My Silky love
.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
.
^_^Naruto is belong to Masashi Kishimoto. And This Story is Mine ^_^
.
Pair : Uzumaki Naruto and Hyuuga Hinata
Genre : Hurt/Comfort, Romance
Rate : T ( Sewaktu-waktu bisa berubah )
Warning : Miss-Typo, Gaje, Aneh bin Abal, OOC, Dan lain-lain.
.
=Don't Like Don't read=
.
Tap
.
Tap
Aku berjalan santai ditengah Konoha city. Kumasukan kedua telapak tanganku ke balik saku jaket Orange yang kini tengah kugunakan. Runtukan-Runtukan kecil terdengar dari bibirku. Salju masih saja turun. Sekarangpun, Salju di trotoar sudah mencapai mata kaki. Cih. Kami-sama, Yang benar saja. Kau mau mengubur Konoha dengan salju?
.
Oh.. Perkenalkan, Namaku adalah Uzumaki Naruto merangkap, Namikaze Naruto. Aku baru mennginjak umur tujuh belas saat Oktober kemarin. Aku mempunyai Ibu bak Monster namun kadang mirip malaikat bernama, Uzumaki Kushina. Dan ketampananku ini adalah warisan dari Ayahku yang Calm dan baik hati, Namikaze Minato. Oh.. Aku juga punya kakak bodoh bernama Uzumaki/Namikaze Menma. Dia bisa dibilang mirip denganku. Namun tentu saja aku lebih tampan darinya.
Kini aku bersekolah di Konoha high School. Disekolah aku temasuk Siswa yang 'diicar'. Eit. Jangan salah sangka dulu. Maksudku adalah, Aku ini termasuk pria yang diincar para siswi disekolah ( Meskipun nomor 2, Karena yang pertama adalah si Teme, Uchiha Sasuke )
.
Dan disinilah aku, Berjalan di tengah Konoha yang boleh dibilang masih dalam keadaan cuaca yang ekstream. Huh~ Kalau bukan Menma-nii yang minta untuk bertemu. Mana mungkin aku mau keluar rumah dikeadaan cuaca yang separah ini. Mending aku Makan Ramen hangat, Atau Menghangatkan diriku dibawah selimut dikamar. Yah.. Karena Menma-nii memang baru saja pulang dari London pagi ini. Sepertinya kuliahnya disana sudah selesai. Dan kudengar dia sudah langsung mendapatkan pekerjaan di perusahaan Tou-chan.
.
Menma-nii menyuruhku menjemputnya di restoran Teuchi dekat rumah. Merepotkan. Kurasa dia bisa pulang sendiri. Kenapa harus memakai acara dijemput segala? Memang dia anak TK? Cih, Dasar Baka Aniki.
Oh.. Itu dia Restoran Teuchi. Aku langsung berlari dan segera masuk kedalamnya. Uh~ Aku benar-benar tak tahan dengan udara dingin ini..Kurasakan Handphoneku berdering. Kulihat layar TouchScreen itu. Ah.. Panggilan dari si Baka Aniki. Kuangkat telepon itu dan meletakannya disebelah telinga kanan."Woy! Kau dimana, Kuro Kitsune?!" Panggilku langsung. "Tenanglah Baka Ototou. Sebentar lagi aku kesana. Aku sedang menjemput gadis yang akan kuperkenalkan padamu. Sebentar lagi kami datang. Tunggulah" Jawabnya santai. Aku mengerucutkan bibirku dan mengambil posisi duduk di bangku terdekat. "Baiklah. Kalau kau tak datang dalam waktu 5 menit, Aku akan pulang! Bye!" Langsung saja kututup panggilan. Lalu meletakan Handphoneku diatas meja.
.
