Naruto © Masahi Kishimoto

Genre : Romance, Drama

Warning : AU, gaje, ooc, ide seadanya

Ga suka? Jangan dibaca! Tapi boleh dibaca dulu siapa tau suka :p

Suasana jam makan siang sudah mempengaruhi sebagian orang untuk beristirahat sejenak dan memulai mengisi perut mereka yang keroncongan dengan mengunjungi salah satu café yang letaknya sangat strategis yaitu berada di antara beberapa bsngunsn yang memiliki gedung menjulang hingga ke langit. Hebat.

Di dalam café tersebut para pelayan sudah sibuk meluncur kesana kemari karena jumlah pengunjung yang datang untuk makan siang lumayan banyak. Salah satu dia antara para pelayan tersebut adalah Haruno Sakura, sama halnya dengan para pelayan yang lain ia juga mengenakan baju atasan putih berlengan panjang dengan jeans hitam dan sepatu kets hitam putih yang sudah usang lalu ia juga mengenakan celemek Hijau dengan tulisan Tosca café.

sakura mengikat rambunya dengan kunciran tinggi dan menyisakan beberapa anak rambut di sisi wajahnya. sebenarnya ia tidak terlalu cantik seperti layaknya model fashion di majalah yang sering ia baca akan tetapi ia memiliki rambut merah muda dan mata berwarna hijau dan itu merupakan keunikan tersendiri yang mungkin orang-orang disekelilingnya bisa mengenalinya lebih mudah. Tapi untuk perempuan pada umumnya Ia cukup cantik apalagi dengan matanya yang hijau dan kulit putihnya. Dan juga pembawaannya juga hangat, murah senyum dan ramah terhadap semua orang walaupun hari itu ia kelihatan sedikit lebih pucat dari sebelumnya.

Sakura sedang menuliskan pesanan dari pengunjung yang duduk dekat pintu kaca, rupanya pengunjung tersebut adalah sebuah keluarga lengkap dengan suami-istri dan anak-anak mereka. Sakura berpikir mungkin mereka ingin menikmati makan siang mereka di hari tersibuk, seperti hari ini, Hari senin. Sesekali Ia menyapa pengunjung yang datang karena kebetulan ia ada di dekat pintu, tapi ketika Ia menyapa lagi pengunjung yang datang, kali ini ia agak terkejut.

Ia memang sudah banyak melihat pengunjung yang datang dengan jas kantor lengkap, tampan, tinggi, putih, pokoknya seperti yang sakura liat saat ini. Tapi entah kenapa lelaki yang sakura liat di depan pintu cafenya ini sedikit berbeda. Lelaki tersebut bisa mengalihkan perhatiannya sejenak. 'Hm, mungkin dia ini tipe ku' kikik sakura dalam hati. Tapi segera dia tepis itu karena bagaimana mungkin dia bisa membayangkan sesuatu yang mustahil seperti itu.

Tok tok

Pintu terbuka "Maaf Pak, waktunya jam makan siang." Ucap seorang wanita dari balik pintu.

"Ya, terima kasih."

"Baik." Jawab sang sekertaris sambil menutup pintu kembali.

"Hah… selesai juga." Keluh kelegaan terucap dari seseorang yang berada di kursi besarnya dengan titel 'Direktur.

Drrttt drrttt

"Hn, halo?"

"Hei Sasuke kau mau makan siang dengan ku tidak?" ucap seseorang di sebrang sana dengan semangat.

"Baiklah dimana?" jawab sasuke seraya bersender dan memutar kursinya menghadap jendela yang menampilkan keadaan yang padat di bawah sana.

" Di café yang dekat dengan kantormu saja, yang catnya warna hijau itu lohh.. aku lupa namanya. Mau tidak?"

"Hn, aku segera kesana." Sasuke menutup pembicaraan dan segera mengenakan jas hitam yang tersampir di kursinya. Ia melangkahkan kakinya keluar dari kantor, sepanjang perjalanan keluar dari kantor ada beberapa yang menyapanya dan dijawab dengan anggukan kepala saja. Mungkin banyak karyawan wanita yang membatin 'siapapun yang menjadi istri uchiha sasuke kelak pasti sangat beruntung, semoga aku bisa menjadi istrinya ya Tuhan. Seperti itu lah batin mereka berteriak setiap kali berpapasan dengan sang Bos.

