Love is Hard and Hurt.

Bleach Kubo sensei

Cerita ini asli punya KuroHiruAmano

DON'T LIKE DON'T READ

SUMMARI : Ini adalah jalan yang terbaik.. Memang cinta itu sesuatu yang sulit dan terkadang menyakitkan..

Ruang ICU, RS Karakura.

Seorang gadis dengan mata violetnya sedang menatap seorang pria dihadapannya yang sedang kritis. "I-chigo, ku mohon bertahanlah." Ucapnya lirih diiringi air mata yang membasahi pipi sejak kedatangannya diruangan tersebut.

Seorang pria berambut biru sedari tadi mencoba menenangkan gadis itu dengan memeluknya. "Rukia, tenanglah."

"Hei, iya dengar kata kakakmu itu, aku akan baik-baik saja." Seru lelaki yang sedang berbaring itu sebarnya perkataanya jauh berbeda dengan kenyataan yang ada tapi ia tetap berusaha tenang.

"Bagaimana aku bisa tenang," sahutnya. "Melihat keadaanmu seperti ini."

"Aku akan baik-baik saja." Ucap laki-laki itu meyakinkan. "Rukia,, aku punya satu permintaan," lanjutnya yang telah menyadari bahwa hidupnya tak akan lama lagi.

"Apa?" Tanya gadis itu.

"Huffhh," Ichigo menggela napas sebelum melanjutkan kata-katanya. "Berbaikanlah dengan Renji." Ucapnya.

Renji yang berada diruangan itu hanya terdiam dan menatap sahabatnya yang kritis itu dengan sesekali menatap gadis violet yang sedang berada tidak jauh darinya.

Sebelum Rukia menjawab permitaan Ichigo, kondisi Ichigo memburuk, monitor kecil yang memantau keadaan detak jantungnya mulai menurun, dokter yang mengurusnya serta para perawat memasuki ruangan itu.

"Kondisinya kritis kita harus memulai operasinya," ucap dokter itu kepada timya. Para perawat menyiapkan segala perlengkapan operasi sekarang Ichigo.

"Semuanya harap menunggu di luar ruangan kami akan segera memulai operasinya." Ucap salah satu perawat.

"Ichigo.. hiks.. hiks.." Tangisan Rukia mulai menjadi.

"Rukia,, tenanglah lebih baik kita berdoa." Ucap Grimjow yang sedari tadi menenangkan Rukia.

"Ta-pi.. ia kritis Grim,," Ujar Rukia.

Renji yang sedari tadi bersikap tenang mulai mencemaskan keadaan sahabatnya.

"Je-ruk bodoh bertahanlah...." Gumam Renji.

"Ichigo pasti akan bertahan." Ucap Kira menenangkan.

"Kakak bukan orang yang lemah.." Sambung Karin.

Renji menghampiri Rukia yang sedang duduk bersandar pada bahu Grimjow.

"Err.. Ru-kia.." Sapanya sedikit ragu.

"Renji,, aku sudah memaafkanmu sejak lama." Ucap Rukia yang sepertinya tahu apa yang akan Renji katakan padanya. Rukia pun terdiam mengingat kejadian 3 tahun yang lalu.

Flasback ON

Aku adalah Kuchiki Rukia, kalian tahu saat ini aku sudah kelas 1 SMA sungguh tidak terasa, rasanya baru kemarin aku bermain dengan masa-masa SMP-ku. Aku masuk salah satu sekolah terkenal di Tokyo ini. Aku bangga sekali karena nilaiku yang cukup tinggi. Pagi ini adalah hari pertamaku di sekolah ini. Rasanya berbeda sekali keadaanya dengan di SMP dulu.

"Rukia..." Panggil seseorang padaku.

"Momo......." Sahutku. "Hei,, kita bertemu lagi.. heheh.." Sambungku pada teman SMP-ku Hinamori Momo.

"Iya,, aku memutuskan bersekolah di Tokyo Internasional School ini karena kakakku juga bersekolah disini." Kata Momo.

"Ohhh,, ya sudah sampai nanti ya Momo aku ke kelasku dulu," pamitku.

Tidak terasa sore pun tiba, sekolah pun dipulangkan sebelum pulang aku memutuskan untuk pergi ke sebuah toko yang menjual pernak-pernik Chappy kesukaanku tiba-tiba...

"Brukk.." seseorang menubrukku, aku pun terjatuh.

