-someone POV-
Cklek!
"Aku pulang!" teriakku sambil memasuki rumah yang sudah kutinggali selama dua puluh tahun ini. Rumah yang selalu menjadi tempatku kembali. Meski aku sudah kuliah dan bisa hidup mandiri, tapi kenyataannya orangtua-ku tampak enggan melepasku.
"Oh, aegya… sudah datang?" tanya Umma sambil melangkah ke arahku, meski ia masih memakai apron abu-abu yang melekat di tubuhnya. Mungkin Umma baru selesai memasak.
Aku mengangguk lalu meraih tangan kanannya, mencium punggung tangannya seperti tata karma yang telah lama diterapkan di keluarga ini. "Umma sedang memasak?"
"Ah, iya. Umma baru saja selesai memasak makan malam. Aigo, kenapa aegya tidak bilang kalau pulang telat, eoh? Umma sangat mengkhawatirkanmu." Katanya sambil menuntunku ke ruang makan. Ternyata di sana sudah ada Appa dan kedua adikku.
"Kupikir aku bisa menyelesaikan tugas kuliah lebih cepat ternyata bahannya masih sangat banyak dan aku tidak sempat mengabari Umma. Mian…" kataku dengan nada menyesal di akhir kalimat.
"Ah, ye.. gwenchana.. tapi lain kali jangan kau ulangi ne?"
"Ne, Umma."
"Unnie! Duduk di sini ne?" teriak adikku yang terpaut delapan tahun denganku. Ia menunjuk kursi di sebelahnya yang berada di samping kursi Appa. Tepat di seberangnya, adik laki-laki-ku tengah menatap lapar pada makanan di depannya.
Aku mengangguk dan beranjak ke arah yang ditunjuk adikku. Duduk di sana setelah menyalami Appa dan bercerita sedikit dengannya. Tak lama kemudian, makanan datang dan kami focus menikmati makan malam itu.
~skip time~
Saat aku tengah berkutat dengan tugas-tugas kuliahku, yeodongsaeng-ku datang dan memberitahuku jika Umma dan Appa ingin bicara denganku. Segera aku menemui mereka yang ternyata tengah menungguku di ruang tengah. Setelah aku duduk di salah satu sofa di samping keduanya, Appa mulai buka suara.
"Aegya, kau kan sudah kuliah dan sekarang kau juga bekerja di sekolah yang kau inginkan." Katanya serius, aku hanya bisa menatap keduanya bingung karena aku belum bisa menebak ke arah mana pembicaraan ini. "Dan kau juga pasti tahu bahwa Appa dan Umma sudah tua. Kami ingin melihat anak-anak kami hidup dengan keluarga kecilnya."
"Maksud Appa?" tanyaku yang mulai gelisah dengan pembicaraan ini. Aku khawatir ini akan menjadi semakin buruk.
Kali ini Umma menambahi, "Apakah saat ini, kau sedang menyukai seseorang?"
Alisku berkerut bingung. Aku mencoba mengingat dan menggeleng setelahnya. "Tidak, Umma."
Tak ada jawaban selama beberapa menit selanjutnya. Appa dan Umma hanya saling memandang dengan tatapan yang sulit diterka dan aku benci itu.
"Umma, Appa.. sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi?" tanyaku penasaran.
Mereka bertatapan sebentar lalu berkata dengan pelan. "Kami sudah menjodohkanmu."
Mulutku tak bersuara. Tenggorokanku rasanya kering dan pita suaraku lepas. "D-dengan siapa, Umma? Appa?"
Umma menatapku dengan tatapan memohon lalu menjawab dengan tak kalah lirih. "Putra bungsu keluarga Jung, Jung Yunho."
Between You and Him
-Chang Min Sa-
2013
YunJae and YunJae shipper
Note: please, bayangkan kamu (reader) sebagai tokoh yeoja pihak ketiga YunJae karena itu akan mendukung pemahaman terhadap kondisinya.
++PROLOG++
(Author POV)
Salah satu ruangan di restoran mewah itu tampak hening. Hanya sesekali terdengar celotehan dari para yeoja paruh baya yang membicarakan tentang keseharian keluarganya. Sementara kedua kepala keluarga memilih diam dan menikmati makan malam mereka. Sedangkan satu yeoja belia dan namja cukup dewasa tengah saling menatap dalam kecanggungan. Mencoba mencari sesuatu yang hanya mereka mengerti.