Aku mengacak-acak surai pirangku. Apaan dia itu? Seenaknya saja membuat orang menunggu. Dan lagi ia bilang dia akan mengenalkan gadis padaku? Uugghh... Ini sudah kesekian kalinya ia mengenalkan wanita-wanita untuk kupacari. Dan hasilnya semua sama! Aku menolak halus mereka semua. Aku tidak tertarik dengan percintaan atau semacamnya. Walau aku tampan dan banyak gadis yang mengincarku, Aku belum pernah sekalipun pacaran, Memeluk, Atau bahkan mencium seorang gadispun. Kadang Menma-nii berpikiran bahwa aku ini Gay. Yaks. Aku bukan Gay, Atau Yaoi Atau apalah itu namanya. Aku hanya tidak terlalu suka terlibat dengan hubungan yang merepotkan. Apa aku mirip seperti Shikamaru? Tidak! Tidak! Aku tak mau disamakan dengan si rambut nanas belum bisa serius dengan seorang gadis. Bisa dibilang aku sulit jatuh cinta.
Ya.. Kalau sekedar tertarik atau suka sih mungkin sering. Hanya saja aku sudah menetapkan hatiku agar hanya memacari gadis yang benar-benar kucintai. Aku malas kalau harus putus-cari lagi-. Tidak! Kupikir sekali pacaran dan langgeng hingga menikah lebih baik daripada menjadi Playboy. Aku ini pria baik hati 'kan? Hahaha.
.
Duak! "Itte!" Aku mengaduh kala pukulan di punggung itu kurasakan. Aku membalikan badan. Mataku menyalang galak. Bersiap memaki siapa saja yang memukul punggungku. Cih, Ternyata yang memukulku itu Menma-nii. "Yo! Baka Ototou!" Panggilnya tanpa rasa bersalah.
.
"Menma-nii Sakit tahu! Kau pikir aku ini a-" "K-Konnichiwa" Aku menghentikan makianku pada Menma-nii. Aku diam dengan wajah bodoh sambil melihat sosok gadis yang baru muncul balik punggung Menma-nii. Menma-nii tersenyum senang. Pandanganku belum lepas dari wajah si gadis yang kini tengah tersenyum kearahku.
.
Gadis dihadapanku ini membungkuk sopan. Rambut Indigonya kelihatan sangat halus, ya? Tubuhnya dibalut mantel ungu tua dipadu Syal ungu muda di lehernya. Kulitnya putih. Seputih porselen. Tinggi gadis ini mungkin tidak lebih dari bahuku. Dan yang membuatku terenyuh adalah manik Lavender nya. Indah. Aku benar-benar betah menatapnya lama.
.
"Hoy! Ototou! Kau kenapa? Hoy!" Menma-nii melambai-lambaikan tangannya didepan wajahku. Aku mengerjap pelan dan memilih untuk pura-pura tidak memperhatikan gadis itu. "Tidak ada! Kau lama sekali, Baka Aniki!" Seruku kesal.
.Menma-nii tersenyum. Lalu mempersilahkan gadis itu untuk duduk bersamanya. "Gomen-Gomen.. Sebagai gantinya, Nanti aku akan mentraktirmu ramen!" Kata Menma-nii tanpa rasa bersalah. Aku mendengus kesal. Lalu beralih menatap gadis yang duduk disebelah Menma-nii. Menma-nii yang sepertinya mengerti maksud pandanganku pada gadis didepannya, Lantas berkata, "Ah.. Gadis ini Namanya Hyuuga Hinata. Hinata, Ini adikku yang bodoh, Naruto." "Hei!"
.
Hinata terkikik pelan. Ia lalu menatapku sambil tersenyum kecil. "Hinata-desu. Yoroshiku~" A-ah.. Suaranya bahkan lembut sekali. Ia mengulurkan tangannya kearahku. Dengan canggung, Kusambut uluran tangannya. "N-Naruto. Yoroshiku, Hinata" Kurasakan pipiku memanas. Dan entah kenapa jantungku malah berdebar hebat. Sepertinya aku sakit. Mungkin ini akibat aku terlalu lama diluar sana.
.
