Disclaimer: Naruto adalah milik Masashi Kishimoto seorang. Dan nama band 'Ada Band', nama albumnya, judul lagunya, serta liriknya adalah milik semua personil aslinya. Saya hanya memiliki Ada Band versi editan saya dalam fanfic saya ini.

Genre : Romance, Hurt/Comfort

Warning: AU, OOC, mis-typo(s), pairing KakaYuu, don't like? Don't read then

Rated : T

Chapter 1 : Pandangan Pertama

Seorang gadis berumur tujuh belas tahun berambut violet yang rambutnya diikat diatas kepalanya sedang berjalan. Kakinya beralaskan flat shoes mungil berwarna putih. Dia memakai stocking putih yang seputih sepatunya. Dia juga memakai rok rample berwarna hitam seatas lutut, kemeja putih berlengan panjang, juga blazer ungu yang senada dengan rambutnya. Dilehernya berhiaskan syal putih yang dihiasi dengan bordiran buah ceri. Tas selempang ungu berwana ungu bergantung bahu kirinya.

Itu masih terlalu pagi, masih pukul enam pagi. Gadis itu berjalan pelan menelusuri jalan yang dikelilingi oleh pohon-pohon cemara. Dia berjalan pelan menuju sebuah janjian dengan temannya untuk berangkat kekampus bersama di taman itu.

Ya, itu adalah hari pertamanya berkuliah di Konoha Daigaku. Dia mengambil jurusan Matematika, mata pelajaran yang sejak SMA telah dicintainya.

Kakinya yang berhiaskan warna putih itu berjalan pelan diatas rerumputan yang basah terkena embun pagi. Dia berjalan menuju sekumpulan tanaman bunga moonflower yang telah kuncup terkena sinar matahari.

"Walau kuncup, sungguh, kau sangat cantik," tangannya membelai bunga itu lembut. "Dan, kau sungguh harum, seperti biasa," lanjutnya. Taman yang masih sepi membuat suaranya terdengar disekeliling taman tersebut.

Kemudian, dia duduk di sebuah kursi taman berwarna hijau disebelah kumpulan bunga moonflower itu.

"…." Gadis itu menerawang langit sejenak. Dia tersenyum simpul. Kemudian, dia mengeluarkan i-phone berwarna ungu miliknya dari dalam tasnya. Dia mengambil headset pula, kemudian segera memasukkan headset itu ke i-phonenya.

Dia mendengarkan lagu 'Setengah Hati' yang dinyanyikan oleh Ada Band. Dia sungguh menyukai suara vokalis band itu. Walaupun usianya tahun ini baru sembilan belas tahun, namun suaranya sungguh lembut, teduh, dan selalu dapat menenangkan suasana hatinya.

Dia juga langsung jatuh cinta pada pandangan pertamanya dengan vokalis band itu sejak dia melihat video-nya pertama kali di YouTube. Pria bermasker itulah yang telahmenjadi semangat hidupnya sejak kelas sebelas SMA, dan dialah juga yang menuntunnya hingga gadis itu berkuliah di Konoha Daigaku ini, kampus yang sama dengan sang vokalis pujaannya.

Dia memejamkan matanya sambilmendengarkan lagu itu, angin yang sejuk berhembus menerpa tubuhnya membuatnya lebih mudah menyelami lagu tersebut. Dia pun tidak sadar bahwa lagu tersebut telah diputar ulang sebanyak enam kali.

Memang, taman Evergreen Park itu adalah taman favoritnya. Dia selalu merasa berada dalam dunianya sendiri apabila dia sedang ada di taman tersebut. Apalagi ditambah dengan lagu yang dinyanyikan oleh vokalis yang bersuara lembut dan teduh itu, jadilah dia langsung lupa waktu. Dan pada taman itu, didekat tempau favoritnya duduk, terdapat bunga kesukaannya, bunga moonflower.

"Yugao, kau sudah datang, eh?" suara seorang gadis berambut hitam berombak membuat Yugao segera membuka matanya.

"Ah, Kurenai," Yugao segera membuyarkan lamunannya.

"Kau tahu? Kau seperti orang yang sedang tertidur," Kurenai duduk di sebelah kirinya.

"Sedang mendengar lagu apa sih?" dengan jahil Kurenai menekan layar touchscreen di i-phone Yugao, sehingga tampak jelas dilayar lagu apa yang sedang didengarkan oleh gadis berambut violet itu.

"Oh, lagu dia lagi, ya?" Kurenai bertanya dengan nada bercanda.

"Eh.. Itu bukan urusanmu," Yugao berusaha menyangkal perkataan Kurenai. Namun, usahanya gagal total. Pipinya terlanjur bersemu merah.

"Dari pada itu, ini sudah jam setengah tujuh," Yugao men-stopped lagu itu dan melepas headsetnya segera. Dia memasukkan semua itu kedalam tasnya.

"Ayo kita berangkat," Yugao berkata seraya berdiri dari posisi duduknya.

-Di perjalanan-

"Aku tahu, kau punya ambisi hari ini, kau tidak bisa membohongi sahabatmu, Yugao," Kurenai membuka percakapan diantara mereka berdua.

"Yah, bagaimanapun, kau telah tahu," Yugao membalas pelan. "Kau paling tahu," lanjutnya.

"Sekali lagi, selamat untukmu ya! Akhirnya bisa juga sekampus sama dia," lanjut Kurenai.

Yugao menghentikan langkah kakinya, sejenak. "Terima kasih, kau juga hebat, bisa masuk ke kampus yang katanya elit ini," kemudian, dia lanjut berjalan.

"Bagaimanapun, doakan aku ya," Yugao berkata, sambil menunduk pelan.

