CHAPTER 1
Yang aku ingat waktu itu hujan turun dengan sangat lebat. Aku melihat kebelakang, tubuh seorang pria yang tergelatak di tengah jalan dengan darah yang mengalir deras dari tubuhnya. Sesaat aku terpaku melihatnya yang sudah di kelilingi orang-orang, air mataku jatuh bergabung dengan air hujan yang terus mengguyur kota ini. Tubuhku seakan sulit di gerakkan, suaraku seolah tersangkut di tenggorokan, aku ingin berteriak memanggilnya tapi mulutku tertutup rapat-rapat.
Kenapa kau harus menolongku….
Bibi berteriak histeris di lorong rumah sakit begitu mendengar anaknya tertabrak mobil, sedangkan paman bergegas masuk ke ruang ICU mengingat ia adalah dokter di rumah sakit ini. sedangkan aku hanya bisa menangis sambil memeluk bibi yang juga balas memelukku dengan erat berusaha menenangkannya. Keluarga besar Itachi juga sudah mulai berdatangan saat mereka mendengar berita tentang tentangnya. Orang tuaku juga datang, saat itu aku langsung memeluk ibuku, menangis di pelukannya. Semua orang masih dalam keadaan tegang, 3 jam sudah berlalu tapi tidak ada tanda-tanda suster atau dokter yang keluar dari ruangan itu. Aku masih saja berdoa berharap tuhan menolong Itachi.
Ini salahku… semua ini salahku…
Waktu terus berjalan, tidak ada yang berniat berbicara saat itu, sampai beberapa saat kemudian pintu ruang ICU itu terbuka lebar dan paman melangkah keluar dengan wajah sedih, bibi Mikoto langsung memeluk suaminya. Semua orang terdiam menunggu kalimat yang di ucapkan paman Fugaku, termasuk aku yang menunggu dengan perasaan cemas.
" Itachi baik-baik saja… hanya perlu pemeriksaan sedikit dan istirahat total…"
Semua orang tersenyum dan mengucapkan syukur berkali-kali. Aku tersenyum lega sambil menyeka air mataku, ibuku tersenyum sambil memelukku yang ada di sampingnya. Sesaat aku melihat wajah paman yang masih terlihat ragu, tapi ia langsung tersenyum melihat wajah istrinya yang tengah menatapnya, mengatakan semuanya baik-baik saja.
Tiga hari sudah berlalu sejak saat itu, Itachi masih belum sadar sedangkan bibi Mikoto masih terus setia menemaninya tak mengenal lelah sedikitpun. Semua keluarganyapun datang silih berganti untuk menyemangati bibi dan paman, kedua orang tuaku pun juga sering datang ke rumah sakit. Sekilas aku berpikir itachi benar-benar beruntung. Aku sedikit demi sedikit mulai mengenal anggota keluarga itachi , ternyata semua keluarga itachi adalah orang yang ramah tidak seperti orang kaya yang lain mereka semua kelihatan sederhana tidak membedakan status sosial sama sekali, dan itu membuatku merasa nyaman.
" Hinata ayo kemari, jangan melamun sendirian di situ…"
Aku mendengar suara bibi mikoto memanggilku, segera-ku langkangkahkan kakiku mendekat kearahnya, di pandangi semua orang membuatku salah tingkah.
" wah… jadi ini ya calon menantumu…"
Aku tersipu malu mendengar salah satu keluarga bibi yang menggodaku, kalau tidak salah mereka dari keluarga shimura. Bibi Mikoto hanya tersenyum, ia kemudian menarik tanganku untuk mendekat padanya.
" bagaimana, manis tidak calon menantuku… "
Aku salah tingkah lagi mendengar kalimat bibi Mikoto, membuat orang-orang yang ada di sana hanya tertawa. Mereka terus saja menggodaku bahkan ibu kandungkupun juga ikut-ikutan manjahiliku, huh! mereka menyebalkan. Aku merasakan Hp-ku bergetar, aku melihat nama di layar HP-ku dengan sedih. Akupun langsung permisi meninggalkan mereka yang masih asik menggodaku dengan perasaan campur aduk.