"Jadi ada apa ini sebenarnya? Pakai acara kau mau aku jemput, Cih. Kau merepotkan, Nii-chan" Tanyaku To the point. Menma-nii merengut kesal. "Hey! Hey! Jangan langsung tanya begitu. Kau tidak lapar, Naruto? Mumpung kita ada di restoran Teuchi, Kau bisa pesan ramen sesukamu." Aku melipat tanganku didepan dada. "Aku tidak lapar!" Menma-nii menatapku dongkol. Ia lalu menoleh kearah gadis, uhum, Maksudku Hinata. "Tapi Hinata lapar 'kan? Iya 'kan Hinata?" Tanya Menma-nii. Cih, Sebenarnya apa hubungan mereka? Apa mereka mau aku menjadi obat nyamuk? Bukankah seharusnya Menma-nii 'mencomblang'kan aku dengan Hinata? Eh, Tunggu dulu, Semenjak kapan aku ingin dicomblangkan dengan Hinata?
"I-Iya aku lapar" Jawab Hinata pelan. Menma-nii tersenyum sumringah. Lalu mengacak pelan puncak kepala Hinata. Cih! Jangan bermesraan didepanku, Baka Aniki!
.
"Kalau begitu akan kupesankan makanan untuk Hinata. Hehe. Naruto, Kau berubah pikiran?" Tanya Menma-nii ( Lagi ) Namun, Kali ini ia bertanya padaku. Aku menghela nafas pasrah. "Ramen" Responku singkat. Kulihat Hinata terkikik geli melihatku. Pipiku kembali memanas. Langsung saja aku membuang muka kearah lain.
.
"Kalau begitu aku pesankan dulu. Hinata tunggu dengan Naruto disini ya? Walau terlihat bodoh tapi dia baik 'kok." Aku menyahut, "Tidak lucu, Kuro Kitsune!" Menma-nii tidak memedukikan perkataanku yang barusan. Ia berdiri dan melenggang pergi kearah kasir. Meninggalkanku dengan Hinata berdua. Ya! BER-DU-A!
.
Hening melanda. Tak ada percakapan antara aku dan Hinata. Keadaan menjadi canggung. Aku bahkan tidak bisa membuka topik pembicaraan. Lidahku kelu. Aku lebih memilih memainkan Game di Handphoneku. Dan ia sibuk menatap salju diluar sana. Sesekali kulirik dia. Meneliti lebih jauh personifikasinya.
.
Astaga! Dilihat bagaimanapun, Hinata benar-benar Cantik!
Merasa diperhatikan, Ia menoleh kearahku. "A-Ada apa, N-Naruto-san?" Tanyanya malu-malu. Aku tesentak kaget. Kugaruk kepalaku yang tidak gatal. "Errr.. Tidak.. Ahahahaha." Aku tertawa garing. Sial! Sejak kapan aku bisa gugup didepan seorang gadis. "B-Begitu ya.." Katanya.
.
Hening kembali. Ah! Sial! Kenapa aku jadi kaku begini?! Menma-nii cepatlah kemari!
Kulihat Hinata memain-mainkan kedua jari telunjuknya di depan dada. Uh~ Dia manis sekali! Aku menghembuskan nafas. Berusaha meredam keinginanku untuk memeluk Hinata. Ah.. Sebenarnya apa yang terjadi denganku, sih?
.
"Omatase, Naruto, Hinata!" Akhirnya Menma-nii datang. Syukurlah, Aku bisa keluar dari keadaan canggung seperti tadi. Menma-nii kembali duduk dibangkunya. "Ini Ramen untukmu, Naruto! Dan ini Cinnamons rolls untuk Hinata!" Seru Menma-nii seraya meletakan makanan itu didepanku dan Hinata.
Tunggu! Ada yang aneh. "Nii-san tidak memesan makanan untukmu sendiri?" Tanyaku heran. Menma-nii tertawa pelan. Alisku semakin bertaut heran dibuatnya. "Aku sudah memesan 'kok! Tinggal menunggu 'orang itu' datang membawakannya kemari."