"Mendoakanmu PDKT dengannya maksudmu? Hahahaha, sip, baiklah," Kurenai berkata sambil tertawa.

"Rasanya, baru pertama kali aku melihat Yugao mendekati seorang pria," lanjutnya.

"Memangnya kenapa? Kan aku perempuan, wajar dong! Lagipula, kamu juga, waktu kelas 12, minta pendapat dan bantuanku buat PDKT sama dia!" Yugao berkata dengan keras dan cepat. Namun, setelah itu, dia termenung.

"Lho? Dia itu pemain keyboard di Ada Band, kan? Gimana setelah jadi pacarnya? Dia sibuk ya?" Yugao bertanya dengan antusias. Gadis itu sampai tidak sadar kalau mereka sudah berada didepan gedung kampus mereka.

"Wah, udah sampe nih. Oke. Aku mau ke gedung sastra Jepang dulu, kamu mau ke gedung matematika, kan? Nanti kita janjian dikantin jam 10 ya, kalo dosenku gak masuk jam segitu. Nanti kita omongin lagi, oke?" Kurenai berkata pada Yugao yang terlihat terkejut karena mereka sudah sampai.

"Oke, sampai jumpa lagi," balas gadis berambut violet tersebut.

"Jangan lupa, dikantin ya!" Kurenai mengingatkannya kembali.

-Di gedung fakultas matematika-

Yugao berjalan menyusuri gedung itu. Kaki mungilnya menaiki anak tangga dengan hati-hati. Dia mencari ruang 15, ruang dimana mahasiswa semester satu fakultas matematika itu berkumpul.

Gedung itu masih cukup sepi, karena memang masih pagi. Gedung itu terdiri dari empat tingkat. Megah, memang. Karena Konoha Daigaku memang dinilai sebagai kampus elit oleh banyak orang.

"Hari ini ada presentasi sama Tobirama-sama ya?"

Saat sedang ada dilantai dua, Yugao mendengar suara seorang laki-laki berkata demikian disampingnya.

'Ah, ini pasti lantainya senpai-senpai nih, mungkin lantai tiga kali ya?' Yugao membatin dalam hati sambil terus berjalan kedepan, mencari tangga untuk naik ke lantai tiga.

Saat Yugao sedang menaiki anak tangga pertama untuk naik ke lantai tiga,

"Rencananya mau ada sedikit acara nih, buat nyambut mahasiswa baru. Pasti band kita mau ikutan di bagian konsernya, kan, Kakashi?"

Yugao mendengar perkataan seorang pria, dan perkataan tersebut membuatnya tertegun. Kakinya berhenti menaiki anak tangga selanjutnya secara tidak sadar.

"Oh, tentang itu. Iya, pasti band kita ikut. Tapi, hari ini aku harus balikin buku ini ke Tobirama-sama sekaliankatanya dia memintaku untuk membantunya hari ini,"

Suara itu semakin membuat Yugao tertegun.

'Suara itu… Suara yang selalu kudengarkan setiap hari, jika ia menyanyi…'

Pikirannya segera membuat dirinya secara refleks menoleh ke belakang, dan…

Orang itu adalah dia. Seorang pria berpostur tinggi dan tegap, berambut perak, memakai masker putih, memakai kemeja putih, dan celana panjang kain hitam serta sepatu pantofel hitam. Sang vokalis.

Yugao tidak dapat melakukan apapun selain memandangnya. 'Jadi, dia ada di fakultas ini?'

Dia memang cinta pertamanya, vokalis pujaannya, dan pria yang telah menyemangati hidupnya selama dua, hampir tiga tahun ini. Namun, Yugao sama sekali tidak memiliki niat untuk mencari di dunia maya soal masalah pribadinya. Okelah jika dia telah tahu bahwa nama kampus vokalis berambut perak itu adalah Konoha Daigaku, tapi, dia sungguh tidak mau mencari lebih lanjut. Gadis berambut violet itu takut jika dia harus mengetahui hal-hal yang membuatnya patah hati pada cinta pertamanya itu.

"Baiklah, jadi hari ini, biar aku yang bilang sama Iruka, ya. Kalo band kita akan ikut," balas seorang pria disebelah vokalis berambut perak itu.

"….." Pria berambut perak itu mengangguk. Kemudian, sepertinya dia sadar jika seseorang sedang memperhatikannya dari belakang. Dia menoleh kearah Yugao.

Dan itulah pertama kalinya mata mereka bertemu. Kakashi memandang Yugao, begitu pula sebaliknya, Yugao memandang Kakashi.

Belum genap satu menit,

Degup jantung dalam dada Yugao mendadak tidak karuan. Secara refleks dia segera berbalik dan lanjut menaiki anak tangga berikutnya.

"Hm? Kau kenapa Kakashi?" pria berambut hitam disebelahnya ikut menoleh ke belakang. Dilihatnya seorang gadis berambut violet itu tangah menaiki tangga untuk ke lantai tiga sambil setengah berlari.

"Oh, anak semester satu ya? Kau kenal dengannya?" lanjutnya lagi.

"Tidak, Asuma. Hanya saja…" Kakashi tersenyum.

"Dia terlihat cantik dengan rambut violetnya,"

To be continued~~

A/N : Readers, gimana chapter pertamanya? Buat kalian yang udah baca fic ini, kalo bisa dijawab ya pertanyaan author ini:

1. Lanjut apa ngga?

2. Buat kalian yang suka sama pairing ini, boleh kasih tahu alasan kalian kenapa?

3. Kalo ada kritik, komen, atau saran silahkan kasih tau author atau PM saya yaa :)

See you on next chapter!

Hime Hatake