"Ayo kita berciuman".
Apa itu tadi sebuah…. ajakan?
"Aku punya ide..… jika kita berciuman dan kau tidak membencinya, itu berarti kau mau bersamaku..…".
Kyungsoo tidak mengerti. Apa ciuman itu sebuah tawaran di masa sekarang? Apa ciuman tidak ada artinya lagi?
Tetapi suara sang pelaku terdengar penuh percaya diri. Kyungsoo kesulitan menolak.
Ternyata setelah itu….. Kyungsoo benar-benar menjadi pacar perempuannya.
.
.
Sebuah langkah berhenti dengan keras. Kyungsoo segera menoleh ke belakang saat tidak didengarnya lagi suara kaki menyusul.
"Hey. Kenapa berhenti? Ayo. Cepat".
"Tapi, Kyungie… ini tidak adil! ".
Seorang yeoja berkata sambil memasang bibir cemberut. Badannya membungkuk, memijat lututnya yang pegal.
Kyungsoo melipat tangan di dada. Tidak mengerti di bagian mana dia tidak adil padahal mereka bersama-sama mendaki seribu anak tangga.
Yeoja itu menyadari kebingungan Kyungsoo. "Kau anggota klub lari, Kyungie. Mudah bagimu untuk mendaki anak tangga dengan cepat".
Ah, benar juga…
"Tapi kita disini untuk berdoa agar kau lulus ujian kan? Aku sudah diterima di Universitas Seoul. Sekarang giliranmu..…" Kyungsoo memberi alasan.
"….. Kyungie, bisakah kau mengganti pilihan untuk masuk ke universitas yang levelnya lebih rendah?" pinta yeoja dengan wajah merajuk.
"Tidak akan".
Bibir si yeoja semakin bertambah maju mendengar jawaban tegas tersebut. Kyungsoo menghela napas.
"Yah Jonginnie! Kita akan masuk ke universitas yang sama kan? Kita sudah sepakat kan? Karena itu kau harus berusaha! ".
Kyungsoo mengulurkan tangan untuk membantu yeoja bernama Jongin bangkit. Mungkin saja dengan begitu dia dapat memberikan tambahan semangat kepada Jongin, meski dia sendiri tidak yakin bagaimana sebuah tangan dapat menyalurkan sebuah energi.
Tapi Jongin menyambut dengan senang. Dia bahagia karena Kyungsoo memberikan semangat untuknya. Well, dia selalu senang apapun itu yang diterimanya dari Kyungsoo.
"Aku mencintaimu Kyungie!" senandung Jongin.
"Aku tahu, aku tahu".
Jongin adalah teman baik Kyungsoo sejak junghakkyo. Tiga hari lalu dia menyatakan cinta kepada Kyungsoo dan membuatnya sangat shock. Kyungsoo tidak tahu kalau Jongin memiliki perasaan yang lebih spesial dari sekedar teman dekat.
Tentu saja Kyungsoo tidak bisa menjawab. Bukan karena dia membenci Jongin. Bahkan sebenarnya Kyungsoo sendiri juga yakin kalau dia punya perasaan yang lebih kepada Jongin. Hanya saja dia tidak mengerti hubungan percintaan antara dua yeoja.
Ketika mereka berciuman sesuai dengan ide Jongin, tidak sedikitpun Kyungsoo merasa jijik atau benci atau marah. Justru dia sangat menyukai ciuman pertama mereka dan satu-satunya yang pernah mereka lakukan.
Jadi, sekarang mereka berpacaran.
Tapi tetap saja Kyungsoo masih tidak mengerti bagaimana pacaran dua yeoja, apa yang harus dilakukan dan lagi…
"Yah, Kyungie. Hari ini saat makan siang, Chanyeol bertanya sesuatu padaku".
Chanyeol menjadi teman dekat mereka berdua saat masuk geudeunghakkyo. Yeoja tersebut mendatangi mereka berdua dengan percakapan riang yang sembarangan dan berhasil membuat Kyungsoo dan Jongin menyukainya untuk menjadi teman dekat.
Mengenali Chanyeol, Kyungsoo menjadi waspada. "Apa yang dikatakannya? ".
"Dia bertanya siapa yang 'penerima'. Aku atau Kyungie. Bagaimana menurutmu? ".
"Apa? Bagaiamana maksudnya? ".
"Maksudnya dalam seks".
Seketika mata Kyungsoo melotot. "EH!? EH?! Tunggu… APA?! APA?! Dia tahu hubungan kita?! ".
"Tentu saja dia tahu. Kite bertiga berteman. Jadi aku langsung memberitahu Chanyeol mengenai hubungan kita. Tapi aku bilang padanya kalau kita belum melakukan seks".
Oke, setidaknya reaksi Chanyeol bisa dikatakan cukup baik. Chanyeol tidak jijik atau marah. Justru dia bertanya bagaimana dengan 'Kegiatan Pribadi' mereka.
Tapi tetap saja informasi ini membuat Kyungsoo sangat malu. Mungkin saja Chanyeol diam-diam tersenyum kegirangan di belakangnya karena mengetahui sesuatu rahasia mengenai Kyungsoo. Tunggu, Chanyeol memang tersenyum aneh dua hari ini…..