" halo ? "
" bagaimana keadaan kakakku? "
Seperti biasa ia selalu to the point.
" ia mulai membaik…"
" hm.. aku merindukanmu.. kau tidak pernah menghubungiku selama tiga hari ini.. "
" lalu?.."
" lalu kau harus menjelaskan semuanya padaku "
" aku merawat kakakmu.. hanya itu "
" kenapa nada berbicaramu seperti itu.. aku tidak suka "
" lalu? "
" berhentilah mengatakan 'lalu' itu lagi.. aku benar-benar tidak suka "
" jika kau memang tidak suka.. kenapa kita tak mengakhiri hubungan kita saja.."
" kenapa hari ini kau sensitive sekali.. kau sedang datang bulan? "
" jika tidak ada yang ingin kau katakan, aku matikan.."
" hei tung—"
Aku mematikan HP-ku dengan sedih. Saat ini yang ada di pikiranku hanya ada itachi , bagaimana ia mendorong tubuhku agar aku tak tertabrak mobil saat itu dan berakhir dengan dia yang menggantikanku. Aku lagi-lagi menangis jika mengingat tubuhnya penuh dengan darah saat itu hanya untuk menyelamatkan gadis yang telah membuatnya patah hati. Kali ini aku benar-benar merasa bersalah pada paman dan bibi tidak menceritakan semuanya, alasan mengapa itachi bisa tertabrak mobil. Aku takut mereka akan membenciku dan marah padaku, biarlah aku menjadi pengecut untuk saat ini dan menjadi pendosa karna berbohong pada mereka.
" aku akan bertanggung jawab.. aku janji.. "
Seminggu telah berlalu dan ia masih belum sadar, kali ini aku benar-benar dibuat khawatir olehnya. Bukan hanya aku, tapi bibi dan anggota keluarga yang lainpun ikut khawatir, tapi paman selalu mengatakan bahwa itachi baik-baik saja. aku hanya menghela nafas mendengarnya mungkin paman benar bahwa itachi baik-baik saja, aku hanya perlu yakin bahwa itachi adalah laki-laki yang kuat. Sampai suatu hari saat aku melewati ruangan paman Fugaku. Saat itu tampa sengaja aku mendengar paman sedang berbicara dengan ayahku yang membuat duniaku seolah hancur seketika.
" aku tak bisa menemukan pendonor mata.."
Aku mendengar suara ayahku sekilas, awalnya aku ingin menerobos masuk begitu saja memberikan obat vitamin untuk paman tapi aku yakin itu tidaklah sopan, jadi aku hanya berdiri di depan pintu menunggu mereka sampai selesai berbicara.
" aku mohon bantu aku Hiashi... aku tidak tau lagi harus minta tolong pada siapa lagi.. selain kau.."
Jujur, aku sedikit terkejut mendengar suara paman yang pertama kalinya terdengar begitu putus asa.
" baiklah aku akan berusaha.. aku akan mencari pendonor mata untuk itachi .."
Sesaat aku merasa otakku kosong, pendonor mata? Untuk itachi ?
" terima kasih.. ku mohon jangan beritahu siapapun tentang ini.."
Aku berlari meninggalkan ruangan paman dengan tergesa-gesa sambil menangis, sekarang aku mengerti kenapa ayah jarang terlihat menjenguk itachi , ia mencari pendonor mata untuknya. Hatiku seakan ditusuk beribu pisau mengetahui hal ini.
Ini salahku… ini benar-benar salahku…
Kini sebulan telah berlalu. Bibi Mikoto sudah mulai bertanya yang macam-macam pada paman Fugaku yang hanya di balas senyuman dan mengatakan semua baik-baik saja. Aku hanya terdiam melihatnya. Rasa bersalah atas semua kejadian yang dialami Itachi membuatku harus bertanggung jawab, aku sudah berjanji pada diriku sendiri, saat Itachi terbangun aku akan menyerahkan semua yang aku punya, semuanya.
To Be Continue…
FFn pertamaku.. yeay... semoga ada yang minat meninggalkan kritik dan saran... Mind to Review?