"Yunho-ah," panggil salah satu yeoja paruh baya yang memakai hanbok merah, yang tak lain adalah Mrs. Jung, Umma Yunho. "Ajaklah Hyena jalan-jalan. Kudengar di dekat sini ada sebuah taman, sepertinya ia bosan di sini.'
"Ne. Ide bagus, Heejin-ah." Timpal Umma Hyena, Cho Naru. "Mereka bisa sekalian mengakrabkan diri, kan?"
"Ah, ye. Tentu saja." Tambah Mrs. Jung sambil menahan tawanya.
Tak ingin mendengar celotehan lebih panjang, Yunho memilih untuk berdiri da mengajak yeoja belia itu keluar. Setelah keduanya tak tampak lagi di ruangan itu, kembali para orangtua berdiskusi. Tentu saja tentang pernikahan anak-anak mereka.
-Di Taman-
Keduanya terdiam menikmati semilir angin musim gugur di taman itu. Taman yang akan menjadi saksi keanehan yang mungkin hanya akan terjadi sekali dalam dunia semu ini.
Jung Yunho, namja tampan yang tak lain adalah leader boyband papan atas Asia, TVXQ, kini tengah menatap yeoja yang duduk di sampingnya dengan tatapan mengintimidasi. Sedangkan yang ditatap, Cho Hyena, hanya memandang lurus jalanan di taman itu. Meski tak ada yang menarik di hadapannya, tapi sepertinya yeoja belia itu memang enggan menatap namja yang berusia lima tahun di atasnya itu.
Yunho baru saja berniat untuk membuka suara tapi terpotong oleh suara dari ponsel di saku jaketnya. Segera diambilnya ponsel canggihnya dan membaca nama pemanggilnya.
Lima detik berlalu, Yunho masih belum mengangkat panggilan itu. Ia menatap yeoja bermarga Cho di sampingnya yang ternyata juga tengah menatapnya.
"Apakah itu dari Kim Jaejoong?"
Yunho tersentak hanya dengan mendengar pertanyaan singkat dari yeoja yang masih duduk di bangku kuliah itu. Ia tidak mengangka bahwa spekulasi yeoja itu sangat tepat.
"Aku benar, kan?" Hyena mengalihkan tatapannya. "Angkat saja. Aku ingin mendengar apa yang akan kalian bicarakan."
Yunho terdiam sejenak lalu segera menjawab panggilan itu.
"Yeoboseo.."
"….."
"Nado."
"….."
"Gwenchana."
"….."
"Anni."
"….."
Yunho menatap Hyena sebentar lalu menjawab, "Ne, dia di sebelahku. Kami sedang di taman."
Mendengar dirinya sempat di sangkut pautkan, Hyena menoleh pada namja di sampingnya seolah berkata, 'Ada apa?'
Tapi namja tampan itu mengelak dan memilih focus pada percakapannya. Bagaimana pun orang di seberang sana adalah orang yang istimewa baginya.
Karena jengkel tidak ditanggapi, Hyena memilih berteriak. "HEI! DI SINI ADA ORANG LAIN! TIDAK BISAKAH KALIAN MENGANGGAPKU, EOH?"
Tentu saja karena teriakan yeoja itu, baik Yunho maupun penelponnya terkejut bukan main.
"YAH! Apa maumu, eoh?" geram Yunho sambil menjauhkan ponselnya dengan telinganya.
Hyena mencebilkan lalu menjawab, "Aku juga ingin berbicara dengan Jaejoong Oppa."
Kerutan tercetak jelas di dahi namja tampan itu, "Kau ingin berbicara dengan Jaejoong?"
"Cih, tentu saja. Aku ini fans-nya babo." Jelas yeoja itu sambil melipat kedua lengannya di depan dada.
"Eh?"
"Aish! Kka, berikan aku ponselmu! Biar aku saja yang berbicara dengan Jaejoong Oppa." Tanpa permisi lebih lanjut, yeoja berwajah kekanakan itu merebut ponsel Yunho dan segera menempelkan pada telinganya. "Yeoboseo.. Annyeong, Jaejoong Oppa. Nan Cho Hyena imnida, Cassiopeia imnida…dan…" yeoja itu menatap Yunho sebentar lalu melanjutkan kalimatnya. "aku seorang YunJae shipper."
TBC
THANK YOU, MINNA-SAN!
Vielen Dank! Sudah bersedia mempir untuk membaca ff perdana-ku setelah sekian lama hiatus sebagai author. Dan semoga ff ini mendapat respon baik dari chingudeul. Aku sangat mengharapkan adanya feedback dari readerdeul…
Last word, YUNJAE IS REAL!
