KHR © Amano Akira
—
Katekyo Hitman Reborn : Cavallone arc
—No matter where you are, I always with you—
D18, 8059, 1006927, R27
Romance/Angst
Warning: OOC, OC, semi-AU, Shonen Ai
—
Rain | 1
—
Suara desahan nafas tampak terdengar ditengah kegelapan tempat itu. Suara langkah kaki juga terdengar sedang berlari dan seakan mengindari sesuatu yang sangat berbahaya.
"Apa yang kau lakukan—" berhenti ketika didepannya dinding sudah membatasi ruang geraknya. Menatap kearah belakang, seorang laki-laki yang seakan tertelan oleh kegelapan yang selalu menutup bayang wajahnya, tampak terus berjalan tanpa menunjukkan ekspresi yang berlebihan—hanya tatapan datar dan dingin.
"Menyedihkan, beginikah sikap seorang Don—" sinar rembulan menyinar seseorang yang berlari tadi. Sosok pemuda berambut pirang dengan mata cokelat dan tatto api biru, terluka parah, dengan darah disekujur tubuhnya, tampak kesal dan ketakutan menatap pemuda didepannya, "—Dino Cavallone...?"
"Kau—" mengeratkan giginya, kesal dengan perkataan pemuda itu. Tetapi, kau tidak mungkin melupakan apa yang sudah dilakukan oleh pemuda itu, "—membunuh semuanya...dan kau—KAU membunuh Kyouya!"
Berjalan tanpa menjawab semua yang ditanyakan Dino, pemuda itu mendekat. Melihat kearah Dino dalam jarak yang dekat. Hanya ada kegelapan, karena wajahnya tertutup bayangan tudung kepalanya. Matanya tampak cokelat menyala dan tangannya bergerak menyentuh dagu Dino.
"Siapa sebenarnya kau..."
"Kau mau tahu siapa aku?" Ia membuka tudung kepalanya, membiarkan cahaya rembulan menerangi wajahnya. Dino melihatnya—terkejut, seakan semua yang ia lihat adalah mimpi.
"Mustahil, kau—" Dino mencoba untuk tetap sadar, tetapi entah kenapa dengan cepat rasa kantuk semakin menguasainya. Matanya sedikit demi sedikit tertutup, dan pada akhirnya jatuh dan ditangkap pemuda itu.
"Have a nice dream, Dino—" menutup kembali wajahnya dibalik kegelapan, pemuda itu tersenyum—dingin dan kejam, "—forever..."
'Kyouya...'
—
Sedang berada dirumahnya, Hibari tampak sedikit tersentak secara tiba-tiba. Entah kenapa, ia seakan merasakan perasaan yang aneh dan juga buruk. Menatap kearah langit malam yang dibasahi oleh hujan itu.
'Kyouya, kalau aku tidak ada disampingmu—tatap saja langit, karena dimanapun aku berada aku akan menatap langit yang sama denganmu!'
...
"Kyo-san, maaf menganggumu malam-malam, Tsunayoshi-san datang ingin bertemu dengan anda," Tetsu tampak tenang dan juga membungkukkan kepalanya seperti biasa. Hibari hanya menatapnya sebelum berbicara.
"Suruh dia masuk," masih menyenderkan kepalanya dibingkai pintu yang menuju kearah taman, Hibari masih menatap langit malam itu. Tetsu hanya bisa mengangguk, raut wajahnya sedikit berubah—bingung, gugup, sedih menjadi satu. Membuat Hibari sedikit bingung dengannya.
"Ada apa Tet—"
"Hibari-san—" Hibari menatap pemuda berambut cokelat itu. Baru saja ingin mengkamikorosunya karena tiba-tiba masuk tanpa mengatakan apapun. Tetapi melihat tatapannya yang sama seperti Tetsu, Hibari tahu ada sesuatu yang buruk terjadi. Dan itu sangatlah buruk.
"Ada apa denganmu..."