Ini berlebihan bagi Kyungsoo. "Nini, secara tidak langsung kau memberitahu kepada Chanyeol kalau kita akan berhubungan seks. Padahal kita hanya baru berciuman sekali…".
"Tepat sekali. Suatu hari nanti kita akan melakukannya kan? Melakukan seks! ".
Kyungsoo tidak bisa menjawab. Menurut Kyungsoo, Jongin itu sedikit aneh. Kyungsoo memahami kenyataan itu dan menerima. Jongin adalah orang yang berpikir mencintai orang lain dengan jenis kelamin yang sama itu normal.
Tidak masalah walau mereka berdua yeoja, Jongin dengan bebas dan percaya diri menyatakan cinta pada Kyungsoo.
Meski Kyungsoo masih tidak mengerti terhadap perasaannya sendiri, toh mereka berpacaran sekarang. Membuat Kyungsoo merasa sedikit jahat dan tidak adil kepada Jongin yang begitu terbuka kepada perasannya.
Jongin cemas melihat Kyungsoo yang diam merenung sambil menatap ke arahnya. "Kyungie? Kenapa? ".
Kyungsoo tersadar. Dia menggelengkan kepala. Kyungsoo membalikkan badan, melihat ke depan untuk mengalihkan pikirannya.
"Oh! Lihat Nini! Kita hampir sampai! Tinggal beberapa langkah lagi! Ayo kita bertanding!".
"Bertanding? Oke! Tapi, yang kalah harus mencium pemenang. Setuju? ". Mata Jongin berbinar-binar penuh harap dengan senyuman manis.
Kyungsoo terpaku. Sial, Jongin sangat manis. "Oke.. hanya jika kau menang".
"Yay! ".
Tanpa membuang waktu lama-lama, Jongin langsung menaiki anak tangga dengan langkah cepat. Bagian dirinya yang tadi kelelahan menghilang begitu saja. Dan itu karena hadiah sebuah ciuman.
Kyungsoo dapat mengejar Jongin sekarang juga. Tapi dia memilih kalah karena Nininya sangat lucu. Penuh cinta kepadanya.
"Kyungie! Aku berhasil! Aku menang! Aku berhasil sampai di tujuan! " pekik Jongin kegirangan sambil melompat-lompat.
Kyungsoo tersenyum. Dia melangkah perlahan ke sebelah Jongin. Tiba-tiba saja Jongin menarik tangan Kyungsoo. Kyungsoo kehilangan keseimbangan, tapi berhasil ditahan oleh kedua tangan Jongin di pinggangnya. Lalu bibir mereka menempel dengan cepat.
Meski posisi mereka aneh, keduanya segera larut dalam sebuah ciuman. Keduanya melumat bibir bawah dan bibir atas dengan perasaan menggebu-gebu.
Hingga membuat keduanya menarik napas saat mereka melepaskan diri. Wajah Kyungsoo memerah malu, sementara Jongin tersenyum nakal.
Sebuah tumbukan di bahu bukanlah reaksi yang dipikir oleh Jongin akan diterimanya.
"Yah! Kau hampir membuatku jatuh tadi! " bentak Kyungsoo.
Jongin mengelus bahu. "Tapi aku menangkapmu! " rajuk Jongin tidak ingin dimarahin.
Kyungsoo mencubit keras kedua pipi Jongin.
"Baik! Baik! Aku minta maaf! Aku seharusnya tidak menciummu seperti itu tadi! ".
Kyungsoo mengerutkan kening mendengar perkataan Jongin. Dia duduk terlemas di bawah. "Bukan ciuman kita yang kumarahin. Aku marah karena aku hampir terjatuh tadi dan kau menangkapku dan mungkin saja kau bisa terjatuh juga, lalu entah apa yang akan terjadi pada kita".
Jongin duduk di sebelah Kyungsoo. "Kyungie, kau yakin hanya itu yang membuatmu kesal? Karena kita hampir jatuh? Bukan karena aku menciummu tanpa izin?".
Kyungsoo menatap Jongin sejenak. Wajah Jongin terlihat jelas mengkhawatirkannya. Kyungsoo menarik kepala Jongin untuk bersandar di bahunya.
"Bukan karena ciumanmu. Toh sebenarnya aku juga ingin menciummu".
Jongin tersenyum bahagia. Tangannya melingkar ke pinggang Kyungsoo. "…Kyungie, jantungmu berdebar-debar. Aku bisa mendengarnya. Dan kau sangat hangat".
"Itu semua karena kau, Nini".
Kyungsoo pikir dia mengerti sekarang. Tidak butuh alasan untuk mencintai seseorang. Cinta terjadi begitu saja ketika seseorang sangat menyayangimu.
Kyungsoo pikir, ketika kau bersama dengan seseorang yang kau sayangi, beberapa hal seperti kenapa kau mencintainya tidak akan menjadi masalah lagi. Semua hal tersebut seperti menghilang begitu saja.
End
.
.
Cerita ini merupakan remake dari komik dengan judul yang sama, Chocolate by MATSUSHITA Mai. Hanya ada beberapa perbedaan.
Thanks for reading! Wish you have a happy life everyday!
