Halo! Kembali lagi bersama saya, Mika Takasaki! Kali ini saya membuat cerita agak aneh... tapi tolong dibaca! XD
Hari Minggu yang cerah, Yamamoto sedang membersihkan kamarnya, beberapa saat kemudian, ia menemukan sebuah album kecil berwarna putih. Karena penasaran, Yamamoto segera membuka dan melihat isinya.
Betapa terkejutnya Yamamoto , ia memegang album dengan tangan yang bergetar. Beberapa saat kemudian, Yamamoto tersenyum lebar. Ia segera bangkit dan menuju meja belajar, mengambil kertas, dan mulai menulis sesuatu. Ia menulis dua lembar, dengan isi yang sama. Lalu memasukkannya ke amplop masing-masing, dan segera memasukkannya ke dalam tas sekolah.
Setelah itu, ia memulai bersih-bersih kamarnya lagi yang sempat tertunda, ia kelihatan sangat senang menemukan sesuatu yang menarik.
-keesokan harinya-
Yamamoto datang ke sekolah lebih awal. Ia segera memasukkan surat ke dalam laci meja Gokudera, dan langsung ke atap sekolah, dan meletakkan suratnya. Tak lupa ia meletakkan batu di atas surat, agar tidak terbang dibawa angin.
Suasana sekolah mulai ramai. Yamamoto celingak celinguk mencari sosok Gokudera. Ia tak sabar Gokudera membaca isi suratnya. Beberapa saat kemudian bel tanda masuk pun berbunyi. Gokudera tak kunjung datang.
Jarum pendek jam menunjuk angka sembilan, dan pada saat itulah Gokudera datang dan membuka pintu kelasnya. Yamamoto yang dari tadi lesu karena ketidakhadiran Gokudera, kini menjadi semangat.
Gokudera dimarahi guru. Tapi dia tidak menghiraukan dan segera menuju ke bangkunya. Yamamoto yang sudah tak sabar, ingin melihat Gokudera menemukan dan membaca isinya. Namun, dugaan Yamamoto meleset, karena Gokudera hanya mengangkat kakinya diatas meja, dan menambil sikap tidur.
Yamamoto berusaha memanggil Gokudera yang duduk di paling depan dengan nada pelan, tetapi tak berhasil. Kemudian, Yamamoto membuat beberapa rencana agar Gokudera menyadari surat yang ada di laci mejanya.
Memanggil Gokudera dengan nada pelan.
"Wooi! Gokudera... Gokudeeeeraaaaaa...", Yamamoto memanggil Gokudera, namun tak berhasil.
Melempar kertas ke arah Gokudera yang ada tulisan " lihat surat di laci mejamu!".
Yamamoto berhasil melempar tepat diatas kepala Gokudera. Kertas itu jatuh kebawah. Gokudera memungut kertas yang jatuh di lantai. Dengan pandangan sinis, Gokudera menoleh ke belakang, mencari sumber kertas itu datang. Yamamoto melambaikan tangannya sambil tersenyum.
"Cih, Yakyuu baka.", Gokudera menoleh kearah depan dan segera menyobek kertas menjadi kecil-kecil. sepertinya Gokudera tak menyadari kalau ada tulisan di kertas itu.
"Ahh! Jangan di sobek sebelum di baca!", Yamamoto murang-muring sendiri.
Berpura-pura mau ke kamar kecil.
"Pak, saya minta izin ke kamar kecil.", ucap Yamamoto. Ketika sampai di depan pintu kelas, Yamamoto memberi tanda, agar Gokudera melihat isi lacinya. Gokudera tak mengerti maksud Yamamoto. Yamamoto berusaha agar Gokudera dapat menyadari, segala usaha sudah dia lakukan, tapi percuma saja, Gokudera tak menyadarinya.
"Yamamoto, bukannya kamu mau pergi ke kamar kecil?", tanya guru.
Yamamoto yang sudah tak ada cara lagi, hanya bisa tersenyum tak ikhlas.
"Ahaha...baik, pak, saya permisi dulu...", kemudian Yamamoto meninggalkan kelas.
Tsuna yang dari tadi menyaksikan aksi Yamamoto menjadi heran.
"Haduuh...susah banget menyadarkan Gokudera itu... aku tak percaya, dia yang begitu pandai gak ngerti aba-abaku...mungkinkah kapasitas otaknya sama dengan aku?ahahaha...", Yamamoto berbicara sendiri di dalam kamar kecil.
"siapa yang kapasitas otaknya sama dengan kau?", tiba- tiba dari belakang terdengar suara yang sangat dikenal Ymamoto.
"Ehh~~~! Gokudera, kenapa kamu disini?", tanya Yamamoto panik.
"Aku segera menyusulmu, karena tingkahmu aneh dari tadi.", kata Gokudera dengan pandangan sinis.
"Oh...", Yamamoto hanya bisa ber-Oh.
"Lalu, ada perlu apa denganku, kenapa dari tadi kau menggangguku?", tanya Gokudera.
"Eh...nggak... aku Cuma ingin kasih tau kalau di laci mejamu ada surat, jika ada waktu, dibaca, yah?", pinta Yamamoto.
"A...aku tak mau kalau isi surat itu ada yang aneh-aneh...", kata Gokudera dengan wajah memerah.
"Eh? maksudmu?,", tanya Yamamoto dengan heran.
"Yah...kayak...surat untuk jadian atau sejenisnya...", kata Gokudera sambil memainkan jari.
"Eh...Gokudera...kau manis sekali...", batin Yamamoto yang wajahnya berubah menjadi merah pula.
"Yamamoto, bukan saatnya untuk ber-yaoi time! Disini gak ada pairing boys love ato yaoi!", tiba-tiba terdengar suara Author di kepala Yamamoto.(halah)
"Oh... baik, baik... bukan itu, Gokudera, nanti baca saja, bukan surat untuk jadian, kok..", kata Yamamoto.
"Oh...gitu...", kata Gokudera agak kecewa, dan malu habis salah tingkah.
Beberapa saat kemudian, bel tanda istirahat pertama pun berbunyi.
"Ah...istirahat, dah... nanti dibaca, yah! Aku ke kantin dulu!", teriak Yamamoto sambil berlari meninggalkan Gokudera.
Gokudera hanya mengangguk pelan. Lalu ia kembali ke kelas, untuk membaca isi surat itu.
Gokudera menemukan surat di laci mejanya.
Kemudian tanpa basa-basi, ia segera membaca...
1 menit...
2 menit...
3 menit...
"Bodoh! Ngapain dia melakukan hal bodoh demi menyadarkan aku untuk membaca surat gak penting ini?", teriak Gokudera.
Sedangkan di atap sekolah...
Seseorang sedang membaca isi surat itu.
"Hm...kamikorosu..."
Yay! Akhirnya chap 1 selesai!
Apakah isi surat itu?
Tunggu chap 2, yah! Mohon R&R!