"Maafkan aku—" menundukkan kepalanya, bahkan sampai duduk dan bersujud didepan Hibari. Suara Tsuna tampak bergetar dan tidak berani untuk menatap Hibari yang masih bingung dengan kelakuan Tsuna, "Maafkan aku karena tidak bisa menyelamatkan Dino-san..."
Dan tatapan Hibari tidak pernah berubah. Tetapi, entah apa yang difikirkannya—walaupun didepannya sekarang Tsuna sudah menangis, walaupun hujan tampak turun membasahi setiap lantai karena pintu yang ia buka, ia sama sekali tidak beranjak dari tempatnya berdiri. Dan tidak mengatakan satu patah katapun.
Menatap kearah langit yang mendung, hanya bisa menghela nafas panjang dan menutup matanya.
'Tunggu aku, aku akan menemuimu setelah ini Kyouya...'
—
"Bucking Bronco itu sedang kembali dari misinya—sedang berada di Jepang, dan ia meminta Juudaime untuk mengantarnya," asap putih mengepul disekitar sang Storm Guardian. Ia yang paling tahu—ia yang bersama dengan Tsuna ketika itu yang tahu keadaan Dino sampai akhirnya menghilang, "karena Juudaime memiliki beberapa tugas untuk dikerjakan, ia hanya bisa menemaninya lewat telpon. Awalnya tidak terjadi apapun..."
...
"Tetapi tiba-tiba semuanya menjadi aneh—" mengeluarkan sebuah rekaman dan meletakkannya diatas meja.
"Kyouya?"
"A—apa yang kau lakukan pada Kyouya!"
BANG! BANG!
"A—aaa, Kyo—Kyouya...KAU!"
"Romario!"
Terdengar suara-suara langkah yang sangat terburu-buru. Nafas Dino juga tampak memburu, hanya itu yang terdengar sebelum kesunyian yang terekam.
"A—apa yang sebenarnya kau lakukan!"
Terdengar gumaman seseorang yang tampak tidak jelas. Suara langkah kaki yang mendekat juga tampak menggema.
"Kau...membunuh semuanya...dan—KAU membunuh Kyouya!"
"Siapa sebenarnya kau..."
"...u...ingin tahu...?"
"Kau—!"
TRAK!
"Have a nice dream, Dino—forever..."
"Semua ini adalah rekaman yang diambil ketika itu—" mematikan rekaman yang ada disana, memangku kedua tangannya diatas meja, "—aku sudah mencoba untuk melacak keberadaannya, dan ketika itu hanya handphone ini yang ditemukan disalah satu sisi jalan..."
Menunjukkan handphone dengan gantungan berbentuk hibird dan meletakkannya disebelah rekaman itu.
"Sampai sekarang keberadaan bucking bronco itu tidak diketahui...dan ada kemungkinan kalau ia—" menatap lawan bicaranya sebelum Gokudera melanjutkan perkataannya, "—ia sudah tewas..."
...
"Kalau sampai itu terjadi, apa yang akan kau lakukan—Hibari?"
Hibari hanya bisa menatap Gokudera dengan tatapan dingin seperti biasanya. Menyilangkan kedua tangannya didepan dada, memikirkan sesuatu sebelum berjalan dan mengambil rekaman serta handphone itu.
"Maka aku tidak akan melakukan apapun—" hanya satu kalimat singkat itu, dan Hibari berjalan keluar dari tempat itu.
...
"Dasar tidak jujur—" mengacak rambutnya frustasi dengan apa yang ia lakukan, seakan ia pernah mengalami hal itu. Menatap kearah langit malam itu, menutup matanya dan menghembuskan asap rokok itu, "—iyakan, Takeshi..."
—
"Tetapi sebenarnya apa yang terjadi?"
Tsuna sedang berada diruangannya bersama dengan Reborn dan juga Mukuro, serta Ryouhei. Mendengarkan rekaman yang memang disimpan dalam dua tempat agar bisa diselidiki oleh semuanya. Mendengarkan nada suaranya yang tiba-tiba berubah dan semuanya menjadi kacau.
