"hari ini kita pulang bareng ya Sasuke." ucap pemuda berambut pirang - Naruto pada kekasihnya, Sasuke.
"Hn, aku sibuk Dobe." balas Sasuke sambil memasukkan barang-barangnya kedalam tas.
"oh, baiklah. Aku mengerti." raut wajah Naruto mulai mendung.
Sebenarnya Naruto bingung dengan sikap Sasuke akhir-akhir ini, dia sering kali menolak ajakan Naruto pulang bersama, atau kencan dihari minggu. Bahkan Sasuke selalu bersikap dingin terhadapnya, seperti hari ini ketika Naru mengajaknya makan siang bersama, Sasu lebih memilih ikut rapat Osis yang dulu jarang dihadirinya demi menemani Dobe nya itu.
"haahh~ kau itu kenapa Teme?" Naru menghela nafas panjang.
"NARUTO!" sapa pemuda dengan tatto segitiga terbalik dikedua pipinya -Kiba.
"oh, kau Kiba." jawab Naru lesu.
"kau kenapa Nar? Hei, mana Sasuke? Belakangan ini aku jarang melihatmu bersamanya." tanya Kiba.
"entahlah Kib. Dia sungguh...berbeda sekarang ini." ucap Naruto.
Kiba tersenyum sambil menepuk bahu teman baiknya itu.
"sabarlah Nar. Mungkin dia sedang sibuk." ucapnya menenangkan.
"haha, arigatou kib." jawab Naru dengan cengiran khasnya. Namun tak mampu menyembunyikan kegalauan dimatanya. Kiba hanya geleng-geleng menghadapi sikap sahabatnya yang sudah setahun ini pacaran dengan rivalnya dulu, Sasuke.
.
Naruto menyelesaikan makan malam lebih awal dari biasanya, kemudian berjalan menuju kamar. Niatnya ingin menelepon Sasuke, sekedar ingin mendengar suaranya.
Naru menekan nomer handphone Sasu yang sudah dihafalnya diluar kepala.
Tuuutt...tut..tuut
"tch! Kemana kau Teme?! Kenapa nomermu tidak bisa ku hubungi?" Naruto meremas rambutnya, galau.
.
"TEME! Pokoknya hari ini kau harus pulang bersamaku!" teriak Naruto disaat jam istirahat sebelum Sasuke meninggalkan kelas.
"aku ada urusan dengan OSIS Dobe." ucap Sasuke tanpa memandang kearah Naruto.
"Kau ini kenapa Sasuke? Apa aku berbuat salah? Kenapa kau mengacuhkanku? Atau urusan osis mu itu lebih penting dariku?" desak Naruto egois.
"..." diam, tidak ada jawaban dari sang Uchiha muda.
"Sasuke.." panggil Naruto dengan nada melunak.
"terserah kau Dobe." jawab Sasuke seraya meninggalkan Naruto yang tampak kaget mendengar jawaban Sasuke.
Selama ini sikap Sasuke padanya memang dingin, tapi tak pernah sedingin ini hingga tidak menghiraukan 'dobe' nya itu.
Gaara yang menyaksikan adegan yang baru saja terjadi itu, mendekati Naruto.
"Naru, sebenarnya aku tak ingin membicarakan ini padamu. Aku..."
"katakan saja Gaara." potong Naruto.
"ini, tentang Sasuke." ucap Gaara.
"ada apa dengan Sasuke? Apa kau tau sesuatu?" tanya Naruto menyelidik.
"nnng, sebenarnya..beberapa hari yang lalu ketika aku ke perpustakaan kota, aku melihat Sasuke." ucap Gaara sambil menunggu reaksi Naruto.
"lalu? Apanya yang aneh Gar? Bukankah Sasu memang sering kesana?" tanya Naruto tak mengerti.
"memang. Tapi waktu itu, aku melihatnya bersama..." Gaara menelan ludah sebelum melanjutkan kata-katanya, sebenarnya ia tak tega memberitahukan yang dilihatnya tempo hari dan membuat sahabatnya dari kecil itu bertambah galau. Namun ia juga tidak tega membiarkan Naruto terus penasaran dengan sikap kekasihnya.
"dengan siapa?" tanya Naruto tidak sabar.
"kau harus berjanji padaku bahwa kau tidak akan melakukan hal konyol setelah aku memberitahumu." ucap Gaara mulai khawatir melihat emosi Naruto yang mulai naik.
"SUDAH KATAKAN SAJA GAARA!" teriak Naruto.
"baiklah baiklah, aku melihat Sasuke bersama...Sakura..." Gaara sudah bersiap menutup telinganya jika Naruto berteriak. Hening
hening
hening...
Gaara membuka mata dan telinganya, ia terkejut melihat Naruto yang berwajah pucat.
Tidak ada yang tahu siapa Sakura itu, kecuali Naruto, Gaara dan Kiba karena mereka satu sekolah sejak kecil dulu, hingga akhirnya Sakura pindah sekolah, dan disanalah ia berkenalan dengan Sasuke dan menjalin hubungan. Kemudian putus sepihak karena Sasuke harus pindah ke Konoha. Selama itu, Sasuke tidak pernah menghubungi Sakura.
Naruto lah yang paling tahu seperti apa dinginnya Sasuke ketika awal pindah ke konoha, Naruto lah yang paling tahu seperti apa perasaan Sasuke pada Sakura, karena hal itulah yang membuat hubungannya dan Sasuke menjadi seperti sekarang. Namun kini, Sakura ada disini, kembali ke Konoha, untuk apa? Itulah yang berputar dikepala Naruto saat ini. Kenapa Sasuke tidak berterus terang? Naruto memegangi kepalanya yang terasa berkunang-kunang. Dan tiba-tiba...
Brugh..
"Naruto!"