"Aduuhhhh,, kalo jalan pake mata dong." Ucapku sedikit kesal.

"Maafkan aku aku tidak sengaja." Ucap laki-laki tinngi itu sambil menundukan tubuhnya.

"Ya,, sudah lupakan saja," Ucapku singkat.

"Bagaimana sebagai permohonan maafku, ku teraktir es krim di cafe seberang sana." Tawarnya sambil menunjuk ke arah cafe es krim yang biasa aku kunjungi bersama temanku.

Aku menaikkan sebelas alisku sambil berpikir. "Boleh." Jawabku dia pun tersenyum.

Kami pun makan es krim sambil berjalan, cukup lama aku mengobrol dengannya.

"Ohh,, iya aku Abarai,, Abarai Renji." Katanya seraya mengulurkan taangannya.

"Aku Kuchiki Rukia." Kataku dengan senyum.

'Ya, Tuhan gadis ini sangat manis,' batin Renji.

"Halooo.. Renji apa kau akan terus menggenggam tanganku seperti ini." Kataku.

"E-ehh,, maaf.. abisnya kamu manis banget si..." Katanya malu-malu.

"Terimaksih..." Ucapku sambil tersenyum.

RUKIA POV

Sejak saat itu aku dan Renji mulai berteman, bahkan sekarang aku bersahabat dengannya, walaupun sekolah dan rumah kami berbeda aku tetap sering bertemu dengannya, kami pun sering telponan sampai tengah malan, jujur aku mulai simpati dan kagum pada sifat dewasanya, apa aku mulai menyukainya? Entahlah....

Hampir setiap malam sebelum aku tidur dia menyempatkan diri untuk meneleponku dan mengucapkan selamat malam, mengapa dia selalu memberi perhatian lebih untukku, atau aku yang ke-geer-an ya? Biarlah semoga saja kami memang ditakdirkan untuk menjadi sahabat atau.... biarkan waktu yang menjawab.. heheh.. Dan besok aku akan jalan dengannya lagi ke toko buku.

RENJI POV

Malam ini entah sudah malam keberapa aku menelepon gadis violet itu, sejak awal bertemu dengannya aku sudah merasa tertarik padanya, apa ini cinta? mungkin karena aku sudah beberapa kali merasakan hal seperti ini, namun saat bersama gadis violet itu terasa berbeda memang dia adalah gadis spesial. Hampir setiap malam kusempatkan meneleponnya hanya untuk mengucapkan selamat malam. Perasaanku sangat bahagia setelah mendengar suaranya.

Aku pun melihat jam dikamarku, ini waktunya aku tidur karena besok aku akan jalan dengannya. Ya, aku akan menemaninya membeli peralatan lukisnya, dia memang suka melukis. Hmm,, dia seperti sahabatku si Ichigo mungkin jika waktunya tepat akan kukenalkan Rukia dengan Ichigo mungkin Rukia akan senang mempunyai teman yang memiliki hobi sama, tentunya dia akan berterima kasih padaku. Akupun segera tidur dan mematikan lampu kamarku.

Normal POV

Cahaya matahari yang hangat serta nyanyian burung yang merdu membangunkan semua orang dari mimpi indahnya dipagi yang indah ini.

"Huuuaahhh,, sudah pagi," seru seorang anak berambut merah, seraya melangkahkan kakinya ke kamar mandi. "Aku harus bergegas," gumamnya.

Setelah limabelas menit Renji keluar dari kamar mandi dan ia sudah tampak rapi. Ia segera memanaskan mesin motornya. Dan mengendarainya menuju rumah Rukia.

Terlihat gadis bermata violet itu menunggunya didepan rumah yang cukup mewah dengan menngunakan t-shirt bergambar chappy dengan rok jeans diatas lulut dan mengunakan sepatu kets putihnya, ia tampak cantik dengan gaya sporty-nya itu.

"Ohayaou, Renji.." Ucap gadis itu.

"Ohayau Ruki-Hime.." Sahutnya laki-laki berambut merah itu dengan senyum menggoda.

"Hei, Hime? Apa aku tidak salah dengar?" Tanyanya.

"Hahah,, iya pagi ini kau tampak cantik sekali Rukia seperti putri." Puji laki-laki jangkung itu.

"Eee-hhh,, biasa saja, tapi terima kasih.." Ujar gadis violet iru dengan semburat merah dipipinya.

