ia akan berujar bahwa ini hanyalah… mimpi buruk.

-:-:-

sad | friendship

a/n

Cuma mau kasih info, kalau fanfic ini udah aku publish juga di aff ^^

Selamat membaca ^^

-:-:-

Luhan masih duduk disana meski tetes hujan semakin deras. Beberapa jam terlewati. Peluh telah bercampur air, dan Luhan tak ingin bergerak dari sana sedikitpun.

Rambutnya tak lagi tertata rapi. Pun dengan kemeja terbarunya yang kini basah seutuhnya. Namun Luhan tak peduli. Dibenaknya hanya ada sebuah perintah dimana ia harus tetap duduk, menunggu.

Mungkin beberapa orang yang melewatinya menatap aneh pada sosok pemuda basah kuyup yang tertunduk di bangku taman yang semakin sepi. Atau mungkin juga mereka merasa iba pada wajah sendu itu. Wajah yang sejak tadi basah meski sebelum sang hujan datang.

Luhan ingat dimana ada sosok lain yang selalu berjalan disampingnya. Bisikkan kalimat yang sama tiap kali mereka tiba di bandara, sebelum menghadapi keramaian di luar sana.

"Tetap disampingku."

Luhan ingat kapan saat rasa penat itu mendera. Memaksa senyum meski raganya lelah. Nyeri diseluruh badan dan kaki yang tak lagi nyaman menapak. Tapi ia sadar kala sebuah tangan menepuk bahunya dan berkata,

"Kau bisa, Lu. Buat mereka bangga memilikimu."

Lagi, tetes itu mengalir. Beruntung hujan mampu menutupinya.

Luhan mencengkeram erat tepi bangku yang terbuat dari besi. Rasa dingin menjalar sampai ke dalam. Sama seperti luka yang dibuat orang itu lusa lalu. Masih membekas dan terpahat indah direlung hati.

Ia ingin marah.

Memukulnya habis-habisan sampai darah segar mengalir disudut bibir atau melemparinya dengan kerikil. Sekedar pengingat bahwa ada Luhan dan kami disampingnya, ada Luhan dan kami yang juga akan memberikannya semangat, mengulurkan tangan kala ia terjatuh dan tak kuat berdiri.

Ia ingin menjerit.

Katakan tidak saat punggung tegap itu perlahan menjauh. Bawa pergi seberkas cahaya yang terangi sisi gelap harinya, telantarkan impian yang terrajut bersama, dan dustakan kata cinta yang telah banyak terucap.

Lebih baik panci panas menyentuh kulitnya atau tangan besar menampar wajahnya.

Bangunkan Luhan dari tidur panjang, usap peluh yang membasahi dahi. Dan saat matanya terbuka, ia ada disana. Tersenyum dan dengan suara lembutnya ia akan berujar bahwa ini hanyalah… mimpi buruk.

fin.

.

.

.

Jujur aku bukan exo fans. Tapi adanya 'insiden' ini aku juga sedih.

Dia : sosok cool yang ternyata lawak, pendiem tapi sekalinya ngomong bisa bikin member lain ketawa.

Ya, aku cuma bisa doain yang terbaik buat semuanya. Gak mudah buat ambil keputusan yang beresiko banget. Ada konsekuensinya, dan pasti dia juga udah memikirkannya dari jauh-jauh hari.

Sooo~ buat semuanya, FIGHTING! ^^