"to...Naruto...!" sayup-sayup pemuda pirang itu mandengar namanya dipanggil.
"ngh..." erangnya.
Perlahan iris sebiru langit itu terbuka.
"Naruto! Syukurlah kau sudah sadar." Ucap sebuah suara.
"dimana ini?" ucapnya ketika sudah sadar sepenuhnya.
"kau diruang kesehatan bodoh, kau tiba-tiba pingsan tadi." Ucap suara itu lagi yang ternyata adalah suara Gaara yang dari tadi menemani Naruto salama tidak sadarkan diri.
Naruto mulai mengingat apa yang membuatnya pingsan, diperhatikan sekeliling ruang kesehatan, namun ia tampak kecewa ketika ia tak melihat apa yang diharapkannya.
"apa..." Naruto menggantung kalimatnya
"hng?" tanya Gaara penasaran.
"apa Sakura benar-benar telah kembali Gaara?" ucap Naruto dengan wajah sendunya.
Ia tahu benar bahwa gadis berambut pink itu sangat berarti bagi Sasuke, bahkan ketika Sakura meninggalkan Sasuke begitu saja pun, Naruto selalu yakin bahwa Sasuke tak pernah sedikitpun tidak memikirkan gadis itu.
"tch...lalu kenapa kalau Sakura telah kembali Naruto? Bukankah saat ini kau yang memiliki Sasuke,bukan Sakura lagi seperti dulu?" ucap Gaara yangmengerti kegalauan sahabatnya itu.
"dia berubah Gaara...dia kembali seperti dulu, ugh...!" naruto meremas rambutnya frustasi. Baginya Sasuke adalah pemuda yang sangat ia sayangi sejak pertama ia mengenalnya. Meskipun berawal dari saling membenci.
"itu hanya perasaanmu Naruto." Ucap Gaara menenangkan.
"..."
"hmm...sebaiknya aku mengantarmu pulang Naruto, agar kau bisa beristirahat." Gaara mengulurkan tangannya membantu Naruto beranjak dari tempat tidur.
Sulit. Sangat sulit tentunya untuk seorang Naruto demi mendapatkan saorang Sasuke yang telah menutup hatinya.
Namun seperti sebuah keajaiban, setelah perkelahian, pertengkaran dan perdebatan sengit yang terjadi setiap hari diantara mereka, Sasuke menyatakan cintanya pada Naruto setelah ia menyelamatkan pemuda itu dari pengeroyokan kakak kelasnya-Pain.
Naruto yang belum mempercayai bahwa mimpinya untuk memiliki Sasuke selama ini, kini hampir didapatkannya hanya mampu menganggukdan mengeluarkan cengiran khasnya sehingga sang Uchiha muda yang terkenal dengan wajah stoicnya pun menampakkan semburat merah di pipinya meskipun samar dan hanya dapat dilihat oleh Naruto sendiri. Dan saat itulah, Naruto merasa bahwa Sasuke telah berubah, tidak lagi suram dan kelam seperti pertama kali Sakura meninggalkannya untuk mengikuti kepindahan keluarganya ke Suna.
Deg..
Nyeri pada bagian kiri dada Naruto ketika mengingat sikap Sasuke akhir-akhir ini padanya. Mengapa Sasuke belum juga mau tebuka dan jujur pada Naruto tentang ini, memang menyebalkan sekali ketika orang yang kita sayangi diam-diam masih berhubungan dengan orang yang pernah berarti dalam sejarah percintaannya, apalagi membuat sikap mereka berubah. Ayolahhh...meskipun tidak suka, tapi lebih melegakan kalau tahu dari pasangan sendiri mengenai hal itu daripada harus ada orang lain yang memberitahu kan~?
Tok...tok...tok
Ketukan pintu dikamarnya membuyarkan lamunan Naruto. Segera saja ia berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang mengganggunya setelah ia berpesan pada kaa-san nya bahwa sedang ingin istirahat.
Ceklek...
"hn...dobe". kata itu yang pertama didengar Naruto ketika pintu kamarnya telah terbuka sedikit. Lalu bagaimana reaksi sang Namikaze muda? Syok tentu saja, sampai beberapa detik lalu ia masih memikirkan-sendiri-tentang Sasuke,dan kini Uchiha bungsu itu telah berada didepan kamarnya.
Setelah sembuh dai keterkejutannya, Naruto mulai mencoba bersikap seperti biasanya, mengeluarkan cengiran lima jariandalannya.
"tumben kau kesini malam-malam teme?" Naruto mempersilakan Sasuke masuk meskipun ada sedikit ketakutan dalam hatinya. Ia takut...Sasuke akan membicarakan tentang yang ia khawatirkan-Sakura.
"kau bolos dobe?" tanya Sasuke.
Naruto memiringkan kepalanya-berfikir-. Ah! Benar juga, tadinya ia pingsan dan tidak mengikuti pelajaran hingga pulang.
"ah!ahahahahaha...yah sekali-kali aku ingin membolos teme."jawab Naruto sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"..."
Hening...
Cukup lama, dan itu menyiksa bagi seorang seperti Naruto.
"apa kau hanya ingin menanyakan itu Sasuke?" tanya Naruto tidak tahan diam lebih lama.
"hn..."
"tch...kalau begitu pulanglah. Aku ingin istirahat Sasuke." Kata Naruto kemudian.
Sasuke sedikit terkejut, bukan karena Nruto baru saja mengusirnya. Api karena ekspresi Naruto ketika mengatakan itu, baru pertama kali dilihat Sasuke. Raut wajah itu...begitu kalut, sedih dan...terluka. tanpa menunggu lagi, Sasuke beranjak meninggalkan Naruto. Begitu sampai diluar rumah Naruto, kembali Sasuke terkejut...
'jangan-jangan...'
