Miki: Hai Minna-san! HSCD! Four Guardian Story itu akan saya tulis ulang, soalnya ada perubahan jalan cerita dan tokoh, tunggu aja ya! ^_^
Ohya, saya akan perkenalkan OC kedua si Author, yaitu Ritsuki Rani!
Rani: Aku bukan OC keduanya si Author butut itu, tapi OCnya yang keenam belas.
Miku: Kupikir ada banyak, rupanya cuma enam belas -_-"
Miki: Nggg... Shiyoko Miki, Saitou Kemiko, Arishima Joruri, Yanjou Himeka, Ichomiya Ataka, Haraida Itaka, Akamiya Kin, Akamiya Kino, Yamamoto Yamada, Kasaine Aiko, Hiroyasha Naka, Shinomiyo Saiki, Ritsuki Rako, Haruko El, Iruko El, dan Ritsuki Rani.
Rin: *mungkin identitas aslinya si author dah kebongkar? -,- *
Rani: Tapi chara yang main tetep kok! Hatsune Miku, Kagamine Rin, Kagamine Len, Shion Kaito, Ra... mpph! *dibekep Miki*
Miki: Kau hampir membocorkan nama shugo/penjaga yang pertama!
Rani: Kalau begitu, langsung saja!
"Miku.. Tolonglah Vocacity desu.. Tolonglah kami desu..."
"Bagaimana caranya?"
"Carilah keempat Shugo, dan pinjamlah kekuatan kami untuk menyelamatkan Vocacity..."
.
.
.
Disclaimer:
Vocaloid by: Yamaha Coorporation
Hatsune Miku, Shion Kaito, Kagamine Rin, Kagamine Len by: Crypton Yamaha Future Media
Shugo by: Peach-Pit
Heart, Spade, Clover, and Diamond! by: Shiyoko Miki-chan
.
.
Dont Like, Dont Read!
.
.
Miku terbangun dengan perasaan aneh. Mimpi tadi membuatnya sedikit cemas. Di mimpinya, dia bertemu seseorang berambut blonde, beriris hijau meminta tolong padanya.
"Memangnya... Ada apa dengan Vocacity?" tanyanya.
Dengan ragu-ragu, gadis yang memiliki nama Hatsune Miku tersebut melangkah ke arah lemari pakaian, meraih seragamnya. Hari ini masih hari Senin, artinya hari ini dia masuk sekolah.
Gadis tersebut menyisir rambut toscanya yang indah lalu meraih tas dan memakai sepatunya.
Dia pun turun dari kamarnya yang berada di lantai kedua. Suasana sunyi mencekam di lantai bawah.
"Kaa-chan...? Tou-chan...? Nii-chan...?" tanya Miku cemas. Tapi, ia husnudzon (hah?). Dia berpikiran bahwa keluarganya masih tidur, karena jarum jam masih menunjukkan angka 7. Terlalu pagi untuk orang Jepang bangun.
Sebenarnya, Miku terbangun terlalu pagi karena mimpi tadi, dan janjinya dengan Kagamine Rin. Hari ini mereka akan membeli sesuatu sebelum bel sekolah.
Miku pun melangkahkan kakinya ke dunia luar. Tak ada satupun orang yang terlihat.
"Masa' baru aku sendiri yang bangun?" gumam Miku ketakutan.
Dia pun berniat untuk mengetuk pintu kediaman Kagamine Twin. Mana tau Rin sudah terbangun, jadi mereka bisa berangkat bersama-sama. Miku takut kalo berangkat sendirian di saat seperti ini.
Pagi itu suasananya sangat sepi... Tapi...
Semua berubah ketika Author menyerang #plak! (Miki: Jangan tegang terus dong! Rani, ganti! | Rani: Kan lebih bagus tegang, lebih berkualitas! -_-")
Ehem, itu hanya gurauan author sesaat.
Miku pun sudah sampai di rumah Kagamine Twin. Dia pun mengangkat tangannya tapi...
"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" (kok jadi horror?)
Mendengar teriakan itu, Miku segera mengambil kaki seribu (Miki: lipan? XD *digampar Rani*) ralat, maksudnya langkah seribu.
Mau tau jeritan apa itu?
Kita selidiki isi rumah Kagamine (kok jadi mystery? -,-).
~oOoOo~
DI RUMAH KAGAMINE TWIN...
"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA! Lenny imut bangeeeeeet! XD" teriak Rin ketika melihat Len memakai baju maid.
Sementara Rani dan Miki tertawa-tawa.
