Huh, lumayan susah juga untuk mencoba nulis genre Poetry, tapi demi Fanfiction Festival.. saya coba #eh. Ini puisi buatan saya, bukan hasil copas, dan saya juga gak mau puisi ini di copas!

Disclaimer:

Kuroshitsuji © Yana Toboso

Fic dan puisi di sini © Hime Uguisu

Character:

Alois Trancy

Summary:

For Fanfiction Festival. Aku telah terbiasa dengan semua ini. Dengan Dewa yang selalu mempermainkanku. Membawa arus hidupku mengalir ke arah yang gelap. Bersamanya.. Oneshoot, Maybe Canon? RnR Please

Author's Note:

Tulisan yang di cetak miring itu puisi, ya! Karena menurut perundingan di grup fic poetry masih pake sedikit penjelasan juga, ya udah.. saya selingin penjelasan tiap berapa baris puisinya -asal menafsirkan aja #plak


Poetry of My Life

A

Kuroshitsuji Fanfic

By

Hime Uguisu

For

Fanfiction Festival


Alois's POV

Malam ini udara dingin kembali menerpa. Aku hanya tertidur dengan tubuh lemas di atas ranjang besar ini. Tak seorang diri, melainkan bersama dengan lelaki tua yang aku bersumpah ingin sekali melihatnya cepat mati. Kurapatkan selimutku. Menggenggam kain ini kian erat. Helaian blonde-ku terlihat acak, padahal beberapa jam yang lalu rambut ini terlihat halus dan rapih. Kutatap kimono merahku yang tergeletak begitu saja di atas lantai. Entah apa yang sudah kupikirkan sampai aku melakukan ini. Hidupku hampa setelah ia pergi meninggalkanku selamanya. Setelah Luca tak ada di sisiku, aku semakin kehilangan arah.

Aku terperangkap..

Dalam dunia tanpa sinar

Di sini dingin

Hatiku membeku mendingin

Tak mau kah tangan Tuhan,

Terulur untuk menolongku?

Sepi, itulah yang kurasa

Saat gelap malam..

Tak seorang pun memelukku

Mendekap dengan penuh kasih, bukanlah nafsu

Aku terbelenggu dalam kesendirian

Kehampaan adalah temanku

Melewati detik takdir tanpa cinta

Karena orang yang memberi cinta padaku sudah enyah

Di sini aku meringkuk sekarang

Menunggu seseorang menolongku

Dan bukannya menghempaskanku

Banyak yang bilang kita bisa memanggil iblis untuk meminta pertolongannya. Aku percaya akan hal itu. Kupejamkan mataku. Meyakinkan diriku bahwa suatu hari aku akan keluar dari penderitaan ini. Rasanya kini jiwaku berada di dalam sebuah hutan antah berantah. Dengan jaring laba-laba menempel di wajahku ketika aku berlari. Kepalaku menatap ke atas saat kurasa butir salju berjatuhan. Kusentuh benda halus itu, namun yang kurasa bukanlah kelembutan salju yang dingin. Kutahu, ini bukanlah salju.

Batang pohon di sini membentuk sebuah jaring laba-laba. Kenapa sejak tadi harus laba-laba? Sampai akhirnya iblis yang kunanti menampakkan wujudnya. Dengan bola mata emasnya yang berkilau. Akhirnya sebuah kontrak antara kami pun terbentuk. Dengan bukti nyata yang kumiliki di lidahku.

Hingga iblis itu pun datang

Dengan raut dingin ia menemaniku

Membuatku tak sendiri lagi memang

Tapi itu semua bukanlah penantian tanpa tujuan

Bukan kasih tanpa imbalan

Jiwaku!

Akan kuserahkan apapun untuknya,

Bahkan hal paling berharga yang tak ada gantinya

Jiwakulah balasan atas hari-hari yang kulalui dengannya

Seluruhnya kupercayakan padanya

Hidupku, bahkan takdirku pun kuberikan padanya

Membiarkan ia menguntai dan mengacak takdir hidupku sesukanya

Aku berjalan terseok memegangi perutku yang terluka. Membiarkan Hannah bertarung dengan shinigami sialan berambut merah itu. Ia mengatakan aku akan mati? Entahlah, aku sudah mulai tak perduli. Aku hanya ingin ke tempat Ciel saat itu. Kini kududukkan tubuh ini di bawah sebuah pohon besar. Nafasku semakin tersengal-sengal. Seekor serigala dengan air liur yang menetes bersiap menyerangku. Tak ada yang bisa kulakukan. Kupejamkan mataku. Claude.. kita masih terikat, kan? Kau.. milikku dan akan selalu setia serta melindungiku kan?

Seperti dugaan serta harapanku. Kau datang di saat yang tepat. Menyingkirkan serigala tadi. Tangan dingin itu menyentuh wajahku, membingkainya sambil menatap mataku. Aku tersenyum bahagia. Air mata ini meleleh membasahi pipiku. Claude, kau datang untukku, kan? Tapi kenapa tanganmu semakin erat memegang kepalaku? Kenapa kepalaku terasa pusing sekali? Hey, cairan hangat apa ini yang mengalir dari kepalaku? Kenapa semakin banyak? Tunggu, warnanya merah? Cairan kental hangat ini berwarna merah! Apa ini, Claude? Tak mungkin kau melakukan ini, kan? Yang ada di hadapanku saat ini bukanlah kau, kan? Kau mencintaiku, kan?

