Declaimer : I do not own Naruto.

Pairing : Gaara X Ino

~!#$%^&*

*The first time they meet*

Konoha High School adalah sekolah terbaik di Konoha. Para muridnyapun harus memiliki kemampuan khusus untuk memasuki Konoha High. Sekolah ini berbeda dengan sekolah lainnya. Di sini murid diizinkan untuk memakai pakaian bebas. Dan Konoha High selalu mengikuti setiap perlombaan Nasional bahkan Internasional.

~Pada suatu hari, di koridor sekolah.~

"Arrggh…apa yang kau lakukan, Panda?" teriak gadis pirang kepada seorang laki-laki berambut merah dengan tato 'ai' di dahi kirinya. Warna hitam yang melingkari matanya akibat penyakit insomnianya, membuatnya dipanggil 'Panda' oleh gadis pirang yang dikenal dengan nama Ino itu.

"Apa? Aku tidak sengaja melakukannya. Dan sekali lagi namaku Gaara" kata laki-laki berambut merah bata bernama Gaara.

"Arrgh~ terserah siapa namamu, aku tidak peduli. Sekarang kau harus bertanggung jawab, bajuku basah semua gara-gara jus dan tanganmu itu. Panda." bentak Ino, tidak peduli akan peringatan Gaara. Gaara menggeram. Tidak suka akan panggilan 'Panda' terhadap dirinya. Sebelum Gaara sempat menjawab, Ino lebih dulu memotongnya.

"Kalau tadi kau berhati-hati saat berjalan, hal ini takkan terjadi. Dan sekarang aku sedang tidak membawa baju ganti. Aku tidak teman-te…ub" tangan Gaara lebih dulu mengunci mulut Ino agar tidak lagi berteriak di koridor yang takutnya akan menarik perhatian murid lain.

"Ssstt…diam Blondie!" kata Gaara berbisik di telinga Ino, masih menutup mulut Ino.

"Nih! Pakai jaketku saja. Dan diam." perintah Gaara melepas jaketnya dan memberikannya pada Ino. Gaara berbalik, kemudian pergi. Seolah tidak terjadi apa-apa diantara mereka barusan.

"Apa-apaan dia, setelah menabrak orang, bukannya minta maaf malah pergi…huh." Ino yang merasa diacuhkan beranjak menuju kamar kecil untuk mengganti pakaiannya dengan jaket milik Gaara.

.

.

"Ino, jaket siapa yang kau pakai itu? Rasanya tidak asing." tanya Sakura pada Ino yang baru saja duduk di bangkunya.

"Punya Ga..Ga..Gaara. ya, Gaara namanya." jawab Ino menjentikkan jarinya, pertanda kalau dia memang tidak tahu namanya sebelumnya.

"Ga-Gaara?" terdengar sura kaget dan wajah takut Sakura setelah mendengar sahabat sekaligus rivalnya ini menyebutkan nama Gaara. Apalagi Ino juga memakai jaket milik Gaara.

"Kenapa sih wajahmu itu? Biasa aja kali. Ini juga terjadi karena kesalahannya, dia menabrakku dan bajuku basah. Dia harus bertanggung jawab karenanya." lagak Ino yang dengan santainya justru mendapat tatapan ketakutan dari teman sekelasnya(yah, yang pasti yang mendengar percakapan mereka).

"Ka-kalian kenapa sih?" respon Ino yang melihat perubahan drastic mimic teman-teman sekelasnya.

"Hey Ino, kau tidak takut kepadanya? Dia itu Gaara, Gaara yang paling ditakuti di sekolah ini. Gaara yang paling brutal di sekolah ini. Gaara yang mantan preman. Dia bahkan pernah melukai kakaknya sendiri. Kau tidak takut?" tanya Tenten tidak percaya apa yang dikatakan Ino sebelumnya. Tenten yang termasuk salah satu gadis pemberani di sekolah pun takut pada Gaara, apalagi Ino. Wajar mereak tidak percaya.

"Kalau begitu aku tanya, apa dia pernah melukaimu? Huh? Tidak kan? Karena sebagai temanmu, aku akan tahu kalau dia memang menyakitimu." pernyataan Ino membuat keheningan sejenak diantara mereka. Ketika Tenten ingin menjawab, Ino terlebih dulu memotongnya.

"Asal kalian tahu saja ya, dia itu lucu."

Teman sekelasnya sweatdrop.

.

.