"Aku yang mendengarnya dengan telingaku—semuanya tampak seperti biasa, sampai ketika tiba-tiba Dino-san memanggil nama Hibari-san..."
"Yang membuat bingung adalah—" Reborn yang duduk diatas meja, dalam wujud TYLnya tentu saja, tampak mendengarnya dengan seksama, "—Hibari tidak pernah sama sekali meninggalkan markas Vongola ketika peristiwa ini terjadi..."
"Lalu kenapa—"
"Ilusi?" Mukuro yang sedaritadi duduk disalah satu sofa yang ada disana pada akhirnya angkat bicara. Menyilangkan tangannya, dan ia hanya menutup matanya tanpa menatap siapapun, "ya, melihat kenyataan ia memanggil dan mengatakan kalau 'siapapun' itu membunuh Kyouya. Tetapi kenyataannya sekarang Kyouya tetap hidup dan tidak pernah keluar dari markas sejak kejadian itu—hanya ilusi jawabannya..."
...
"Siapa yang bisa melakukan ilusi itu—"
—
'Kyouya, aku membuatkanmu ini!'
'Milikku hibird dan milikmu berbentuk Enzio...'
'Aku akan melihatnya ketika aku kembali ke Jepang—kuharap kau memakainya Kyouya!'
Duduk sambil menyandarkan tubuhnya di dinding kamarnya. Menghela nafas, menutup matanya sejenak sebelum membukanya dan menatap langit yang masih menurunkan hujan itu. Hanya menampakkan tatapan kosong—seakan tidak ada jiwa yang menempati tubuh itu.
'Dasar bodoh, untuk apa membuatkan ini...'
'Aku tidak akan memakainya...'
'Hanya herbivore yang memakai benda seperti ini...'
Semua memori terakhir yang ia dapatkan, semua yang ada difikirannya saat ini hanyalah itu. Terakhir kali Dino datang, menghampirinya dan pertemuan kalian yang biasanya.
Semua seperti biasa—
'Kenapa kau tidak mau menerima cintaku?'
'Aku bersungguh-sungguh Kyouya...'
'Aku benar-benar mencintaimu Hibari Kyouya!'
Senyumannya—
'Kyouya, aku datang!'
Suaranya—
'Kyouya...'
Pelukannya, kehangatannya...
Entah kenapa semuanya dapat Hibari rasakan saat itu. Dan semua itu, seakan menghilang ketika tetesan hujan mulai membasahinya—ya, tanpa ia sadari ia sudah berjalan. Dengan kimono hitamnya, berjalan kearah taman dan membiarkan air hujan itu mulai mengguyur seluruh tubuhnya.
'KYOUYA!'
Bahkan—semua yang ia dengar direkaman itu hanyalah suaranya yang memanggil namanya. Dan kenyataannya, ia tidak pernah ada disana untuk menemaninya.
Rambut hitamnya basah—bukan hanya karena hujan yang turun, tetapi tanpa sadar air matanya sudah mengalir dengan deras. Disamarkan oleh air hujan yang membasahi pipinya, Hibari Kyouya menangis. Sesuatu yang tidak ia sukai, dan tidak akan mungkin ia tunjukkan seumur hidupnya.
Ia membiarkan air hujan itu membasahi wajahnya—sebelum tiba-tiba hujan disekitarnya berhenti. Seseorang memayunginya, dan Hibari tampak menoleh untuk melihat seseorang yang ada dibelakangnya.
Seseorang yang tersenyum, menatap kearahnya dengan mata cokelatnya dan rambut kuning pucat. Dia—berada disini, dihadapanmu—
"Kenapa kau menatapku seperti itu—Hibari Kyouya?"
—seseorang yang membuatmu tampak memalukan malam itu.
—
Rain | End
—
Cio : untuk chapter ini ga bisa nutup dulu ^^' soalnya lagi keburu-buru, mau hiatus :3 jadi cuma satu yang bisa dibilang...
All : RnR Minna~