FLASHBACK
Jam 06.45...
Tok! Tok! Tok!
Hari ini, Ritsuki Rani dan Shiyoko Miki akan berkunjung ke rumah Kagamine. Kenapa? Biasaa... Musafir kere... *digampar* Ga punya duit untuk nyewa kamar di hotel, lagipula, hotelnya kosong melompong.
"Siapa?"
"Ini Shiyoko Miki dan Ritsuki Rani, kami mau numpang (singgah) sebentar!"
"(hah? -,-) Ooh... Silahkan masuk!"
Dan pintu pun terbuka menuju ke neraka... *digampar* Ralat, Rin membukakan pintu rumahnya.
Di rumah Kagamine, sepertinya hanya Rin dan Len yang hidup #plak!, maksudnya yang bangun.
Len pun datang dengan baju piyama dan rambutnya acak-acakan.
"Len kok belum siap-siap?" tanya Rani (kepo).
"Masih jam setengah tujuh toh? Masih lama -,-" jawab Len.
"Kau memang pemalas Leen.." gumam Miki.
"Eh? Kalian mau main element strike nggak? Mumpung yang ada cuma kita berempat.." tanya Rani sambil meletakkan kartu-kartu element strike yang dia embat dari komik Magic Michiru punya author (Author: Hoi!).
"Kok firasatku buruk ya..." gumam Len.
Setelah Rani menjelaskan cara mainnya, mereka pun bermain element strike, seharusnya siap-siap mau berangkat sekolah -,-.
.
.
5 menit kemudian..
"MASTER!" seru Rin sambil meletakkan kartu Holy, Darkness, Revive dan Death di depan Len. Len kalah telak.
"Rin baru belajar sebentar udah jago yaa.." gumam Rani kagum.
"Itu kan cuma keberuntungan dia!" bantah Len.
"Ayo Len.. Kan kamu kalah.. Kamu harus dapat hukuman.." seru Miki.
"Hah?! Nggak ada disuruh begitu!" bantah Len.
"Ayo! Sekarang pake baju maid ini!" perintah Rani sambil menyerahkan baju maid. Baju maid itu berwarna hijau dengan rok balon, celemek putih putih dengan pita-pita kecil dipinggangnya, bando putih, kaus kaki putih, sepatu marie jane hijau, serta sarung tangan hijau (Miki: Apa itu pantas dibilang baju maid? -,-). Singkatnya, baju Amulet Clover (fandom manaa?!).
"Nggak mau!" seru Len.
"Ayo! Atau kukunci di kamar mandi seharian!" perintah Rani kejam (Miki: Dasar MKKB... -,- *digiling Rani*). Dengan berat hati, Len pun terpaksa memakainya.
"Kenapa ya si Len dicross terus di cerita yang dibuat oleh akun ini?" gumam Rin.
FLASHBACK OFF
"Aah.. Dasar cewek-cewek baka!" seru Len sambil menahan marah, soalnya kalo marah, mukanya si Len bakal imuuut banget, malah makin diketawai xD.
Sementara, Miku yang ada di luar..
"Aah.. Kenapa ada teriakan ya? Apa ada kejahatan di dalam?" tanya Miku kepada dirinya sendiri.
"Mending aku ngecek ke rumah Kaito-senpai!" gumam Miku ketakutan.
Dia pun pergi ke kediaman Shion dan mengetuknya.
Tok! Tok! Tok!
"Ya? Siapa ya?"
"Hatsune Miku, senpai!"
"Tunggu ya!"
Pintu rumah tersebut terbuka dan menampakkan Kaito di dalamnya.
"Kaito-senpai! Sepertinya ada kejahatan di rumah Kagamine Twin!" lapor Miku kepada Kaito.
"Tapi jadi pacarku dulu ya?" tanya Kaito yang agak (nggak) waras.
PLAAKKK!
"Ini bukan saatnya bercanda, senpai!" seru Miku yang meninggalkan cap tangan di muka Kaito.
"Ok.. Ok.. Gomen.. Ada apa?" tanya Kaito yang udah waras (Kaito: Memangnya tadi aku ga waras? -,-).
"Di rumah Kagamine Twin.. Sepertinya ada yang melakukan kejahatan!" jawab Miku.
"Dari mana kau tau? Dan kenapa kau melapor sama aku?" tanya Kaito.
"Pertama, ada teriakan dari rumah Kagamine. Kedua, karena yang lainnya belum terbangun dan cuma senpai yang bangun!" jawab Miku.
