bersedekap angkuh.
"maaf terlambat.." ujarnya lalu dia segera menuju ke kursinya sementara seisi kelas sedang terkejut
"Ka-KARMAAAAA?!"
Karma segera menutup telinganya yang bisa mendadak tuli itu. Bagaimana mereka tidak terkejut melihat Karma memakai kemeja putih dengan cardigan hitam seperti biasa, namun dia memakai rok abu abu dan rambutnya dia biarkan tergerai.
"baiklah, akan kujelaskan.."
•
•
•
•
•
TO BE CONTIUE
RnR Please!