"Renji masuk kerumahku dulu yuk, masih pagi kita sarapan dulu saja." Ajak gadis itu.

"Tidak usah repot-repot Rukia," sahutnya.

"Sudah, ayolah ibuku sudah menyiapkan sarapan, ayolah sebentar saja Renji baboon." Rayunya sambil menarik tangan Renji. "Parkirkan motormu dulu." Lanjutnya.

"Huffthhh.." Renji mendengus. "Baiklah, apa boleh buat" Renji pun mengikuti Rukia memasuki rumahnya, Rukia hanya tersenyum renyah.

Setelah mereka sarapan jam menunjukan pukul sepuluh dan mereka bergegas ke UraharaShop untuk membeli peralatan lukis Rukia.

"Rukia, ayo.." ajak Renji.

"Sebentar aku mengambil tasku dulu." Ucapnya. Rukia berlari kekamarnya dan mengambil tasnya."Aku siap.." lanjutnya. Ia pun berjalan menuju Renji.

Renji memanaskan mesin motornya dan siap mengendarainya, sedangkan Rukia hanya yang berada dibelakang dan membonceng, mengencangkan pengangan saat Renji mulai mengendarai motor itu dan akan menaikkan kecepatan motornya.

"Heii,, jangan ngebut-ngebut dong.." Ucap Rukia.

"Hahah,, ini si masih biasa." Ujar Renji sambil tertawa saat melihat wajah Rukia yang ketakutan karena laju motornya yang begitu cepat.

Tanpa terasa mereka pun sampai di UraharaShop laju motor Renji yang begitu cepat membuat perjalan yang lumayan panjang itu terasa cepat.

"Plakk," terdengar suara tas Rukia yang samapi dikepala Renji.

"Itaaaiiiii...." erang Renji.

"Itu balasan untukmu karena kau ngebut sekali mengendarai motor tadi," kata Rukia.

"Iya, maaf." Sahut Renji dengan mengusap kepalanya. Rukia pun menarik Renji ke dalam toko.

"Hei, ngomong-ngomong sejak kapan kau suka melukis?" Tanya Renji.

"Sejak aku kecil." Jawabnya singkat.

"Kau seperti Ichigo saja." Ucap Renji sambil melihat-lihat, alat-alat lukis didepannya.

"Ichigo? Siapa dia? Pacarmu?" Tanya Rukia penasaran.

"Hahah,, enak saja Ichigo itu sahabatku, lagipula dia seorang laki-laki tau, masa pacarku." Tawa Renji.

"Heh? Laki-laki? Tapi namanya, Ichigo. Lucu sekali." Tanggap Rukia.

"Iya, namanya memang seperti perempuan tapi Ichigo yang dimaksud itu 'pelindung' bukan 'stroberi'." Jelas Renji.

"Oohhh,," Rukia hanya ber'oh'ria.

"Bagaimana kalau kapan-kapan kukenalkan dia padamu, mungkin saja kau bisa tertarik padanya." Ucap Renji sambil meledek.

"Hmm,, bolehhhh.. tapi kalau tertarik entahlah..." jawab Rukia enteng.

"Baiklah akan ku kenalkan jikaa ia jadi pindah ke Tokyo lagi. " Ucap Renji.

"Memangnya dia dimana sekarang?" Tanya Rukia sambil sibuk memilih-milih alat lukisnya.

"Di Karakuara." Ujar Renji.

"Ohhh.. " Rukia ber'oh'ria lagi. "Cukup." Lanjutnya sambil membawa cat lukis, kuas serta kanvasnya.

"Hei, apa iya ini sudah cukup, aku tidak mau mengantarmu ke toko ini lagi loh.." Ucaap Renji.

"Hn, iya bawel. Siapa juga yang akan minta kau temani." Seru Rukia sambil menjulurkan lidaahnya Renji hanay tertawa melihat temannya, merekan pun membawa barang belanjaan Rukia ke kasir lalu membayarnya dan segera kembali kerumah.

To be continueeeeee~~

Kyaaaaa,, maaf wat readers semuaaaa,, ceritanya masih ngegantung bgt . dan gomen bgt klo Ichigo belom muncul d'chap ini, mungkin d'chap selanjutnyaa..

D'tunggu yaaaaaa... dan sorry um lanjutin crita yg sebelomnya tp dah apdet cerita baru *gaploked by readers* akhir kata REVIEW PLEASE *puppyeyes*