.
"Orang itu?" Kulihat Hinata dan Menma-nii tertawa. Cih. Jadi cuma aku saja yang belum tahu? Aku mengerutkan alis kesal.
"Haha, Kau belum tahu ya, Naruto.." Menma-nii mengerling sekilas kearah Hinata, Lalu melanjutkan, "..Tapi Hinata-chan jelas sudah tahu 'kan ya? Hahaha" Aku memicingkan mataku. Apa maksud mereka? Kupandangi Hinata yang tengah tersenyum manis kearah Menma-nii.
Kuulurkan lenganku guna meraih sumpit. "Apa maksud kalian?" Tanyaku dengan nada tidak tertarik. Aku menyuput ramen yang tersaji didepanku. Huh. Mereka berdua ini membosankan! Lebih baik aku makan saja.
.
"Konnichiwa! Apa kalian sudah lama menunggu?" Eh? Suara gadis lagi? Tunggu! Ini bukan suara Hinata. Aku menegadah demi mengetahui siapa sosok yang menyapa kami tadi.
Shappireku bertemu dengan Lavender. Aku terperangah. Manik itu! Itu iris yang sama dengan milik Hinata! Aku menoleh kearah Hinata. Benar! Lalu kembali aku mengalihkan pandangannku pada gadis yang baru saja datang tadi. Kemudian menatap Hinata lagi. Gadis itu lagi. Dan begitulah seterusnya..
"Hanabii!" Seru Menma-nii riang. Menma-nii bangkit lalu meraih pinggang gadis itu. Membawanya kedalam pelukan Menma-nii. Aku masih melongo melihat keadaan didepanku. Aku semakin tidak mengerti. "Menma! Hentikan! Anak-anak ini melihat tahu!" Cicit si gadis-Menma-nii memanggilnya : Hanabi.
.
"Ah.. Baiklah.. Baiklah.. Kita bisa meneruskannya nanti. Hehe" Menma-nii tersenyum gugup. Ia lalu mempersilahkan gadis itu untuk duduk disampingku. Aku bergeser kekanan, Mempersilahkannya duduk. Kini posisi dudukku ada di depan Hinata. Dan posisi duduk Menma-nii berhadapan dengan Hanabi.
.
"Oh.. Kau belum mengenalnya 'kan, Naruto? Perkenalkan, Dia Hanabi. Kau bisa memanggilnya Hanabi-neechan" Aku menoleh kesamping. Menatap Hanabi-neechan yang tengah tersenyum kearahku. "Wah.. Kau Naruto adiknya Menma ya? Dia sering menceritakanmu padaku loh. Hihi" Hanabi-neechan terkikik pelan. Aku mengangguk menanggapi.
Hanabi-neechan mencubit kedua pipiku gemas. Wajahku bersemu. "Salam kenal ya, Naruto. Aku kakaknya Hinata loh~" Seru Hanabi-neechan.
.
He? Kakak Hinata?! Ugh. Pantas saja mereka mirip. Kenapa aku sampai tak mengenalinya ya?! Ah~ Sepertinya aku harus menyetujui sebutan Dobe yang Sasuke berikan padaku. Benar-benar bodoh. Seharusnya sekali lihat saja aku sudah tahu!
"Hana-chan~ Lepaskan cubitanmu dipipi Ototouku dong! Aku kan juga mau dicubit~" Rajuk Menma-nii. Nee-chan hanya menggeleng melihat kelakuan Menma-nii. Ia melepaskan cubitannya dipipiku. Aku menghela nafas lega. Aku malu sekali dicubit oleh kakak-kakak dewasa seperti Hanabi-neechan. Eh! Tapi itu bukan berarti aku suka yang lebih tua ya!
.