Ia sampai di café -dengan pintu dan dinding depannya pun kaca- yang di maksud temannya, Naruto. Sasuke memang sering melihat dan melewati café itu tapi baru kali ini Ia masuk ke café yang bernama Tosca café tersebut.

Ia memasuki café yang ternyata lumayan banyak yang datang untuk makan siang, dan ia juga disambut dengan sapaan seorang pelayan yang memiliki rambut mencolok. 'aneh' batinnya.

"Selamat siang. Selamat datang di Tosca café"

"Hn."

Sasuke berjalan melewati pelayan tersebut dan memilih tempat yang berada di pojok kanan café, "Hei Sasuke sudah lama menuggu?" ucap seseorang yang tiba tiba duduk di depannya begitu saja.

"Belum baru saja. Sebenarnya ada apa tumben sekali kau mengajak makan siang di luar seperti ini. Kau tidak akan memintaku melakukan hal aneh kan?" tanya sasuke dengan memicingkan mata pada teman pirangnya di depan.

"Hahaha…. Tentu saja tidak Teme, aku tidak akan memintamu melakukan hal yang seperti kemaren kok. Tenang saja oke." Jawab Naruto dengan cengiran dan kedipan matanya yang seksi, namun dijawab dengan tatapan jijik oleh lawan bicaranya.

"baiklah, kau sudah pesan belum?" tanya Naruto yang diwab dengan anggukkan kepala oleh sasuke. "Kalo begitu Aku yang traktir bagaimana? Tapi kita maka ramen oke?" ucap Naruto yang meminta persetujuan pada temannya.

"Kau ini aneh Dobe cuaca panas seperti ini makan ramen, ckck." Ucap Sasuke yang bosan dengan tingkah Naruto dan menyibukan diri kembali dengan ponselnya. "Hei panas itu di luar tapi dalam sini dingin. Lihat itu ada AC." Jawab Naruto dengan menunjuk ke atas pojok café yang terdapat AC.

Setelah Naruto memesan pesanannya, perhatiannya kembali pada Sasuke yang sedari tadi sibuk dengan ponsel canggihnya. "Sasuke-teme kau sudah tau belum kabar gembira yang aku punya saat ini?" tanya Naruto dengan antusias. "Hm, maksudmu berita kau akan menikah dengan Hinata?" Tanya Sasuke balik.

"Betul sekali, dari mana kau tau."

"Dari Kiba, selamat teman." Ucapan selamat keluar dari mulut Sasuke dan memberi Naruto tos ala sahabat. "Hehe… makasih teman."

"Btw, kapan kau akan menyusul? umurmu kan sudah 27 masa belum ada pasangan sih. –eh pasangan? calon aja belum ada yah. Hahaha…." Tawa girang keluar dari mulut Naruto.

"Sial kau Naruto." Ucap Sasuke tidak terima dan menjejalkan beberapa lembar tisu di depannya ke mulut Naruto "Rasakan."

"Eh, cuih. Apa apaan itu teme?" Tanya Naruto yang dibalas seringai oleh Sasuke. Setelah pesanan mereka berdua datang plus minumannya, mereka segera mengisi perut mereka.

"HUAHH…. Kenyang sekali. Bagaimana teme enakkan?" tanya Naruto yang hanya di jawab 'Hn'

"Eh aku ke toilet sebentar yah teme." ucap Naruto yang segera meluncur ke toilet tanpa menunggu jawaban dari sasuke.

Perhatian sasuke beranjak dari ponsel ke sekeliling café, sekedar melihat keadaan saja. Tanpa sengaja pandangannya jatuh ke seorang pelayan yang menyapannya tadi di pintu. Ia sedang mengelap meja sesekali mengelap keringat yang ada di dahinya dengan punggung tangan. Otak Sasuke secara otomatis menilai penampilan pelayan tersebut dari ujung rambut sampai kaki. Bagaimana wajahnya, posturnya dan pembawaannya. Yang menurut sasuke 'biasa' tapi itu hanya penampilan luar saja kalau kepribadiannya mana Sasuke tahu. Dan itu sama sekali bukan urusannya.

"Hei teme, Sasuke teme. Ada orang di dalam." ucap naruto dengan mengibaskan tangannya di depan wajah Sasuke. "Hn, ada apa?" Tanya Sasuke.

"Kau melamun."

"Tidak"

"Iya, kau melamun"

"Terserah kau saja lah" ucap Sasuke gemas.