"Ooh.. Di rumahku pun cuma aku yang terbangun. Kenapa ya?" gumam Kaito.
"Yasudah! Ayo!" ajak Miku seraya menarik tangan senpainya.
"Eeh...?"
Skip~!
Mereka berdua sudah sampai di depan rumah Kagamine.
"Tuh kan? Pintunya tertutup!" seru Miku.
"Yaaa.. Kalo terbuka bisa-bisa masuk orang asing lah.. Emang tadi kamu udah nyoba ketuk?" tanya Kaito.
"Belum.. Ehehehe.." jawab Miku cengengesan.
Kaito langsung masang ekspresi dasar-makanya-ketuk-dulu-pintunya-baru-boleh-suudz on (?) lalu mengetuk pintunya.
Tok! Tok! Tok!
"Ya?" tanya seseorang bersuara serak membukakan pintu. Surai peraknya dinodai oleh noda merah dan ditangannya ada sebuah pisau.
"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" seru Miku dan Kaito langsung kabur.
"Hah? Padahal tadi aku cuma main-main!" ucap (yang rupanya) Rani yang suaranya sudah normal kembali.
"Sudahlah.. Ini gara-gara Triple Death.. Main lagi aah.." lenggos cewek tersebut sambil masuk ke dalam rumah.
"Siapa?" tanya Rin.
"Tadi ada cewek tosca sama cowok blue ocean, suaraku ga sengaja serak gara-gara batuk terus orang itu malah lari.." jawab Rani sambil mengembalikan pisaunya.
"Aah.. Tosca dan Ocean Blue.. Mungkin Miku-senpai dan Kaito-senpai. Yuk kita kejar mereka sebelum terjadi salah paham!" ajak Rin seraya berdiri dari duduknya.
Sementara di tempat Miku dan Kaito..
"Hah.. Hah.. Masa' di kantor polisi ga ada yang bangun?" tanya Kaito kesal.
"Gimana nih?!" tanya Miku panik.
Seseorang menarik bagian belakang baju Kaito dan Miku.
"KYAAAAAAA!" jerit mereka berdua sambil pelukan (-,-) *digampar*.
"Ah.. Dasar senpai penakut.. Ini kan Rin.." ujar Rin (yang narik baju Kaito dan Miku) sambil menggembungkan pipinya.
"Eh? Rin? RIN?" tanya Miku kaget.
"Emang ada apa senpai?" tanya Len (?) lugu.
"Tadi apa ada kejahatan di rumah kalian?" tanya Kaito.
"Nggak adaaaaa... Itu cuma main-main..." bantah Rin.
"Syukurlah kalo gitu.." ucap Miku (yang sebenernya masih curiga), "ayo ke sekolah! Udah hampir telat nih!"
"Ayo!"
Mereka berempat pun (Rani dan Miki entah kemana) pergi ke sekolah. Suasana masih sunyi mencekam.
"Ohya.. Kenapa tidak ada orang ya?" gumam Miku.
"Apa cuma kita berempat aja yang bangun?" tanya Kaito.
"Ada Rani sama Miki kok!" bantah Len.
"Sekarang mereka berdua di mana?"
"Meneketehe.." jawab Rin asal.
Tep.
Mereka pun sudah sampai di sekolah mereka, Bokaroido Chuugakuen.
"Di sekolah pun tidak ada orang.." gumam Rin.
"Apa mereka semua mati?!" tanya Miku.
"Entahlah.. Tapi jangan sampai hal itu terjadi.." gumam Kaito.
"Lihat! Ada amplop!" teriak Len.
Miku, Rin dan Kaito mendekati Len dan membuka amplop tersebut.
Isinya? Nantikan chapter selanjutnya! #plak!
Rani: Cara bilang TBC yang aneh.. *nunjuk ke atas*
Miki: Soalnya kalo bilang 'TBC~' udah terlalu mainstream XD *ditimpuk*.
Miku: Ohya.. Ngemeng-ngemeng, kalian mengambil nama OC dari anime ShuCha ya? -,-
Miki: Eh? Gomen! Gomen! Kalo nama Miki memang nyolong dari ShuCha *ditimpuk* tapi kalo Rani nggak! Ini gara-gara nghapus garis sebelah kanan katakana "ko" jadinya dapet "ni" (?) (Rako: Bilang aja kau ga sengaja.. -,- | Miki: Bukannya kau yang ngasih nama ya? | Rako: -,- ).
Rani: Gomen kalo alurnya kecepatan dan meleceng. Kalau begitu,
Mind to Review?