Aku melirik Hinata yang sedari tadi hanya diam. Kalau perhatikan lagi, Ternyata sifat Hanabi-neechan dan Hinata berbeda ya? Hinata terlihat lebih pendiam daripada Hanabi-nee. Kutolehkan kepalaku kembali kearah Hanabi-neechan. Warna rambutnya dan Hinata juga berbeda. Surai Hanabi-neechan berwarna cokelat susu. Sedang Hinata berwarna Indigo keungu-unguan. Kalau Hinata memiliki rambut panjang sepinggang, Lain lagi dengan Hanabi-nee. Rambut Hanabi-nee pamjangnya hanya mencapai setengah lehernya.
.
"Jangan menatap Hanabi dengan tatapan seperti itu, Naruto!" Tegur Menma-nii. Aku tersentak. Dia mengagetkanku saja. Aku mendengus sebal, Lalu menjelaskan, "Aku hanya sedang membedakan Hanabi-neechan dan Hinata! Mereka berdua benar-benar mirip tahu." Hinata pipinya terlihat memerah. Sedangkan Hanabi-neechan tertawa riang.
"Ahahahahaha..Kau juga sangat mirip dengan Menma, Naruto. Umm.. Pengecualian untuk warna rambut kalian ya!" Hanabi-neechan mengusap puncak kepalaku.
.
"Oh.. Sebenarnya ada hal yang Err.. Penting yang ingin kami beritahu oada kalian." Hah?.. Menma-nii merubah topik pembicaraannya. Dan sepertinya topik ini cukup serius.
"A-Apa itu?" Hinata akhirnya buka suara. Menma-nii dan Hanabi-neechan menatapku dan Hinata bergantian. Alisku makin bertaut. Aku dan Hinata saling berpandangan bingung.
.
"Sebenarnya... Kami..." Menma-nii menggantungkan kalimatnya. Ia dan Hanabi-nee merona. aaku semakin bingung. Apa maksud mereka sih?
.
"Kami... Eerrr.."Kutatap dua orang dewasa ini bosan. Ayolah. Mereka senang sekali ya membuatku dan Hinata penasaran?
.
"... Kami akan menikah.."
.
"..."
.
"..."
Hening melanda. Aku terbelalak kaget. Hinata sama kagetnya denganku.
"HHHEEE?!" Pekikku tak percaya.
Menma-nii dan Hanabi-neechan tersenyum kikuk dengan rona merah dimasing-masing pipinya. "J-Jadi K-Kalian..S-Su.." Seruku terbata-bata. Menma-nii mengangguk Meng-iya-kan.
.
Kutatap Hinata sejenak. T-Tapi 'kan... Aku baru saja mulai tertarik padanya...
.
"Nah! Hinata, Mulai sekarang kau panggil Naruto dengan sebutan Naruto-Baka-Niisan, Ya!" Menma-nii menepuk pundak Hinata. Hinata hanya mengangguk kaku. Aku tak merespon. Biasanya dalam keadaan normal, Tentu aku akan marah. Namun kali ini aku hanya diam terpaku menatap Hinata.
.
"Eh? Kau kenapa Naruto? Kau tak setuju ya?" Tanya Menma-nii ragu. Aku menoleh cepat kearah keduanya. Lantas aku menggeleng. Dan kuusahakan untuk tersenyum lebar seperti biasanya. "Eh! Tentu saja aku setuju! Hahahaha Selamat ya, Nii-chan, Nee-chan!" Kataku sumringah. "Iya, O-Omedetou~" Hinata menyetujui perkataanku.
.
Menma-nii dan Hanabi-neechan tersenyum lega. Menma-nii meraih lengan Hanabi-neechan yang ada diatas meja. Mereka bertatapan, Saling berbagi senyum. Lantas menoleh kearahku dan Hinata. "Arigatou, Naruto. Hinata!"
.
.
"Okaeri Menma-chann~" Sambut Kaa-chan nyaring saat Menma-nii masuk kedalam rumah. Kaa-chan memeluk Menma-nii lama. Nii-chan balas memeluknya lembut.
"Tadaima, Kaa-chan"
.
