Naruto belong to Masashi Kisimoto
Story by Dark Bloosom
.
.
.
Manik klorofil itu menatap bosan kearah seorang pemuda berambut merah terang yang tengah duduk santai di depannya. Membuatnya mendengus untuk kesekian kalinya melihat reaksi dari orang tersebut.
Selama beberapa menit kedua anak manusia tersebut hanya saling diam tanpa berniat untuk memecah kesunyian yang menyelimuti mansion itu.
Si pemilik mata emerald yang merasa jengah dengan kesunyian dan pandangan menusuk dari orang di depannya akhirnya memilih untuk mengalah. Karena bagaimanapun juga dia tidak bisa untuk menolak perintah sang pemuda. Menghembuskan nafas panjang akhirnya dia pun bersuara.
''baiklah..baiklah aku akan segera mengemasi barang-barangku.''
Dapat dilihat dari manik hijaunya pemuda itu menyeringai kecil membuatnya ingin menjambak helaian merah cerah itu.
Si pemuda yang merasa senang mendengar jawaban dari si Emerald berdiri dari sofa yang didudukinya dan berjalan kearahnya. Kemudian tangannya mengacak rambut spike di depannya.
''terima kasih otouto..''
oOo
Semua mata kini tertuju pada 2 orang yang tengah berdiri di depan kelas. Seorang pria berambut perak dengan gaya melawan gravitasi. Disampingnya berdiri seorang anak berambut merah muda. Anak itu hanya memandang datar kedepan.
''nah Haruno-san perkenalkan dirimu,'' perintah sang guru bermasker itu pada Sakura. Sakura melangkah sedikit kedepan dan ditatapnya seluruh penghuni kelas dngan tatapan yang -masih datar.
''Perkenalkan namaku Sakura Haruno. Terima kasih.''
'hanya itu?'
Itulah yang melintas dalam benak tiap siswa disana. Beberapa anak nampak melongo dengan apa yang barusan terlontar dari bibir mungil Sakura. Murid baru yang pelit bicaramenyebalkan dan sok cool. Setidaknya itulah yang mereka pikirkan.
Sang guru yang awalnya agak melongo segera menguasai dirinya dan tersenyum kaku dibalik maskernya yang tentu saja tidak dapat dilihat oleh orang lain,kecuali jika dia tersenyum lebar sampai matanya menyipit. Tentu orang akan tahu bahwa dia sedang tersenyum.
Oke kembali pada Sakura, dia terus menatap datar dengan gayanya yang sedikit angkuh itu pada seluruh penghuni kelas. Membuat sebagian merasa sebal dan sebagian merasa terpesona dengan gayanya itu. Seorang siswa pemilik mata onyx memperhatikannya. Ah tidak lebih tepatnya memperhatikan kelung yang dikenakan Sakura. Entah mengapa dia merasa begitu familiar dengan kalung itu.
Merasa diperhatikan akhirnya Sakura menoleh kearah pojok kanan baris paling belakang. Matanya bertemu pendang dngan sang onyx. Dibalasnya tatapan itu dengan tak kalah dinginnya.
'apa-apaan dia melihatku begitu?oh jangan-jangan dia sudah terpesona denganku fufufu,' batin Sakura percaya diri.
''Ehm..baiklah Sakura kau bisa duduk disamping Naruto. Naruto angkat tanganmu,'' perintah sang guru.
Mata Sakura mengikuti arah pandangnya. Seorang pemuda berambut kuning jabrik dengan 3 kums kucing di kedua pipinya mengangkat tangan kanannya seraya tersenyum lebar kearahnya. Sakura hanya memutar mata bosan. Lalu dengan langkah angkuh dia berjalan kearahnya,mengabaikan beberapa anak yang bisik-bisik.
''Uzumaki Naruto. Panggil saja Naruto.''
Sakura menoleh kearah samping kirinya. Dilriknya sebuah tangan tan terulur padanya. Selama sepersekian detik dia tak melakukan apa-apa. Lalu dengan perlahan disambutnya uluran tangan itu.
''Sakura Haruno,'' balas Sakura dengan nada datar.
''Wah..wah kau benar-benar mirip seperti Teme.''
Sakura yang tak mengerti maksudnya hanya mengangkat alis sebelah kirinya.
'apa maksud anak duren ini?apanya yang mirip?siapa Teme?' batin Sakura bertanya-tanya.
Diabaikannya rasa penasaran itu dan mulai untuk memperhatikan sang guru yang tengah menjelaskan materi di depan kelas.
Tanpa Sakura ketahui dari seberang mejanya sepasang onyx tadi masih memperhatikannya lekat. Sedetik kemudian sebuah seringai tipis menghiasi bibir mungil si pemilik onyx. Seringai yang memabukkan.
Sayangnya sepasang mata lavender memergokinya.
OOo
''Menurutmu Sakura itu orangnya bagaimana,Hinata?'' tanya Ino seraya menopang dagunya dengan kedua tangan diatas meja.