Tapi apa yang akhirnya ia lakukan?

Ia hempaskan aku dengan kasar

Melemparku, membuangku, menatap rendah padaku

Aku semakin kehilangan tujuan

Kembali aku bertanya untuk apa aku dilahirkan?

Hanya demi obsesinya pada seorang Phantomhive..

Dengan mudahnya tangan itu..

Menghancurkan tubuh rapuh ini

Meremukkan hati ini hingga serpihannya hilang

Apa salahku, Tuhan?

Kau renggut keluargaku

Kini ia merenggut hidupku

Apa lagi milikku yang akan direnggut?

Mata biru ini hanya dapat menatap hampa

Sebuah lubang menganga besar di hati

Tertutup, terbuka

Namun kini itu benar-benar terbuka,

Lebar dan membuat nyeri sesak

Nafasku seakan terhenti

Tiap hembusan tanpa arti

Hanya sepi menyayat hati

Jiwa ini menangis meratapi ini

Ingin sekali tangan ini mengais kasih sayang semuanya

Namun selalu saja aku menjadi pihak tak dibutuhkan

Telah lelah tubuh ini,

Rasanya air mataku tak dapat lagi menjelaskan semuanya

Tak dapat lagi mengungkapkan perasaanku

Bahkan ribuan huruf kanji pun tak dapat mengungkapkan itu

Aku tak tahu apa yang kau lakukan hingga pemuda berambut kelabu itu bisa ada di sini tanpa butler-nya. Tapi yang jelas jiwa kami berada dalam raga yang sama kini. Kita duduk saling memunggungi dalam ruang gelap tanpa pintu masuk ataupun pintu keluar. Dua iblis itu sedang berlari menyusuri labirin di bawah sana. Labirin hatiku. Semuanya akan kutanyakan padamu. Aku mau jawaban jujur keluar dari bibirmu, Claude!

Tapi Hannah malah menawariku suatu hal yang lebih menarik. Di tengah kegundahanku, tangan itu malah terulur memelukku. Aku merasa dibutuhkan. Tanpa terasa kontrak kembali terbentuk. Kontrak Ciel dengan iblis wanita bernama Hannah itu. Kontrak untuk dilahirkan kembali sebagai iblis. Ciel, kau tahu satu kata yang paling tepat untukmu? Licik.

Hari itu tiba

Jiwaku ini memasuki tubuh sang Phantomhive

Ini kah yang kau inginkan, Claude?

Dasar iblis!

Gadis itu, tatapan matanya kian melembut

Menatapku sendu

Bibir itu berucap kata yang kunanti

Tatkala hatiku gundah

Ia memelukku dengan kasih

Aku rindu ini, aku juga rindu..

Akan sesuatu yang tertidur jauh dalam hati gadis bernama Hannah itu

Luca, adikku

Anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku

Dan penderitaan terpahit saat ia pergi

Sejak itu mataku mulai terbuka

Menyadari satu hal,

Aku.. memang seharusnya mati bersama Luca, kan?

Kurasakan tubuh ini semakin melemah. Karena sejak awal aku tak memiliki tubuh di dalam ruang jiwamu ini, Ciel. Aku.. akan pergi dengan tenang. Perlahan tapi pasti, dengan tebaran debu cahaya yang mengiringi senyum terakhirku di dunia ini. Aku.. mengantuk dan tak ingin membuka mataku lagi.

Kuserahkan semuanya padamu kini, Ciel

Aku menyerah akan semua ini

Nafasku tak lagi sesak saat kalimat cinta terucap dari bibir Hannah

Hatiku tak lagi gundah saat kurasa Luca memelukku dari sana

Menghangatkan jiwaku, mencairkannya

Senyum tulus yang sudah lama tak nampak di wajahku

Kini menghiasi

Rasanya tak ada lagi beban

Semuanya melebur menjadi satu kesatuan,

Yang disebut kedamaian

Aku tahu saat ini pasti tiba

Saat aku harus meninggalkan dunia

Saat jiwaku harus terbang jauh

Bersama semuanya yang kucintai

.

.

.

~Owari~


Fine, saya tahu ini gaje! Saya tau! Saya tau! #kabur

Fiuh, asal kalian tahu, gak gampang bikin puisi sepanjang 440 kata. Sempet pusing juga, trus timeline-nya juga agak berantakan.

Yah, apapun itu.. ini adalah fic debut saya di Fandom Kuroshitsuji Indonesia. Tadinya ini bakal jadi fic ke 3 di fandom ini, tapi apa daya.. saya lebih niat nyelesaiin yang ini daripada 2 lagi #plak. Dan saya ingatkan di sini..

Reader: "Gak tanya, woy!"

Terserah kalian perduli atau gak, tapi "SAYA INI MURNI FANS CIEL PHANTOMHIVE dan bukan Alois Trancy." Saya cuma orang yang simpati sama Alois. Tenang aja Ciel, aku akan selalu jadi tunanganmu yang setia #dikeroyok. Pokoknya kalau ada di antara kalian yang gak setuju dengan apa yang saya ungkapin di sini silahkan aja protes tapi jangan flame! Ini kan berdasarkan penilaian dan pengamatan saya aja tentang Alois. Jaa nee~

Review, please~