Aku melangkah mendekati Tou-chan. Aku menyikut perut Tou-chan pelan. "Kita terlupakan." Cibirku. Tou-san tersenyum lalu mengangguk pelan. "Ya.. Wajar saja, Bukan? Kaa-chanmu sudah tak bertemu Menma selama 2 tahun terakhir karena Menma sibuk dengan Kuliahnya." Ujar Tou-chan memaklumi. Aku menghela nafas. Benar juga kata Tou-chan. Kutatap lagi Menma-nii yang masih saja dipeluk Kaa-chan. Kulihat Menma-nii meronta saat Kaa-chan mengeratkan pelukannya. Ckck. Sepertinya Kaa-chan memeluk Menma-nii terlalu kuat.
.
"Aku sesak, K-Kaa-chan" Protes Menma-nii. Kaa-chan melepaskan pelukannya. Ia menyeka air mata yang mulai muncul dipelupuknya. "Habis Kaa-chan kangen sekali. Menma-chan dan Kaa-chan 'kan sudah lama tidak bertemu" Menma-nii mengusap bahu Kaa-chan. Lalu mencium pipinya singkat. "Aku juga merindukan Kaa-chan. Tapi berhenti memanggilku dengan 'Menma-chan' dong. Ahaha. Aku 'kan sudah Dewasa." Seru Menma-nii sambil tersenyum.
"Bagi Kaa-chan, Kau tetaplah Menma-channya Kaa-chan" Gumam Kaa-chan lembut.
.
"Sudahlah, Kushina. Beri aku kesempatan untuk memeluk Menma juga." Akhirnya Tou-chan bersuara. Menma-nii terkekeh lalu berjalan kearah Tou-chan. Dengan perlahan Ia memeluk Tou-chan. "Aku juga Merindukan Tou-chan."
Aku mengerucutkan bibirku. Baiklah. Aku benar-benar dilupakan!
.
"Sudah! Hentikan Dramanya! Biarkan 'Mereka' Masuk." Ujarku cuek. Kaa-chan dan Tou-chan berpandangan. "Mereka?"
Menma-nii tersenyum kecil. Ia lantas melangkah kearah pintu masuk. "Kalian, Masuklah." Perintahnya.
"Permisi" Tou-chan dan Kaa-chan terlihat kaget ketika Hanabi-neechan dan Hinata muncul dari balik punggung Menma-nii. Hanabi membungkuk sopan. Diikuti oleh Hinata.
.
"Kaa-chan, Tou-chan, Aku ingin kau berkenalan dengan Hyuuga Hanabi. Dia.. Err.. Kekasihku." Menma-nii memperkenalkan Hanabi-neechan dengan semburat merah tipis di kedua pipimya.
.
"EH?!" Jerit Kaa-chan tak percaya. Tou-san tersenyum sopan dan sedikit membungkukkan tubuhnya. Kaa-chan dengan langkah lebar-lebar mendekati Hanabi-neechan. Ia menatap Hanabi-nee lama. "S-Sulit dipercaya... Menma-chanku ternyata sudah dewasa." Gumamnya lirih. Namun, Senyuman bahagia masih saja terpatri diwajah Kaa-chanku. Hanabi-neechan tersenyum lalu kembali membungkuk. Rona merah dipipinya masih saja belum hilang.
.
"Ah!" Seakan ingat seseuatu Menma-nii menunjuk Hinata. "Dan Dia adalah Hyuuga Hinata. Adik Hanabi." Katanya lagi. Hinata tersenyum kecil. Ia lantas membungkuk kearah Kaa-chan dan Tou-chan.
.
"Wah~ Kalian berdua cantik-cantik. Manik kalian mirip sekali-ttebane~" Kudengar Kaa-chan memuji Hinata dan Hanabi-neechan. Hum.. Ternyata Kaa-chan juga sepemikiran denganku. Hinata dan Hanabi-nee memang mirip.
.