''e..eto Sa-Sakura-san kakoi,'' ujar Hinata dengan muka memerah dan mempermainkan kedua jari telunjuknya. Ino yang melihatnya tergelak.
''Kalau menurutmu,Sasuke?'' kali ini Ino ertanya pada teman satunya yang sedang menyeruput jus tomatnya. Ino merasa bosan melihat Sasuke yang hampir setiap hari memesan jus tomat dan makanan-makanan dengan tomat. Temannya yang satu itu memang penggla tomat.
Sasuke tak kunjung menjawab pertanyaan Ino. Membuat perempatan siku muncul di sudut kening gadis Yamanaka itu. Hinata sendiri hanya menatap Sasuke dengan pandangan yang sulit diartikan.
''Kau ini me-,''
''Menarik''
''eh?''
Satu kata yang meluncur itu membuat Ino dan Hinata terlonjak kaget. Sedangkan Sasuke sendiri hanya mendengs melihat aksi berlebihan dari keduanya.
''Kau tidak sedang sakit kan,Sasuke?'' tanya Inoseraya menempelkan punggung tangannya di dahi Sasuke.
''Hn''
Hinata memandang diam kearah Sasuke. Sejujurnya gadis Hyuuga itu agak terkejut mendengar pengakuan dari Sasuke barusan. Bukannya apa, tapi ini adalah pertama kalinya Sasuke mengatakan kata 'menarik' bagi seseorang. Walaupun itu belum tentu bisa dikatakan sebuah pujian tapi tetap saja itu merupakan 'hal langka' yang pernah dia ketahui dari satu temannya yang dingin itu.
''Kyaa..Sakura-kun!''
sontak ketiga pasang mata itu menoleh kearah datangnya suara. Disana terdapat lima-ah tidak seorang pemuda yang sedang dikerubungi gadis-gadis. Keempat pemuda lainnya berusaha untuk 'mengusir' para gadis itu untukmenjauh dari teman baru mereka.
''Kau baik-baik saja kan Sakura?'' tanya Naruto setelah gerombolan gadis itu pergi.
Sakura tak mengatakan apapun. Tubuhnya kaku. Keringat dingin muncul di dahi lebarnya.
'yang tadi itu apa?mengerikan' inner Sakura.
''Mereka tergila-gila dengan wajah manismu itu,'' ujar Kiba setengah meledek setengah memuji. Sakura tak menanggapi. Masih syok dengan kejadian barusan.
''hhh...wanita benar-benar merepotkan,''
Selama beberapa saat kemudian tak ada yang bersuara. Sibuk dengan urusan mereka,mengisi perut yang kosong.
''Jadi kau memang sudah merasakannya?'' tanya Gaara pada Sakura selepas menghabiskan makanannya. Sakura hanya menggelengkan kepalanya pelan. Kiba yang tidak mengerti arah pembicaraan mereka berdua hanya memandangi keduanya bergantian.
''tunggu..apa yang kalian maksud?bukannya Sakura baru pindah ke sekolah ini harini,kenapa kau sudah bertanya seolah-olah kalian sdah mengenal lama?dan pertanyaan macam apa itu tadi?apa kau sudah merasakannya?merasakan apa?'' tanya Kiba bertubi-tubi namun tak dijawab oleh Sakura maupun Gaara. Shikamaru yang hampir tertidur itupun mendadak hilang rasa kantuknya. Dalam hati pemuda berambut nanas itu mengiyakan pertanyaan Kiba. Merasa curiga dengan dua orang itu.
''Tentang sekolah ini.''
''uhukk..uhuk.'' Naruto menenggak habis air di sampingnya. Pemuda itu menatap horor kearah Gaara.
''Apa maksdmu Gaara?'' kali ini Shikamaru angkat bicara.
''Jangan bilang bahwa yang kau maksud adalah merasakan tentang aura mencekam dari sekolah ini?jadi memang benar bahwa sekolah kita berhantu huaaa Kaa-chan Thou-chan keluarkan aku dari si-''
BLETAK
Sebuah benjolan muncul di kepala duren Naruto. Semua penghuni kantin pun menoleh kearah mereka berlima. Merasa terusik dengan suara berisik Naruto,apalagi tadi pemuda Uzumaki itu sempat menyebut kata hantu.
''ittaii..kau ingin membuatku bodoh?'' teriak Naruto di depan wajah Shikamaru.
''Bukannya kau memang sudah bodoh,'' jawab Shikamaru malas.
Gaara yang merasa jengah memilih untuk meningalkan teman-temannya diikuti oleh Sakura,Kiba dan Shikamaru.
''Hei kalian mau kemana?kalian belum membayar makanannya!'' teriak Naruto yang sama sekali tak diindahkan oleh keempatnya. Dan dengan terpaksa pemuda itu harus merogoh kantongnya agak dalam untuk membayar makanan-makanan yang telah tandas itu. Poor you Naruto.
Sasuke menatap punggung mereka dengan dingin,namun tak lama kemudian sebuah senyuman teramat tipis ia sunggingkan. Membuat seseorang mengepalkan tangannya erat.
TBC