Cengiran naruto mengembang "Jadi ada apa dengan pelayan pink yang dari tadi kau lamunin?"

Pertanyaan Naruto yang sukses membuat lawan bicaranya kaget "Kau bicara apa, aku tidak mengerti." elak Sasuke

"Oh ayolah, kau pikir aku tidak tahu. Dari tadi kau terus memandangi dia. Apa kau suka padanya?"

Alis kanan Sasuke naik "Kau ini bicara apa?"

"Baiklah kalau kau tidak ingin mengaku, tapi aku tau kok yang ada dipikiranmu itu. Aku akan memberitahu informasi sedikit tentang dia bagaimana, tertarik?" Tanya Naruto dengan cengirannya.

"Terserah kau saja lah,Naruto." Sasuke menghela napas, terlalu cape untuk meladeni bocah pirang itu.

"Haha baiklah, sudah ku duga itu. Jadi dia itu namanya Haruno Sakura, bagaimana aku tahu karena dia itu mantan pelayan di rumah Hinata. Selebihnya aku kurang tau."

"Hn," 'kalau hanya nama yang dia tahu ntuk apa dia memberitahuku sebegitunya, kan aku bisa tanya sendiri pada orangnya –eh tunggu untuk apa bertanya nama pada perempuan pink itu. Sunggunh tidak penting'

"Aku pulang." suara jernih itu menyapu keadaan rumah tak terkunci. "Selamat datang kak." Ucap seorang pemuda yang berambut merah dan memiliki mata yang sama dengan kakaknya.

"Ternyata kau sudah pulang duluan Gaara, bagaimana kuliahmu hari ini?" Tanya Sakura sambil melepas sepatunya. "Biasa saja tapi aku mendapat tugas kelompok, hah merepotkan." Ucap Gaara sambil menerima belanjaad yang dibawa kakaknya.

"Kenapa merepotkan bukankah akan lebih mudah jika mengerjakannya tidak sendiri?" Tanya Sakurnya tidak sendiri?" Tanya Sakura. "Iya sih, tapi aku dapat teman kelompok seorang gadis, bukankah itu merepotkan."

"Hahaha tidak apa jalanin saja dulu Gaara jangan banyak ngeluh. Oh iya besok malam kau bisa manggung lagi tidak?" tanya Sakura sambil berjalan kea rah dapur rumahnya.

Gaara mengikutinya di belakang, ia menaruh belanjaan di atas meja makan seraya berpikir "besok malam yah? Kayaknya sih tidak, baiklah aku akan manggung"

Setelah berbincang bincang layaknnnya kakak adik pada umumnya Gaara menyiapkan makan malam dan sakura ke kamarnya untuk mandi.

Setelah makan malamnya berakhir, sakura bercengkrama sebentar dengan Gaara di ruang keluarga yang sederhana, mengingat rumahnya tidak sebesar yang ada di perumahan elit konoha. Walau memiliki ukuran luas tanah yang sama dengan tetangganya, rumah sakura terlihat biasa karena hamper semuan tetangga sakura mendekorasi rumahnya dengan cat yang menarik dan pagar tinggi. Tapi rumah sakura hanya dipagari dengan pagar besi hitam dengan tinggi yang tidak melewati kepala orang dewasa, cat rumahnya pun sudah luntur dan halaman yang muat 1 buah mobil, tapi sayangnya tidak terdapat mobil disana. Juga ad ataman kecil di samping.

Sakura merebahkan diri di kasurnya, mencoba menetralisir kelelahan bekerja seharian, dan tanpa tunggu waktu yang lama dia pun sudah terbang kea lam mimpi.

Di suatu kamar juga, seorang pemuda tampan bertelanjang dada dan hanya mengenakan boxer sedang berbaring terlentang di kasur king size nya. Pemuda tampan yang bernama sasuke itu terus memikirkan percakapannya dengan sang Ayah. Apalagi kalau bukan pernikahan, sungguh membuat jengkel. Kata kata sang ayah tersu berputar si kepalanya

'kalau kau tidak bisa memilih calon pasangan untukmu sendiri maka aku yang akan memilihkannya untukmu, kau mengeti sasuke'

Hah bagaimana bisa ayahnya berkata semudah itu, memang dia piker mencari pasangan semudah membalikan telapak tangan.

Tidak ingin berlarut dalam kepusingan, Sasuke langsung beranjak tidur.

Bersambung….