Aku menatap pemandangan didepanku dengan wajah pilu. Entahlah.. Bukan berarti aku tak suka dengan Pernikahan Menma-nii dan Hanabi-nee. Hanya saja ulu hatiku resah. Aku bukan cemburu! Kuperjelas lagi, Aku tidak cemburu! Aku bingung dengan diriku sendiri. Ada apa sih dengan ku ketika aku menatap Hinata? Kenapa aku merasa aneh dengannya? Mungkinkah ia pembawa sial nantinya?! Ah! Tidak mungkin! Aku tidak boleh berpikiran jahat begitu.
.
Kugelengkan kepalaku. Ah! Pikiranku kacau! Ini pasti ulah dinginnya udara diluar. Lebih baik aku segera mandi dan beristirahat.
"Kaa-chan, Tou-chan, Menma-nii, Hanabi-neechan, dan... Uhum..Hinata.. Aku pamit kekamar ya! Selamat bersenang-senang!" Seruku. Kuhiraukan ajakan Kaa-chan tentang makan malam bersama. Aku sedang tidak Mood makan. Bahkan makan ramen sekalipun.
Aku menaiki tangga dengan langkah gontai. Tak lama irisku menangkap pintu yang sudah sangat Familiar diingatanku. Ah! Tentu saja itu pintu kamarku. Kuputar kenop pintu dan segera memasuki ruangan yang menurutku paling aman didunia.
Aku merebahkan tubuhku ke ranjang. Ku katupkan mataku. Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri. Mengingat banyak hal merepotkan yang kualami seharian ini.
.
"..."
.
Kalau diingat lagi, Kaa-chan dan Tou-chan tadi kelihatan senang sekali saat Menma-nii mengenalkan Hanabi-neechan pada mereka.
.
.
Apa mereka juga akan sesenang itu kalau suatu saat nanti aku mengenalkan gadisku?
.
"..."
.
"Hhh~ Apa mereka juga akan sesenang itu kalau suatu saat kukenalkan Hinata sebagai gadisku?"
.
=TBC=
.
A/N : Hallo! Miss Bieber balik lagi dengan cerita baru. ^w^)/ Bagaimana? Chapter satu memang sengaja Bieber buat pendek Semoga nggak kecewa ya :3
Aduh~ Maaf seenaknya membuat Hanabi sebagai kakaknya Hinata . Memang awalnya Bieber bermaksud membuat Pair utamanya itu MenmaHana. Tapi, setelah tanya sana-sini dan memantapkan hati, Bieber putuskan untuk menggunakan Pair no satu Bieber NARUHINA w)
Ini debut pertama Bieber di genre Hurt/Confrt. Jadi harap maklum saja kalau banyak terjadi kesalahan ^_^
Oh.. Fic ini adalah realisasi dari pertanyaan yang Bieber tanyakan sama kalian di Chapter terakhir karya Bieber sebelumnya(?) #Hoy
Kalau respon dari Minna-san semua baik, Bieber akan sering Update seminggu sekali. Tepatnya setiap Hari Rabu/Kamis ^_^ Janji deh. Tapi mungkin kalau lagi Mood, Bisa Update Kilat juga. wkwkwkkwk :v #Digiles
Sedikit info nih ya :D Rambut Hanabi memang pendek loh kalau Shippuden ^_^ Bieber liat di komik RockLee's SpringTime of Youth chapter 34.
Tapi Bieber bingung juga u,u di komik Naruto aslinya, saat Hinata terkena efek Mugen Tsukiyomi, Tepatnya saat Hinata bermimpi. Disana diperlihatkan rambut Hanabi masih panjang -_- ah sudahlah Bieber bingung -.-
.
Bagi kalian yang meminta Chapter 6 Ataupun Sequel Fic "I am Ugly" Sedang Bieber pertimbangkan ^_^ Semoga Bieber bisa cepet Update Sequel Fic Tersebut ya! ^_^
.
Akhir kata,
.
Mind To Review?