~Keesokan harinya.~

"Yup..di sini kelasnya." Ino menemukan kelas Gaara dan yang jelas untuk mengembalikan jaket milik Gaara. Ino mulai melangkah masuk kelas Gaara. Setelah sekitar dua detik memutarkan kepalanya untuk mencari sosok berambut merah itu, matanya tertuju pada sekelompok anak yang berada di dekat jendela, dan di sana terlihat sosok yang dicarinya sedang duduk di bingkai jendela dengan mata menerawang jauh keluar jendela.

Sebelum Ino sempat memanggil Gaara, seseorang berambut pirang dari kelompok tersebut menghampirinya, menarik perhatian Gaara.

"Hey..sedang mencari apa? Wah, rambutmu sama denganku, namaku Naruto, kau si.." Gaara memotong, ia dengan cepat menarik Ino keluar dari ruangan. "..apa?" Naruto menyelesaikan kata-katanya.

"Pan..uh" Gaara menarik Ino keluar kelasnya dan menghentakkannya ke dinding, mengunci Ino di antara tembok dan dirinya sendiri.

"Untuk apa kau di sini? Dan namaku.."

"Gaara. Ya aku tahu namamu. Kau tak perlu menyebutkannya lagi. Aku ke sini Cuma ingin mengembalikan jaketmu saja, PANDA" Ino memotong. Dan kini suara kerasnya berhasil menarik perhatian murid sekitar. Dan..

"Panda? Gaara, nama panggilanmu lucu." kata Naruto yang sudah tidak mampu menahan tawanya. Setelah Gaara memotong pembicaraannya dengan Ino tadi, Naruto tidak mengerti maksud Gaara menarik Ino keluar kelas, sehingga ia mengikuti Gaara dan Ino, diikuti anggota kelompok lainnya. Anggota lain pun tak mampu menahan tawa seperti Naruto.

Sementara itu, terdengar bisik-bisik dan tawa kecil dari siswi-siswi yang memang berada di situ sebelumnya.

"Panda? Gaara dipanggi panda." suara bisik-bisik salah satu kelompok siswi. Gaara menggeram.

"Hey..Gaara, kau-" suara Naruto terpotong oleh kekagetannya setelah melihat aksi Gaara yang tiba-tiba. Dengan cepat Gaara mencium bibir Ino, membuat mata murid-murid lain di sekitarnya melebar kaget. Semburat merah muncul di pipi Ino. Tubuhnya terasa kaku, sementara Gaara yang mendengar bisik-bisik tentang dirinya berhenti, menyeringai di antara ciumannya.

Gaara menghentikan aksinya.

Hening.

"Ternyata pacarnya toh..wajar anak itu berani." bisik-bisik para siswi yang kemudian pergi meninggalkan Gaara dan Ino, dan kelompok Gaara yang masih membelalak tidak percaya. Mereka kaget karena ketua geng mereka yang terkenal takkan berurusan dengan wanita terutama masalah cinta itu mencium seorang gadis di depan banyak murid lainnya.

"Ga-Gaara, dia benar pacarmu?" tanya Kiba, seorang anggota yang selalu membawa angjingnya kemana-mana, bagaikan anjingnya seperti bagian dari pakainnya. Tetapi Gaara justru melontarkan death glare kepadanya, seolah isyarat 'diam kau!' atau 'pergi kalian'.

"Baik-baik, kami tidak akan mengganggu kalian." mereka mulai beranjak menuju ruang kelas, meninggalkan Gaara dan Ino yang masih shock akan kejadian tadi.

Hening.

Ino menarik nafasnya dalam-dalam.

"A-apa maksudnya ta-" lagi-lagi sebelum teriakan Ino terdengar oleh siswa lain, Gaara kembali mengunci bibir Ino dengan miliknya. Kini muka Ino merah seperti tomat. Gaara menjauhkan bibirnya dari Ino, menatap Ino dengan mata torquisnya, dan menempelkan dahinya dengan dahi Ino.

"Diamlah Blondie, atau kau mau lagi..huh" kata Gaara dengan suara lirih dan senyum seringainya. Ino tidak menjawab. Ia berusaha mencari kesadarannya kembali di depan Gaara.

Gaara mulai menjauhi Ino yang masih tertegun di dinding. Tanpa menatap Ino lagi dia beranjak ke kelasnya seraya memperingatkan Ino.

"Huh..lain kali jangan pernah berteriak di depanku lagi. Dan ini untuk yang terakhir kalinya namaku.."

"Gaara..terserah apa katamu Panda. Kau harus bertanggung jawab atas yang baru saja terjadi..wee" Gaara tersentak. Ia memutar badannya hanya untuk mendapati Ino sudah terlebih dulu kabur.

Yay…my second fiction. Hope you like it.

What do you think? Update? No?